“BAHAN MAGNETIS”
OLEH :
FITRY MAHMUDAH (16030224012 )
MOCH. SAIFUR RIJAL (16030224019 )
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURBAYA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Pengertian Magnet
Magnet ialah sejenis logam yang juga dikenali dengan nama besi berani. Magnet
mempunyai kuat medan yang dapat menarik butir-butir besi lain ke arahnya. Perkataan
magnet berasal dari bahasa Greek “magnítis líthos” (ìáãíÞôçò ëßèïò) yang berarti “batu
magnesia”. Disebut demikian karena magnet mula-mula dijumpai di suatu daerah Asia
kecil bernama Magnesia. Suatu keunikan yang ada pada magnet ini ialah apabila magnet
itu digantung, arah yang ditunjukkannya ialah utara-selatan. Magnetit sendiri bisa berarti
batu.
Di dalam kehidupan sehari-hari kata “magnet” sudah sering kita dengar, namun
sering juga berpikir bahwa jika mendengar kata magnet selalu berkonotasi menarik
benda. Untuk bisa mengambil suatu barang dari logam (contoh obeng besi) hanya
dengan sebuah magnet, misalkan pada peralatan perbengkelan biasanya dilengkapi
dengan sifat magnet sehingga memudahkan untuk mengambil benda yang jatuh di
tempat yang sulit dijangkau oleh tangan secara langsung. Bahkan banyak peralatan yang
sering digunakan, antara lain bel listrik, telepon, dinamo, alat-alat ukur listrik, kompas
yang semuanya menggunakan bahan magnet.
Magnet dapat dibuat dari bahan besi, baja, dan campuran logam serta telah banyak
dimanfaatkan untuk industri otomotif dan lainnya. Sebuah magnet terdiri atas magnet-
magnet kecil yang memiliki arah yang sama (tersusun teratur), magnet-magnet kecil ini
disebut magnet elementer. Pada logam yang bukan magnet, magnet elementernya
mempunyai arah sembarangan (tidak teratur) sehingga efeknya saling meniadakan, yang
mengakibatkan tidak adanya kutub-kutub magnet pada ujung logam. Setiap magnet
memiliki dua kutub, yaitu: utara (N) dan selatan (S). Kutub magnet adalah daerah
yang berada pada ujung-ujung magnet dengan kekuatan magnet yang paling besar berada
pada kutub-kutubnya.
Magnet dapat menarik benda lain, beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat dari
yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik yang
sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh materi yang mempunyai daya
tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang
mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet. Satuan intensitas magnet menurut
sistem metrik Satuan Internasional (SI) adalah Tesla dan SI unit untuk total fluks
magnetik adalah weber (1 weber/m2 = 1 tesla) yang mempengaruhi luasan satu meter
persegi.
2. Klarifikasi Magnet
A. Magnet Alam
Magnet alam adalah magnet yang ada di alam tanpa campur tangan manusia.
Kemagnetan magnet alam terjadi karena pengaruh medan magnet dari planet bumi.
Magnet alam terdapat di dalam tanah berupa bijih besi magnet dalam bentuk besi oksida
(Fe3O4).
Magnet dapat secara sengaja dibuat oleh manusia dari baja atau besi murni, serta
dari bahan paduan seperti paduan baja dengan nikel atau paduan antara aluminium,
kobalt, dan nikel (alnico). Anda sudah mengetahui bahwa magnet buatan dapat
dihasilkan dengan cara induksi magnet, dengan cara gosokan dan dengan
menggunakan arus listrik (induksi listrik).
1. Membuat magnet dengan menggunakan arus listrik Dalam pembuatan magnet ini,
kawat (kabel) berarus listrik searah (DC) dililitkan di sekitar batang baja atau bahan
ferromagnetik lainnya (misalnya paku) yang akan dibuat magnet. Kekuatan gaya
magnet buatan semacam ini tergantung pada kuat arus yang mengalir ke dalam lilitan
kawat, dan juga tergantung pada banyak lilitan kawat di sekitar batang baja atau
batang bahan magnet lain tersebut.
