Anda di halaman 1dari 24

TUGAS

PERALATAN DAN METODE KONSTRUKSI


Yulia Uswatun Ulya 03111745000013

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Metode dan Peralatan
Konstruksi mengenai Tiang Pancang Kayu.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Metode dan Peralatan
Konstruksi sekaligus untuk meningkatkan kemampuan penulis terhadap mata kuliah tersebut.
Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai sarana belajar atau referensi untuk
pembelajaran selanjutnya maupun kepentingan studi yang berkaitan.

Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dan tak lupa penulis ucapkan terimakasih.

Surabaya, 22 April 2019

Penulis

1
TUGAS
PERALATAN DAN METODE KONSTRUKSI
Yulia Uswatun Ulya 03111745000013

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ....................................................................................................1

Daftar Isi .........................................................................................................................2

BAB I ..............................................................................................................................4

PENDAHULUAN ..........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang .....................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................5

1.3 Tujuan ..................................................................................................................5

BAB II.............................................................................................................................6

PEMBAHASAN .............................................................................................................6

2.1 Sejarah Pondasi Tiang Pancang ............................................................................6

2.2 Kriteria dan Jenis Penggunaan Tiang Pancang .....................................................7

2.3 Tiang Pancang Kayu .............................................................................................9

2.3.1 Persyaratan Tiang Pancang Kayu ..............................................................10

2.3.2 Spesifikasi Standar untuk Pengawet dan Proses Pengobatan Tekanan untuk
Kayu 12

2.4 Hal-Hal Khusus pada Tiang Pancang Kayu.......................................................12

2.4.1 Kepala Tiang Pancang ...............................................................................12

2.4.2 Sepatu Tiang Pancang ................................................................................13

2.4.3 Pemancangan .............................................................................................13

2.4.4 Penyambungan ...........................................................................................14

2.5 Keuntungan Tiang Pancang Kayu .....................................................................14

2.6 Kerugian Pemakaian Tiang Pancang Kayu........................................................15

BAB III .........................................................................................................................16

2
TUGAS
PERALATAN DAN METODE KONSTRUKSI
Yulia Uswatun Ulya 03111745000013

METODE PELAKSANAAN .......................................................................................16

3.1 Pekerjaan Persiapan ............................................................................................16

3.2 Proses Pemancangan ...........................................................................................17

3.3 Penyambungan ....................................................................................................20

KESIMPULAN .............................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................23

3
TUGAS
PERALATAN DAN METODE KONSTRUKSI
Yulia Uswatun Ulya 03111745000013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu bangunan atau konstruksi tidak akan berdiri tanpa adanya suatu pondasi
dibawahnya. Pondasi adalah suatu struktur yang terletak dipermukaan atau didalam lapisan
tanah, yang berfungsi sebagai landasan dan juga untuk meneruskan beban-beban yang berasal
dari upper structure kedalam menuju tanah keras(Herman Wahyudi, 2012).

Pondasi sebagai struktur bawah secara umum dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu pondasi
dalam dan pondasi dangkal. Pemilihan jenis pondasi didasarkan pada jenis struktur atas apakah
termasuk konstruksi beban ringan atau beban berat dan juga tergantung pada jenis tanahnya.
Untuk konstruksi beban ringan dengan kondisi tanah yang cukup baik (tanah keras) biasanya
digunakan pondasi dangkal, tetapi untuk konstruksi dengan beban berat dan kondisi tanah yang
jelek (tanah lunak Nspt < 10) digunakan pondasi dalam.

Secara umum, penggunaan pondasi dalam lebih rumit dibandingkan dengan penggunaan
pondasi dangkal. Salah satu contoh pondasi dalam adalah dengan pondasi tiang pancang.
Pondasi tiang pancang merupakan suatu batang yang relatif panjang dan langsing yang
digunakan untuk menyalurkan beban pondasi melewati lapisan tanah yang memiliki daya
dukung rendah menuju ke lapisan tanah keras yang memiliki kapasitas dan daya dukung yang
lebih tinggi.

