Anda di halaman 1dari 19

RINGKASAN MATERI

LISTRIK STATIS DAN MEDAN MAGNET

Disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan


tugas Fisika Modern pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Singaperbangsa Karawang
Dosen Pengampu : Rahmat Hidayat, A.Md.T., S.Pd,. M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 2
Andrian (1610631160024)
Anggia Bunga Pertiwi K (1610631160028)
Anta Wijaya (1610631160029)
Latifa Zahro (1610631160076)
Salanabila Mariestiara P (1610631160130)
Ridyta Anferditya P (1610631160121)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2019
1. Muatan Listrik dan Kekekalannya
Kata “listrik” berasal dari kata Yunani “elektron” yang berarti “ambar”. Ambar adalah
suatu damar pohon yang telah membatu, dan jika digosok dengan kain wol akan diperoleh sifat
yang dapat menarik benda-benda ringan. Perilaku batu ambar seperti ini sekarang dapat
dikatakan bahwa “batu ambar terelektrifikasi atau memperoleh muatan listrik” atau secara
listrik “dimuati”. Proses elektrifikasi ini sekarang kita sebut sebagai listrik statis, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 1. Untuk memberi muatan listrik pada benda padat, dapat dilakukan
dengan menggosok-gosokkannya benda tersebut pada benda lain. Pada masing-masing kasus
sebuah benda menjadi bermuatan listrik karena proses penggosokan terhadap benda lain dan
dikatakan memiliki muatan listrik total. Sesungguhnya, persinggungan yang rapat saja sudah
akan menimbulkan muatan listrik. Menggosok artinya tidak lain adalah membuat
persinggungan rapat antara permukaan dua benda.

Gambar 1. Proses elektrifikasi (a) penggosokan (b) sisir menarik benda-benda kecil, (c)
penggaris menarik potongan kertas kecil

Pada kenyataannya ada dua jenis muatan listrik berdasar kegiatan empiris,
sebagaimana ditunjukkan oleh eksperimen seperti pada Gambar 2. Sebuah penggaris
plastik yang digantungkan dengan tali dan digosokkan dengan keras pada kain untuk
membuatnya bermuatan. Ketika penggaris ke dua yang juga telah dimuati dengan cara yang
sama didekatkan ke penggaris yang pertama, terlihat bahwa satu penggaris menolak
penggaris plastik yang lainnya, seperti ditunjukkan pada Gambar 2(a). Dengan cara yang
sama, jika sebuah batang kaca yang telah digosok dan kemudian didekatkan dengan batang
kaca lain yang telah bermuatan kembali menunjukkan adanya gaya tolak-menolak, seperti
Gambar 2(b).

Sebaliknya jika batang kaca yang telah bermuatan didekatkan dengan penggaris
plastik yang juga telah bermuatan (keduanya dimuatan dengan cara menggosok), maka
terlihat bahwa kedua benda saling tarik-menarik, seperti yang ditunjukkan pada Gambar
2(c ). Kejadian menunjukkan bahwa ada perbedaan muatan listrik antara muatan pada
plastik dan muatan yang dibawa oleh kaca, dengan kata lain bahwa ada dua jenis muatan
yang terbentuk pada benda yang digosok. Dari ketiga kejadian sederhana tadi maka gaya
interaksi antara dua benda bermuatan menunjukkan bahwa muatan sejenis akan tolak-
menolak dan sebaliknya muatan yang tidak sejenis akan saling tarik-menarik.

Maka muatan yang berlawanan dengan jumlah yang sama dihasilkan pada benda
yang lainnya. Positif dan negatif diperlakukan secara aljabar, sehingga pada setiap proses,
perubahan total jumlah muatan yang dihasilkan selalu nol. Sebagai contoh, ketika
penggaris plastik digosok dengan handuk kertas, maka penggaris plastik mendapatkan
muatan negatif sedangkan handuk akan mendapatkan muatan positif dengan jumlah yang
sama. Muatan-muatan tersebut terpisah, tetapi jumlah keduanya nol. Ini merupakan contoh
hukum yang dikenal sebagai hukum kekekalan muatan listrik yang menyatakan bahwa:
“jumlah total muatan listrik yang dihasilkan pada setiap proses adalah nol”.

