Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam menjalankan sebuah bisnis, beberapa orang sering kali melupakan


betapa pentingnya sebuah kontrak dalam memulai sebuah bisnis. Baik di Indonesia
maupun di dunia internasional, kerja sama bisnis di antara para pihak dirasaka lebih
mempunyai kepastian hukum bisa dengan suatu kontrak secara tertulis. Sebelum
kontrak dibuat, biasanya akan didahului dengan pembicaraan pendahuluan seterusnya
pembicaraan berikutnya (negosiai/komunikasi) untuk mematangkan kemungkinan
yang terjadi, sehinngga kontrak yang akan ditandatangani telah betul-betul matang
(lengkap dan jelas).
Perjanjian diatur dalam pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum Perdata
(KUH Perdata), yaitu “suatu perbuatan yang mana satu orang atau lebih mengikatkan
dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”.Berbeda dengan perikatan yang
merupakan suatu hubungan hukum, perjanjian merupakan suatu perbuatan
hukum.Perbuatan hukum itulah yang menimbulkan adanya hubungan
hukum perikatan, sehingga dapat dikatakan bahwa perjanjian merupakan sumber
perikatan.
Disamping perjanjian kita mengenal pula istilah kontrak. Secara gramatikal,
istilah kontrak berasal dari bahasa Inggris, contract. Baik perjanjian maupun kontrak
mengandung pengertian yang sama, yaitu suatu perbuatan hukum untuk saling
mengikatkan para pihak kedalam suatu hubungan hukum perikatan.
Istilah kontrak lebih sering digunakan dalam praktek bisnis.Karena jarang sekali orang
menjalankan bisnis mereka secara asal-asalan, maka kontrak-kontrak bisnis biasanya
dibuat secara tertulis, sehingga kontrak dapat juga disebut sebagai perjanjian yang
dibuat secara tertulis.

Peranan Hukum Kontrak dalam Perjanjian Bisnis | 1


1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kontrak atau perjanjian ?
2. Apa sumber hukum kontrak dalam perjanjian bisnis?
3. Apa saja syarat sahnya kontrak dalam perjanjian bisnis?
4. Bagaimana asas – asas dalam berkontrak?
5. Apa subjek dan objek dalam kontrak bisnis?
6. Bagaimana anatomi suatu kontrak ?
7. Apa macam – macam kontrak dan kapan berakhirnya kontrak?
8. Bagaimana penyelesaian sengketa dalam perjanjian kontrak ?
9. Apa contoh khasus permasalahan hukum kontrak dalam perjanjian bisnis?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kontrak atau perjanjian
2. Untuk mengetahui sumber hukum kontrak dalam perjanjian bisnis
3. Untuk mengetahui apa saja Syarat sahnya kontrak
4. Untuk mengetahui bagaimana Asas – asas dalam berkontrak
5. Utuk mengetahui objek dan subjek kontrak bisnis
6. Untuk mengetahui bagaimana Anatomi suatu kontrak
7. Untuk mengetahui macam – macam kontrak dan Kapan berakhirnya kontrak
8. Untuk mengetahui bagaimana penyelesaian sengketa dalam perjanjian kontrak
9. Untuk mengetahui contoh khasus permasalahan hukum kontrak dalam
perjanjian bisnis

Peranan Hukum Kontrak dalam Perjanjian Bisnis | 2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kontrak atau Pejanjian


Kontrak atau contracts (dalam bahasa inggris) dan everencomst (dalam bahasa
belanda) dalam pengertian yang lebih luas sering dinamakan juga dengan istilah
perjanjian. Pengertian Perjanjian atau kontrak diatur Pasal 1313 KUH Perdata. Pasal
1313 KUH Perdata berbunyi : “perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu
pihak atau lebih mengikat dirinya terhadap satu orang atau lebih. ”Kontrak atau
perjanjian adalah peristiwa dimana dua orang atau lebih saling berjanji untuk
melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan tertentu, biasanya secara tertulis.Para
pihak yang bersepakat mengenai hal – hal yang diperjanjikan, berkewajiban untuk
menaati dan melaksanakannya, sehingga perjanjian tersebut menimbulkan hubungan
hukum yang disebut perikatan.Dengan demikian kontrak dapat menimbulkan hak dan
kewajiban bagi para pihak yang membuat kontrak tersebut, karena itu kontrak yang
mereka buat adalah sumber hukum formal, asal kontrak tersebut adalah kontrak yang
sah.

2.2 Sumber hukum kontrak


Mengenai sumber hukum kontrak yang bersumber dari undang – undang dijelaskan :
a. Persetujuan para pihak
b. Undang – undang, selanjutnya yang lahir dari UU ini dapat dibagi:
1) Undang – undang saja
2) UU karena suatu pembuatan, selanjutnya yang lahir dari UU karena suatu
perbuatan dibagi :
a) Yang dibolehkan
b) Yang berlawanan dengan hukum.

