Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MATA KULIAH BAHAN ELEKTRIK

“BAHAN MAGNETIS”

OLEH :
FITRY MAHMUDAH (16030224012 )
MOCH. SAIFUR RIJAL (16030224019 )

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURBAYA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak pernah terlepas dari peralatan-peralatan


elektronika. Magnet merupakan bagian tak terpisahkan dari alat-alat elektronik dan teknik
kelistrikan, karena tidak sedikit konstruksi alat-alat listrik tergantung pada magnet. Alat-
alat listrik yang menggunakan magnet antara lain dinamo listrik pada sepeda, generator
pembangkit tenaga listrik, motor-motor listrik, dan alat-alat kendali (control) listrik.
Hampir pada seluruh pesawat elektronika fenomena kemagnetan mudah kita temui.

Fenomena magnetisme (kemagnetan) sebenarnya telah diamati manusia sejak


beberapa abad sebelum masehi. Pada masa lampau magnet dikenal sebagai sebuah
material berwarna hitam yang disebut lodestone dan dapat menarik besi serta benda-benda
logam lainnya. Batu magnet ditemukan pertama kali di Magnesia, Asia Kecil, dan
penggunaannya dalam praktek yang pertama dipertunjukkan oleh bangsa Cina pada tahun
2637 Sebelum Masehi, berupa kompas kutub (kompas penunjuk kutub bumi).

Selanjutnya penemuan-penemuan dan percobaan-percobaan penting tentang gejala


kemagnetan dilakukan oleh bangsa-bangsa di benua Eropa, misalnya tahun 1269, de
Maricourt melakukan studi tentang magnet dan mengamati adanya sepasang kutub pada
benda magnetik. Penemuan tentang magnet bumi oleh sarjana Inggris Dr. William Gilbert
tahun 1540-1603, medan magnet disekitar arus listrik oleh sarjana Denmark Hans
Christian Oersted (1771-1851), penemuan elektromagnetik oleh sarjana Jerman Clerk
Maxwell (1831-1879). Semua eksperimen dan penemuan tersebut sangat penting artinya
bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai era informasi dan komunikasi
sekarang ini.

Atas jasa penemuan elektromagnetik oleh Maxwell maka peran fenomena


kemagnetan dan kelistrikan menjadi sangat dominan dalam kehidupan saat ini. Mulai dari
gunting, test-pen, jam tangan, radio, televisi, komputer hingga peralatan nuklir terkait
dengan magnet. Oleh karenanya pengetahuan tentang kemagnetan merupakan
pengetahuan dasar bagi masyarakat yang melek sains.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Magnet
Magnet ialah sejenis logam yang juga dikenali dengan nama besi berani. Magnet
mempunyai kuat medan yang dapat menarik butir-butir besi lain ke arahnya. Perkataan
magnet berasal dari bahasa Greek “magnítis líthos” (ìáãíÞôçò ëßèïò) yang berarti “batu
magnesia”. Disebut demikian karena magnet mula-mula dijumpai di suatu daerah Asia
kecil bernama Magnesia. Suatu keunikan yang ada pada magnet ini ialah apabila magnet
itu digantung, arah yang ditunjukkannya ialah utara-selatan. Magnetit sendiri bisa berarti
batu.

Di dalam kehidupan sehari-hari kata “magnet” sudah sering kita dengar, namun
sering juga berpikir bahwa jika mendengar kata magnet selalu berkonotasi menarik
benda. Untuk bisa mengambil suatu barang dari logam (contoh obeng besi) hanya
dengan sebuah magnet, misalkan pada peralatan perbengkelan biasanya dilengkapi
dengan sifat magnet sehingga memudahkan untuk mengambil benda yang jatuh di
tempat yang sulit dijangkau oleh tangan secara langsung. Bahkan banyak peralatan yang
sering digunakan, antara lain bel listrik, telepon, dinamo, alat-alat ukur listrik, kompas
yang semuanya menggunakan bahan magnet.

Magnet dapat dibuat dari bahan besi, baja, dan campuran logam serta telah banyak
dimanfaatkan untuk industri otomotif dan lainnya. Sebuah magnet terdiri atas magnet-
magnet kecil yang memiliki arah yang sama (tersusun teratur), magnet-magnet kecil ini
disebut magnet elementer. Pada logam yang bukan magnet, magnet elementernya
mempunyai arah sembarangan (tidak teratur) sehingga efeknya saling meniadakan, yang
mengakibatkan tidak adanya kutub-kutub magnet pada ujung logam. Setiap magnet
memiliki dua kutub, yaitu: utara (N) dan selatan (S). Kutub magnet adalah daerah
yang berada pada ujung-ujung magnet dengan kekuatan magnet yang paling besar berada
pada kutub-kutubnya.

