Teori Dasar
Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang berdisosiasi
menjadi partikel yang bermuatan (ion) positif atau negatif. Ion bermuatan
positif disebut kation dan ion bermuatan negatif disebut anion. Sebagian
besar proses metabolisme memerlukan dan dipengaruhi oleh elektrolit.
Konsentrasi elektrolit yang tidak normal dapat menyebabkan banyak
gangguan (Yaswir dan Ira, 2012).
Kalium dan Natrium merupakan elektrolit utama tubuh selain
klorida dan bikarbonat. Elektrolit merupakan senyawa dalam larutan yang
akan berdisosiasi menjadi partikel bermuatan positif atau negatif. Partikel
bermuatan positif dikenal sebagai kation dan partikel bermuatan negatif
disebut anion. Dalam keadaan normal, kadar kation dan anion sama besar
sehingga potensial listrik cairan tubuh bersifat netral. Pada cairan
ekstraseluler, Na merupakan kation utama sedangkan anion utamanya
adalah Cl. Sedangkan di intraseluler kation utama merupakan K
(Fischbach et al, 2009)
Kadar normal kalium dalam serum/plasma pada orang dewasa
adalah 3.5-5.1 mEq/L dan pada anak-anak adalah 3.4-4.7 mEq/L. Kadar
normal kalium dalam urin pada orang dewasa adalah 25-125 mEq/L/hari
dan pada anak-anak adalah 10-60 mEq/L/hari (Tulungnen, 2016).
Natrium merupakan kation utama pada cairan ekstraseluler,
jumlahnya dapat mencapai 60 mEq per kg BB dan sebagian kecil (sekitar
10-14 mEq.L) berada pada cairan intrasel (Matfin and Porth, 2009).
Tekanan osmotik pada cairan ekstrasel ditentukan oleh garam yang
mengandung natrium, khususnya dala mbentuk natrium klorida (NaCl)
dan natrium bikarbonat (NaHCO3) sehingga perubahan tekanan osmotik
pada cairan ekstrasel menggambarkan perubahan konsentrasi natrium
(Darwis et al, 2008).Jumlah natrium dalam tubuh merupakan gambaran
keseimbangan antara natrium yang masuk dan natrium yang dikeluarkan.
Pemasukan natrium yang berasal dari diet melalui epitel mukosa saluran
cerna dengan proses difusi dan pengeluarannya melalui ginjal atau saluran
cerna atau keringat di kulit. Pemasukan dan pengeluaran natrium perhari
mencapai 48-144 mEq (Darwis, dkk, 2008).
Fotometri nyala api (lebih tepatnya disebut spektrometri emisi
atom nyala) adalah cabang spektroskopi atom di mana sampel yang
diperiksa dalam spektrometer adalah dalam bentuk atom. Dua cabang lain
dari spektroskopi atom adalah spektrofotometri serapan atom dan
spektrometri emisi plasma-atomik induktif (ICP-AES, teknik yang relatif
baru dan sangat mahal yang tidak digunakan dalam eksperimen berbasis
standar). Dalam semua kasus, atom-atom yang diselidiki tereksitasi oleh
cahaya. Teknik penyerapan daya serap cahaya karena elektron menuju ke
tingkat energi yang lebih tinggi. Teknik emisi mengukur intensitas
elektron yang kembali ke tingkat energi yang lebih rendah. Fotometri
nyala api cocok untuk penentuan kualitatif dan kuantitatif beberapa kation,
terutama untuk logam yang mudah tereksitasi ke tingkat energi yang lebih
tinggi pada suhu nyala yang relatif rendah (terutama Na, K, Rb, Cs, Ca Ba,
Cu) (Amrutkar, 2013).
Jumlah kalium dalam tubuh merupakan cermin keseimbangan
kalium yang masuk dan keluar. Pemasukan kalium melalui saluran cerna
tergantung dari jumlah dan jenis makanan. Orang dewasa pada keadaan
normal mengkonsumsi 60-100 mEq kalium perhari (hampir sama dengan
konsumsi natrium). Kalium difiltrasi di glomerulus, sebagian besar (70-
80%) direabsorpsi secara aktif maupun pasif di tubulus proksimal dan
direabsorpsi bersama dengan natrium dan klorida di lengkung henle.19-20
Kalium dikeluarkan dari tubuh melalui traktus gastrointestinal kurang dari
5%, kulit dan urine mencapai 90% (Ganong, 2005).
Instrumen FES terdiri dari nebulizer yang merubah sampel cair
menjadi spray/droplet. Droplet ini akan menuju burner dan akan
mengalami penguapan pelarut dan akan memecah ikatan molekul,
atomisasi dan eksitasi ke tinggat energi yang lebih tinggi. Radiasi yang
dipancarkan akan melewati monokromator dan terdeteksi/diperkuat oleh
detektor (Neel, et al., 2014). Larutan sampel akan menguap dan akan
menjadi atom bebas. Atom ini akan menyerap panas/energi dan akan
menyebabkan atom tereksitasi. Atom ini akan kembali ke keadaan semula
dengan memancarkan cahaya. Energi radiasi yang dipanacarkan akan
tercatatn dan merupakan dasar dari penentuan fotometri nyala
(Ravichandran, 2011)
II. Prosedur
Pembuatan Larutan Stok Natrium Baku dan Kalium Baku 100
ppm
Ditimbang dengan tepat NaCl baku sebanyak 0,1271 g dan
KCl baku sebanyak 0,0955 g KCl baku, setelah itu dipindahkan
masing masing ke dalam labu ukur 500 mL yang telah dibilas air
deionisasi. Ditambahkan 100 mL air deionisasi ke masing-masing
labu dan kocok hingga larut lalu ditambahkan hingga tanda batas.
5.2 Bahan
a. Air suling
b. Air deionisasi
c. Asetoniril
d. Kalium klorida
e. Natrium klorida
f. Sampel darah
DAFTAR PUSTAKA