Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengujian Oil Content : Infracal dan Gravimetric


a. Infracal
Model penganalisa Infracal TOG/TPH CVH didesain untuk mengukur jumlah vahan yang dapat di
ekstraksi (hidrokarbon atau minyak dan grease) dalam air atau tanah. Hidrokarbon diekstraksi
dengan menggunakan pelarut yang sesuai.
Hidrokarbon yang di ekstraksi akan menyerap energy infra red pada panjang gelombang
tertentu dan jumlah energy yang diserap sebanding denga konsentrasi pelarut.

Apparatus:
100mL prescription bottles or saniglass with screw caps
25 ml or 50 ml volumetric flask with stoppers
Pipettes 10ul, 1 ml
Graduated cylinder 10ml with stopper
TOG/TPH Infracal Analyzer

Reagent:
Organic solvent, TCE

Prosedur
Menetapkan instrument Zero
- Isi quartz clean dengan pelarut murni (TCE), masukal cell kedalam sample stage
- Tekan dan tahan tombol ZERO sampai dilayar terbaca bAL. Lepaskan tombol. Kemudian
0.XXX (0.69x/0.70x) akan ditampilkan
- Tekan RUN, layar harus membaca 00±02; jika tidak ulangi langkah 1-2.

Kalibrasi
- Siapkan seri standard 25; 50; 75 dan 100 ppm volume standard minyak mentah 75 dan 100
ppm dalam TCE (mis HDL, SNP, BKP atau crude oil CPU).
- Tekan CAL selama 2 detik hingga CAL muncul di layar
- Tekan RECALL dan layar akan menampilkan uSEr; kemudian dengan cepat tekan CAL, dan
akan muncul SA01.
- Masukan TCE dan tekan RUN, layar harus 00 (jika tidak 00, tekan RUN untuk ke atas atau
RECALL untuk ke bawah).
- Tekan CAL dan akan muncul SA02.
- Masukan cell untuk volume standard 25 ppm dan tekan RUN, layar harus 25 (jika bukan 25,
tekan RUN untuk ke atas atau RECALL untuk ke bawah)
- Ulangi kankah 5 sampai 6 untuk setiap seri standard
- Tekan ZERO setelah standard terakhir, layar akan menampilkan idle
- Kalibrasi selesai dan simpan secara permanen didalam memori
- Sebelum mengukur sampel, kalibrasi harus diperiksa dengan mengukur salah satu seri
standar. Jika penyimpangan terlalu tinggi, instrumen harus di kalibras ulang
Menganalisis sampel
Cek ZERO
Sebelum menganalisis sampel, ZERO dilakukan dengan langkah – langkah berikut:
- Isi cell qurtz clean dengan pelarut murni TCE, masukan cell kedalam sample stage
- Tekan RUN, di layar harus terbaca 00±02; jika tidak, bersihkan lagi tempat sampel dan
pastikan sampel pelarut murni tidak terkontaminasi.
- Periksa ZERO lagi dengan melakukan langkah 1-2
- Jika hasilnya bukan 00±02, tenktukan ZERO kembali.

Mengukur sampel
- Ambil sampel air yang diproduksi sesuai dengan LSI 2-1-05 (prosedur pengambilan oily
water)
- Baca volume sampel
- Masukan 10 ml TCE ke sampel dalam botol, tutup screw cap secara rapat. Pastikan TCE telah
diolah dengan ekstarksi tiga kali dengan air 1:1
- Kocok botol dengan kuat
- Diamkan sampel setidaknya selama 5 menit. Sampel air akan berada diatas, TCE akan di
tempatkan di bagian bawah botol.
- Tuang sebagian besar air ke disposal bottle, dan perlahan – lahan ketika lapisan TCE
mendekati bottleneck.
- Ambil volume tertentu dalam lapisan TCE dan bilas cuvette cell pada perlatan INFRACAL
dengan TCE, lalu isi setidaknya 2/3 dari cell
- Tempatkan cell sampel ke infracal dan lakukan pengukuran. Tekan tombol RUN, layar akan
membaca nilai untuk sampel.
- Lakukan pengenceran (dilution) jika bacaan berada diluar rentang, dan hitung berdasarkan
skema diution.
 Pastikan sisi kasar cuvete mengahadap ke depan
 Pastikan cuvette bersih. Gunakan pelarut bersih untuk membilas cuvette setelah setiap
kali digunakan
 Jangan menggunakan air untuk membersihkan kuvet

b. Gravimetric
Untuk mengukur kandungan minyak di dalam air. Metode ini tidak dirancang untuk air yang
mengandung hidrokarbon yang mudah menguap, karena akan hilang selama penguapan untuk
menghilangkan pelarut. Gravimetric tidak berlaku untuk kadar minyak yang rendah (<10 mg/l).
Dalam metode gravimetric, minyak dari sampel air di ekstraksi dengan pelarut tertentu dan
kemudian pelarut dihilangkan dengan penguapan. Residu di timbang dan konsentrasi minyak
diketahui dengan membandingkan volume awal sampel.