Tiang pancang dapat diklasifikasikan berdasarkan bahannya antara lain adalah tiang
pancang bertulang, tiang pancang pratekan, tiang pancang baja dan tiang pancang kayu.
Sedangkan berdasarkan segi bentang, meliputi tiang pancang bujur sangkar, segitiga, segi enam,
bulat padat, pipa, huruf H, huruf I dan bentuk spesifik. Selain itu dari segi teknis, tiang pancang
dapat dilaksanakan dengan drop hammer, diesel hammer dan hydraulic hammer.

4
TUGAS
PERALATAN DAN METODE KONSTRUKSI
Yulia Uswatun Ulya 03111745000013

Dalam penulisan makalah ini akan dibahas mengenai penggunaan tiang pancang
berbahan kayu dan metode pelaksanaan serta kekurangan dan kelebihan dari penggunaan tiang
pancang kayu.

Gambar 1.1 Konstruksi Bangunan dengan Pondasi Tiang Pancang Kayu

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :


1. Apakah tiang pancang kayu itu ?
2. Apa saja yang harus diperhatikan pada penggunaan tiang pancang kayu ?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan penggunaan tiang pancang kayu ?

1.3 Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk :


1. Mengetahui apa itu tiang pancang kayu
2. Mengetahui alat-alat berat yang digunakan dalam pemancangan
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pada penggunaan tiang pancang kayu

5
TUGAS
PERALATAN DAN METODE KONSTRUKSI
Yulia Uswatun Ulya 03111745000013

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Pondasi Tiang Pancang

Tiang Pancang
Kayu

Gambar 2.1 Penerapan Tiang Pancang Kayu pada Konstruksi Jembatan

Pondasi tiang pancang atau pile foundation adalah bagian dari struktur yang digunakan
untuk menerima dan mentransfer atau menyalurkan beban dari struktur atas ke tanah penunjang
yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing yang
menyalurkan beban kedalam tanah yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang pancang adalah
kayu, baja atau steel dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, dibor
atau didongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan pile cap (poer), tergantung pada tipe
tanah, material dan karakteristik penyebaran beban tiang pancang.

Pondasi tiang sudah digunakan sebagai penerima beban dan sistem tranfer beban
bertahun-tahun. Pada awal peradaban, dari komunikasi, pertahanan, dan hal-hal yang strategis
dari desa dan kota yang terletak dekat sungai dan danau. Oleh sebab itu, perlu memperkuat
tanah dasar dengan beberapa tiang. Tiang yang terbuat dari kayu (timber pile) dipasang dengan
dipukul ke dalam tanah dan tanah tempat pemasangan digali lalu diisi dengan pasir dan batu.

Pada tahun 1740, Christoffoer Polhem menemukan peralatan pile driving yang
menyerepuai mekanisme pile driving saat ini. Tiang baja (steel pile) sudah digunakan sejak

6
TUGAS
PERALATAN DAN METODE KONSTRUKSI
Yulia Uswatun Ulya 03111745000013

1800 dan tiang beton (concrete pile) sejak 1900. Revolusi industri membawa perubahan yang
penting pada sistem pile driving melalui penemuan mesin uap dan mesin diesel. Dan belakangan
ini, meningkatnya permintaan akan rumah dan konstruksi memaksa pengembang
memanfaatkan tanah-tanah yang mempunyai karakteristik kurang bagus. Sehingga hal ini
membuat pengembangan dan peningkatan sistem pile driving. Saat ini banyak teknik-teknik
instalansi tiang pancang bermunculan.

Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan tegak lurus dalam


tanah, tetapi ada juga yang dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat menahan gaya-gaya
horizontal yang bekerja. Hal seperti ini sering terjadi pada dermaga dimana terdapat tekanan
kesamping dari kapal dan perahu. Sudut kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang pancang
tergantung dari alat yang dipergunakan serta kesesuaian pula dengan perencanaannya. Dan
prinsip pemancangan saat ini masih sama dengan prinsip lama, namun saat ini mulai
berkembang alat-alat instalansi pemancangan dengan tujuan mempermudah proses
pemancangan.

