Anda di halaman 1dari 23

KEPEMIMPINAN DAN MEMIMPIN TIM

Dibuat oleh :

Kelompok 1

Vania Faustina 3203018011

Emily Katherine H. 3203018018

Annabelle Deva K. 3203018022

Grace Ferlinda 3203018029

Rizky Meihendra 3203018247

FAKULTAS BISNIS JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS WIDYA MANDALA SURABAYA

Jl. Dinoyo 42-44, Surabaya, 60265, Jawa Timur – Indonesia

Telp. (031)5678478; Fax (031)5610818

Email: unikawidyamandala@yahoo.co.id

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya
kami sekelompok dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Kami
menyadari bahwa tanpa berkat Tuhan dan bimbingan serta partisipasi berbagai pihak kami
tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kepemimpinan dan Memimpin
Tim”. Makalah ini ditulis sebagai tugas mata kuliah Pengantar Manajemen.

Kelompok kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi materi maupun cara penulisan, karena kami menyadari keterbatasan waktu yang ada.
Namun demikian kami telah berupaya dengan waktu yang ada, sumber informasi dan
pengetahuan yang kami miliki untuk menyelesaikan makalah pengantar manajemen ini.
Untuk itu kami dengan terbuka menerima segala kritik dan saran dari pembaca.

Akhir kata kami selaku penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi
pembaca.

Surabaya, 23 April 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Cover...........................................................................................................................................i

Kata Pengantar...........................................................................................................................ii

Daftar Isi...............................................................................................................................iii-iv

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................1

1.3 Manfaat dan Tujuan Penulisan.............................................................................................1

1.4 Tujuan...................................................................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Kepemimpinan……………………………………………………………………2

2.2 Kepemimpinan Masa Kini…………………………………………………………………2

2.3 Dari Manajemen Ke Kepemimpinan………………………………………………………2

2.4 Karakter Kepemimpinan…………………………………………………………………..4

2.5 Pendekatan Perilaku……………………………………………………………………….4

2.5.1 Penelitian Ohio State…………………………………………………………………….4

2.5.2 Penelitian Michigan……………………………………………………………………...5

2.6 Kekuasaan Dan Pengaruh………………………………………………………………….5

2.6.1 Kekuasaan Posisi………………………………………………………………………...5

2.6.2 Kekuasaan Pribadi……………………………………………………………………….6

2.6.3 Sumber Kekuasaan Lain…………………………………………………………………6

2.7 Kepemimpinan Sebagai Pelayanan………………………………………………………..6

2.8 Apakah Pengertian Tim?......................................................................................................7

iv
2.9 Dilema Tim………………………………………………………………………………...7

2.10 Bagaiman Membuat Tim Menjadi Efektif……………………………………………….9

2.10.1 Model Tim Yang Efektif……………………………………………………………….9

2.10.2 Kepemimpinan Tim Yang Efektif…………………………………………………….10

2.11 Jenis-Jenis Tim………………………………………………………………………….11

2.11.1 Tim Yang Diarahkan Sendiri…………………………………………………………11

2.12 Pengerahan Tim Yang Inovatif…………………………………………………………12

2.13 Proses Tim………………………………………………………………………………13

2.14 Tahap-Tahap Perkembangan Tim………………………………………………………13

2.15 Norma-Norma Tim……………………………………………………………………...14

2.16 Mengelola Konflik Tim…………………………………………………………………15

2.16.1 Menyeimbangkan Konflik Dan Kerja Sama……………………………………….…15

2.16.2 Sebab-Sebab Konflik………………………………………………………………….15

2.16.3 Gaya Penanganan Konflik…………………………………………………………….15

2.16.4 Negosiasi……………………………………………………………………………...16

2.17 Tim Kerja Yang Efektif…………………………………………………………………16

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................18

3.2 Saran...................................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................19

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam manajemen kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting, sehingga


sebagai calon - calon manajer kita harus belajar bagaimana cara memimpin dan belajar untuk
mengenali seperti apa gaya kepemimpinan kita. Kepemimpinan dan manajemen harus saling
melengkapi diperlukan keseimbangan antara manajemen dan kepemimpinan yang baik.
Selain itu sebagai manajer, kita harus dapat memimpin tim dalam organisasi, dan dalam
sebuah organisasi ada berbagai macam orang, baik yang suka bekerja dalam tim maupun
tidak, sebagai manajer kita harus dapat membuat tim tersebut bekerja secara efektif. Selain
itu bekerja dalam tim tentu akan menimbulkan banyak konflik yang terjadi dan sebagai
manajer kita harus dapat menangani konflik - konflik yang terjadi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud hakikat kepemimpinan?