Gambar 2. Muatan yang tidak sejenis akan tarik-menarik, sedangkan muatan yang sejenis akan tolak-
menolak

(a) Dua penggaris plastik yang bermuatan saling tolak-menolak

(b) Dua batang kaca yang bermuatan saling tolak-menolak

(c) Batang kaca bermuatan menarik penggaris plastik bermuatan


2. Muatan Listrik dalam Atom
Perkataan atom berasal dari bahasa Yunani atomos yang berarti tak dapat dibagi.
Partikel subatom yang membentuk atom ada tiga macam yakni elektron, proton, dan
netron, dengan model atom seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Atom memiliki inti
bermuatan positif yang berat, dan dikelilingi oleh satu atau lebih elektron bermuatan
negatif. Inti terdiri dari proton yang bermuatan positif, dan netron tidak bermuatan (netral).
Besarnya muatan negatif (elektron) sama dengan besarnya muatan positif (proton) dan
tidak ada muatan yang lebih kecil dari kedua muatan partikel ini, sehingga seringkali
disebut dengan satuan dasar muatan (e). Semua muatan benda merupakan kelipatan
bilangan bulat dari satuan dasar muatan, dengan demikian muatan bersifat terkuantisasi
(diskrit). Setiap muatan Q yang ada di alam dapat dituliskan dalam bentuk Q = ± Ne.
Kuantisasi muatan listrik kadangkala tidak teramati karena biasanya N memiliki harga
yang sangat besar, seperti misalkan pada batang plastik yang digosokkan pada kain wol
maka akan berpindah sejumlah elektron sebanyak sekitar 1010 . Sedangkan proses
berkurang atau bertambahnya elektron pada suatu benda disebut dengan ionisasi. Besarnya
satuan dasar muatan listrik e adalah

Gambar 3. Model atom sederhana

Massa proton dan netron besarnya hampir sama, dan massanya 1840 kali massa
elektron. Jadi, praktis seluruh massa atom terpusat di intinya. Karena satu kilomol
hydrogen beratom tunggal terdiri atas 6,02x1026 partikel (bilangan Avogadro) dan
massanya 1,008 kg, maka massa atom hydrogen adalah

Atom hydrogen adalah satu-satunya pengecualian dari dalil bahwa setiap atom
terdiri dari 3 macam partikel subatom. Inti atom hydrogen hanya sebuah proton, dikitari
oleh satu elektron dan selebihnya merupakan massa atom hydrogen, (1/1840) bagian
adalah massa elektron dan selebihnya merupakan massa proton. Dinyatakan dengan tiga
angka penting maka massa elektron adalah

Karena massa proton dan massa neutron hampir sama, maka

Dalam susunan berkala atom (tabel periodik), setiap unsur ditulis dalam satu kotak
dan di bagian bawahnya terdapat bilangan yang menyatakan nomor atom.
“Nomor atom menunjukkan banyaknya proton dalam inti, atau, dalam keadaan
tidak terusik, merupakan banyaknya elektron di luar inti”.
Bila jumlah total proton sama dengan jumlah total elektron, maka benda yang
bersangkutan sebagai suatu keutuhan netral secara listrik.
Ketika kita ingin melebihkan muatan negatif pada suatu benda, hal ini dapat
dilakukan dengan dua cara, yakni:
 cara pertama: tambahkan muatan negatif pada benda netral, atau
 cara ke dua: mengambil sejumlah muatan positif pada benda tersebut.
Begitu pula, kalau muatan positif ditambahkan atau bila muatan negatif
dikurangkan, maka akan terjadi kelebihan muatan positif. Dalam kebanyakan kejadian,
muatan negatiflah (elektron) yang ditambahkan atau dikurangi, dan benda yang disebut
“bermuatan positif” adalah benda yang jumlah normal muatan elektronnya berkurang.
Yang dimaksud dengan “muatan” suatu benda adalah muatan lebihnya, dibandingkan
dengan jumlah muatan positif atau negatif dalam benda itu, muatan lebih tersebut
jumlahnya jauh lebih sedikit.
Pada benda padat, inti cenderung berada pada posisi yang tetap, sementara elektron
bergerak cukup bebas. Pemberian muatan pada benda padat dengan cara menggosok bisa
dijelaskan sebagai perpindahan elektron dari satu benda ke benda yang lainnya. Penggaris
plastik menjadi bermuatan negatif ketika digosok dengan handuk kertas, perpindahan
elektron dari handuk ke plastik membuat handuk bermuatan positif yang sama besarnya
dengan muatan negatif yang didapat oleh plastik. Biasanya muatan pada ke dua benda
hanya bertahan dalam waktu yang terbatas dan akhirnya ke dua benda kembali ke-keadaan
netral.

