PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
secara serasi dan terpadu terhadap peserta didik pada khususnya dan warga
harus diberikan secara cepat dan tepat, sebab penanganan yang salah dapat
1
satunya adalah kegawatdaruratan kardiovaskuler yang didalamnya ada
pingsan. Sinkop berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata syn dan
kehilangan kesadaran dan kekuatan postural tubuh yang tiba-tiba dan bersifat
Nasution, 2010).
(Nurhalifah, 2017).
diberikan kepada orang yang cidera atau sakit tiba-tiba. Pertolongan pertama
juga bisa membuat perbedaan antara hidup dan mati, pemulihan yang cepat
atau lambat, dan cacat yang sementara dan juga bisa sampai permanen
(Boston, 2007).
secara cepat dan tepat. Orang yang mengalami pingsan harus segera dibawa
ke tempat yang teduh dan ditidurkan terlentang dengan posisi kaki diangkat
20 sampai 30 cm, diusahakan tidak mengerumuni pasien pingsan karena
mengusap muka dengan kain yang dibasahi air atau bisa dengan bau-bauan
agar cepat sadar. Apabila sudah sadar, pasien diberikan minuman manis
untuk mengetahui apakah terjadi cedera atau tidak (Dinas Kesehatan Bone,
2014).
kerja dapat menimbulkan masalah kesehatan (heat strain) dari yang sangat
ringan seperti heat rash, heat syncop, heat cramps, heat exhaustion hingga
setidaknya sekali dalam hidupnya, hal ini dipicu dari berbagai faktor
diantaranya yaitu kondisi yang panas disertai dehidrasi, berdiri terlalu lama,
kemudian posisi tubuh yang naik secara mendadak seperti dari jongkok ke
berdiri, dan bisa juga dipengaruhi oleh tekanan emosi, sakit perut, kehilangan
darah, batuk-batuk, buang air kecil biasanya disertai sakit, serta merosotnya
hari senin dan pada saat kegiatan belajar mengajar dikelas, kurang lebih
kejadian sinkop sebanyak 6-8 orang dalam 1 bulan, biasanya siswa sinkop
disebabkan karena siswa belum sarapan, ditambah pelaksanaan upacara
bendera hari senin yang terpapar oleh sinar matahari langsung, siswa yang
atau sekolah lainnya yang mengadakan upacara bendera rutin setiap hari
Oleh karena itu, sebaiknya semua guru dan siswa mampu menguasai
diperlukan saat bergerak dari posisi berbaring ke berdiri. Banyak obat uang
diminum oleh orang lanjut usia memperburuk masalah ini, atau bahkan
2010).
pada berdiri (17,12%) dan posisi duduk (4,5%). Micturation (16,22%) adalah
batuk (12,50%), tertawa (6,25%), dan buang air besar (6,25%) yang ditemui
dalam posisi duduk. Pemicu lain seperti gerakan kepala, kurang tidur,
prevalensi pingsan terjadi pada remaja yang berusia 15 tahun. Diperkuat oleh
Iran sebanyak 9%. Angka kejadian pingsan pada anak usia 5-14 tahun
sebanyak 4,14%, usia 5-44 tahun sebanyak 44,8 %, usia 45-64 tahun
20% orang pernah mengalami sedikitnya sekali pingsan dalam hidupnya dan
10% orang pernah mengalami pingsan lebih dari 1 kali. Sebagian besar
tahun (21%) dan 45-54 tahun (20%), dan laki-laki dibanding perempuan
pada hari senin pada setiap minggunya , yaitu saat siswa–siswi sedang
siswa yang mengikuti organisasi PMR (Palang Merah Remaja) atau pelatihan
ruangan yang terdekat baik itu ruangan siswa maupun ruangan kantor dan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2018.
2. Tujuan Khusus
2. Bagi pemerintah
3. Bagi responden
4. Bagi peneliti