Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN TEORI
1
2
3. Sistem Kardiovaskuler
Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk
mengambil oksigen dan bersirkulasi keseluruh tubuh guna
menghantarkan oksigen ke jaringan. Agar terbentuk sirkulasi yang baik
guna mendukung kehidupan diluar rahim, terjadi dua perubahan beasar
yaitu penutupan foramen ovale pada atrium paru dan aorta, kemudian
penutupan duktus arteriosus antara arteri paru dan aorta. Perubahan
sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem
pembuluh darah tubuh. Jadi, perubahan tekanan tersebut langsung
berpengaruh pada aliran darah. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh
darah mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau meningkatkan
resistensinya sehingga mengubah aliran darah. Vena umbilikus, duktus
venosus, dan arteri hipogastrika pada tali pusat menutup secara
fungsional dalam beberapa menit setelah bayi lahir dan setelah talipusat
di klem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung dalam 2-3
bulan (Rochmah, 2012)
Maryanti, dkk (2011) mengatakan perubahan sistem
kardiovaskuler yaitu oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah
tekanan dengan cara mengurangi atau meningkatkan resistensinya
sehingga mengubah aliran darah. Perubahan sistem kardiovaskuler yang
terjadi tiga tahap yaitu pertama penutupan foramen ovale, dengan proses
pemotongan tali pusat yang menyebabkan terjadinya penurunan
sirkulasi darah. Hal ini merangsan timbulnya pernapasan pertama kali
dan menyebabkan paru berkembang.
Kedua penutupan duktus arteriosus botali, ini merupakan
pembuluh darah yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta,
pulmonalis menghubungkan ventrikel kanan ke paru untuk memberikan
nutrisi dan pemeliharaan organ paru (pada masa janin), bukan untuk
proses pernapasan. Pada proses pernapasan terjadi perubahan tekanan
pada atriun kanan karena foramen ovale telah menutup, darah akan
dialirkan melalui arteri pulmonalis menuju paru proses ini berfungsi
5
setelah janin lahir. Dan yang ketiga yaitu vena dan arteri umbilikalis,
duktus venosus dan arteri hipogastrika dari talipusat menutup secara
fungsional dalam beberpa menit setelah lahir dan setelah tali pusat di
klem.
4. Metabolisme Glukosa
Otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Pada saat
kelahiran, setelah talipusat diklem, seorang bayi harus mulai
mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru
lahir kadar glukosa darah akan turun dalam waktu 1-2 jam. Bayi baru
lahir yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang cukup
akan membuat glukosa dari glikogen. Hal ini hanya terjadi jika bayi
mempunyai persediaan glikogen yang cukup. Seorang bayi yang sehat
akan menyimpan glukosa sebagai glikogen, terutama dalam hati, selama
bulan-bulan terakhir kehidupan dalam rahim. Bayi yang mengalami
hipotermi saat lahir, kemudian mengakibatkan hipoksia akan
menggunakan persediaan glikogen dalam satu jam pertama kelahiran.
Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai hingga 3-4 jam
pertama pada bayi cukup bulan yang sehat. Jika semua persediaan
digunakan dalam satu jam pertama, otak bayi akan mengalami risiko.
Bayi baru lahir kurang bulan, IUGR, dan gawat janin merupakan
kelompok yang paling berisiko, karena simpanan energi mereka
berkuang atau digunakan sebelum lahir (Rochmah, 2012)
5. Adaptasi Ginjal
Sebagian besar bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam pertama
setelah lahir, dan dua sampai enam kali sehari pada 1-2 hari pertama,
setelah itu mereka berkemih 5 sampai 20 kali dalam 24 jam. Urine dapat
keruh karena lendir dan garam asam urat, noda kemerahan dapat diamati
pada popok karena kristal asam urat (Stright, 2005)
Menurut Muslihatun (2010) fungsi ginjal belum sempurna karena
jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa, ketidak
6
E. Pemeriksaan Penunjang
1. APGAR Score
a. Nilai 1-3 : asfiksia berat
b. Nilai 4-6 : asfiksia sedang
c. Nilai 7-10 : asfiksia ringan (normal)
Tanda APGAR
Skor 0 1 2 Angka
A: Appearance Pucat Badan Seluruh
color (warna Merah, tubuh
kulit). ekstremitas kemerah-
biru merahan
P: Pulse (heart Tidak ada Kurang dari Di atas 100
rate) (frekuensi 100
denyut jantung)
G: Grimace Tidak ada Sedikit Menangis,
(reaksi terhadap gerakan batu/ bersin
rangsangan) mimic
A: Activity Lumpuh Ekstremitas Gerakan
(tonus otot) sedikit fleksi Aktif
R: Respiration Tidak ada Lemah, tidak Menangis
(usaha bernapas) teratur kuat
Jumlah
(Mochtar, 2011).