Magnet dapat menarik benda lain, beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat dari
yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik yang
sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh materi yang mempunyai daya
tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang
mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet. Satuan intensitas magnet menurut
sistem metrik Satuan Internasional (SI) adalah Tesla dan SI unit untuk total fluks

magnetik adalah weber (1 weber/m2 = 1 tesla) yang mempengaruhi luasan satu meter
persegi.

2. Klarifikasi Magnet

Magnet alam dan magnet buatan

A. Magnet Alam

Magnet alam adalah magnet yang ada di alam tanpa campur tangan manusia.
Kemagnetan magnet alam terjadi karena pengaruh medan magnet dari planet bumi.
Magnet alam terdapat di dalam tanah berupa bijih besi magnet dalam bentuk besi oksida
(Fe3O4).

Dalam bukunya de magnete, William Gilbert menganalogikan bumi kita sebagai


sebuah dipole magnetik raksasa, dengan kutub utara magnetik berbeda sekitar 11,5° dari
kutub utara geografis bumi. Mengapa bumi bersifat magnetik ? Dari sekian banyak
penyebab (sumber) magnet bumi, penyebab utama adalah karena faktor perputaran inti
bumi yang bersifat cair. Inti cair bumi terdiri dari lelehan besi dan nikel bertemperatur

5000 oC dan mengandung sejumlah muatan listrik yang berputar mengelilingi


sumbunya sedemikian sehingga menghasilkan medan magnet yang arahnya dari
selatan menuju utara bumi. Inilah yang menjadikan bumi menjadi sebuah magnet raksasa
dengan kutub-selatan magnet di utara, dan kutub-utara magnet di selatan (berbeda dengan
penamaan kutub-kutub magnet yang digunakan manusia yang didasarkan pada arah
mata angin yang ditunjuknya). Keberadaan medan magnetik bumi memberikan
keuntungan bagi kehidupan di planet bumi karena melindungi bumi dari radiasi
elektomagnetik matahari atau dikenal sebagai sebagai sabuk Van Allen.

Magnet alam tidak banyak digunakan untuk kepentingan manusia karena


ketersediaanya tidak seberapa dan kekuatan unsur-unsur kemagnetannya pada umumnya
tidak cukup besar. Magnet alam (dalam bentuk batu) ditemukan pertama kali di daerah
Magnesia, Asia Kecil. Karena daerah penemuan asal ini lah benda aneh tersebut dinamai
magnet. Adapun dalam hal penggunaan praktisnya, menurut sejarah, bangsa Cina lah
yang pertama kali memanfaatkannya sekitar tahun 2637 SM, yaitu sebagai alat yang
menyerupai fungsi kompas menentukan arah mata angin atau kutub bumi.
B. Magnet Buatan

Magnet dapat secara sengaja dibuat oleh manusia dari baja atau besi murni, serta
dari bahan paduan seperti paduan baja dengan nikel atau paduan antara aluminium,
kobalt, dan nikel (alnico). Anda sudah mengetahui bahwa magnet buatan dapat
dihasilkan dengan cara induksi magnet, dengan cara gosokan dan dengan
menggunakan arus listrik (induksi listrik).

1. Membuat magnet dengan menggunakan arus listrik Dalam pembuatan magnet ini,
kawat (kabel) berarus listrik searah (DC) dililitkan di sekitar batang baja atau bahan
ferromagnetik lainnya (misalnya paku) yang akan dibuat magnet. Kekuatan gaya
magnet buatan semacam ini tergantung pada kuat arus yang mengalir ke dalam lilitan
kawat, dan juga tergantung pada banyak lilitan kawat di sekitar batang baja atau
batang bahan magnet lain tersebut.
2. Membuat magnet dengan gosokan. Membuat magnet semacam ini ialah dengan
menggosok- gosokan magnet pada batang baja atau batang bahan magnet lainnya
yang akan dibuat magnet. Cara menggosok batang magnet pada batang baja haruslah
dikerjakan dalam arah yang selalu sama, tidak boleh bolak-balik. Membuat magnet
dengan gosokan tidak praktis dan sifat kemagnetannya jarang bertahan lama
sehingga tidak banyak dilakukan dalam industri, kecuali hanya untuk percobaan-
percobaan fisika di sekolah.