Apparatus:
Separating funnel
Glass liquid funnel
Beaker glass
Filter paper
Centrifuge
Centrifuge glass tubes
Water bath
Desiccant

Reagent:
HCl 1:1 or H2SO4 1:1
N-Hexane
Sodium sulfate anhydrous crystal

Prosedur:
- Tandai botol sampel di water meniscus atau timbang botol untuk penentuan volume sampel
nanti.
- Asamkan dengan HCl atau H2SO4 hingga pH 2 atau lebih rendah (umumnya, 5 ml cukup
untuk sampel 1L)
- Gunakan funnel (corong), pindahkan sampel air ke separating funnel. Bilas botol sampel
dengan hati-hati dengan 30 ml n-hexane lalu tambahkan bilasan n-hexane kedalam sampel
air dalam separating funnel, kocok kuat – kuat selama 2 (dua) menit, biarkan lapisan
terpisah.
- Tiriskan lapisan organic/ pelarut melalui funnel yang mengandung/ mempunyai filter paper
dan sekitar 10 NaSO4 kedalam gelas kimia. Filter paper dan gelas kimia sebelumnya dibilas
dengan pelarut dan ditimbang.
Catatan: jika lapisan pelarut yang bersih tidak dapat diperoleh dan emulsi lebih dari 5ml,
centrifuge lapisan pelarut selama 5 menit pada sekitar 2.400 rpm. Dan jika emulsi tidak
dapat diperoleh, maka dilanjutkan ke langkah 8).
- Ulangi langkah centrifuge jika emulsi dan solid dalam separating funnel
- Gabungkan semua ekstrak (termasuk pembilasan) dalam beaker glass.
- Pelarut dari gelas kimi di uapkan dalam water bath pada suhu 85℃.
- Hentikan penguapan saat kondensasi yang terlihat berhenti.
- Dinginkan flask dalam desiccant selama setidaknya 30 menit dan kemudian timbang.
- Ualngi penguapan, pendinginan, pengeringan dan pencerahan (langkah 8 -10) untuk berat
konstan.
Catat berat sebagai hasil (berat hydrocarbon)

2. Metode lain yang digunakan untuk pengujian oil content


Metode lain yang digunakan untuk pengujian oil content adalah Gas Chromatography and Flame
Ionisation Deetection (GC-FID).
Dalam metode ini, sampel oily water diasamkan dan diekstraksi dengan pelarut. Setelah itu
dikeringkan dan dimurnikan sebelum sejumlah kecil ekstrak diinjeksikan ke isntrumen GC. Dengan
bantuan gas pembawa dalam kolom chromatography, kelompok hidrokarbon yang berbeda
kemudia akan meninggalkan kolom pada waktu yang berbeda dan terdeteksi.
Metode ini tidak memerlukan pennggunaan CFC, tidak memiliki masalah dengan hilangnya volatile,
dan memiliki potensi untuk memberikan infromasi rinci tentang komposisi, tetapi metode ini
mebutuhkan instrument canggih yang membutuhkan operator yang terampil.

3. Parameter yang diatur dalam ijim buang

Bakumutu air limbah yang keluar dari titik penentuan (compliance points)

No. Jenis/ Sumber Parameter Satuan Kadar Maksimum


Air Limbah
1 Air TerproduksiMinyak dan Lemak Mg/L 40
pH - 6–9
2 Air Limbah Minyak bebas Nihil Nihil
Drainase
3 Air Limbah Bnda terapung dan buih Nihil Nihil
Domestik busa
4 Air Limbah Residu chlorine Mg/L 1
Saniter
5 Concentrate Salinitas Pada radius 30 meter dari pembuangan air limbah ke
Water laut, kadar salinitas air limbah harus seudah sama
Desalinasi dengan kadar salinitas alami (dalam satuan %)
pH - 6–9