2. Bagaimana kepemimpinan masa kini?

3. Mengapa bekerja dalam tim?

4. Bagaimana membuat tim menjadi efektif?

1.3 MANFAAT DAN TUJUAN PENULISAN

 Mengetahui tentang hakikat kepemimpinan


 Mengetahui tentang bagaimana kepemimpinan masa kini
 Mengetahui tentang mengapa bekerja dalam tim
 Mengetahui tentang bagaimana membuat tim menjadi efektif

1.4 TUJUAN

 Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Pengantar Manajemen

 Sarana belajar dan diskusi mahasiswa

iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 HAKIKAT KEPEMIMPINAN


Dari semua pemikiran dan tulisan mengenai kepemimpinan, ada tiga aspek yang
menonjol : manusia, pengaruh, dan tujuan. Kepemimpinan dijalankan oleh manusia,
melibatkan penggunaan pengaruh, dan digunakan untuk mencapai tujuan. Pengaruh berarti
bahwa hubungan antara manusia tidak terjadi secara pasif. Oleh karena itu, kepemimpinan
didefinisikan sebagai kemampuan untuk memengaruhi orang lain guna mencapai tujuan
organisasi.

2.2 KEPEMIMPINAN MASA KINI


Konsep kepemimpinan berubah seiring berubahnya organisasi. Artinya, konteks
lingkungan tempat kepemimpinan dijalankan memengaruhi pendekatan apa yang paling
efektif, di samping pemimpin seperti apa yang paling dikagumi masyarakat. Pengaruhi
penting terhadap gaya kepemimpinan selama beberapa tahun terakhir adalah yang penuh
pergolakan dan ketidakpastian.

Teknologi, kondisi ekonomi, kondisi tenaga kerja, serta nilai-nilai social dan budaya
sepanjang masa semuanya memainkan peranan. Hal menarik tentang kepemimpinan masa
kini adalah “ pendekatan postheroic “ yang mengutamakan tindakan-tindakan subtil, tidak
kasat mata, dan sering tanpa pamrih dilakukan ssetiap hari oleh para pemimpin, bukan
prestasi hebat para pahlawan bisnis kenamaan. Kerendahan Hati (humility) berarti bersikap
rendah hati dan tidak berpura-pura.

2.3 DARI MANAJEMEN KE KEPEMIMPINAN


Perbedaan utama antara manajemen dan kepemimpinan adalah manajemen
mengutamakan stabilitas, ketertiban, dan pemecahan masalah di struktur dan sistem
organisasi yang ada. Kepemimpinan tidak dapat menggantikan manajemen, melainkan harus
melengkapinya. Manajemen yang baik diperlukan untuk membantu organisasi memenuhi
komitmen yang ada, sementara kepemimpinan yang baik diperlukan untuk membawa
organisasi ke masa depan.

iv
Kualitas Kualitas
Manajer Pemimpin

PIKIRAN JIWA

Rasional Visioner

Siap Berbagi
Bergairah
Saran

Gigih Kreatif

Pemecah
Fleksibel
Masalah

Teguh Menginspirasi

Analitis Inovatif

Terstruktur Berani

Waspada Imajinatif

Berwibawa Eksperimental

Memulai
Menstabilkan
Perubahan

Kekuatan Kekuatan
Posisi Pribadi

iv
2.4 KARAKTER KEPEMIMPINAN

Berbagai upaya awal untuk memahami kesuksesan kepemimpinan berfokus kepada


karakter pemimpin. Karakter (traits) adalah ciri pribadi pemimpin yang menonjol, seperti
kecerdasan, kejujuran, kepercayaan diri, dan bahkan penampilan. Karakter pribadi mereka,
karakter fisik, sosial, dan yang berhubungan dengan pekerjaan mereka juga diteliti. Karakter
adalah ciri pribadi pemimpin yang menonjol, seperti kecerdasan, kejujuran, kepercayaan diri,
dan bahkan penampilan.

2.5 PENDEKATAN PERILAKU


Pertimbangan jenis perilaku yang menggambarkan sejauh mana sang pemimpin
memikirkan bawahan, menghargai pikiran dan perasaan mereka, dan membangun rasa saling
percaya. Struktur permulaan adalah kadar perilaku tugas, yaitu sejauh mana sang pemimpin
berorientasi tugas dan mengarahkan pekerjaan bawahanya untuk mencapai tujuan.

Dua perilaku kepemimpinan utama yang dianggap penting bagi kepemimpinan adalah
perilaku berorientasi tugas dan perilaku berorientasi manusia. Kedua metakategori ini, atau
kategori perilaku secara luas, terbukti berhubungan dengan kepemimpinan efektif di berbagai
situasi dan waktu. Meski keduanya tidak hanya penting bagi perilaku kepemimpinan ,
perhatian akan tugas dan manusia sedikit banyak harus diperlihatkan. Oleh karena itu, banyak
upaya untuk memahami kepemimpinan menggunakan kedua metakategori ini sebagai dasar
penelitian dan perbandingan. Program penelitian penting terhadap perilaku kepemimpinan
dilakukan di Ochio State University, University of Michigan, dan University of Texas.

