1. Kebijakan Pengorganisasian Instalasi Gizi a. Pemimpin pelayanan instalasi gizi adalah seorang Registered Dietisien (RD) dan di utamakan yang telah memperoleh pendidikan manajemen. b. Apabila rumah sakit belum memiliki tenaga RD namun memiliki tenaga nutrisionis yang terintegrasi (NR), maka tenaga ini dapat diberi kewenangan sebagai RD dan diberi kesempatan untuk memenuhi kualifikasi sebagai RD. c. Kegiatan Palayanan Instalasi Gizi RS PKU Muhammadiyah Gombong meliputi pelayanan gizi dan pelayanan penyelenggaraan makanan. d. Setiap kegiatan pelayanan instalasi gizi bermuatan kegiatan penelitian dan pengembangan. e. Koordinasi antar petugas di Instalasi gizi dilakukan setiap hari f.Pertemuan seluruh petugas Instalasi gizi dilakukan satu bulan satu kali. g. Pelaporan di Instalasi Gizi berupa laporan harian, bulanan dan tahunan. 2.Kebijakan Pelayanan Gizi
a.Kebijakan pelayanan gizi rawat inap
1. Kegiatan pelayanan gizi rawat inap dimulai dari assesmen awal yaitu skrining gizi kepada seluruh pasien baru, yang dilakukan oleh perawat dalam waktu 1x24 jam atau lebih cepat sesuai dengan kondisi pasien. 2) Metode skrining gizi yang dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Gombong meliputi: a) MST Malnutrition Screening Tool) untuk pasien dewasa, dengan kriteria risiko malnutrisi Risiko malnutrisi berat : bila skor skrining 4-5 Risiko malnutrisi sedang: bila hasil skrining 2-3 Risiko malnutrisi ringan bila hasil skrining 0-1 b) Metode Strong Kids untuk pasien anak, dengan kriteria malnutrisi: Risiko malnutrisi berat :bila skor skrining 4-5 Risiko malnutrisi sedang: bila hasil skrining 1-3 Risiko malnutrisi ringan : bila hasil skrining 0 iyah Gombong tentang Sk Dircktur Utama RS PKU Muhammad Kebijakan Manajemen Operasional RS PKU Muhammadiyah Gombong Revisi I Lamp :1O/KEPAV 6.AU/A/2019 No Tanggal I I Januari 2019 c) Skrining Gizi Ibu Hamil/Nifas untuk pasien ibu hamil dan nifas, dengan kriteria malnutrisi Risiko malnutrisi berat : bila skor skrining 4-5 Risiko malnutrisi sedang : bila hasil skrining 1-3 Risiko malnutrisi ringan bila hasil skrining o I asesmen awal menunjukkan pasien berisiko malnutrisi 3) Bila hasi sedang dan berat maka akan dilakukan asesmen gizi lanjutan olch Nutrisionis/Dietisien. 4) Asesmen lanjutan yang dilakukan oleh Nutrisionis Dietisien bagian dari Proses Asuhan Gizi Terintegrasi (PAGTy Nutrition Care Prosses (NCP) 1 x 24 jam setclah dilakukan pengkajian skrining 5) Pasien yang berisiko malnutrisi mendapatkan terapi gizi terintegrasi yaitu NCP/PAGT, yang terdiri dari a) Assesmen gizi b) Diagnosa gizi e) Intervensi gizi d) Monitoring gizi e) Evaluasi gizi 6) Dokter Penanggung Jawab Pelayanan atau perawat menentukan preskripsi diet awal (pemesanan diet awal) serta bersama Nutrisionis/Dietisien menetapkan preskripsi diet definitive. 7) Nutrisionis/Dietisien menetapkan preskripsi diet definitive. 8) Nutrisionis/Dietisien berwenang atas pemesanan diet pasien, merubah diet pasien, memberi edukasi gizi (pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yang diberikan meliputi diet dan nilai gizi yang memadai), memonitor dan mengevaluasi intervensi gizi, melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan lainnya dalam rekam medis pasien. pada lembar asuhan gizi rawat inap dan lembar CPPT 9) Nutrisionis/Dietisien mendokumentasikan terapi gizi (ADIME) 10) Monitoring dan Evaluasi terapi gizi dicatat dalam rekam medis 11) Nutrisionis /Dietisien memberikan edukasi kepada pasien dar keluarga terkait dengan asuhan gizi yang diberikan dan nilai gizi yang memadai dengan memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi efektif. b.Kebijakan pelayanan gizi rawat jalan 1) Prinsip skrining gizi rawat jalan sarna scperti skrining gizi rawat inap 2) Kegiatan pelayanan gizi dirawat jalan meliputi skrining gizi konseling gizi, dan penyuluhan gizi 3) Metode dan hasil skrining gizi rawat jalan sana seperti metode dan hasil skrining rawat inap 4) Sasaran pelayanan gizi rawat jalan adalah pasien dan keluarga. kelompok pasien dengan masalah gizi yang sama, individu pasien yang datang dan dirujuk, kelompok masyarakat pasien yang dirancang secara periodik olch rumah sakit. 5) Nutrisionis /dietisien menerima pasien rujukan dari dokter spesialis maupun dokter umum untuk dilakukan konseling gizi. 6) Proses asuhan gizi terintegrasi di rawat jalan meliputi asesmen gizi. diagnosa gizi, intervensi gizi, monitoring gizi serta evaluasi gizi yang terdokumentasi di rekam medis. rekam medis pasien edukasi gizi ke dalam laporan penyuluhan gizi bulanan. 7) Nutrisionis! Dietisien mendokumentasikan hasil konseling pada 8) Nutrisionis/Dietisien mendokumentasikan hasil penyuluhan/ 3. Kebijakan Pelayanan Penyelenggaraan Makanan Instalasi Gizi a. Peraturan pemberian makanan 1) Peraturan pemberian makanan untuk pasien
a) Instalasi Gizi RS PKU Muhammadiyah Gombong
menyediakan berbagai pilihan makanan sesuai dengan status gizi pasien dan konsisten dengan asuhan gizi dan asuhan klinisnya. b) Pola makan sehari pasien rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Gombong adalah 3 kali makan utama dan 2 kali selingan c) Kelas pasien yang dilayani yaitu mulai dari kelas President Suite, Deluxe Suite, Junior Suite, VIP, Kelas I, Kelas II dan Kelas III. d) Semua Kelas perawatan mendapatkan menu yang sama yang terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur buah dan susu.