2.2 Kriteria dan Jenis Penggunaan Tiang Pancang

Dalam perencanaan pondasi suatu konstruksi dapat digunakan beberapa macam pondasi.
Pemilihan tipe pondasi yang digunakan didasarkan atas beberapa hal, yaitu :

 Fungsi bangunan atas yang akan dipikul oleh pondasi


 Besarnya beban dan berat pada struktur atau bangunan diatasnya
 Kondisi tanah dasar pada bangunan yang didirikan
 Biaya pondasi dibandingkan dengan biaya bangunan diatasnya

Kriteria pemakaian tiang pancang yang dipergunakan untuk suatu pondasi bangunan
sangat tergantung pada kondisi :

 Tanah dasar di bawah bangunan tidak mempunya daya dukung (misal : pembangunan
lepas pantai)
 Tanah dasar di bawah bangunan tidak mampu memikul bangunan yang ada diatasnya
atau tanah keras yang mampu memikul beban tersebut jauh dari permukaan tanah
 Pembangunan diatas tanah yang tidak rata
 Memenuhi kebutuhan untuk menahan gaya dorong ke atas atau uplift.
7
TUGAS
PERALATAN DAN METODE KONSTRUKSI
Yulia Uswatun Ulya 03111745000013

Gambar 2.1 Tiang Pancang Kayu sebagai Dinding Penahan

Gambar 2.2 Penggunaan Tiang Pancang Kayu sebagai Talud di Tepian Sungai

Gambar 2.3 Tiang Pancang Kayu sebagai Perkuatan Bangunan di Atas Air

8
TUGAS
PERALATAN DAN METODE KONSTRUKSI
Yulia Uswatun Ulya 03111745000013

Gambar 2.5 Tiang Pancang Kayu sebagai Perkuatan Dinding Penahan atau Talud

Gambar 2.6 Tiang Pancang Kayu sebagai Pondasi Konstruksi Bangunan di Pantai

2.3 Tiang Pancang Kayu

Pondasi tiang pancang kayu di Indonesia, dipergunakan pada rumah-rumah panggung


di daerah Kalimantan, Sumatera, Nusa Tenggara, dan pada rumah rumah nelayan tepi pantai.
Tiang pancang dengan bahan material kayu juga biasa digunakan sebagai tiang pancang pada
suatu dermaga. Tiang pancang kayu dibuat dari batang pohon yang cabang-cabangnya telah
dipotong dan biasanya diberi bahan pengawet dan didorong ujungnya yang kecil sebagai bagian
yang runcing. Terkadang, tiang pancang kayu didorong pada ujungnya yang besar untuk
maksud-maksud khusus, seperti dalam tanah yang sangat lembek dimana tanah tersebut akan
bergerak kembali melawan poros. Selain itu, ujung tiang pancang yang runcing juga dilengkapi
dengan sebuah sepatu pemancangan yang terbuat dari logam, tujuannya adalah agar tiang
pancang dapat menembus tanah keras atau kerikil.

Penggunaan tiang pancang kayu merupakan cara tertua dalam penggunaan tiang
pancang sebagai pondasi. Tiang pancang kayu akan bertahan lama dan tidak mudah busuk

9
TUGAS
PERALATAN DAN METODE KONSTRUKSI
Yulia Uswatun Ulya 03111745000013

apabila tiang tersebut dalam keadaan selalu terendam penuh di bawah muka air tanah. Tiang
pancang dari kayu akan lebih cepat rusak atau busuk apabila dalam keadaan kering dan basah
yang selalu berganti-ganti. Sedangkan pengawetan serta pemakaian obat-obatan pengawet
untuk kayu hanya akan menunda atau memperlambat kerusakan pada kayu, akan tetapi tetap
tidak dapat melindungi untuk seterusnya. Pada pemakaian tiang pancang kayu, beban atau
muatan yang diijinkan adalah antara 25-30 ton untuk setiap tiang.
Penggunaan tiang pancang kayu sangat tepat diterapkan untuk daerah rawa dan daerah-
daerah yang banyak terdapat hutan kayu seperti daerah Kalimantan, sehingga lebih mudah
untuk memperoleh balok atau tiang kayu yang panjang dan lurus dengan diameter yang cukup
besar yang dapat digunakan sebagi tiang pancang.

