Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Konsep Istirahat dan Tidur


I.1. Definisi
Tidur adalah suatu keadaan tidak sadar di mana persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan kembali dengan
indra atau rangsangan yang cukup. Sedangkan istirahat adalah suatu keadaan
dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar
(Tarwoto Wartonah,2014).
1.2 Sistem Fisiologi
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system batang otak, yaitu Reticular
Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region (BSR). RAS di bagian
atas batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan
kewaspadaan dan kesadaran, member stimulus visual, pendengaran, nyeri dan
sensori raba, serta emosi dan proses berfikir. Pada saat sadar, RAS melepaskan
katekolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serotonin dari BSR
(Tarwoto Wartonah,2014).
1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tidur dan istirahat
Faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur, yaitu (Ibrahim, 2015) :
a. Penyakit
Sakit yang menyebabkan nyeri dapat menimbulkan masalah tidur. Seseorang
yang sedang sakit membutuhkan waktu tidur lebih lama dari pada keadaan
normal. Sering sekali pada orang sakit pola tidurnya juga akan terganggu
karena penyakitnya seperti rasa nyeri yang ditimbulkan oleh luka, tumor atau
kanker pada stadium lanjut.
b. Lingkungan
Lingkungan dapat mendukung atau menghambat tidur, temperatur, ventilasi
penerangan ruangan, dan kondisi kebisingan sangat berpengaruh terhadap
tidur seseorang.
c. Kelelahan
Kelelahan akan berpengaruh terhadap pola tidur seseorang. Semakin lelah
seseorang akan semakin pendek tidur REMnya.
d. Gaya hidup
Orang yang bekerja shift dan sering berubah shift nya harus mengatur
kegiatannya agar dapat tidur pada waktu yang tepat. Keadaan rileks sebelum
istirahat merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan seseorang
untuk dapat bisa tidur.

e. Stres emosi
Depresi dan kecemasan seringkali mengganggu tidur. Seseorang yang
dipenuhi dengan masalah mungkin tidak bisa rileks untuk bisa tidur.
Kecemasan akan meningkatkan kadar norepinephrin dalam darah yang akan
merangsang sistem saraf simpatetik. Perubahan ini menyebabkan
berkurangnya tahap IV NREM dan tidur REM.
f. Obat-obatan dan alcohol
g. Beberapa obat-obatan berpengaruh terhadap kualitas tidur. Obat-obatan yang
mengandung diuretic menyebabkan insomnia, anti depresan akan memsupresi
REM. Orang yang minum alkohol terlalu banyak seringkali mengalami
gangguan tidur.
1..4 Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada kebutuhan tidur dan
istirahat :
a. Insomnia
Adalah ketidakmampuan memperoleh secara cukup kualitas dan kuantitas
tidur. Gejala yg dialami oleh klien yg mengalami kesulitan kronis untuk tidur,
sering terbangun dari tidur, dan/ tidur singkat.
b. Hipersomnia
Berlebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari 9 jam, biasanya di sebabkan
oleh depresi, kerusakan saraf tepi, beberapa penyakit ginjal, liver dan
metabolisme.
c. Parasomnia
Merupakan sekumpulan penyakit yang mengganggu tidur anak, Masalah
tidur yang lebih banyak terjadi pada anak-anak seperti Night terrors dan
mimpi buruk.
d. Narcolepsi
Narcolepsi merupakan keadaan tidak dapat mengendalikan diri untuk tidur,
misalnya tertidur dalam keadaan berdiri, mengemudikan kendaraan atau di
saat sedang membicarakan sesuatu.
e. Apnea Tidur
Apnea tidur adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran udara
melalui hidung dan mulut selama periode 10 detik atau lebih pada saat tidur.
Klien yang mengalami apnea tidur seringkali tidak memiliki tidur dalam yang
signifikan. Selain itu banyak juga terjadi keluhan mengantuk yang berlebihan
di siang hari.

f. Deprivasi Tidur
Adalah masalah yang dihadapi banyak klien sebagai akibat disomnia,
penyebabnya dapat mencakup penyakit ( mis. Demam, sulit bernapas atau
nyeri ), stres emosional, obat-obatan, gangguan lingkungan, dan
keanekaragaman waktu tidur yang terkait dengan waktu kerja. Dokter dan
perawat cenderung mengalami deprivasi tidur karena jadwal kerja yang
panjang dan rotasi jam dinas.
II. Rencana asuhan klien dengan gangguan kebutuhan istirahat dan tidur
2.1 Pengkajian
2.1.1 Riwayat keperawatan
a. Kebiasaan pola bangun tidur
b. Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari
c. Alat bantu tidur
d. Gangguan tidur / factor-faktor kontribusi
2.1.2 Pemeriksaan Fisik : Data Fokus
- Data subjektif
a. Klien merasa lesu, mengantuk sepanjang hari
b. Mengeluh susah tidur, kurang istirahat
c. Pandangan dirasa kabur, mata berkaca-kaca
d. Emosi meningkat, mudah marah/tersinggung
e. Kepala pusing, berat
f. Mengeluh sering terbangun
- Data objektif
a. Wajah nampak kurang bergairah (letih,lesu, lemah)
b Prestasi kerja menurun/kurang konsentrasi
c. Gelisah, sering menguap
d. Mudah tersinggung
e. Ada bayangan hitam di bawah mata
2.1.3 Pemeriksaan Penunjang
a. EEG (electroencephalongram)
b. EMG (electromyogram)
c. EOG (electroocologram)
2.2 Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
Diagnosa I : Gangguan Pola Tidur
2.2.1 Definisi
Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur
akibat faktor eksternal.