2.5.1 PENELITIAN OHIO STATE

Para peneliti di the Ochio State University menyurvei para pemimpin untuk meneliti
ratusan dimensi perilaku pemimpin. Mereka mengidentifikasi dua perilaku utama :
pertimbangan dan struktur permulaan.

Pertimbangan (consideration) masuk ke kategori perilaku berorietasi manusia dan


berarti sejauh mana sang pemimpin memikirkan bawahan, menghargai pikiran dan perassaan
mereka, dan membangun rasa saling percaya. Para pemimpin yang penuh pertimbangan
bersifat ramah, memberikan komunikasi terbuka, membangun kerja sama, dan berorientasi
kepada kesejahteraan bawahan mereka.

Struktur permulaan (initiating structure) adalah kadar perilaku tugas, yaitu sejauh
mana sang pemimpin berorientasi tugas dan mengarahkan pekerjaan bawahannya untuk

iv
mencapai tujuan. Para pemimpin dengan gaya ini biasanya memberikan instruksi,
menggunakan waktu untuk perencanaan, menekankan tenggat waktu, dan memberikan
jadwal pekerjaan yang tegas. Pertimbangan dan struktur permulaan saling terpisah, yaitu
yang berarti seorang pemimpin dengan pertimbangan tinggi dapat memiliki struktur
permulaan tinggi atau rendah.

2.5.2 PENELITIAN MICHIGAN

Supervisor paling efektif adalah mereka yang mengutamakan kebutuhan manusiawi


bawahannya untuk untuk “ membangun kelompok kerja efektif dengan tujuan berkinerja
tinggi”. Para peneliti Universitas Michigan menggunakan istilah pemimpin berorientasi
pegawai untuk menyebutkan pemimpin yang menetapkan tujuan berkinerja tinggidan
menampilkan perilaku suportif terhadap bawahan mereka.
Pemimpin yang paling tidak efektif desebut pemimpin berorientasi tugas, yaitu
mereka yang cendderung lebih memperhatikan pemenuhan jadwal, penghematan biaya, dan
efisiensi produksi daripada pencapaian tujuan dan kebutuhan manusiawi.
2.6 KEKUASAAN DAN PENGARUH

Kekuasaan (power) adalah potensi untuk memengaruhi perilaku orang lain. Pengaruh
(influence) adalah dampak tindakan seseorang terhadap sikap, nilai, keyakinan, atau perilaku
lain

2.6.1 KEKUASAAN POSISI

Kekuasaan tradisional manajer muncul dari organisasi. Posisi manajer memberinya


kekuasaan untuk memberi imbalan atau menghukum bawahan untuk memengaruhi perilaku
mereka. Kekuasaan sah, kekuasaan imbalan, dan kekuasaan hukuman semuanya adalah
bentuk kekuasaan yang digunakan manajer untuk mengubah perilaku pegawai.

a. Kekuasaan sah (legitimate power) adalah kekuasaan yang muncul dari posisi
manajemen formal di organisasi dan kewenangan yang diberikan kepadanya.
b. Kekuasaan imbalan (reward power) adalah kekuasaan yang berasal dari
kewenangan unntuk memberikan imbalan kepada orang lain.
c. Kekuasaan hukuman (coercive power) adalah kewenangan untuk menghukum
atau merekomendasikan hukuman.

iv
2.6.2 KEKUASAAN PRIBADI

Kebalikan dari sumber kekuasaan posisi eksternal, kekuasaan pribadi banyak muncul
dari sumber-sumber internal, misalnya pengetahuan khusus atau karekteristik pribadi
seseorang. Kekuasaan pribadi adalah senjata utama pemimpin, serta menjadi makin penting
ketika bisnis makin banyak dijalankan oleh tim pegawai yang kurang toleran terhadap
manajemen yang otoriter. Dua jenis kekuasaan pribadi adalah kekuasaan ahli dan kekuasaan
rujukan.

a. Kekuasaan ahli (expert power) adalah kekuasan yang berasal dari pengetahuan
atau keahlian khusus seseorang tentang tugas yang sedang dikerjakan tersebut.
b. Kekuasaan rujukan (referent power) adalah kekuasaan yang berasal dari
karateristik pribadi seseorang yang membuat orang lain memihak,
menghormati, dan mengagumi hingga menirunya.

2.6.3 SUMBER KEKUASAAN LAIN

1. Upaya pribadi : Orang yang menunjukan inisiatif, bekerja melebihi yang


diharapkan dari mereka, mengerjakan proyek yang tidak
disukai namun penting, serta menunjukan minat belajar
tentang organisasi dan bisnis sering memperoleh kekuasaan.
2. Jejaring Hubungan : orang yang berkecimpung di jejaring hubungan memiliki
kekuasaan yang lebih besar
3. Informasi : sumber daya bisnis utama dan orang yang memiliki akses
terhadap informasi dan mengendalikan bagaimana dan untuk
siapa informasi didistribusikan biasanya kuat.