Gambar 4. Sebuah molekul polar H2O, mempunyai muatan yang berlawanan pada ujung
yang berbeda

Ke mana muatan itu pergi?. Dalam beberapa kasus, hal ini dinetralkan oleh ion-
ion bermuatan di udara (misalnya, oleh tumbukan dengan partikel-partikel bermuatan,
yang dikenal sebagai sinar kosmik dari ruang angkasa yang mencapai bumi). Hal yang
penting diketahui, bahwa muatan dapat lepas ke inti air yang ada di udara. Ini karena
molekul-molekul air adalah polar, sehingga elektron-elektron ekstra pada penggaris
plastik, dapat lepas ke udara karena di tarik menuju molekul-molekul positif air, seperti
yang ditunjukkan dalam Gambar 4. Di sisi yang lain, benda-benda yang dimuati secara
positif, dapat dinetralkan oleh hilangnya electron-elektron air dari molekul-molekul udara
ke benda-benda bermuatan positif tersebut. Pada udara kering, listrik statis lebih mudah
diperoleh karena udara berisi lebih sedikit molekul-molekul yang dapat berpindah. Pada
udara lembab, lebih sulit untuk membuat benda bermuatan tahan lama.

3. Muatan Konduksi dan Induksi


Muatan listrik pada atom ini meliputi muatan litrik yang dapat dibedakan menjadi dua yaitu
muatan listrik dengan cara konduksi dan induksi.
a. Konduksi
Bila sebuah benda logam bermuatan positif disentuhkan dengan benda logam lain yang
tidak bermuatan (netral), maka elektron-elektron bebas dalam logam yang netral akan
tertarik menuju logam yang bermuatan positif, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
5. Karena sekarang logam ke dua tersebut kehilangan beberapa elektronnya, maka
logam ini akan bermuatan positif.

Gambar Pemberian muatan dengan cara konduksi

b. Induksi
Bila benda bermuatan positif didekatkan pada batang logam yang netral, tetapi tidak
disentuhkan, maka elektron-elektron batang logam tidak meninggalkan batang logam,
namun elektron-elektron tersebut bergerak dalam batang logam menuju benda yang
bermuatan, dan meninggalkan muatan positif pada ujung yang berlawanan.

Gambar Pemberian muatan dengan cara induksi

4. Hukum Colomb
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan adanya gaya interaksi antara dua
buah benda yang bermuatan listrik, terjadi gaya tarik-menarik antara dua buah muatan yang
tidak sejenis, begitu juga sebaliknya.
Seorang fisikawan Perancis Charles Coulomb (1736 – 1806) menyelidiki adanya gaya
listrik pada tahun 1780-an dengan menggunakan pengimbang torsi. Walaupun peralatan
yang khusus yang mengukur muatan listrik tidak ada pada masa Coulomb, ia menyiapkan
bola-bola kecil dengan muatan yang berbeda dan rasio kedua muatan diketahui. Hasil
eksperimennya menyimpulkan bahwa:

1. Gaya interaksi antara dua muatan se-banding dengan hasil kali dua muatan.
2. Gaya interaksi antara dua muatan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara ke
dua muatan.

Gaya F pada hukum Coulomb menyatakan besar gaya listrik yang diberikan
masing-masing benda bermuatan kepada yang lainnya, dan hukum ini hanya berlaku untuk
muatan yang diam. Arah gaya listrik selalu sepanjang garis yang menghubungkan ke dua
benda tersebut. Jika ke dua benda muatannya sejenis, maka gaya pada masing-masing
benda berarah menjauhi muatan (tolak-menolak). Sebaliknya jika ke dua benda muatannya
tidak sejenis, maka gaya pada masing-masing benda mempunyai arah menuju benda yang
lain (tarik-menarik), seperti yang ditunjukkan dalam berikut ini.

Gambar Arah gaya tergantung jenis muatan (a) sejenis (b) tidak sejenis
5. Medan Listrik
6. Potensial Listrik dan Energi Potensial
Ketika kita mengangkat suatu benda dengan massa m setinggi h dekat permukaan bumi, kerja
yang kita lakukan menjadi energi potensial mgh dari suatu sistem masa bumi. Jika kita kemudian
menjatuhkan benda tersebut, energi potensial ini diubah menjadi energi kinetik. Gaya listrik antara
dua muatan adalah searah sepanjang garis muatan-muatan dan berbanding terbalik terhadap kuadrat
jaraknya, sama dengan gaya gravitasi antara dua massa. Seperti gaya gravitasi, gaya listrik adalah
konservatif. Sehingga ada hubungan fungsi energi potensial dengan gaya listrik. Seperti yang akan kita
lihat, energi potensial partikel dalam suatu medan listrik sebanding dengan muatannya. Energi
potensial diukur dalam volt dan umumnya disebut tegangan.