Berdasarkan hasilnya, magnet buatan dibedakan antara magnet tetap (permanen)


dan magnet sementara. Biasanya magnet permanen dibuat dari baja yang dikeraskan,
dan setelah baja cukup keras kemudian baja tersebut dimasukkan ke dalam kumparan
kawat berisolasi yang dialiri arus listrik DC. Magnet sementara dapat dibuat dengan cara
yang sama tetapi bahannya dari besi lunak, baja lunak, atau bahan nikel.

Magnet sementara menjadi magnet hanya pada saat digosok dengan batang
magnet, atau pada saat dimasukkannya arus listrik ke dalam kumparan. Setelah arus
listrik diputus, atau penggosokan pada batang magnet dihentikan, maka bahan magnet
tersebut segera kembali seperti semula, tidak lagi memiliki sifat-sifat kemagnetan
kecuali hanya sedikit sekali. Magnet sementara ini sangat banyak digunakan untuk
kepentingan sehari-hari, seperti kutub magnet generator, motor listrik, alat pengangkat
magnetik, transformator, bel listrik, dan lain-lain.
Jenis magnet berdasarkan bahan dasarnya
Berdasarkan sifat-sifat bahan terhadap pengaruh magnet, bahan-bahan itu
digolongkan menjadi empat bagian yaitu ferromagnetik, diamagnetik., paramagnetik,
dan non magnetik .Bahan Ferromagnetik. Benda-benda ferromagnetik adalah benda-
benda atau bahan-bahan yang sangat mudah dipengaruhi oleh magnet dan juga dengan
mudah dapat dibuat magnet. Bahan- bahan ini ialah berupa logam murni dan logam
paduan. Logam murni yang merupakan bahan ferromagnetiadalah besi, baja, nikel, dan
kobalt. Bahan ini sangat banyak digunakan terutama untuk magnet sementara. Adapun
logam paduan yang termasuk bahan ferromagnetik antara lain: baja-kobalt, baja-nikel,
aluminium-nikel-kobalt (alnico), besi-nikel (permalloy), besi-nikel-kobalt (perminvar),
dan sebagainya. Alnico banyak macamnya, tergantung banyaknya bagian-bagian dari
paduan. Di antara bahan-bahan tersebut, yang paling mudah dipengaruhi oleh
kekuatan magnet yaitu besi dan baja lunak. Kedua macam bahan ini sangat banyak
digunakan untuk magnet sementara, seperti untuk bel listrik, kutub elektromagnet
motor listrik, dan sebagainya. Tetapi, dalam industri bahan ini dapat juga dijadikan
magnet permanen.

1. Bahan Diamagnetis. Bertolak belakang dengan bahan ferromagnetik, bahan


diamagnetik ialah bahan yang sukar sekali dipengaruhi oleh magnet. Bahan ini
mempunyai permeabilitas (angka koefisien kemagnetan) kurang dari satu. Jika
benda diamagnetis di udara atau di ruang hampa udara didekatkan magnet, maka
benda ini akan ditolak oleh magnet itu sekalipun dengan pengaruh gaya tolak yang
sangat kecil. Contoh zat yang termasuk bahan diamagnetik ialah: bismuth, antimon,
seng murni, air raksa, timbal, perak, emas, air, fosfor, dan tembaga.
2. Bahan Paramagnetis. Bahan ini dapat dipengaruhi oleh magnet tetapi tidak dapat
dibuat magnet. Yang termasuk bahan paramagnetis ialah: mangan, platina,
aluminium, magnesium, timah (tin), oksigen, dan udara.
3. Bahan Nonmagnetis. Bahan nonmagnetis ini tidak dapat dipengaruhi magnet dan
juga tidak dapat dibuat magnet. Sebagai contoh misalnya kaca, kertas, dan kayu.
Dalam klasifikasi lainnya, karena bahan diamagnetis sangat sukar dipengaruhi oleh
magnet, seringkali bahan diamagnetis dimasukkan ke dalam golongan bahan
nonmagnetis.. Dari bahan-bahan magnetik di atas dibuatlah magnet dengen berbagai
bentuik dan kebutuhan.
Jenis Magnet berdasarkan Bentuk
Jenis magnet juga digolongkan berdasarkan bentuk geometris magnet.
Berdasarkan bentuk ini jenis magnet dapat dibedakan atas empat bentuk dasar magnet
yaitu magnet batang, magnet jarum, magnet selinder, dan magnet U.