2.7 KEPEMIMPINAN SEBAGAI PELAYANAN

a. Kepemimpinan Abdi
Pemimpin abdi adalah pemimpin yang bekerja untuk memenuhi tujuan dan kebutuhan
bawahan mereka, dan mewujudkan tujuan atau misi lebih besar dari organisasi mereka.
Konsep kepemimpinan abdi yang digagas pertama kali oleh Robert Greenleaf di tahun 1970
ini kembali menerima sorotan selama beberapa tahun belakanan dengan banyaknya
perusahaan yang bangkit dari skandal etika dan bersaing untuk menarik dan mempertahankan
bakat-bakat terbaik. Pemimpin abdi melampaui kepentingan diri mereka sendiri untuk
melayani orang lain dari organisasi.

iv
Mereka bekerja pada dua tingkat : untuk pemenuhan tujuan dan kebutuhan bawahan
mereka, dan perwujudan tujuan atau misi lebih besar dari organisassi mereka. Pemimpin abdi
banyak bekerja di organisasi nonprofit karena memberikan cara alamiah bagi mereka
menerapkan dorongan kepemimpinan dan keahlian untuk melayani orang lain.

b. Kepemimpinan moral
Kepemimpinan moral melakukan hal yang benar. Ini berarti memperlihatkan perilaku
adil, jujur, baik, dan patut dalam melaksanakan kepemimpinan. Jelas bahwa kepemimpinan
moral memerlukan keberanian, yaitu kemampuan untuk menghadapi rasa takut dan bertindak
menurut nilai-nilai dan nurani. Kepemimpinan moral terkait dengan membedakan yang benar
dari yang salah dan memilih melakukan hal yang benar dalam melaksanakan kepemimpinan.

2.8 APAKAH PENGERTIAN TIM?

Tim adalah unit dari dua atau lebih orang yang berinteraksi dan mebgoordinasikan
kerja mereka untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi tim memiliki tiga komponen. Pertama,
diperlukan dua orang atau lebih. Kedua, orang - orang dalam sebuah tim akan melakhkan
ubteraksi secara rutin. Ketiga, orang - orang dalam tim memilikj tujjan kerja, baik itu
merancang alat penghitung yang dapat digenggam, membangun sebuah mesin, atau
mengerjakan proyek kelas. Konsep tim membawa makna bahwa adanya misi yang sama dan
tanggung jawab bersama.

2.9 DILEMA TIM

Sebagian orang sangat menyukai ide kerja tim, sebagian lainnya sangat tidak suka,
dan banyak orang memiliki emosi yang positif maupun negatif terhadapat kerja tim. Ada tiga
alasan utama mengapa tim memberikan dilema pada sebagian besar orang

Kelompok Tim
 Memiliki orang yang ditugasi  Berbagi atau menggilirkan peran
sebagai pemimpin pemimpin
 Menempatkan tanggung jawab di  Menempatkan tanggung jawab
tangan individu bersama pada tim
 Memiliki tujuan yang serupa untuk  Menentukan visi atau tujuan spesifik
kelompok dan organisasi untuk tim
 Memiliki hasil kerja individu  Memiliki hasil kerja kolektif

iv
 Menjalankan rapat yang efisien  Menjalankan rapat yang mendorong
terciptanya diskusi terbuka dan
penyelesaian masalah
 Mengukur keefektifan secara tidam  Mengukur keefektifan secara
langsung dengan hal - hal langsung dengan menilaj kerja
menmpengaruhi bisnis (seperti kolektif
kinerja keuangan)
 Mendiskusikan, memutuskan, dan  Mendiskusikan, memutuskan, dan
mendelegasikan kerja pada individu membagi pekerjaan

 Kita harus mengesampingkan kemandirian kita

Ketika seseorang menjadi bagian dari sebuah tim, kesuksesannya bergantung pada
kesuksesan tim : karenanya, ia akan bergantung pada seberapa baik kinerja orang lain, tidak
hanya bergantung pada inisiatif dan tindakannya sendiri. Idenya adalah setiap orang harus
mendahulukan kepentingan tim, bahkan jika pada keadaan tertentu situasi ink menyakiti
individu tersebut.

 Kita harus berhadapan dengan pembonceng

Pembonceng adalah anggota tim yang mendapatkan keuntungan dari keanggotaannya


dalam sebuah tim tetapi tidak secara aktif berpastisipasi dan berkontribusi dalam tim.
Pemboncengan terkadang disebut social loafing karena ada anggota yang tidak memberikan
usaha yang setara.