d. Pengukuran Antropometri
Macam-macam pengukuran antropometri yang dilakukan pada bayi baru
lahir yaitu lingkar kepala, lingkar dada, panjang badan dan berat badan.
e. Reflex pada Bayi Baru Lahir
a) Reflek Moro
Reflek ini terjadi karena adanya reaksi miring terhadap rangsangan
mendadak. Refleksnya simetris dan terjadi pada 8 minggu pertama
setelah lahir. Tidak adanya refleks moro menandakan terjadinya
kerusakan atau ketidakmatangan otak.
b) Refleks Rooting / Refleks Dasar
Dalam memberikan reaksi terhadap belaian di pipi atau sisi mulut,
bayi akan menoleh ke arah sumber rangsangan dan membuka
mulutnya siap untuk menghisap.
9
3. Tahap III
Disebut tahap priodik, pengkajian dilakukan setelah 24 jam
pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh
G. Program Kunjungan Neonatus
Pada Kemenkes RI tahun 2013 tentang standar pelayanan minimal KN
dibagi menjadi 3, yaitu:
a. KN1 adalah kunjungan pada 0-2 hari. Asuhan yang diberikan yaitu
pemberian vitamin K1 injeksi dan imunisasi hepatitis B0 bila belum
diberikan pada saat lahir, perawatan tali pusat, pencegahan hipotermi,
pencegahan infeksi.
b. KN2 adalah kunjungan 2-7 hari. Asuhan yang diberikan yaitu konseling
perawatan bayi baru lahir termasuk ASI eksklusif dan perawatan tali
pusat, periksa tanda bahaya infeksi, pencegahan hipotermi.
c. KN3 adalah kunjungan setelah 7-28 hari. Asuhan yang diberikan yaitu
imunisasi bayi 1 bulan meliputi BCG dan Polio 1, memastikan tidak
terdapat tanda-tanda infeksi, memastikan pemberian ASI ekslusif.
H. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir (Neonatus)
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin
kelainan pada bayi. Resiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam
pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat
dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.
Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan
sesudah memegang bayi
Tabel Pemeriksaan Fisik yang Dilakukan pada Bayi Baru Lahir
Pemeriksaan Fisik yang
Keadaan Normal
Dilakukan
Lihat postur, tonus dan aktivitas Posisi tungkai dengan lengan fleksi
Bayi sehat dan bergerak aktif
Lihat kulit Wajah, bibir dan selaput lender,
dada harus berwarna merah muda,
tanpa adanya kemerahan atau bisul
Hitung pernapasan dan lihat Frekuensi normal 40-60x/menit
tarikan dinding dada bawah Tidak ada tarikan dinding dada
ketika bayi sedang tidak bawah yang dalam
menangis
Hitung denyut jantung dengan Frekuensi denyut jantung normal
meletakkan stetoskop di dada 120-160x/menit
kiri setinggi apeks kordis
Lakukan pengukuran suhu Suhu normal adalah 36,5-37,5°C
ketiak dengan thermometer
Lihat dan raba bagian kepala Bentuk kepala terkadang asimetris
karena penyesuaian pada saat proses
persalinan, umumnya hilang dalam
48 jam
Ubun-ubun besar rata atau tidak
menonjol, dapat sedikit menonjol
saat bayi menangis
Lihat mata Tidak ada kotoran/secret
Lihat bagian dalam mulut Bibir, gusi, langit-langit utuh dan
tidak ada bagian terbelah
Masukkan satu jari yang Nilai kekuatan isap bayi. Bayi akan
menggunakan sarung tangan ke mengisap kuat jari pemeriksa
dalam mulut, raba langit-langit
Lihat dan raba perut Perut bayi datar, teraba lemas
Lihat tali pusat Tidak ada perdarahan,
pembengkakan, nanah, bau yang
tidak enak pada tali pusat, atau
kemerahan sekitar tali pusat
Lihat punggung dan raba tulang Kulit terlihat utuh, tidak terdapat
belakang lubang dan benjolan pada tulang
belakang
Pemeriksaan ekstremitas atas Tidak terdapat sindaktili,
dan bawah polidaktili, siemenline, dan kelainan
kaki (pes equino varus da vagus)
12
I. Penatalaksanaan
Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk mengetahui apakah
transisi dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine berjalan dengan lancar
dan tidak ada kelainan. Pemeriksaan medis komprehensif dilakukan dalam
24 jam pertama kehidupan. Pemeriksaan rutin pada bayi baru lahir harus
dilakukan, tujuannya untuk mendeteksi kelainan atau anomali kongenital
yang muncul pada setiap kelahiran dalam 10-20 per 1000 kelahiran,
pengelolaan lebih lanjut dari setiap kelainan yang terdeteksi pada saat
antenatal, mempertimbangkan masalah potensial terkait riwayat kehamilan
ibu dan kelainan yang diturunkan, dan memberikan promosi kesehatan,
terutama pencegahan terhadap sudden infant death syndrome (SIDS)
(Lissauer, 2013).
Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah untuk
membersihkan jalan napas, memotong dan merawat tali pusat,
13
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram
tanpa memandang masa kehamilan (Proverawati, 2010).
Bayi BBLR ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir
kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram) (Saifuddin, 2009).
BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir rendah pada saat
kelahiran kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.449 gram)
(Prawirohardjo, 2010).
Dari berbagai definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa bayi
BBLR adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2.500 gram tanpa
memandang masa kehamilan.
B. Penyebab Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
1. Persalinan kurang bulan / prematur
Bayi yang lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu
disebut bayi prematur / kurang bulan. Pada umumnya bayi kurang
bulan disebabkan tidak mempunyai uterus untuk menahan janin,
gangguan selama kehamilan, lepasnya plasenta lebih cepat dari
waktunya atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi
uterus sebelum cukup bulan. Bayi lahir kurang bulan mempunyai
organ dan alat tubuh yang belum berfungsi normal untuk bertahan
hidup diluar Rahim. Semakin muda usia kehamilan, fungsi organ
tubuh semakin kurang sempurna dan prognosisnya semakin kurang
baik. Kelompok BBLR ini sering mendapatkan penyulit atau
komplikasi akibat kurang matangnya organ karena masa gestasi yang
kurang (prematur) (Proverawati, 2010).
2. Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan
Yang dimaksud dengan bayi lahir kecil masa kehamilan
(KMK) adalah bayi dengan berat badannya tidak sesuai atau kurang
dari berat badan yang seharusnya atau kurang dari normal. Hal ini
dapat disebabkan oleh terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta,
kurang baiknya keadaan umum ibu atau gizi ibu, atau hambatan
pertumbuhan yang berasal dari janin itu sendiri (Winkjosastro, 2008).
20
b) Kehamilan ganda
Pada kehamilan ganda distensi uterus berlebihan,
sehingga melewati batas toleransi dan sering terjadi partus
prematur. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan
ganda bertambah yang dapat menyebabkan anemia dan penyakit
difesiensi lain, sehingga sering lahir bayi yang kecil. Kematian
perinatal anak kembar lebih tinggi daripada anak dengan
kehamilan tunggal dan prematuritas merupakan penyebab utama
(Winkjosastro, 2009).
