Abstrak
Pada praktikum Elektronika Dasar 2 acara 6 mengenai Rangkaian pembagi tegangan merupakan
variasi tegangan memiliki tujuan agar mahasiswa dapat rangkaian yang cara kerjanya berdasarkan Hukum
memahami berbagai variasi yang dapat dikerjakan dengan Kirchoff. Hukum Kirchoff adalah suatu peraturan
tegangan, diantaranya membuat rangkaian pembagi tegangan atau hukum yang mengatur tentang jalannya arus
dan pelipat tegangan. Pada praktikum ini dilakukan dua dan jumlah tegangan dalam suatu rangkaian arus
percobaan yaitu untuk rangkaian pembagi tegangan listrik yang mempunyai lebih dari satu sumber
berdasarkan konsep Hukum Kirchhoff dan rangkaian pelipat gaya gerak listrik yang berbeda kekuatannya.
tegangan yang komponen penyusunnya berupa dioda. Pada Hukum Kirchoff ada dua, yaitu:
rangkaian pelipat tegangan perbandingan antara tegangan a. Hukum I Kirchoff
keluaran dan tegangan masukan dinamakan faktor kelipatan Hukum pertama ini disebut juga dengan
Hukum Arus Kirchoff yang berbunyi:
Kata kunci: variasi tegangan, pembagi tegangan,
“Jumlah arus yang menuju titik percabangan sama
pelipat tegangan.
dengan jumlah kuat arus yang meninggalkan titik
1. PENDAHULUAN percabangan tersebut.”
Praktikum Variasi Tegangan merupakan Artinya jumlah kuat arus pada semua
praktikum yang dilakukan dengan membuat cabang yang bertemu pada satu titiksama dengan
rangkaian pembagi tegangan dan rangkaian nol. Hukum ini adalah konsekuensi dari hukum
pelipat tegangan. Rangkaian pembagi tegangan kekekalan muatan. Muatan yang masuk kesebuah
merupakan rangkaian yang cara kerjanya simpul harus meninggalkan simpul tersebut
berdasarkan Hukum Kirchoff. Hukum Kirchoff karena muatan tisak dapat terakumulasi pada
adalah suatu peraturan atau hukum yang sebuah simpul.
mengatur tentang jalannya arus dan jumlah Secara matematis Hukum I Kirchoff dapat
tegangan dalam suatu rangkaian arus listrik yang dituliskan sebagai berikut.
mempunyai lebih dari satu sumber gaya gerak I = I1 + I2 + I3 + ... (1)
listrik yang berbeda kekuatannya. b. Hukum II Kirchoff
Sedangkan rangkaian pelipat tegangan Hukum ini disebut juga Hukum tegangan
adalah rangkaian yang dapat menghasilkan Kirchoff yang berbunyi:
tegangan DC beberapa kali lebih besar dari “Jumlah tegangan yang mengelilingi lintasan
tegangan puncak sinyal input. Dengan kata lain, tertutup sama dengan nol.”
sinyal DC yang dihasilkan dapat sebesar 2x, 3x, 4x, Hukum ini merupakan konsekuensi
dan seterusnya dari besarnya sinyal AC yang kekekalan energi dan sufat konservatif rangkaian
masuk rangkaian. Nilai kelipatan yang dihasilkan listrik. Hukum tegangan Kirchoff dapat diterapkan
disebut faktor kelipatan. pada rangkaian dengan beberapa cara yang
Berdasarkan rangkaian tersebut akan dicari berbeda [1].
nilai tegangan pada resistor dan nilai tegangan Secara matematis hukum tegangan
pada rangkaian pembagi tegangan serta faktor Kirchoff dapat dituliskan sebagai berikut.
kelipatan pada rangkaian pelipat tegangan. V = 0 atau + IR = 0 (2)
Pada rangkaian tidak bercabang, umumnya
2. STUDI PUSTAKA
besarnya arus listrik yang mengalir pada setiap titik
2.1 RANGKAIAN PEMBAGI TEGANGAN
dalam rangkaian besarnya sama. Sedangkan pada
rangkaian bercabang maka besarnya arus yang masuk
percabangan akan sama dengan besarnya arus listrik
yang keluar dari percabangan. Hal inilah yang
mendasari Hukum I Kirchoff [2].