 Tim terkadang menjadi kehilangan fungsi

Beberapa perusahaan memperoleh kesuksesan besar lewat kerja tim, tetapi ada juga banyak
contoh betapa tim di organisasi - organisasi telah gagal total.

Disfungsi Karakteristik Tim yang Baik


 Kurangnya kepercayaan, orang - orang  Kepercayaan, anggota - anggota saling
tidak merasa aman untuk menunjukkan mempercayai pada tingkat emosi yang
kesalahan, berbagi kekhawatiran, atau dalam, merasa nyaman dengan menjadi
mengungkapkan ide rapuh bersama
 Ketakutan akan konflik, orang - orang  Konflik yang sehat, anggota - anggota

iv
setuju sengan orang lain hanya demi merasa nyaman dalam ketidaksepakatan
keharmonisan, tidak menunjukkan opini dan nyaman dalam mendebat orang lain
yang bertentangan dengan tujuan untuk menemukan solusi
terbaik
 Kurangnya komitmen, jika orang - orang  Komitmen, karena semua ide
takut mengungkapkan opini mereka diutarakan. Orang - orang dapat
yang sebenarnya, akan sulit untuk mencapai tujuan dan menbuat keputusan
mendapatkan kesungguhan komitmen
mereka pada keputusan bersama
 Penghindaran akuntabilitas, orang -  Akuntabilitas, anggota - anggota saling
orang tidak mah bertanggung jawab atas bertanggung jawa daripada
hasil, saling tunjuk - menunjuk ketika mengandalkan manajer sebagai sumber
ada hal yang tidak beres akuntabilitas
 Kurangnya perhatian pada hasil, para  Orientasi pada hasil, anggota - anggota
anggota lebih mendahulukan ambisi atau mengesampingkan agenda pribadi, dan
kebutuhan sendiri dsripada hasil berfokus pada apa yang terbaik bagi tim.
bersama

2.10 BAGAIMANA MEMBUAT TIM MENJADI EFEKTIF

Keefektifan sebuah tim kerja didasarkan pada tiga hasil yaitu: keluaran produktif,
kepuasan diri, dan kemampuan untuk beradaptasi dan belajar. Kepuasaan berhubungan
dengan kemampuan tim untuk membutuhi kebutuhan pribadi dari anggota-anggotanya, dan
pada akhirnya dapat menjaga keanggotaan dan komitmen mereka.

Keluaran produktif berhubungan dengan kualitas dan kuantitas dari keluaran tugas
seperti yang ditentukan oleh tujuan-tujuan tim. Kemampuan untuk beradaptasi dan belajar
mengacu pada kemampuan tim untuk membawa pengetahuan dan keterampilan yang lebih
besar ke tugas-tugas yang dikerjakan tim tersebut, serta meningkatkan potensi organisasi
untuk merespons ancaman atau peluang baru di lingkungan.

2.10.1 MODEL TIM YANG EFEKTIF

Faktor-faktor yang mempengaruhi sebuah tim dimulai dengan konteks organisasi.


Konteks organisasi di mana tim tersebut beroperasi yang terdiri atas hal-hal seperti struktur,

iv
strategi, lingkungan, budaya, dan sistem pemberian penghargaan. Karakteristik-karakteristik
penting dari sebuah tim adalah jenis timnya, struktur timnya, dan komposisi timnya. Manajer
harus memutuskan kapan ia menciptakan tim permanen dalam struktur formal dan kapan
menciptakan sebuah tim yang akan mengerjakan tugas sementara. Karakteristik-karakteristik
tim memengaruhi proses-proses yang ada di dalam tim, yang pada akhirnya, akan
memengaruhi keluaran, kepuasan, dan kontribusi tim pada adaptabilitas organisasi.

Pemimpin tim yang baik harus dapat memahami dan mengelola tahap-tahap
perkembangan tim, kepaduan, norma-norma, dan konflik demi terciptanya tim yang baik.
Proses-proses ini dipengaruhi oleh karakteristik tim dan organisasi serta oleh kemampuan
anggota dan pemimpin tim untuk mengarahkan proses ini dengan cara yang positif.

2.10.2 KEPEMIMPINAN TIM YANG EFEKTIF

Pemimpin tim memerankan peran yang penting dalam membentuk keefektifan


timnya. Selain harus mengelola proses internal, ada tiga cara spesifik yang dapat digunakan
pemimpin untuk berkontribusi pada kesuksesan tim.

 Mengerahkan anggota-anggota untuk mencapai suatu tujuan.