Bentuk magnet di buat berdasarkan tujuan penggunaannya. Misalnya magnet


jarum dibuat dengan mempertimbangkan penggunaannya dalam alat kompas penunjuk
arah mata angin. Jelas untuk keperluan ini diperlukan magnet yang peka terhadap medan
magnet Bumi dan dapat bergerak bebas dengan mudah. Sedangkan untuk keperluan
mekanik dengan kekuatan magnet yang besar biasanya dibuat magnet bentuk U atau
ladam.

Gambar 1. Jenis magnet berdasarkan bentuk geometrik

3. Struktur Magnet

Bersifat magnet atau tidak suatu bahan tergantung bagaimana struktur magnet elementer
tersebut. Jika letak magnet elementer dalam bahan itu tidak menentu (tidak teratur),
sehingga mereka saling menetralkan maka bahan tesebut tidak bersifat magnet.. Pada
bahan yang bersifat magnet letak magnet-megnet elementer itu adalah teratur dan
mengarah ke satu jurusan, sehingga satu dengan lainnya saling memperkuat.

Weiss menerangkan teori magnet dengan menggunakan teori elektron.


Menurut teori Weis, tiap-tiap atom benda terdiri dari inti dan elektron-elektron
yang beredar mengelilingi intinyamenurut garis edarnya (orbitnya). Di samping
berputar mengelilingi inti menurut garis edarnya, elektron-elektron itu juga berputar
sekeliling sumbunya masing-masing. Akibat perputaran pada sumbu elektron ini
terjadilah kutub-kutub magnet elementer, yaitu kutub utara dan selatan. Perputaran
elektron-elektron menurut sumbunya ini ada positif dan ada yang negatif; artinya arah
perputaran itu ada yang searah dan ada yang berlawanan arah. Selanjutnya, perputaran
elektron menurut sumbunya disebut puntiran elektron. Untuk puntiran-puntiran
elektron yang tidak searah serta letak poros-poros elektron tidak teratur menyebabkan
kutub-kutub magnet elementer pada poros elektron saling memperlemah (menetralkan)
satu dengan lainnya. Kelompok-kelompok elektron yang mempunyai puntiran searah
disebut Kompleks Weiss atau Kelompok Weiss, dan ini akan saling memperkuat
sehingga merupakan magnet-magnet kecil di dalam atom-atom benda.

Adanya magnet elementer dalam setiap bahan dijadikan dasar teori kemagnetan.
Menurut teori ini besi lunak atau bahan lainnya tersusun oleh magnet-magnet elementer
(dipol magnet elementer). Posisi dan komposisi magnet elementer bagi setiap bahan
berbeda-beda. Sebagian ada yang acak dan sukar dipengaruhi medan magnet lain,
sebagian lagi membentuk susunan teratur dan mudah dupengaruhi ole medan magnet.
Misalnya, magnet elementer pada besi lunak (biji) baja.

Gambar 2. Struktur magnet elementer dalam bahan


Bahan-bahan ferromagnetis (besi lunak) mudah dipengaruhi oleh magnet
karena arah puntiran elektron-elektronnya mudah diarahkan. Di antara bahan yang
sudah dijadikan magnet ada yang mudah kembali seperti semula, dan ada pula yang tidak
dapat kembali atau hampir tidak dapat kembali seperti semula. Kekuatan untuk
mengarahkan puntiran elektron seperti semula disebut gaya koersif (coercive force).
Gaya koersif besi lunak dan pelat-pelat dinamo lebih besar daripada gaya koersif baja
atau logam campuran. Artinya, gaya tolak-menolak atau tarik-menarik kutub-kutub
elektron besi dan pelat dinamo juga lebih besar.