2.3.1 Persyaratan Tiang Pancang Kayu

Tidak semua kayu dapat digunakan sebagai tiang pancang, karena pada umumnya tiang
pancang akan menerima beban struktur yang cukup besar. Sehingga untuk memilih kayu yang
dapat digunakan sebagai tiang pancang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Bahan kayu yang digunakan harus cukup tua


b. Kayu berkualitas baik dan tidak cacat, contohnya : kayu berlian, kayu jati, kayu ulin,
pohon kelapa, bambu dll
c. Untuk material kayu yang lunak, harus dilakukan proses pengawetan sesuai dengan
AASHTO M133-86 tentang “Spesifikasi Standar untuk Pengawet dan Proses
Pengobatan Tekanan untuk Kayu”
d. Kayu yang akan digunakan sebagai tiang pancang harus diperiksa terlebih dahulu
sebelum dipancang untuk memastikan bahwa tiang pancang kayu tersebut memenuhi
ketentuan dari bahan dan toleransi yang diijinkan.

10
TUGAS
PERALATAN DAN METODE KONSTRUKSI
Yulia Uswatun Ulya 03111745000013

Gambar 2.7 Tiang Pancang Kayu dari Bambu

Gambar 2.8 Tiang Pancang dari Kayu Ulin

Gambar 2.9 Tiang Pancang dari Kayu Galam

11
TUGAS
PERALATAN DAN METODE KONSTRUKSI
Yulia Uswatun Ulya 03111745000013

2.3.2 Spesifikasi Standar untuk Pengawet dan Proses Pengobatan Tekanan untuk
Kayu

Kayu untuk tiang pancang penahan beban (bukan cerucuk) dapat diawetkan atau tidak
diawetkan, dan dapat dipangkas sampai membentuk penampang yang tegak lurus terhadap
panjangnya atau berupa batang pohon lurus sesuai bentuk aslinya. Selanjutnya semua kulit kayu
harus dibuang.

Tiang pancang kayu harus seluruhnya keras (sound) dan bebas dari kerusakan, mata
kayu, bagian yang tidak keras atau akibat serangan serangga.

Tiang pancang kayu yang menggunakan kayu lunak memerlukan pengawetan, yang
harus dilaksanakan sesuai dengan AASHTO M133 – 86 dengan menggunakan instalasi
peresapan bertekanan. Bilamana instalasi semacam ini tidak tersedia, maka dilakukan
pengawetan dengan tangki terbuka secara panas dan dingin. Beberapa kayu keras dapat
digunakan tanpa pengawetan, tetapi pada umumnya, kebutuhan untuk mengawetkan kayu keras
tergantung pada jenis kayu dan beratnya kondisi pelayanan.

2.4 Hal-Hal Khusus pada Tiang Pancang Kayu

2.4.1 Kepala Tiang Pancang

o Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada kepala tiang pancang


harus diambil. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan pemangkasan kepala tiang
pancang sampai penampang melintang menjadi bulat dan tegak lurus terhadap
panjangnya dan memasang cincin baja atau besi yang kuat atau dengan metode lainnya
yang lebih efektif.
o Setelah pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap
panjangnya sampai bagian kayu yang keras dan diberi bahan pengawet sebelum pur (pile
cap) dipasang.
o Bilamana tiang pancang kayu lunak membentuk pondasi struktur permanen dan akan
dipotong sampai di bawah permukaan tanah, maka perhatian khusus harus diberikan
untuk memastikan bahwa tiang pancang tersebut telah dipotong pada atau di bawah
permukaan air tanah yang terendah yang diperkirakan.