Menyampaikan tujuan dan arahan yang jelas serta bersifat memaksa, yang merupakan
salah satu unsur kunci dari sebuah tim yang baik.
 Berbagi kekuasaan
Pemimpin tim yang baik menggenggam konsep kerja tim dalam setiap perbuatannya
serta kata-katanya. Itu artinya, ia berbagi kekuasaan, informasi, dan tanggung jawab,
ia mengizinkan para anggota tim mengutarakan pendapat mengenai bagaimana
caranya menyelesaikan tugas tim, pemimpin harus memiliki keyakinan bahwa anggot-
anggota tim yang lain akan dapat membuat keputusan yang baik, bahkan jika
keputusan-keputusan yang dibuat anggota tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh
sang pemimpin untuk dipilih.
 Mengakui ketidaktahuan
Pemimpin tim yang baik tidak akan takut mengakui ketidaktahuannya dan meminta
pertolongan. Hal ini disebut juga model fallibity yang memberitahukan orang-orang
bahwa pengetahuan yang kurang, permasalahan, pertimbangan, dan kesalahan dapat
didiskusikan secara terbuka tanpa takut terlihat tidak kompeten.

iv
2.11 JENIS – JENIS TIM

Organisasi-organisasi menggunakan berbagai jenis tim. Ada tim yang diciptakan untuk
menjadi bagian dari struktur formal suatu organisasi, ada juga yang dirancang untuk
meningkatkan partisipasi pegawai.

a. Tim Formal

Diciptakan oleh suatu organisasi sebagai bagian dari struktur formal di organisasi
tersebut.Dua jenis tim formal yang biasa dibentuk adalah vertikal dan horizontal, yang
biasanya mewakili hubungan struktur vertikal dan horizontal.

b. Tim Vertical

Terdiri atas manajer dan bawahannya dalam rantai perintah formal. Vertikal tim
sering kali disebut sebagai tim fungsional atau tim perintah. Biasanya tim vertikal dapat
berupa departemen dalam sebuah organisasi. Tiap-tiap tim dibentuk oleh organisasinya untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu melalui interaksi dan aktivitas bersama yang dilakukan para
anggota-anggotanya.

c. Tim Horizontal

Terdiri atas karyawan – karyawan dari tingkat hierarkis yang hamper sama, tetapi dari
bidang keahlian yang berbeda. Anggota-anggota terdiri dari beberapa departemen, diberikan
tugas khusus, dan timnya mungkin akan dibubarkan setelah tugas tersebut selesai. Tim
horizontal terdiri atas tim lintas fungsi, komite, dan tim dengan tujuan khusus.

Tim bertujuan khusus terkadang disebut tim proyek, diciptkan di luar struktur formal
organisasi untuk menjalankan suatu proyek penting yang memerlukan kreativitas tersendiri.
Tim bertujuan khusus masih menjadi bagian formal dari organisasi dan memiliki struktur
pelaporan sendiri, tetapi anggotanya-angotanya menggap diri mereka masing-masing sebagai
kesatuan yang terpisah.

2.11.1 TIM YANG DIARAHKAN SENDIRI

Terdapat sebuah tim yang dibentuk untuk meningkatkan partisipasi pekerja dalam
melakukan pengambilan keputusan dan melaksanakan pekerjaan mereka, dengan tujuan
meningkatkan kinerja. Secara bertahap, perusahaan-perusahaan makin memberikan otonomi
bagi para pegawainya, dengan membentuk tim penyelesaian masalah, yaitu tim yang

iv
melakukan diskusi mengenai cara-cara meningkatkan kualitas, eifisiensi, dan lingkungan
kerja. Seiring dengan makin matangnya suatu perusahaan, tim penyelesaian masalah biasanya
akan berkembang menjadi tim yang diarahkan sendiri yang merepresentasikan perubahan
mendasar dalam cara pengorganisasian kerja.

Tim yang diarahkan sendiri adalah tim yang memiliki bermacam-macam


keterampilan yang menggilirkan tugasnya untuk memproduksi keseluruhan produk atau
layanan atau setidaknya satu aspek atau posisi dari suatu produk atau layanan. Tim yang
diarahkan sendiri biasanya terdiri dari unsur-unsur berikut, yaitu tim yang terdiri dari
kemampuan yang beragam, tim yang diberikan akses untuk menggunakan sumber daya
seperti informasi, peralatan, mesin, dll.

2.12 PENGERAHAN TIM YANG INOVATIF

Dua jenis tim yang makin sering digunakan adalah tim virtual dan tim global.

 Tim Virtual

Tim virtual adalah tim yang terdiri atas anggota-anggota yang terpisah secara geografi
atau organisasi dan berhubungan melalui teknologi informasi dan telekomunikasi yang maju.
Dalam tim virtual keanggotaan mungkin cepat berubah, bergantung pada tugas yang harus
dijalankan. Salah satu kelebihan utama dari tim virtul adalah kemampuan untuk secara cepat
membentuk kelompok orang-orang yang paling cocok untuk menjalankan proyek yang rumit,
menyelesaikan masalah tertentu , atau memanfaatkan peluang sstrategis tertentu.