4. Metode Pembuatan Magnet


Benda-benda magnetik yang bukan magnet dapat dijadikan magnet. Benda itu
ada yang mudah dan ada yang sulit dijadikan magnet. Baja sulit untuk dibuat
magnet, tetapi setelah menjadi magnet sifat kemagnetannya tidak mudah hilang. Oleh
karena itu,baja digunakan untuk membuat magnet tetap (magnet permanen). Besi
mudah untuk dibuat magnet, tetapi jika setelah menjadi magnet sifat kemagnetannya
mudah hilang. Oleh karena itu, besi digunakan untuk membuat magnet sementara.
Setiap benda magnetik pada dasarnya terdiri magnet-magnet kecil yang disebut
magnet elementer. Cobalah mengingat kembali teori partikel zat di kelas VII. rinsip
membuat magnet adalah mengubah susunan magnet elementer yang tidak beraturan
menjadi searah dan teratur. Ada tiga cara membuat magnet, yaitu menggosok, induksi,
dan arus listrik.

a. Membuat Magnet dengan Cara Menggosok


Besi yang semula tidak bersifat magnet, dapat dijadikan magnet.
Caranya besi digosok dengan salah satu ujung magnet tetap. Arah gosokan dibuat
searah agar magnet elementer yang terdapat pada besi letaknya menjadi teratur
dan mengarah ke satu arah.

Gambar 3. Membuat Magnet dengan Cara Menggosok

b. Membuat Magnet Dengan Cara Induksi

Besi dan baja dapat dijadikan magnet dengan cara induksi magnet. Besi
dan baja diletakkan di dekat magnet tetap. Magnet elementer yang terdapat pada
besi dan baja akan terpengaruh atau terinduksi magnet tetap yang menyebabkan
letaknya teratur dan mengarah ke satu arah. Besi atau baja akan menjadi magnet
sehingga dapat menarik serbuk besi yang berada di dekatnya.

Ujung besi yang berdekatan dengan kutub magnet batang, akan


terbentuk kutub yang selalu berlawanan dengan kutub magnet penginduksi. Apabila
kutub utara magnet batang berdekatan dengan ujung A besi, maka ujung A besi
menjadi kutub selatan dan ujung B besi menjadi kutub utara atau sebaliknya.
Gambar 4. Membuat Magnet Dengan Cara Induksi
c. Membuat Magnet Dengan Cara Mengaliri Arus Listrik
Besi dan baja dapat dijadikan magnet dengan arus listrik. Besi dan baja dililiti
kawat yang dihu- bungkan dengan baterai. Magnet elementer yang terdapat pada
besi dan baja akan terpengaruh aliran arus searah (DC) yang dihasilkan baterai. Hal
ini menyebabkan magnet elementer letaknya teratur dan mengarah ke satu arah.
Besi atau baja akan menjadi magnet dan dapat menarik serbuk besi yang berada
di dekatnya. Magnet yang demikian disebut magnet listrik atau elektromagnet.

Gambar 5. Ujung besi A menjadi kutub utara


5. Sifat Kemagnetan Bahan
Ketika materi ditempatkan dalam medan magnet, kekuatan magnetik dari bahan
yang elektron tersebut akan terpengaruh. Efek ini dikenal sebagai Hukum Faraday
Induksi Magnetik. Namun, bahan dapat bereaksi sangat berbeda dengan kehadiran
medan magnet luar. Reaksi ini tergantung pada sejumlah faktor, seperti struktur atom
dan molekul material, dan medan magnet bersih terkait dengan atom. Momen magnetik
berhubungan dengan atom memiliki tiga asal-usul. Ini adalah gerakan orbital elektron,
perubahan dalam gerak orbit yang disebabkan oleh medan magnet luar, dan spin dari
elektron.

Pada sebagian besar atom, elektron terjadi pada pasangan. Spin elektron dalam
pasangan di arah yang berlawanan. Jadi, ketika elektron dipasangkan bersama-sama,
mereka berputar berlawanan menyebabkan medan magnet mereka untuk membatalkan
satu sama lain. Oleh karena itu, tidak ada medan magnet bersih. Bergantian, bahan
dengan beberapa elektron berpasangan akan memiliki medan magnet bersih dan akan
bereaksi lebih untuk bidang eksternal.Kebanyakan bahan dapat diklasifikasikan sebagai
diamagnetic, atau feromagnetik paramagnetik.

Berdasarkan sifat medan magnet atomis, bahan dibagi menjadi tiga golongan,
yaitu diamagnetik, paramagnetik dan ferromagnetik.Berikut akan djelaskan tentang
ketiga sifat dari kemagnetan.

a. Diamagnetik
Bahan diamagnetik adalah bahan yang resultan medan magnet atomis masing-
masing atom atau molekulnya nol, tetapi orbit dan spinnya tidak nol (Halliday &
Resnick, 1989). Bahan diamagnetik tidak mempunyai momen dipol magnet
permanen. Jika bahan diamagnetik diberi medan magnet luar, maka elektron-
elektron dalam atom akan berubah gerakannya sedemikian hingga menghasilkan
resultan medan magnet atomis yang arahnya berlawanan.