12
TUGAS
PERALATAN DAN METODE KONSTRUKSI
Yulia Uswatun Ulya 03111745000013

o Bilamana digunakan pur (pile cap) dari beton, kepala tiang pancang harus tertanam
dalam pur dengan ke dalaman yang cukup sehingga dapat memindahkan gaya.
o Tebal beton di sekeliling tiang pancang paling sedikit 15 cm dan harus diberi baja
tulangan untuk mencegah terjadinya keretakan.

2.4.2 Sepatu Tiang Pancang

o Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok untuk melindungi ujung
tiang selama pemancangan, kecuali bilamana seluruh pemancangan dilakukan pada
tanah yang lunak.
o Sepatu harus benar-benar konsentris (pusat sepatu sama dengan pusat tiang pancang)
dan dipasang dengan kuat pada ujung tiang.
o Bidang kontak antara sepatu dan kayu harus cukup untuk menghindari tekanan yang
berlebihan selama pemancangan.

Gambar 2.10 Sepatu untuk Tiang Pancang Kayu

2.4.3 Pemancangan

o Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah ujung dan
menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu
dan jumlah penumbukan pada tiang pancang.
o Berat palu harus sama dengan beratnya tiang untuk memudahkan pemancangan.

13
TUGAS
PERALATAN DAN METODE KONSTRUKSI
Yulia Uswatun Ulya 03111745000013

o Perhatian khusus harus diberikan selama pemancangan untuk memastikan bahwa


kepala tiang pancang harus selalu berada sesumbu dengan palu dan tegak lurus
terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang pancang dalam posisi yang relatif
pada tempatnya.

2.4.4 Penyambungan

o Bilamana diperlukan untuk menggunakan tiang pancang yang terdiri dari dua batang
atau lebih, permukaan ujung tiang pancang harus dipotong sampai tegak lurus terhadap
panjangnya untuk menjamin bidang kontak seluas seluruh penampang tiang pancang.
o Pada tiang pancang yang digergaji, sambungannya harus diperkuat dengan kayu atau
pelat penyambung baja, atau profil baja seperti profil kanal atau profil siku yang dilas
menjadi satu membentuk kotak yang dirancang untuk memberikan kekuatan yang
diperlukan.
o Tiang pancang bulat harus diperkuat dengan pipa penyambung.
o Sambungan di dekat titik-titik yang mempunyai lendutan maksimum harus
dihindarkan.

Gambar 2.11 Gambar Ilustrasi Penyambungan

2.5 Keuntungan Tiang Pancang Kayu

Dalam penggunaan tiang pancang kayu sebagai pondasi suatu bangunan, didapatkan beberapa
keuntungan yaitu :

14
TUGAS
PERALATAN DAN METODE KONSTRUKSI
Yulia Uswatun Ulya 03111745000013

1. Tiang pancang dari kayu lebih ringan sehingga mudah dalam mobilisasi atau
pengangkutan.
2. Kekuatan tarik besar, sehingga pada waktu pengangkatan untuk pemancangan tidak
menimbulkan kesulitan seperti misalnya pada tiang pancang beton precast.
3. Mudah dalam pemotongannya apabila tiang pancang kayu tersebut sudah tidak dapat
masuk ke dalam tanah.
4. Tiang pancang kayu lebih baik sebagai friction pile dari pada untuk end bearing pile ,
sebab tegangan tekanannya relatif kecil.
5. Tiang pancang kayu relatif flexible terhadap arah horizontal dibandingkan dengan tiang-
tiang pancang selain dari material kayu, sehingga apabila tiang menerima beban
horizontal yang tidak tetap, tiang pancang dapat melentur dan segera kembali ke posii
awal setelah beban horizontal tersebut hilang.
Hal seperti ini sering terjadi pada dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari
kapal dan perahu.