3. Faktor plasenta
Faktor plasenta juga mempengaruhi pertumbuhan plasenta,
tempat melekat plasenta pada uterus, tempat insersi tali pusat, dan
kelainan plasenta. Kelainan plasenta dapat terjadi karena tidak
berfungsinya plasenta dengan baik sehingga menyebabkan gangguan
sirkulasi oksigen dalam plasenta. Lepasnya plasenta dari tempat
perlekatannya dan posisi tali pusat yang tidak sesuai dangan lokasi
pembuluh darah yang ada di plasenta dapat mengakibatkan terjadinya
gangguan aliran darah plasenta ke janin sehingga pertumbuhan janin
terhambat (Maryunani, 2013).
4. Faktor lingkungan
Lingkungan juga menjadi faktor yang menimbulkan resiko
untuk melahirkan bayi BBLR. Faktor lingkungan yaitu jika ibu
bertempat tinggal di datran tinggi seperti pegunungan. Hal tersebut
menyebabkan rendahnya kadar oksigen sehingga suplai oksigen
terhadap janin terganggu. Ibu yang tempat tinggalnya di dataran tinggi
beresiko untuk mengalami hipoksia janin yang menyebabkan asfiksia
neonatorum. Kondisi tersebut dapat berpengaruh terhadap janin oleh
karena gangguan oksigenasi atau kadar oksigen udara lebih rendah
dan menyebabkan lahirnya bayi BBLR. Radiasi dan paparan zat-zat
beracun juga berpengaruh, kondisi tersebut juga dapat mengakibatkan
25
c) Bayi small for date (kecil untuk masa kehamilan) sama denngan
bayi retradasi pertumbuhan intrauterin.
d) Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan organ-organ dalam
tubuhnya, karena itu sangat peka terhadap gangguan pernapasan,
infeksi, trauma kelahiran, hipotermi dan sebagainya. Pada bayi
kecil untuk masa kehamilan (small for date) alat-alat dalam tubuh
lebih berkembang dibandingkan dengan bayi prematur berat
badan sama, karena itu akan lebih mudah hidup di luar rahim,
namun tetap lebih peka terhadap infeksi dan hipotermi
dibandingkan bayi matur dengan berat badan normal.
F. Komplikasi Berat Badan Lahir Rendah
Komplikasi yang dapat terjadi karena berat badan lahir rendah
antara lain :
1. Hipotermi
Suhu tubuh yang tidak stabil oleh karena kesulitan
mempertahankan suhu tubuh yang disebabkan oleh beberapa
penguapan yang bertambah akibat berkurangnya jaringan lemak di
bawah kulit, permukaan tubuh yang relative luas dibandingkan berat
badan, otot yang tidak aktif, produksi panas yang berkurang karena
adanya lemak coklat (brown fat) yang belum cukup serta pusat
pengaturan suhu yang belum berfungsi sebagaimana mestinya
(Winkjosastro, 2008).
2. Hipoglikemia
Hipoglikemia berarti konsentrasi gula darah yang rendah.
Hipoglikemia sendiri bukanlah kondisi medis tetapi merupakan gejala
penyakit atau kegagalan untuk beradaptasi dan keadaan janin yang terus
menerus mendapatkan konsumsi glukosa dari transplasenta ke pola
suplei nutrient yang intermitten di ekstrauteri (Maryunani, 2013).
Gula darah berfungsi untuk membawa makanan ke otak dan
membawa oksigen ke otak. Jika asupan glukosa ini kurang, akibatnya
sel-sel syaraf mati dan mempengaruhi kecerdasan bayi kelak. Bayi
27
penyesuaian rencana.
4. PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
Pendokumentasian atau catatan manajemen kebidanan dapat diterapkan
dengan metode SOAP. SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas,
logis dan tertulis. SOAP sebagai suatu metode pendokumentasian asuhan
kebidanan, metode ini disarikan dari proses pemikiran penatalaksanaan
kebidanan. Dipakai untuk mendokumentasikan hasil asuhan klien dalam rekam
medis klien sebagai catatan perkembangan/kemajuan (progress note). SOAP
menurut Asrinah (2010), yaitu :
1. S (Data Subjektif)
Data subjektif adalah data yang diperoleh melalui anamnesis dan
merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Varney
langkah pertama pengkajian data.