Sifat diamagnetik bahan ditimbulkan oleh gerak orbital elektron sehingga


semua bahan bersifat diamagnetik karena atomnya mempunyai elektron orbital.
Bahan dapat bersifat magnet apabila susunan atom dalam bahan tersebut
mempunyai spin elektron yang tidak berpasangan. Dalam bahan diamagnetik
hampir semua spin elektron berpasangan, akibatnya bahan ini tidak menarik garis
gaya. Permeabilitas bahan diamagnetik adalah 0μμ< >mχ. Contoh bahan
diamagnetik yaitu: bismut, perak, emas, tembaga dan seng.

Bahan diagmanetik memiliki negatif, kerentanan lemah untuk medan magnet.


bahan Diamagnetic sedikit ditolak oleh medan magnet dan materi tidak
mempertahankan sifat magnetik ketika bidang eksternal dihapus. Dalam bahan
diamagnetic semua elektron dipasangkan sehingga tidak ada magnet permanen
saat bersih per atom. sifat Diamagnetic timbul dari penataan kembali dari orbit
elektron di bawah pengaruh medan magnet luar. Sebagian besar unsur dalam tabel
periodik, termasuk tembaga, perak, dan emas, adalah diamagnetic.

Diamagnetisme adalah sifat suatu benda untuk menciptakan suatu medan


magnet ketika dikenai medan magnet .Sifat ini menyebabkan efek tolak menolak.
Diamagnetik adalah salah satu bentuk magnet yang cukup lemah, dengan
pengecualiansuperkonduktor yang memiliki kekuatan magnet yang kuat.

Semua material menunjukkan peristiwa diamagnetik ketika berada dalam


medan magnet. Oleh karena itu, diamagnetik adalah peristiwa yang umum terjadi
karena pasangan elektron , termasuk elektron inti di atom, selalu menghasilkan
peristiwa diamagnetik yang lemah. Namun demikian, kekuatan magnet
material diamagnetik jauh lebih lemah dibandingkan kekuatan magnet material
feromagnetikataupun paramagnetik. Material yang disebut diamagnetik umumnya
berupa benda yang disebut 'non-magnetik', termasuk di antaranya air, kayu ,
senyawa organik seperti minyak bumi dan beberapa jenis plastik , serta beberapa
logam seperti tembaga, merkuri ,emas dan bismut. Superkonduktor adalah contoh
Diamagnetik sempurna.

b. Paramagnetik
Bahan paramagnetik adalah bahan yang resultan medan magnet atomis masing-
masing atom/molekulnya tidak nol, tetapi resultan medan magnet atomis total seluruh
atom/molekul dalam bahan nol (Halliday & Resnick, 1989). Hal ini disebabkan
karena gerakan atom/molekul acak, sehingga resultan medan magnet atomis masing-
masing atom saling meniadakan. Bahan ini jika diberi medan magnet luar, maka
elektron-elektronnya akan berusaha sedemikian rupa sehingga resultan medan
magnet atomisnya searah dengan medan magnet luar. Sifat paramagnetik ditimbulkan
oleh momen magnetik spin yang menjadi terarah oleh medan magnet luar. Pada bahan
ini, efek diamagnetik (efek timbulnya medan magnet yang melawan medan magnet
penyebabnya) dapat timbul, tetapi pengaruhnya sangat kecil.

Permeabilitas bahan paramagnetik adalah 0μμ>, dan suseptibilitas


magnetik bahannya. 0>mx contoh bahan paramagnetik: alumunium, magnesium,
wolfram dan sebagainya. Bahan diamagnetik dan paramagnetik mempunyai sifat
kemagnetan yang lemah. Perubahan medan magnet dengan adanya bahan tersebut
tidaklah besar apabila digunakan sebagai pengisi kumparan toroida.
Bahan paramagnetik ada yang positif, kerentanan kecil untuk medan
magnet.. Bahan-bahan ini sedikit tertarik oleh medan magnet dan materi yang
tidak mempertahankan sifat magnetik ketika bidang eksternal dihapus. sifat
paramagnetik adalah karena adanya beberapa elektron tidak berpasangan, dan dari
penataan kembali elektron orbit disebabkan oleh medan magnet eksternal. Bahan
paramagnetik termasuk Magnesium, molybdenum, lithium, dan tantalum.