2.6 Kerugian Pemakaian Tiang Pancang Kayu

1. Tiang pancang kayu harus selalu terletak di bawah muka air tanah yang terendah agar
dapat tahan lama, sehingga jika air tanah yang terendah terletak pada kedalaman yang
sangat dalam maka akan menambah biaya untuk penggalian itu sendiri dan kayu yang
dibutuhkan semakin panjang.
2. Tiang pancang yang dibuat dari kayu mempunyai umur yang relatif kecil di bandingkan
dengan tiang pancang yang terbuat dari baja atau beton terutama pada daerah yang muka
airnya sering naik dan turun.
3. Pada waktu pemancangan pada tanah yang berbatu (gravel) ujung tiang pancang kayu
dapat berubah bentuk berupa sapu atau hancur. Apabila tiang tersebut kurang lurus,
maka pada waktu dipancangkan akan menyimpang terhadap arah yang telah ditentukan.
4. Tiang pancang kayu tidak tahan terhadap benda-benda yang agresif dan jamur dapat
menyebabkan kebusukan pada tiang pancang.

15
TUGAS
PERALATAN DAN METODE KONSTRUKSI
Yulia Uswatun Ulya 03111745000013

BAB III

METODE PELAKSANAAN

Pada Bab Metode Pelaksanaan ini, diberikan contoh Penggunaan Tiang Pancang Kayu untuk
Pembuatan Pengawas Menara Mangrove, sehingga lokasinya berada disekitar pantai.
Pelaksanaannya meliputi berikut ini :

3.1 Pekerjaan Persiapan

1. Pemersihan lingkungan sekitar lokasi pemancangan atau pembuatan menara


2. Melaksanakan pengukuran dengan memasang patok-patok tetap dari kayu atau
galam berukuran 5 x 7 x 100 cm, bouwplank profil yang peil-peilnya diambil dari
titik acuan (bench mark) sesuai yang telah ditentukan.

Gambar 3.1 Pemasangan Patok


3. Melakukan kegiatan meruncing tiang pancang kayu yaitu kayu ulin 12/12,
meruncing tian kayu ulin 10/10. Membuat pen dan lubang pada tiang atau balok.

Gambar 3.2 Penyambungan Tiang Pancang Kayu

16
TUGAS
PERALATAN DAN METODE KONSTRUKSI
Yulia Uswatun Ulya 03111745000013

3.2 Proses Pemancangan

Pelaksanaan pemancangan baru bisa dimulai setelah as-as ditetapkan secara cermat dan
disetujui oleh pemberi tugas. Adapun tahapan pemancangan adalah sebagai berikut :
1. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh pada patok
titik tiang pancang yang telah ditentukan.

Gambar 3.3 Pemasangan Tiang Pancang Kayu dengan Alat Pemancang


2. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap patok.

Gambar 3.4 Layout Pemasangan Tiang Pancang

17
TUGAS
PERALATAN DAN METODE KONSTRUKSI
Yulia Uswatun Ulya 03111745000013

3. Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang telah
ditentukan.
4. Memasang galam atau kaca puri tanah ø 10 x 2 buah dengan panjang 1 m. Setelah
itu pada setiap balok ulin yang akan digunakan sebagai pancang dipasang sunduk
ulin 3/8 dengan panjang 50 cm sedalam tanah keras yaitu 4 m.
5. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara terus
menerus ke atas helmet yang terpasang diatas kepala tiang, menggunakan pancang
ulin 10/10 pada kedalaman 4-8 m dan pancang ulin 12/12 spada kedalaman 4-8 m.