2. O (Data Objektif)
Data objektif adalah data yang diperoleh melalui observasi dan hasil
pemeriksaan, pendokumentasian manajemen kebidanan menurut
Varney langkah pertama pengkajian data.
3. A (Analisa/Assesment)
Analisa merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut
Varney langkah kedua, ketiga dan keempat, meliputi diagnosis /
masalah kebidanan, diagnosis / masalah potensial dan kebutuhan
segera yang harus diidentifikasi menurut kewenangan bidan melalui
tindakan mandiri, tindakan kolaborasi dan tindakan merujuk klien.
4. P (Penatalaksanaan/Planning)
Penatalaksanaan yaitu pendokumentasian manajemen kebidanan
menurut Varney langkah kelima, keenam dan ketujuh, meliputi
tindakan. antisipasi, tindakan segera tindakan rutin, penyuluhan,
support, kolaborasi, rujukan dan evaluasi.
Menurut Purwandari (2008) SOAP dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Data subyektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang
pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang
42
DAFTAR PUSTAKA
Asiyah, dkk. 2017. Perawatan Tali Pusat Terbuka Sebagai Upaya Mempercepat
Pelepasan Tali Pusat. Indonesia Jurnal Kebidanan Vol. 1 No. I (2017).
Diakses tanggal 21 Januari 2018. Didapatkan dari
fileCUsersuserDownloads112-592-2-PB.pdf
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika.
Festy, P. (2010). Analisis Faktor Resiko pada Kejadian Berat Badan Lahir
Rendah di Kabupaten Sumenep. Surabaya: Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Indrasari, N. (2012). Faktor Resiko pada Kejadian Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR). Keperawatan, VIII(2), 114–123
Indrayani, Djami M.E.U. 2013. Asuhan Persalinan dan bayi Baru Lahir. Jakarta
: CV. Trans Info Media.
.
JNPK-KR. 2012. Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta:
JNPK - KR.
51
Ladewig, Patricia, Marcia dan Sally. 2006. Buku Saku Asuhan Ibu & Bayi Baru
Lahir. Jakarta: EGC.
Mahayana, S. A. S., Chundrayetti, E., & Yulistin. (2015). Faktor Risiko Yang
Berpengaruh Terhadap Kejadian Badan Lahir Rendah di RSUP Dr. M.
Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(3), 664–673.
Maryanti, dkk. 2011. Buku Ajar Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta : Penerbit
Trans Info Media
Maryunani, A. (2013). Buku Saku Asuhan Bayi Dengan Berat Badan Lahir
Rendah. Jakarta: TIM.
Proverawati, A. (2010). Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan Pijat Bayi.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Rahayu, S., Runjati, Ariyanti, I., Yuliati, N. D., Maisi, Sr., & Kusuma, I. C.
(2016). Kangaroo Mother Care Module and Education Toward The Baby
Growth and Mother Independency At Home. 4th Asian Academic Society
International Conference, (2010), 318–323.
Rochmah, et al. (2012). Panduan Belajar: Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita.
Jakarta: Penerbit Buku Kedoktern EGC.
Silvia, M., Syahadatina, M., & Astika, E. (2013). Pertumbuhan Fisik Bayi Berat
Badan Lahir Rendah (Bblr) Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Metode
Kangaroo Mother Care (Kmc). DK, 1(1), 32–41.
______________. 2010. buku Ajar Suhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta:
Salemba Medika.
53
Varney, Helen. Jan M. Kriebs & Carovln L. Gegor. 2007. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan. Ed. 4 Volume 1. Jakarta: EGC
Walyani dan Purwoastuti. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas dan
Menyusui. Yogyakarta : Pustaka Baru Pres
Wong, Donna L, et al. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.