Rangkaian dibuat
pada breadboard.
Bagian masukan
rangkaian
dihubungkan
dengan generator
isyarat.
generator
isyatrat diatur
dengan Gambar 4.2.1 Rangkaian Pembagi Tegangan
frekuensi 1 kHz
dan tegangan 2
Vpp.
Tegangan pada
titik A,B,C dan
seterusnya dengan
osciloskop.
Gambar 3.2.2 Cara Kerja Rangkaian Pelipat Berdasarkan tabel 4.1.1 dapat dilihat bahwa
Tegangan yang diukur hanyalah nilai tegangan. Hal ini
dikarenakan rangkaian yang digunakan yaitu
4. HASIL DAN ANALISIS rangkaian pembagi tegangan. Rangkaian pembagi
tegangan merupakan rangkaian yang cara kerjanya
4.1 Hasil berdasarkan Hukum Kirchoff. Hukum Kirchoff
adalah suatu peraturan atau hukum yang mengatur
A. Rangkaian Pembagi Tegangan
tentang jalannya arus dan jumlah tegangan dalam
Tabel 4.1.1 Data Rangkaian Pembagi Tegangan suatu rangkaian arus listrik yang mempunyai lebih
dari satu sumber gaya gerak listrik yang berbeda
R1 (kΩ) R2 (kΩ) V1 (V) V2 (V) VG (V) kekuatannya. Pada rangkaian bercabang, maka
20 10 16 7 20 besarnya arus yang masuk percabangan akan sama
dengan besarnya arus listrik yang keluar dari
percabangan [2] sehingga nilai I1 akan sama dengan
No R2 (kΩ) V2 (V) V1 (V) VG (V) nilai I2. Idealnya V1+V2 =VG ,namun bila dilihat dari
1. 10 20 0 20 tabel hasil pengukuran rata-rata V1+V2 tidak sama
2. 10 14 2 20 dengan VG. Hal ini disebabkan dari resistor yang
3. 10 8 4 20 menghambat, semakin besar nilai resistor maka
semakin besar pula tegangannya.
Pada rangkaian pelipat tegangan terdiri dari
B. Rangkaian Pelipat Tegangan komponen kapasitor dan dioda dimana dioda
memiliki kharakteristik pada keadaan bias maju
Tabel 4.1.2 Data Rangkaian Pelipat Tegangan dioda akan menghantarkan arus listrik namun jika
VG Faktor dalam keadaan bias mundur dioda akan
Posisi Tegangan(V) menghambat arus yang melewatinya. Terdapat
(V) Kelipatan
A 16 20 0,8 faktor pelipat tegangan. Faktor pelipat tegangan
B 0,2 20 0,01 yaitu nilai kelipatan sinyal DC yang dihasilkan oleh
C 14 20 0,7 rangkaian pelipat tegangan [3]. Berdasarkan tabel
4.1.2, diperoleh faktor kelipatan tegangan sebesar
5. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Rangkaian pembagi tegangan, yaitu rangkaian
yang cara kerjanya berdasarkan Hukum
Kirchoff;
2. Rangkaian pelipat tegangan, yaitu rangkaian
yang dapat menghasilkan tegangan DC
beberapa kali lebih besar dari tegangan puncak
sinyal input.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Novitasari, Desy, dkk., Hukum Kirchoff,
Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarmasin, 2015.
[2] Tim Dosen Pendidikan Fisika, Modul
FisikaDasar II, UNLAM, Banjarmasin, 2015.
[3] http://fshamouzcier.blogspot.co.id/2012/03
/clamper-cliper-dan-pelipat-tegangan.html, 1
Juni 2018, 14.42 WIB.
[4] Sari, Mutiara Indah, Elektronika Dasar I,
Institut Agama Islam Negeri Raden Intan
Lampung, Bandar Lampung, 2013.