Tim virtual memberikan tantangan yang unik. Berikut akan dijelaskan mengenai area-
area penting yang harus disentuh oleh manajer ketika memimpin sebuah tim virtual, yaitu
menggunakan teknologi untuk menjalin hubungan, membentuk budaya melalui teknologi,
dan mengawasi progress dan memberikan penghargaan pada para anggotanya.

 Tim Global

Tim virtual terkadang merupakan tim global. Tim global adalah tim kerja lintas batas
yang terdiri atas anggota-anggota dari bangsa yang berbeda dan memiliki aktivitas yang
mencakup banyak negara. Beberapa tim global terdiri atas anggota-anggota yang berasal dari
negara atau budaya berbeda, dan melakukan pertemuan tatap muka. Akan tetapi, sebagian
besar tim virtual adalah tim yang anggota-anggotanya berada ditempat-tempat terpisah
diseluruh dunia dan melakukan pekerjaan secara elektronik.

iv
Tim global memberikan banyak tantangan bagi pemimpin tim, karena harus
menjembatani perbedaan waktu, jarak, dan budaya. Dalam beberapa kasus, para anggota
menggunakan Bahasa yang berbeda-beda teknologi berbeda, dan keyakinan yang berbeda
mengenai wewenang, komunikasi, pengambilan keputusan, dan orientasi waktu.

Organisasi-organisasi yang menggunakan tim global akan menginvestasikan waktu


dan sumber dayanya untuk memberikan pendidikan yang cukup pada para pegawainya.
Manajer-manajer yang bekerja dengan tim global harus menjamin bahwa semua anggota tim
saling menghargai dan memahami perbedaan budaya, fokus pada tujuan yang jelas, dan
memahami peran serta tanggung jawab mereka.

Agar tim global dapat bekerja dengan efektif, semua anggota tim harus rela
melakukan sedikit penyimpangan dari nilai-nilai norma yang mereka anut, dan membangun
norma baru untuk timnya. Seperti halnya tim virtual, penyeleksian anggota secara hati-hati,
pembangunan rasa percaya, dan pembagian informasi adalah hal-hal penting bagi kesuksesan
tim global.

2.13 PROSES TIM

Tim proses berhubungan dengan dinamika yang berubah sepanjang waktu dan dapat
dipengaruhi oleh pemimpin tim.

2.14 TAHAP – TAHAP PERKEMBANGAN TIM

Setelah sebuah tim dibentuk, tim akan berkembang melalui tahap-tahap yang berbeda.
Seiring berjalannya waktu, tim mengalami perbuahan. Tiap tahap memberikan permasalahan
dan tantangan yang berbeda pada pemimpin dan anggota tim.

a. Forming

Dalam proses perkembangan tim adalah masa orientasi dan pengenalan. Para anggota
tim saling bercampur dan saling mengetes satu sama lain tentang kemungkinan terciptanya
pertemanan dan orientasi tugas. Tahap ini memiliki tingkat ketidakpastian tinggi, anggota
menerima kuasa atau wewenang apapun yang diberikan kepada merekadari pemimpin resmi
atau tidak resmi.

iv
b. Storming

Dalam tahap ini, kepribadian individu mulai tampak. Para anggota menjadi lebih
tegas dalam menjelaskan peran mereka dana pa yang diharapkan dari mereka. Tahap ini
ditandai dengan timbulnya konflik dan ketidaksepakatan. Pekerjaan mungkin tidak mencapai
kinerja tinggi sampai timdapat berhasil melalui tahap ini.

c. Norming

Selama tahap ini, konflik diselesaikan dan keselarasan tim dan kesatuan akan muncul.
Consensus akan menentukan siapa yang yang memegang kuasa, siapa yang menjadi
pemimpin, dan siapa yang menjadi anggota. Para anggota sudah dapat menerima satu sama
lain. Selama tahap ini pemimpin tim harus menekankan kesatuan dalam tim dan membantu
menjelaskan norma dan nilai yang dianut tim.

d. Performing

Selama tahap ini, penekanan yang besar ditempatkan pada pemecahan masalah dan
pencapaian tugas. Para anggota berkomitmen pada misi tim. Mereka saling berkoordinasi
satu sama lain dan menangani ketidakpastian dengan cara yang lebih dewasa. Mereka
menghadapi dan menyelesaikan masalah untuk menyelesaikan tugas tim. Selama tahap ini,
pemimpin harus berkonsentrasi pada pengelolaan kinerja tinggi untuk mengerjakan tugas tim.

e. Adjourning

Tahap perkembangan tim di mana para anggota bersiap untuk pembubaran tim

2.15 NORMA – NORMA TIM

Standar perilaku informal yang dianut oleh semua anggota tim dan dijadikan acuan
dalam berperilaku.