Potensial Listrik dan Beda Potensial


Secara umum, ketika gaya konservatif F bekerja pada sebuah partikel yang mengalami
perpindahan dl perubahan dalm fungsi energi potensial dU didefinisikan dengan persamaan:

Kerja yang dilakukan oleh gaya konservatif mengurangi energi potensial (Gambar 1). Gaya
yang digunakan medan listrik E pada muatan q0 adalah:

Ketika muatan mengalami perpindahan dl dalam medan listrik E , perubahan energi


potensial elektrostatik adalah

Jika muatan dipindahkan dari satu titik awal a ke suati titik akhir b, perubahan energi
potensial elektrostatiknya adalah

Perubahan energi potensial sebanding dengan muatan uji q0. Perubahan energi potensial
per satuan muatan disebut beda potensial dV.

Definisi Beda Potensial

Untuk perpindahan berhingga dari titik a ke titik b, perubahan potensialnya adalah


Beda potensial Vb-Va adalah negatif dari kerja per satuan muatan yang dilakukan oleh
medan listrik pada muatan uji positif jika muatan pindah dari titik a ke titik b.

Seperti dengan energi potensial U, hanya perubahan potensial V sa jalah yang dianggap
penting. Kita bebas memilih energi potensial atau potensial nol pada titik yang sesuai, seperti yang
kita lakukan untuk energi potensial mekanik. Karena potensial listrik adalah energi potensial
elektrostatik per satuan muatan, satuan SI untuk potensial dan beda potensial adalah joule per
coulomb = volt (V).

Gambar 1 (a) Kerja yang dilakukan oleh medan gravitasi pada sebuah massa mengurangi energi
potensial gravitasi. (b) Kerja yang dilakukan oleh medan listrik pada sebuah muatan +q mengurangi
energi potensial elektrostatik.

Energi potensial listrik sistem muatan titik adalah energi yang diperlukan untuk
membawa muatan dari jarak takhingga ke posisi akhirnya.

7. Medan Magnet disekitar Arus Listrik


Oersted adalah orang yang pertama kali dapat membuktikan adanya medan magnet pada
kawat yang dialiri arus listrik.
Kaidah tangan kanan : Bila kita menggenggam kawat dengan tangan kanan sedemikian
sehingga ibu jari menunjukkan arah arus, maka lipatan ke empat jari lainnya menyatakan arah
putaran garis-garis gaya magnet.

Hukum Biot Savart

Pertama diselidiki oleh Biot dan Savart sehingga persamaan matematis yang menyatakan
Medan magnet di sekitar arus listrik atau disebut induksi magnet dinamakan dengan hukum Biot
Savart.

Kesimpulan hukum bio savart adalah besarnya induksi magnet pada suatu titik yang
ditimbulkan oleh penghantar berarus listrik adalah :

 sebanding dengan arus listrik


 sebanding dengan panjang elemen kawat penghantar
 berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara titik tersebut terhadap elemen kawat
penghantar.
 sebanding dengan sinus sudut antara arah arus dengan garis penghubung elemen kawat ke
titik yang bersangkutan.

dB = induksi magnet pada suatu titik yang berjarak r dari elemen penghantar berarus.
i = kuat arus yang mengalir dalam penghantar
de = panjang elemen kawat penghantar.
θ = sudut yang dibentuk oleh arah arus pada elemen dengan garis penghubung elemen
ke titik yang bersangkutan.
r = jarak titik ke elemen kawat penghantar
k = konstanta.