4. Fungsi, mekanisme, system kerja, type pengoperasian (temperature dan tekanan) dari semua
peralatan OWTU
a. Degassing Drum (1-V 5900 / 7-V 2810 A/B)
Degassing drum adalah suatu vessel horizontal yang berfungsi untuk memisahkan atau
menghilangkan sisa – sisa gas yang masih terikut dengan liquid. Alat ini menggunakan prinsip
gravitasy dimana densitas yang besar (liquid) akan berada di bawah sedangkan yang densitasnya
kecil (gas) akan berada di atas.
Alat ini adalah separator 3 fasa dengan menggunakan bafle. Tetesan – tetesan minyak yang naik
ke permukaan terus menerus di recovered oleh “skimmer” di bagian atas drum. Level air
normalnya di pertahankan di bagian atas skimmer. Fase oily yang melintasi liner tumpah di
samping, dan di recovered kembali melalui dua bak yang berujung pada oil “bucket”.
Tekanan di dalam oily wáter degassing drum di atur pada 4 barg (tekanan operasi normal) dan
dikendalikan oleh PIC 2812 A/B dan PV 2812 A/B.
Liquid yang terpisah akan di alirkan ke flotation degassing drum untuk melakukan proses
selanjutnya sedangkan gas akan melalui pressure control valve bawa ke flare.

b. Pressure Control Valve (PCV)

c. Flare

d. Flotation Degassing Drum (7-V 2820)


Air yang dihasilkan di deggasing drum kemudian secara normal dikirim ke flotation degassing
drum di bawah level control (LIC 5902 dan 7-LV 5902 1/2 yang beroperasi dalam range yang
terpisah)
Flotation degassing drum mirip degassing drum dimana alat ini berfungsi untuk memastikan
bahwa sudah tidak ada sisa gas yang terikut dengan liquid. Jika masih ada yang sisa gas yang
terikut dengan liquid maka akan dipisahkan lagi atau dihilangkan lagi gas dengan liquid.
Prinsip atau mekanisme kerja dari alat ini sama dengan degassing drum yaitu dengan
memanfaatkan prinsip gravitasi.
Gas akan ke flare system sedangkan liquid akan masuk ke flotation unit untuk di tretament.

e. Flotation Unit (7-X 2830)


Sebelum masuk ke flotation unit oily water akan melalui water air cooler (7-A 2480) untuk
dilakukan pendinginan (menurunkan suhu oily water, misalnya dari 80oC menjadi 60oC) karena
maksimal temperature yang harus masuk ke flotation unit adalah 60oC.
Namun sekarang alat ini sudah tidak digunakan karena temperature yang elaur dari flotation
degassing drum sudah mendekati temperature lingkungan.
Sebelum masuk ke flotation unit juga diinjeksikan chemical berupa reverse demulsifier untuk
memisahkan antara air dan minyak.
Flotator memanfaatkan natural gas bubbles (gelembung gas alam) untuk menghilangkan jejak
minyak terakhir di outlet decanter. System turbin digunakan karena salinitas air fromasi yang
tinggi pada PALANCA (misalnya), sekitar 170 g/l. gelembung dibentuk oleh aspirasi dan dispersi.
Minyak diperoleh kembali ke permukaan dengan aksi gelembung dan polielektrolit, dan dengan
demikian dapat digunakan kembali.
Air yang terkontaminasi dimasukan oleh gravitasi ke inlet kompartemen. Oily water mengalami
aksi gelembung dan polielektrolit berturut – turut dalam empat cell. Gelembung gas
memecahkan residu emulsi dan membawa hidrokarbon kembali ke permukaan.
Hidrokarbon dievakuasi oleh skimmer blade ke lateral corridor dimana mereka di arahkan ke
purge tank, dengan kapasitas skimming sekitar 5m3/jam. Dengan air murni keluar dari outlet
kompartemen tidak ada penurunan tekanan di unit. Air yang dimurnikan (purified water)
dengan kandungan minyak <40ppm kemudian di arahkan ke sump caisson dan dibuang kelaut.
Di flotation unit terjadi pemisahan antara air dan minyak. Dalam alat ini ada agitator sebagai
pengaduk untuk mengaduk oily water sehingga dapat terpisah antara air dan minyak.

5. Sistem pengolahan air lain selain OWTU

6. Chemical apa saja yang terlibat di OWTU


Chemical yang terlibat di OWTU yaitu: Reverse demulsifier pada inlet degassing drum dan inlet
flotation untuk memisahkan emulsi oil in water (minyak dalam air).
Dan scale inhibitor pada inlet water re-injection untu mencegah terbentuknya scaling.

7. Chemical lain yang digunakan di system produksi yang dapat mempengaruhi kinerja OWTU

Anda mungkin juga menyukai