Cara Perkembangan Norma Tim :

 Peristiwa penting dalam riwayat tim


 Keunggulan : Teladan perilaku pertama
 Bawaan dari pengalaman lainnya
 Pernyataan eksplisit dari pemimpin atau anggota

iv
2.16 MENGELOLA KONFLIK TIM

Konflik (conflict) adalah interaksi yang bersifat bermusuhan di mana satu pihak
berupaya menghalangi niat / tujuan pihak lain.

2.16.1 MENYEIMBANGKAN KONFLIK DAN KERJA SAMA

Groupthink : kecenderungan orang-orang untuk terlalu berkomitmen pada kepaduan


tim sehingga mereka malas mengungkapkan opini yang berlawanan.

2.16.2 SEBAB - SEBAB KONFLIK

 Adanya persaingan untuk mendapatkan sumber daya, seperti : uang, informasi dan
pasokan
 Orang-orang mengejar tujuan yang berbeda
 Gangguan Komunikasi
 Persoalan rasa percaya dan merasa tidak disertakan dalam interaksi komunikasi yang
penting

2.16.3 GAYA PENANGANAN KONFLIK

a. Gaya bersaing : Mencerminkan ketegasan seseorang untuk memenangkan


keinginannya dan dapat juga digunakan ketika tindakan cepat
dan tegas menjadi persoalan penting / tindakan yang tidak
biasa
b. Gaya menghindar : Tidak mencerminkan ketegasan ataupun kerjasama
c. Gaya berkompromi : Mencerminkan jumlah yang cukup dari ketegasan dan
kerjasama
d. Gaya mengakomodasi : Mencerminkan derajat kerjasama yang tinggi, yang akan
sangat cocok ketika orang-orang menyadari bahwa diri
mereka salah dan ketika menjaga keselarasan yang penting
e. Gaya berkolaborasi : Mencerminkan tingkat ketegasan dan kerjasama tinggi.

iv
Menyelesaikan Konflik di antara orang-orang / departemen

 Tujuan-tujuan Superordinat adalah Tujuan yang tidak dapat dicapai oleh salah satu
pihak
 Mediasi adalah Proses penggunaan pihak ketiga untuk menyelesaikan sebuah
sengketa

2.16.4 NEGOSIASI

Negosiasi adalah strategi pengelolaan konflik di mana orang-orang terlibat dalam


diskusi serah terima dan mempertimbangkan berbagai alternative untuk mencapai keputusan
bersama yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.

Negosiasi terdiri dari :

 Negosiasi Integratif : Pendekatan kolaboratif dalam melakukan negosiasi yang


didasarkan pada asumsi yang memenangkan kedua belah
pihak di mana kedua belah pihak ingin menciptakan solusi
yang kreatif yang dapat menguntungkan kedua belah pihak
 Negosiasi Distributif : Pendekatan negosiasi yang kompetitif dan bermusuhan di
mana masing-masing pihak berusaha keras untuk
mendapatkan sebanyak mungkin, semampunya dan biasanya
mengorbankan pihak lain

Aturan untuk Mencapai Solusi yang Memenangkan Kedua Pihak

 Memisahkan orang-orang dari permasalahan


 Berfokus pada kepentingan bukan tuntutan
 Menghasilkan banyak alternative untuk keuntungan kedua belah pihak
 Bersikeras bahwa hasil didasarkan pada standart objektif

2.17 TIM KERJA YANG EFEKTIF

Tindakan – tindakan yang akan meningkatkan kefektifan tim kerja

 Keluaran Produktif

iv
 Kepuasaan Anggota
 Kapasitas untuk Beradaptasi dan Belajar

iv
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kepemimpinan adalah tentang cara untuk mempengaruhi orang lain kemudian


mengarahkan keinginan, kemampuan dan kegiatan mereka untuk mencapai tujuan si
pemimpin. Dalam suatu organisasi, kepemimpinan itu merupakan suatu seni untuk
mempengaruhi bawahannya baik secara individu maupun sebagai kelompok agar melakukan
kegiatan untuk mencapai organisasi seoptimal mungkin

Dalam memimpin seorang pemimpin harus memahami teori, gaya dan lingkungan
tempat mereka memimpin. Kepemimpinan juga dapat dikatakan penting apabila
memanfaatkan dan mengelola potensi setiap anggota dengan cara yang tepat. Seorang
pemimpin dalam mengendalikan kepemimpinannya harus mendorong perilaku positif dan
meminimalisir semua yang negatif, mencari pemecahan masalah, mempelajari perubahan di
sekitarnya, serta merencanakan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan.

3.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber
yang lebih banyak dan tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

iv
DAFTAR PUSTAKA

Daft, Richard L. 2010. Era Baru Manajemen. Edisi 9 - Buku 2. Jakarta: Salemba
Empat.

iv

Anda mungkin juga menyukai