μo = 4 π x 10 -7 weber/amp.m

Medan magnet pada kawat lurus


Kawat lurus yang dialiri arus listrik akan menghasilkan medan magnet yang homogen
untuk jarak yang sama dari kawat tersebut. Medan magnet yang dihasilkan membentuk lingkaran
mengelilingi kawat dan arahnya ditentukan menggunakan kaidah tangan kanan. Ibu jari tangan
kanan menyatakan arah arus listrik dan keempat jari lainnya yang menekuk menunjukkan arah
medan magnet. Untuk lebih jelasnya simak gambar berikut:

Besar medan magnet di sekitar kawat lurus berarus listrik dipengaruhi oleh besar arus
lisrik dan jarak titik tinjauan terhadap kawat. Semakin besar kuat arus yang diberikan dan semakin
dekat jaraknya terhadap kawat, maka semakin besar kuat medan magnetnya. Besarnya kuat
medan magnet pada kawat lurus panjang dapat dirumuskan seperti di bawah ini:

Medan Magnet di Sekitar Kawat Melingkar

Kawat lurus melingkar yang dialiri arus listrik pada arah tertentu maka di sumbu pusat
lingkaran akan timbul medan magnet dengan arah tertentu. Medan magnet di sekitar kawat
melingkar juga dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan. Berbeda dengan kawat lurus
panjang, pada kawat melingkar ibu jari tangan kanan menyatakan arah medan magnet dan
keempat jari lainnya yang menekuk menunjukkan arah arus listrik seperti pada gambar berikut:

Besar medan magnet di sekitar kawat melingkar dipengaruhi oleh besar arus lisrik dan
jari-jari lingkaran kawat. Semakin besar kuat arus yang diberikan dan semakin kecil jari-jari
lingkaran kawat, maka semakin besar kuat medan magnetnya. Besarnya kuat medan magnet pada
kawat melingkar dapat dirumuskan seperti di bawah ini

8. Gerak Muatan Listrik dalam Medan Magnet


Suatu muatan listrik positif yang bergerak di daerah medan magnet akan mengalami
gaya magnet yang disebut gaya Lorentz. Secara vektor gaya Lorentz dapat ditulis → =
𝐹

𝑞(→𝑥→). Muatan listrik dengan kecepatan tegak lurus terhadap arah medan magnet
𝑣 𝐵

menghasilkan gerak melingkar, kecepatan yang sejajar dengan arah medan magnet
menghasilkan gerak lurus beraturan, sedang kecepatan dengan arah sembarang terhadap
arah medan magnet menghasilkan gerak spiral. Penghantar yang dialiri arus ketika berada
dalam medan magnet akan mengalami gaya Lorentz juga, hal ini karena arus listrik adalah
muatan-muatan listrik yang bergerak.

a. Gaya pada gerak muatan listrik


Suatu muatan listrik positif q bergerak dengan vektor kecepatan → dalam vektor medan
𝑣

magnet serbasama → . Jika arah kecepatan membentuk sudut θ terhadap arah medan
𝐵

magnet, menurut Lorentz gaya yang bekerja pada muatan listrik tersebut adalah
→ = 𝑞(→𝑥→)
𝐹 𝑣 𝐵

yang besarnya dinyatakan sebagai


F = q v B sin θ
dengan arah gaya tegak lurus terhadap bidang yang dibentuk oleh vektor kecepatan →
𝑣
dan medan magnet → .
𝐵
Gambar 12. Gerak muatan dalam medan magnet
Arah dari gaya Lorentz pada muatan positif dapat ditentukan dengan kaidah tangan
kanan yang menyatakan bahwa : “Bila tangan kanan dibuka dengan ibu jari
menunjukkan arah gerak muatan positif (→) dan keempat jari lain yang
𝐯
dirapatkan menunjukkan arah medan magnet → , maka telapak tangan
𝑩
menunjukkan arah gaya Lorentz”.

Gambar 13. Kaidah tangan kanan

b. Lintasan gerak muatan listrik


Dalam modul ini akan dibahas gerak muatan listrik yang arah kecepatannya tegak
lurus terhadap arah medan magnet. Suatu muatan listrik bergerak ke kanan dengan
kecepatan → dalam medan magnet → yang mempunyai arah masuk ke dalam bidang
𝑣 𝐵
gambar (lihat Gambar 14.)
Mula-mula muatan berada pada titik A, dengan menggunakan kaidah tangan kanan
diperoleh arah gayanya ke atas. Akibatnya muatan akan mengalami gerak melengkung.
Sampai di titik C arah kecepatannya ke atas, diperoleh arah gaya ke kiri yang
menyebabkan muatan listrik bergerak melengkung kembali. Demikian seterusnya
sehingga terbentuk lintasan berupa lingkaran dan gaya Lorentz yang terjadi selalu
menuju ke titik pusat lintasan tersebut. Karena arah kecepatan muatan tegak lurus
terhadap arah medan magnet maka besar gaya Lorentz adalah
F = q v B sin 90° ; F = q v B
Gambar 14. Lintasan Muatan Listrik