Peranan Hukum Kontrak dalam Perjanjian Bisnis | 3


2.3 Syarat Sahnya Kontrak
Persyaratan sahnya suatu kontrak meliputi :
Syarat sah yang objektif berdasarkan Pasal 1320 KUH Perdata, Unsurnya
adalah :
 Perihal tertentu, dan
 Kausa yang halal.
Syarat sah yang subjektif berdasarkan Pasal 1320 KUH Perdata, Unsurnya adalah :
 Adanya kesepakatan kehendak dan
 Wewenang untuk berbuat
Kesepakatan kehendak dalam hal ini ada jika tidak terjadi unsur paksaan
(dwang, duress), penipuan (bedrog, fraud), dan kesilapan (dwaling, mistake).
Syarat sah yang umum diluar Pasal 1320 KUH Perdata, Beberapa syarat dalam hal ini
adalah :
1. Kontrak harus dilaksanakan dengan itikad baik
2. Kontrak tidak boleh bertentangan dengan kebiasaan yang berlaku
3. Kontrak harus dilakukan berdasarkan asas kepatuhan
4. Kontrak tidak boleh melanggar kepentingan umum
5. Syarat sah yang Khusus,
6. Syarat tertulis untuk kontrak – kontrak tertentu
7. Syarat akta notaris untuk kontrak – kontrak tertentu
8. Syarat akta pejabat tertentu (Selain notaris) untuk kontrak-kontrak tertentu
9. Syarat ijin dari pejabat yag berwenang untuk suatu kontrak tertentu
2.4 Asas-asas dalam Kontrak Bisnis
Asas dimaknai sebagai hal-hal mendasar yang menjadi latar belakang lahirnya
suatu norma atau aturan atau kaidah. Sebelum membuat suatu aturan biasanya
ditentukan dahulu asasnya yang biasanya lebih bersifah filosofis. Asas-asas dalam
kontrak bisnis di antaranya :

Peranan Hukum Kontrak dalam Perjanjian Bisnis | 4


1. Asas Kebebasan Berkontrak :
Asas ini dimaknai dengan adanya keleluasaan atau kebebasan bagi para pihak
yang mengikatkan diri dalam suatu Kontrak untuk menentukan isi kontrak, bentuk
kontrak, dan apa pun yang diatur dalam kontrak. Asas ini tersirat dalam Pasal 1338
ayat (1) KUHPerdata bahwa pada pokoknya perjanjian yang dibuat secara syah berlaku
sebagai undang-undang bagi yang membuatnya. Namun demikian, kebebasan yang di
peroleh para pihak masih ada batasannya, yaitu Undang-undang, Ketertiban umum,
dan kesusilaan.
2. Asas Kekuatan Mengikat :
Asas ini dimaknai dengan adanya ikatan dari para pihak ketika membuat
kontrak. Para pihak yang menandatangani kontrak terikat dengan apa yang telah
ditandatanganinya dalam kontrak tersebut. Asas yang tersirat dalam Pasal 1338 ayat
(1) KUHPerdata bahwa pada pokoknya perjanjian yang dibuat secara syah berlaku
sebagai undang-undang bagi yang membuatnya. Kata-kata”berlaku sebagai undang-
undang” memiliki makna kekuatannya sama dengan undang-undang, artinya memiliki
daya paksa untuk mematuhi apa yang tertuang dalam kontrak tersebut.
3. Asas Itikad Baik :
Asas ini memiliki makna yaitu kontrak yang di buat para pihak harus didasari
dengan adanya itikad baik di antara para pihak baik sebelum dibuatnya kontrak, pada
saat dibuatnya kontrak maupun setelah berlakunya kontrak. Asas ini tersirat dalam
Pasal 1338 ayat (2) KUHPerdata.
2.5 Subjek dan Objek Kontrak Bisnis
Kontrak dilakukan oleh dua orang atau lebih. Para pihak yang terlibat dalam
kontrak dinamakan subjek kontrak. Subjek kontrak bisnis sering dinamakan debitor
dan kreditor. Kreditor merupakan pihak yang berhak menuntut sedangkan debitor
merupakan pihak yang berkewajiban memenuhi tuntutan. Kewajiban debitor untuk
memenuhi tuntutan kreditor merupakan objek. Perjanjian yang sering juga dinamakan
denga istilah prestasi. Menurut Pasal 1234 KUHPerdata, prestasi ini dapat berupa

Peranan Hukum Kontrak dalam Perjanjian Bisnis | 5


memberi sesuatu, berbuat sesuatu dan tidak berbuat sesuatu. Sesuatu disini tergantung
dari maksud dan tujuan para pihak mengadakan hubungan hukum.