Paramagnetisme adalah suatu bentuk magnetisme yang hanya terjadi


karena adanya medan magnet eksternal. Material paramagnetik tertarik oleh
medan magnet, dan karenanya memiliki permeabilitas magnetis relatif lebih besar
dari satu (atau, dengan kata lain, suseptibilitas magnetik positif). Meskipun
demikian, tidak seperti ferromagnet yang juga tertarik oleh medan magnet,
paramagnet tidak mempertahankan magnetismenya sewaktu medan magnet
eksternal tak lagi diterapkan.

c. Ferromagnetik
Bahan ferromagnetik adalah bahan yang mempunyai resultan medan atomis
besar (Halliday & Resnick, 1989). Hal ini terutama disebabkan oleh momen
magnetik spin elektron. Pada bahan ferromagnetik banyak spin elektron yang tidak
berpasangan, misalnya pada atom besi terdapat empat buah spin elektron yang tidak
berpasangan. Masing-masing spin elektron yang tidak berpasangan ini akan
memberikan medan magnetik, sehingga total medan magnetik yang dihasilkan
oleh suatu atom lebih besar.

Medan magnet dari masing-masing atom dalam bahan ferromagnetik sangat


kuat, sehingga interaksi diantara atom-atom tetangganya menyebabkan sebagian
besar atom akan mensejajarkan diri membentuk kelompok-kelompok.

Kelompok atom yang mensejajarkan dirinya dalam suatu daerah


dinamakan domain. Bahan feromagnetik sebelum diberi medan magnet luar
mempunyai domain yang momen magnetiknya kuat, tetapi momen magnetik ini
mempunyai arah yang berbeda-beda dari satu domain ke domain yang lain sehingga
medan magnet yang dihasilkan tiap domain saling meniadakan.

Bahan ferromagnetik ada yang positif, kerentanan besar untuk medan


magnet luar. Mereka menunjukkan daya tarik yang kuat untuk medan magnet dan
mampu mempertahankan sifat magnetik mereka setelah bidang eksternal telah
dihapus bahan. Ferromagnetik memiliki elektron tidak berpasangan sehingga atom
mereka memiliki momen magnet bersih. Mereka mendapatkan magnet yang kuat sifat
mereka karena keberadaan domain magnetik. Dalam domain ini, sejumlah besar

di saat-saat atom 1012 sampai 1015 adalah sejajar paralel sehingga gaya magnet
dalam domain yang kuat. Ketika bahan feromagnetik dalam keadaan unmagnitized,
wilayah hampir secara acak terorganisir dan medan magnet bersih untuk bagian yang
secara keseluruhan adalah nol.. Ketika kekuatan magnetizing diberikan, domain
menjadi selaras untuk menghasilkan medan magnet yang kuat dalam bagian. Besi,
nikel, dan kobalt adalah contoh bahan feromagnetik. Komponen dengan materi-
materi ini biasanya diperiksa dengan menggunakan metode partikel magnetik.

Ferromagnetisme adalah sebuah fenomena dimana sebuah material dapat


mengalami magnetisasi secara spontan, dan merupakan satu dari bentuk kemagnetan
yang paling kuat. Fenomena inilah yang dapat menjelaskan kelakuan magnet yang
kita jumpai sehari-hari. Ferromagnetisme merupakan dasar untuk menjelaskan
fenomena magnet permanen.

6. Cara Menghilangkan Magnet

Gambar 6. Cara Menghilangkan Sifat Magnet


Penghilangan sifat magnet dapat dilakukan dengan mengacak arah oreantasi domain-
domain magnetik dalam bahan. Berikut beberapa cara diantaranya
1. Pemanasan
Jika bahan dipanaskan maka atom-atom akan bergerak lebih keras. Akibat arah orientasi
kemagnetan atom-atom berubah dan akibatnya mengubah arah kutub kemagnetan
domain. Arah kutub domain menjadi acak sehingga sifat kemagnetan bahan menjadi
hilang.
2. Pemukulan
Pemukulan yang terus menerus pada bahan magnetik dapat pula mengubah arah kutub
domain menjadi acak. Akibatnya sifat kemagnetan bahan juga dapat hilang.
3. Dililiti kumparan yang dialiri arus bolak-balik (AC).
Jika sebuah batang magnet ditempatkan dalam kumparan yang dialiri arus bolak-balik,
maka magnet batas tersebut berada dibawah pengaruh magnet lain (magnet kumparan)
yang memiliki arah kutub berubah-ubah. Hal ini dapat mengganggu arah orientasi domain
magnetik dalam bahan sehingga arah orientasi domain menjadi acak. Akibatnya sifat
kemagnetan bahan menjadi hilang. Contoh : pita kaset terbuat dari bahan magnet. Pita
kaset yang terkena panas, misalnya sengatan matahari dapat rusak karena kehilangan sifat
magnetiknya. Akibatnya, tidak dapat menghasilkan musik yang enak didengar.