Gaya Lorentz juga merupakan gaya sentripetal


𝑣2
F=m 𝑅 , R = radius lintasan

maka diperoleh hubungan


𝑣2
m𝑅 = q v B

sehingga besarnya radius gerak melingkar yang dilakukan oleh suatu muatan q yang
bergerak dengan kecepatan v arah tegak lurus medan magnet B adalah
𝑚𝑣
R= 𝑞𝐵

c. Gaya Lorentz pada kawat berarus


Besar gaya Lorentz yang dialami oleh kawat berarus listrik dalam medan magnet
sebanding dengan
• kuat arus yang mengalir (i)
• panjang kawat (λ)
• besar induksi magnet (B)
• sinus sudut antara arah arus dengan arah medan magnet

sehingga dari pernyataan ini dapat dituliskan bentuk matematisnya sebagai :


F = I λ B sin θ
Arah gaya Lorentz adalah tegak lurus terhadap arah arus dan tegak lurus pula terhadap
medan magnet. Arah gaya Lorentz pada penghantar berarus dapat juga ditentukan
dengan menggunakan kaidah tangan kanan seperti halnya gaya Lorentz pada gerak
muatan listrik (ingat arah arus listrik searah dengan arah gerak muatan positif).
Penerapan gaya Lorentz pada kawat berarus dapat digunakan untuk medan magnet
yang serba sama dan medan magnet tak homogen.

d. Penghantar dalam medan magnet homogen


Suatu penghantar segi empat abcd dialiri arus listrik searah putaran jarum jam berada
di dalam medan magnet serba sama dengan arah tegak lurus meninggalkan
penggambar.

Gambar 15. Penghantar Segi empat


Dengan menggunakan kaidah tangan kanan, diperoleh arah gaya Lorentz pada masing-
masing rusuk, Fab ke kiri, Fbc ke kanan, Fab ke bawah dan Fdc ke atas. Besar masing-
masing gaya dapat dihitung dengan Persamaan (11) dengan arus I tegak lurus terhadap
medan magnet (sin θ = 1)
Fad = I ℓad B
Fbc = I ℓbc B
Karena λad = λbc maka Fcd = Fbc dan saling meniadakan. Demikian pula untuk gaya
Fdc dan Fab , sama besar, bertolak belakang, saling meniadakan sehingga total gaya pada
penghantar abcd adalah nol. Sekarang bagaimana jika posisi penghantar tidak tegak
lurus medan magnet. Pada keadaan ini akan ada sepasang gaya yang tidak saling
meniadakan meskipun sama besar sehingga akan menimbulkan torsi/momen gaya.
e. Dua kawat penghantar sejajar
Dua kawat sejajar menembus bidang V pada titik P dan Q, dialiri arus dengan arah
sama i1 dan i2 serta berjarak a satu sama lainnya (lihat Gambar 17)

Pada titik P terdapat induksi magnet B1 akibat kawat arus i1 dan pada titik Q timbul
induksi magnet B2 akibat arus i2.

Kawat dengan arus i1 berada di bawah pengaruh medan magnet B2 sehingga pada kawat
timbul gaya F1. Sebaliknya pada kawat dengan arus i2 timbul gaya F2 akibat pengaruh
medan magnet B1. Terlihat arah F1 dan F2 dapat dicari dengan Persamaan gaya Lorentz.

Terlihat bahwa besar gaya persatuan panjang kawat untuk masing-masing kawat sama
besar dan saling tarik menarik. Bila arus yang mengalir pada kedua kawat lurus tersebut
tidak searah maka gaya yang terjadi adalah gaya tolak menolak.

f. Dua kawat saling tegak lurus


Suatu kawat lurus panjang berarus listrik i1 , berada pada jarak s dari penghantar ab
(panjang) yang dialiri arus i2. Induksi magnet pada penghantar ab akibat kawat lurus
panjang mempunyai arah masuk meninggalkan bidang penggambar sehingga gaya
Lorentz Fab mempunyai arah sejajar arah arus i1. Untuk menghitung besar gaya Fab
harus dilakukan operasi pengintegralan mengingat besar induksi magnet pada
penghantar ab tidak sama besar di setiap posisi (bergantung pada jarak). Dari
pengintegralan diperoleh besar gaya Fab
DAFTAR PUSTAKA

Endarko dan Yudoyono, Garut. 2017. “Draf Modul Fisika”. Jakarta :


DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL BIRO PERENCANAAN DAN
KERJASAMA LUAR NEGERI

Anda mungkin juga menyukai