2. Membuat magnet dengan gosokan. Membuat magnet semacam ini ialah dengan
menggosok- gosokan magnet pada batang baja atau batang bahan magnet lainnya
yang akan dibuat magnet. Cara menggosok batang magnet pada batang baja haruslah
dikerjakan dalam arah yang selalu sama, tidak boleh bolak-balik. Membuat magnet
dengan gosokan tidak praktis dan sifat kemagnetannya jarang bertahan lama
sehingga tidak banyak dilakukan dalam industri, kecuali hanya untuk percobaan-
percobaan fisika di sekolah.
Magnet sementara menjadi magnet hanya pada saat digosok dengan batang
magnet, atau pada saat dimasukkannya arus listrik ke dalam kumparan. Setelah arus
listrik diputus, atau penggosokan pada batang magnet dihentikan, maka bahan magnet
tersebut segera kembali seperti semula, tidak lagi memiliki sifat-sifat kemagnetan
kecuali hanya sedikit sekali. Magnet sementara ini sangat banyak digunakan untuk
kepentingan sehari-hari, seperti kutub magnet generator, motor listrik, alat pengangkat
magnetik, transformator, bel listrik, dan lain-lain.
Jenis magnet berdasarkan bahan dasarnya
Berdasarkan sifat-sifat bahan terhadap pengaruh magnet, bahan-bahan itu
digolongkan menjadi empat bagian yaitu ferromagnetik, diamagnetik., paramagnetik,
dan non magnetik .Bahan Ferromagnetik. Benda-benda ferromagnetik adalah benda-
benda atau bahan-bahan yang sangat mudah dipengaruhi oleh magnet dan juga dengan
mudah dapat dibuat magnet. Bahan- bahan ini ialah berupa logam murni dan logam
paduan. Logam murni yang merupakan bahan ferromagnetiadalah besi, baja, nikel, dan
kobalt. Bahan ini sangat banyak digunakan terutama untuk magnet sementara. Adapun
logam paduan yang termasuk bahan ferromagnetik antara lain: baja-kobalt, baja-nikel,
aluminium-nikel-kobalt (alnico), besi-nikel (permalloy), besi-nikel-kobalt (perminvar),
dan sebagainya. Alnico banyak macamnya, tergantung banyaknya bagian-bagian dari
paduan. Di antara bahan-bahan tersebut, yang paling mudah dipengaruhi oleh
kekuatan magnet yaitu besi dan baja lunak. Kedua macam bahan ini sangat banyak
digunakan untuk magnet sementara, seperti untuk bel listrik, kutub elektromagnet
motor listrik, dan sebagainya. Tetapi, dalam industri bahan ini dapat juga dijadikan
magnet permanen.
3. Struktur Magnet
Bersifat magnet atau tidak suatu bahan tergantung bagaimana struktur magnet elementer
tersebut. Jika letak magnet elementer dalam bahan itu tidak menentu (tidak teratur),
sehingga mereka saling menetralkan maka bahan tesebut tidak bersifat magnet.. Pada
bahan yang bersifat magnet letak magnet-megnet elementer itu adalah teratur dan
mengarah ke satu jurusan, sehingga satu dengan lainnya saling memperkuat.
Adanya magnet elementer dalam setiap bahan dijadikan dasar teori kemagnetan.
Menurut teori ini besi lunak atau bahan lainnya tersusun oleh magnet-magnet elementer
(dipol magnet elementer). Posisi dan komposisi magnet elementer bagi setiap bahan
berbeda-beda. Sebagian ada yang acak dan sukar dipengaruhi medan magnet lain,
sebagian lagi membentuk susunan teratur dan mudah dupengaruhi ole medan magnet.
Misalnya, magnet elementer pada besi lunak (biji) baja.
Besi dan baja dapat dijadikan magnet dengan cara induksi magnet. Besi
dan baja diletakkan di dekat magnet tetap. Magnet elementer yang terdapat pada
besi dan baja akan terpengaruh atau terinduksi magnet tetap yang menyebabkan
letaknya teratur dan mengarah ke satu arah. Besi atau baja akan menjadi magnet
sehingga dapat menarik serbuk besi yang berada di dekatnya.
Pada sebagian besar atom, elektron terjadi pada pasangan. Spin elektron dalam
pasangan di arah yang berlawanan. Jadi, ketika elektron dipasangkan bersama-sama,
mereka berputar berlawanan menyebabkan medan magnet mereka untuk membatalkan
satu sama lain. Oleh karena itu, tidak ada medan magnet bersih. Bergantian, bahan
dengan beberapa elektron berpasangan akan memiliki medan magnet bersih dan akan
bereaksi lebih untuk bidang eksternal.Kebanyakan bahan dapat diklasifikasikan sebagai
diamagnetic, atau feromagnetik paramagnetik.