7. Aplikasi Magnet
a. Bantalan Magnetik (Magnetic bearing)
Magnetic Bearing adalah bantalan paling modern dengan daya kerja atau
putaran tinggi. biasanya di pakai di sistem sistem dan perangkat tertentu
seperti flywheel. dengan bantuan magnetic bearing ini, maka flywheel bisa terapung
di medan magnet. Beberapa tipe flywheel bisa berputar lebih dari 50 ribu rpm.
bandingkan dengan roller bearing biasa atau ball bearing yang akan langsung
meleleh dalam kecepatan ini. Karna magnetic bearing tidak punya moving part,
maka kecepatan putarnya bisa sangat cepat. Dengan adanya medan magnet, poros
tidak memiliki kontak dengan bagian lain dan sangat sedikit gesekan dan getaran.
Selain itu bearing juga tidak memerlukan pelumas dan bantalan dapat menahan
suhu yang sangat tinggi.
Gambar 7. magnetic bearing
b. Superconduktor Magnet

Gambar 8. Superkonduktor Magnet

Levitasi superkonduktor dalam bahasa Inggris dikenal dengan Superconductor


Levitation adalah sifat material superkonduktor pada suhu rendah yang bisa
melayang di dalam jangkauan medan magnet karena adanya efek Meissner. Material
superkonduktor sendiri adalah material yang akan memiliki resistansi nol pada suhu
sangat rendah. Material konduktor yang lain seperti tembaga dan perak memiliki sifat
akan menurun resistansi elektriknya ketika berada dibawah suhu normal. Namun
superkonduktor adalah istimewa, material ini akan benar-benar akan memiliki
resistansi elektrik nol di suhu sangat rendah.
Gambar 9. meissner efek
Sifat tersebut akan menjadikan superkonduktor memiliki meisner effect seperti
pada gambar di atas. Pada suhu normal superkonduktor tidak akan terpengaruh
dengan medan magnet. Namun di suhu rendah melebihi suhu kritisnya material
superkonduktor akan terperangkap dalam medan magnet.

c. Superconduktor Magnetic Bearing


Penggunaan magnetic bearing untuk mengurangi gesekan pada komponen
mekanis bukan hal yang baru lagi, pengembangan magnetic bearing superconduktor
menghasilkan gesekan lebih sedikit dari magnetic bearing biasa sebesar 25%.
Bahan superkonduktor yang digunakan dalam magnetic bearing ditemukan pada
tahun 1986. Pendekatan gesekan dihasilkan ketika magnetic baering diposisikan
diatas bahan superkonduktor kemudian didinginkan oleh nitrogen cair hingga
temperatur -300 F. Pada suhu ini, bahan superkonduktor menghasilkan medan magnet
yang sama tetapi berlawanan dalam kaitannya dengan magnet sehingga magnetic
bearing akan melayang sebagai respon terhadap medan magnet yang berlawanan.

Gambar 10. Superconduktor Magnetic Bearig


d. Maglev Trains
Kereta maglev merupakan kendaraan yang berjalan melayang di lintasan dengan
menggunakan kekuatan elektromagnetik antara magnet superkonduktor yang terdapat
di kereta dan coil yang berada di lintasan. Berikut ini adalah penjelasan umum
dari prinsip levitasi magnetik, kumparan levitasi dipasang pada dinding samping
lintasan. Ketika magnet superkonduktor lewat dengan kecepatan tinggi sekitar beberapa
centimeter di bawah pusat kumparan, arus listrik diinduksi dalam kumparan yang
kemudian bertindak sebagai elektromagnet sementara. Akibatnya ada kekuatan yang
mendorong dan yang menarik secara bersamaan, sehingga kereta maglev melayang.

Gambar 11. maglev trains


BAB III
PENUTUP

Beda memiliki sifat magnetik akan mampu menarik benda-benda yang terbuat dari bahan
yang memiliki unsur khusus didalamnya yang tergantung pada memiliki sifat kemagnetisannya
berupa feromagnetik, paramagnetik, atau diamagnetik

Anda mungkin juga menyukai