Prestasi dari suatu kontrak harus memenuhi tiga syarat yakni:

1. Harus di perkenankan, artinya tidak boleh bertentangan dengan undang-undang,


ketertiban umum dan kesusilaan.

2. Harus mungkin dilaksanakan, artinya mungkin dilaksanakan menurut kemampuan


manusia.

3. Harus tertentu atau dapat ditentukan, artinya objek kontraknya harus terang dan jelas.

2.6 Anatomi Suatu Kontrak


Setiap akta perjanjian / kontrak, baik yang dibuat dibawah tangan maupun akta
otentik biasanya akan terdiri dari bagian – bagian sebagai berikut:
a) Judul
b) Kepala
c) Komparisi
d) Sebab/dasar
e) Syarat – syarat
f) Penutup
g) Tanda tangan
2.7 Macam – Macam (Perjanjian) Kontrak dan Berakhirnya Kontrak
 Macam – macam kontrak
Berikut ini beberapa contoh yang terjadi dalam praktek bisnis pada umumnya, antara
lain:
a) Perjanjian Kredit
Perjanjian kredit dibedakan menjadi dua:
 Perjanjian utang (contoh: perjanjian utang)

Peranan Hukum Kontrak dalam Perjanjian Bisnis | 6


 Perjanjian kredit barang (contoh perjanjian sewa beli, perjanjian sewa
usaha).
b) Perjanjian Leasing
Perjanjian leasing adalah perjanjian yang pembayarannya dilakukan secara
angsurannya lunas dibayar.
c) Perjanjian Keagenan Dan Distributor
Keagenan perjanjian adalah hubungan hukum antara pemegang merk
(principal) dan suatu perusahaan dalam petunjuk untuk melakukan perakitan/
pembuatan/manufaktur serta penjualan/ distribusi barang modal atau produk industry
tertentu.
d) Perjanjian franchising dan lisensi
Adalah pemilikan dari sebuah rahasia dagang, paten, atau sebuah produk yang
memberikan lisensi kepihak lain (biasanya disebut ‘franchisee’) untuk menjual atau
member pelayanan dari produk dari bawah nama franchisor.
 Berakhirnya kontrak
Secara umum tentang pembatalan perjanjian tidak mungkin dilaksanakan,
sebab dasar perjanjian adalah kesepakatan. Namun demikian pembatalan perjanjian
dapat dilakukan apabila:
a) Jangka waktu perjanjian telah berakhir
b) Salah satu pihak menyimpang dari apa yang diperjanjikan, dan
c) Jika bukti kelancaran dan bukti pengkhianatan (penipuan)
Adapun prosedur pembatalan perjanjian adalah dengan cara memberi tahu
terlebih dahulu kepada pihak yang bersangkutan dalam perjanjian tersebut bahwa
perjanjian atau kesepakatan yang telah diikat akan dihentikan (dibatalkan), dalam hal
ini harus diberitahukan alasan pembatalan. Hal ini dilakukan agar pihak yang
bersangkutan dalam perjanjian mempunyai risiko pemtalan. Sedangkan dalam praktek
bisnis berakhirnya kontrak dapat disebabkan:
1) Pembayaran

Peranan Hukum Kontrak dalam Perjanjian Bisnis | 7


2) Penawaran pembayaran tunai diikuti oleh penyimpangan produk yang hendak
dibayarkan disuatu tempat
3) Pembauran hutang
4) Kompensasi
5) Percampuran utang
6) Pembebasan utang
7) Hapusnya produk yang dimaksud dalam sebuah kontrak
8) Pembatalan kontrak
9) Akibat berlakunya suatu syarat pembatalan
10) Lewat waktu
2.8 Penyelesaian Sengketa Dalam Perjanjian Kontrak
a. Jalur pengadilan
Proses pengadilan ini pada umumnya akan diselesaikan melalui usaha
perdamaian oleh hakim pengadilan perdata. Apabila jalan perdamaian tidak dapat
diselesaikan oleh para pihak, proses penyelesaian selanjutnya biasanya akan memakan
waktu yang panjang. Sebab tiga tingkatan proses pengadilan minimal akan dijalani
untuk sampai pada proses final yaitu mulai dari gugatan hingga kasasi ke MA.
b. Jalur arbitrase
Proses penyelesaian sengketa oleh seorang hakim atau para hakim yang
berdasarkan persetujuan bahwa mereka akan tunduk dan mentaati keputusan yang
diberikan oleh para hakim yang mereka pilih.
2.9 Contoh Permasalahan Hukum Kontrak Dalam Perjanjian Bisnis
Pada permulaan PT Surabaya Delta Plaza (PT SDP) dibuka dan disewakan
untuk pertokoan, pihak pengelola merasa kesulitan untuk memasarkannya. Salah satu
cara untuk memasarkannya adalah secara persuasif mengajak para pedagang
meramaikan komplek pertokoan di pusat kota Surabaya itu. Salah seorang diantara
pedagang yang menerima ajakan PT surabaya Delta Plaza adalah Tarmin Kusno, yang
tinggal di Sunter-Jakarta.