2.2.2 Batasan Karakteristik


 Perubahan pola tidur normal
 Penurunan kemampuan berfungsi
 Ketidak puasan tidur
 Menyatakan sering terjaga
 Menyatakan tidak mengalami kesulitan tidur
 Menyatakan tidak merasa cukup istirahat
2.2.3 Faktor yang berhubungan
 Kelembaban lingkungan sekitar
 Suhu lingkungan sekitar
 Tanggung jawab member asuhan
 Perubahan pejanan terhadap cahaya gelap
 Kurang kontrol tidur
 Kurang privasi, pencahayaan
 Bising, bau gas
 Restrain fisik, teman tidur
 Tidak familier dengan perabot tidur
Diagnosa 2 : Kelelahan
2.2.4 Definisi
Kelelahan atau keletihan merupakan rasa letih yang luar biasa dan terus
menerus serta penurunan kapasitas kerja fisik serta mental pada tingkat yang
biasanya.
2.2.5 Batasan Karakteristik
 Gangguan konsentrasi
 Tidak tertarik pada lingkungan
 Meningkatnya komplain fisik
 Kelelahan
 Secara verbal menyatakan kurang energy
 Penurunan kemampuan
 Ketidakmampuan mempertahankan rutinitas
 Ketidakmampuan mendapatkan energi sesudah tidur
 Kurang energy
 Ketidakmampuan untuk mempertahankan aktivitas fisik
2.2.6 Faktor yang berhubungan
 Psikologis: kecemasan, gaya hidup yang membosankan, depresi, stress
 Lingkungan: kelembaban, cahaya, kebisingan, suhu
 Situasi: kejadian hidup yang negatif,
 Psikologis: anemia, status penyakit, malnutrisi, kondisi fisik yang buruk,
gangguan tidur.
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1 gangguan pola tidur
2.3.1 Tujuan
 Anxiety Control
 Comfort Level
 Pain Level
 Rest : Extent and Pattern
 Sleep : Extent and Pattern
Kriteria hasil
 Jumlah jam tidur dalam batas normal
 Pola tidur,kualitas dalam batas normal
 Perasaan fresh sesudah tidur/istirahat
 Mampu mengidentifikasi hal-hal yang meningkatkan tidur
2.3.2 Intervensi
Sleep Enhancement
 Determinasi efek-efek medikasi terhadap pola tidur
 Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
 Fasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur (membaca)
 Ciptakan lingkungan yang nyaman
 Kolaburasi pemberian obat tidur
 Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang tekhnik tidur pasien
 Instruksikan untuk memonitor tidur pasien
 Monitor waktu makan dan minum dengan waktu tidur
 Monitor/catat kebutuhan tidur pasien setiap hari dan jam
Diagnosa 2 Kelelahan
2.3.3 Tujuan
 Activity Tollerance
 Energy Conservation
 Nutritional Status: Energy
Kriteria hasil
 Kemampuan aktivitas adekuat
 Mempertahankan nutrisi adekuat
 Keseimbangan aktivitas dan istirahat
 Menggunakan tehnik energi konservasi
 Mempertahankan interaksi social
 Mengidentifikasi faktor-faktor fisik dan psikologis yang menyebabkan
kelelahan
 Mempertahankan kemampuan untuk konsentrasi
2.3.4 Intervensi Keperawatan
Energy Management
 Monitor respon kardiorespirasi terhadap aktivitas (takikardi, disritmia,
dispneu, diaphoresis, pucat, tekanan hemodinamik dan jumlah
respirasi)
 Monitor dan catat pola dan jumlah tidur pasien
 Monitor lokasi ketidaknyamanan atau nyeri selama bergerak dan
aktivitas
 Monitor intake nutrisi
 Monitor pemberian dan efek samping obat depresi
 Instruksikan pada pasien untuk mencatat tanda-tanda dan gejala
kelelahan
 Ajarkan tehnik dan manajemen aktivitas untuk mencegah kelelahan
 Jelaskan pada pasien hubungan kelelahan dengan proses penyakit
 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan intake makanan
tinggi energy
 Dorong pasien dan keluarga mengekspresikan perasaannya
 Catat aktivitas yang dapat meningkatkan kelelahan
 Anjurkan pasien melakukan yang meningkatkan relaksasi (membaca,
mendengarkan musik)
 Tingkatkan pembatasan bedrest dan aktivitas
 Batasi stimulasi lingkungan untuk memfasilitasi relaksasi
III. Daftar Pustaka
Ibrahim. 2015.Misteri Tidur Edisi 1. Jakarta : Zaman.
Tarwoto & Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.
Nurarif .A.H.,Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.

Banjarmasin, 29 Maret 2019

Preseptor Akademik Preseptor Klini

Muhsinin, Ns., M.Kep, Sp. Anak Hilda Mariana, S.Kep., Ns

Anda mungkin juga menyukai