Gambar 3.5 Tiang Pancang yang terpasang


6. Melakukan kegiatan pemancangan yang sama pada tian-tiang pancang berikutnya
dengan kedalaman yang sama.

Gambar 3.6 Tiang Pancang yang terpasang


7. Memasang balok ulin 12/12 sebagai sloof

18
TUGAS
PERALATAN DAN METODE KONSTRUKSI
Yulia Uswatun Ulya 03111745000013

Gambar 3.7 Perakitan Tiang Pancang dengan Struktur Lainnya

8. Memasang balok silang ulin 5/10 agar tiang pancang tetap diperoleh posisi yang
benar-benar stabil dan vertical.

Gambar 3.8 Hasil Pemancangan dan Penyambungan

19
TUGAS
PERALATAN DAN METODE KONSTRUKSI
Yulia Uswatun Ulya 03111745000013

PROSES PEMANCANGAN

Gambar 3.9 Alur Proses Pemancangan

3.3 Penyambungan

Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk peyambungan batang berikutnya bila


level kepala tiang telah mencapai level muka tanah sedangkan level tanah keras yang
diharapkan belum tercapai. Pada struktur bangunan atas air kayu ulin ini menggunakan
sambungan bibir lurus berkait dengan 2 baut.

Gambar 3.10 (a) Proses Penyambungan

20
TUGAS
PERALATAN DAN METODE KONSTRUKSI
Yulia Uswatun Ulya 03111745000013

Gambar 3.10 (b) Proses Penyambungan

Selesai penyambungan, pemancangan dapat dilanjutkan seperti yang dilakukan pada


batang pertama. Penyambungan dapat diulangi sampai mencapai kedalaman tanah keras yang
ditentukan. Pemancangan tiang dapat dihentikan bila ujung bawah tiang telah mencapai lapisan
tanah keras/final set yang ditentukan.

Gambar 3.11 Bangunan dengan Perkuatan Tiang Pancang Kayu

21
TUGAS
PERALATAN DAN METODE KONSTRUKSI
Yulia Uswatun Ulya 03111745000013

KESIMPULAN

1. Pondasi tiang pancang atau pile foundation adalah bagian dari struktur yang digunakan
untuk menerima dan mentransfer atau menyalurkan beban dari struktur atas ke tanah
penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu.
2. Pondasi tiang pancang kayu dibuat dari batang pohon yang cabang-cabangnya telah
dipotong dan biasanya diberi bahan pengawet dan didorong ujungnya yang kecil sebagai
bagian yang runcing.
3. Penggunaan tiang pancang kayu sangat tepat diterapkan untuk daerah rawa dan daerah-
daerah yang banyak terdapat hutan kayu seperti daerah Kalimantan, sehingga lebih
mudah untuk memperoleh balok atau tiang kayu yang panjang dan lurus dengan
diameter yang cukup besar yang dapat digunakan sebagi tiang pancang.
4. Kriteria pemakaian tiang pancang yang dipergunakan untuk suatu pondasi bangunan
sangat tergantung pada kondisi :
 Tanah dasar di bawah bangunan tidak mempunya daya dukung (misal :
pembangunan lepas pantai)
 Tanah dasar di bawah bangunan tidak mampu memikul bangunan yang ada
diatasnya atau tanah keras yang mampu memikul beban tersebut jauh dari
permukaan tanah
 Pembangunan diatas tanah yang tidak rata
 Memenuhi kebutuhan untuk menahan gaya dorong ke atas atau uplift.

22
TUGAS
PERALATAN DAN METODE KONSTRUKSI
Yulia Uswatun Ulya 03111745000013

DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2017, November 24). Tiang Pancang Kayu. Diambil kembali dari Ilmu Teknik Sipil:
https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/pondasi-tiang-pancang-kayu

FTSP-ITS, J. T. (2002). Modul H : Perencanaan Tiang Pancang. Surabaya: Jurusan Teknik


Sipil FTSP-ITS.

Putra, H. G. (2008). Pertimbangan Dalam Pemilihan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang
Dengan Beberapa Metode. Jurnal Rekayasa Sipil, hal 37- hal 48.

Wijaya. (2017, November 24). Pengenalan Pondasi. Diambil kembali dari Wijaya Blog's:
https://huangcorp.wordpress.com/2008/04/30/pengenalan-pondasi-tiang-pancang/

23
TUGAS
PERALATAN DAN METODE KONSTRUKSI
Yulia Uswatun Ulya 03111745000013

24

Anda mungkin juga menyukai