Berdasarkan sifat medan magnet atomis, bahan dibagi menjadi tiga golongan,
yaitu diamagnetik, paramagnetik dan ferromagnetik.Berikut akan djelaskan tentang
ketiga sifat dari kemagnetan.
a. Diamagnetik
Bahan diamagnetik adalah bahan yang resultan medan magnet atomis masing-
masing atom atau molekulnya nol, tetapi orbit dan spinnya tidak nol (Halliday &
Resnick, 1989). Bahan diamagnetik tidak mempunyai momen dipol magnet
permanen. Jika bahan diamagnetik diberi medan magnet luar, maka elektron-
elektron dalam atom akan berubah gerakannya sedemikian hingga menghasilkan
resultan medan magnet atomis yang arahnya berlawanan.
b. Paramagnetik
Bahan paramagnetik adalah bahan yang resultan medan magnet atomis masing-
masing atom/molekulnya tidak nol, tetapi resultan medan magnet atomis total seluruh
atom/molekul dalam bahan nol (Halliday & Resnick, 1989). Hal ini disebabkan
karena gerakan atom/molekul acak, sehingga resultan medan magnet atomis masing-
masing atom saling meniadakan. Bahan ini jika diberi medan magnet luar, maka
elektron-elektronnya akan berusaha sedemikian rupa sehingga resultan medan
magnet atomisnya searah dengan medan magnet luar. Sifat paramagnetik ditimbulkan
oleh momen magnetik spin yang menjadi terarah oleh medan magnet luar. Pada bahan
ini, efek diamagnetik (efek timbulnya medan magnet yang melawan medan magnet
penyebabnya) dapat timbul, tetapi pengaruhnya sangat kecil.
c. Ferromagnetik
Bahan ferromagnetik adalah bahan yang mempunyai resultan medan atomis
besar (Halliday & Resnick, 1989). Hal ini terutama disebabkan oleh momen
magnetik spin elektron. Pada bahan ferromagnetik banyak spin elektron yang tidak
berpasangan, misalnya pada atom besi terdapat empat buah spin elektron yang tidak
berpasangan. Masing-masing spin elektron yang tidak berpasangan ini akan
memberikan medan magnetik, sehingga total medan magnetik yang dihasilkan
oleh suatu atom lebih besar.
di saat-saat atom 1012 sampai 1015 adalah sejajar paralel sehingga gaya magnet
dalam domain yang kuat. Ketika bahan feromagnetik dalam keadaan unmagnitized,
wilayah hampir secara acak terorganisir dan medan magnet bersih untuk bagian yang
secara keseluruhan adalah nol.. Ketika kekuatan magnetizing diberikan, domain
menjadi selaras untuk menghasilkan medan magnet yang kuat dalam bagian. Besi,
nikel, dan kobalt adalah contoh bahan feromagnetik. Komponen dengan materi-
materi ini biasanya diperiksa dengan menggunakan metode partikel magnetik.
7. Aplikasi Magnet
a. Bantalan Magnetik (Magnetic bearing)
Magnetic Bearing adalah bantalan paling modern dengan daya kerja atau
putaran tinggi. biasanya di pakai di sistem sistem dan perangkat tertentu
seperti flywheel. dengan bantuan magnetic bearing ini, maka flywheel bisa terapung
di medan magnet. Beberapa tipe flywheel bisa berputar lebih dari 50 ribu rpm.
bandingkan dengan roller bearing biasa atau ball bearing yang akan langsung
meleleh dalam kecepatan ini. Karna magnetic bearing tidak punya moving part,
maka kecepatan putarnya bisa sangat cepat. Dengan adanya medan magnet, poros
tidak memiliki kontak dengan bagian lain dan sangat sedikit gesekan dan getaran.
Selain itu bearing juga tidak memerlukan pelumas dan bantalan dapat menahan
suhu yang sangat tinggi.
Gambar 7. magnetic bearing
b. Superconduktor Magnet
Beda memiliki sifat magnetik akan mampu menarik benda-benda yang terbuat dari bahan
yang memiliki unsur khusus didalamnya yang tergantung pada memiliki sifat kemagnetisannya
berupa feromagnetik, paramagnetik, atau diamagnetik