Peranan Hukum Kontrak dalam Perjanjian Bisnis | 8


Tarmin memanfaatkan ruangan seluas 888,71 M2 Lantai III itu untuk menjual
perabotan rumah tangga dengan nama Combi Furniture. Empat bulan berlalu Tarmin
menempati ruangan itu, pengelola SDP mengajak Tarmin membuat “Perjanjian Sewa
Menyewa” dihadapan Notaris. Dua belah pihak bersepakat mengenai penggunaan
ruangan, harga sewa, Service Charge, sanksi dan segala hal yang bersangkut paut
dengan sewa menyewa ruangan. Tarmin bersedia membayar semua kewajibannya
pada PT SDP, tiap bulan terhitung sejak Mei 1988 s/d 30 April 1998 paling lambat
pembayaran disetorkan tanggal 10 dan denda 2 0/00 (dua permil) perhari untuk
kelambatan pembayaran. Kesepakatan antara pengelola PT SDP dengan Tarmin
dilakukan dalam Akte Notaris Stefanus Sindhunatha No. 40 Tanggal 8/8/1988.
Tetapi perjanjian antara keduanya agaknya hanya tinggal
perjanjian. Kewajiban Tarmin ternyata tidak pernah dipenuhi, Tarmin menganggap
kesepakatan itu sekedar formalitas, sehingga tagihan demi tagihan pengelola SDP tidak
pernah dipedulikannya. Bahkan menurutnya, Akte No. 40 tersebut, tidak berlaku
karena pihak SDP telah membatalkan “Gentlement agreement” dan kesempatan yang
diberikan untuk menunda pembayaran. Hanya sewa ruangan, menurut Tarmin akan
dibicarakan kembali di akhir tahun 1991. Namun pengelola SDP berpendapat
sebaliknya. Akte No. 40 tetap berlaku dan harga sewa ruangan tetap seperti yang
tercantum pada Akta tersebut.

Hingga 10 Maret 1991, Tarmin seharusnya membayar US$311.048,50 dan Rp.


12.406.279,44 kepada PT SDP. Meski kian hari jumlah uang yang harus dibayarkan
untuk ruangan yang ditempatinya terus bertambah, Tarmin tetap berkeras untuk tidak
membayarnya. Pengelola SDP, yang mengajak Tarmin meramaikan pertokoan itu.
Pihak pengelola SDP menutup COMBI Furniture secara paksa. Selain itu, pengelola
SDP menggugat Tarmin di Pengadilan Negeri Surabaya.

Peranan Hukum Kontrak dalam Perjanjian Bisnis | 9


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari pembahasan di atas yaitu Kontrak (perjanjian) adalah


peristiwa dimana dua orang atau lebih saling berjanji untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu perbuatan tertentu, biasanya secara tertulis. Syarat Sahnya Kontrak
yaitu Syarat subjektif dan Syarat objektif adapun Asas dalam Berkontrak :
Konsensualisme, Kebebasan berkontrak, Pacta sunt servada. Macam-macam kontrak
yaitu Perjanjian Kredit, Perjanjian Leasing (kredit barang), Perjanjian Keagenan dan
Distributor dan Perjanjian Franchising dan Lisensi. Penyelesaian sengketa perjanjian
kontrak melalui jalur pengadilan dan jalur Arbitrase.

3.2 Saran

Adapun saran saya yaitu dalam memulai sebuah kontrak sebaiknya para pihak
yang membuatnya harus berdasarkan itikad baik, agar mengurangi terjadinya
perselisihan diantara para pihak yang terikat didalam perjanjian pada saat pelaksanaan
perjanjian. Kedua belah pihak harus benar-benar memahami isi kontrak kerjasama dan
diharapkan kedua belah pihak dapat melaksanakan isi kontrak tersebut dengan baik
sehingga tidak menimbulkan wanpresentasi.

Peranan Hukum Kontrak dalam Perjanjian Bisnis | 10


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Junaidi. 2010. Aspek Hukum dalam Bisnis. Kudus: Nora Media Enterprise.

http://bayumanuhutu.blogspot.com/2009/09/peranan-kontrak-dalam-hukum-bisnis.html

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl31/jenis-jenis-kontrak-bisnis-
http://menujuhukum.blogspot.com/2013/10/hukum-perjanjian.html

https://purwokowicaksono26.wordpress.com/2017/05/22/contoh-kasus-kontrak-
bisnis/

Peranan Hukum Kontrak dalam Perjanjian Bisnis | 11

Anda mungkin juga menyukai