No. : KEP-38/MK/IV/1/1972
TENTANG
MEMUTUSKAN :
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Jang dimaksud :
BENTUK USAHA
Pasal 2
MATJAM USAHA
Pasal 3
Pasal 7
(1) Lembaga Keuangan hanja diperkenankan melakukan usahanja apabila memiliki modal
saham jang disetor sekurang-kurangnja sebesar :
a. Rp. 500.000.000,- (lima ratus djuta rupiah) bagi Lembaga Keuangan jang usaha utamanja
adalah memberikan memberikan kredit djangka menengah dan padjang serta penjertaan modal
didalam perusahaan-perusahaan;
b. Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh djuta) bagi Lembaga Keungan lainnja jang didirikan
oleh warga negara Indonesia dan/atau Badan Hukum Indonesia sebagai dimaksud dalam pasal 2
ayat a.1, dengan ketentuan harus ada penjediaan kredit (credit line) jang sewaktu-waktu dapat
digunakan sebesar Rp. 350.000.000,- (tiga ratus lima puluh djuta rupiah) dari bank jang disetudjui
oleh Menteri Keuangan;
c. Rp. 300.000.000,- (tiga ratus djuta rupiah) bagi Lembaga Keuangan lainnja jang didirikan
dalam bentuk kerjasama antara asing dan Indonesia sebagai jang dimaksud dalam pasal 2 ayat a.2,
dengan ketentuan harus ada penjediaan kredit (credit line) jang sewaktu-waktu dapat digunakan
sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus djuta rupiah) dari bank jang disetudjui oleh Menteri
Keuangan.
PERPAJAKAN
Pasal 8
(1) Kepada Lembaga Keuangan tidak diberikan pembebasan padjak sebagai jang diatur dalam
Undang-undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing dan Undang-undang No. 6
Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri dengan segala perobahan dan tambahannja.
(2) Ketentuan dalam Pasal 4 angka 2 Undang-undang Padjak atas Bunga, Dividen dan Royalty
1970 berlaku pula bagi Lembaga Keuangan jang melakukan usaha sebagai badan hukum
Indonesia.
Pasal 9
Dalam hal Pemerintah bersama-sama dengan suatu badan internasional mendirikan suatu
Lembaga Keuangan "melulu untuk memenuhi kepentingan masjarakat umum" (uitsluitend ter
behartiging van een algemeen maatschappelijk belang), maka Lembaga tersebut dapat diberi
bentuk Jajasan dan peraturan-peraturan tentang pembebasan padjak sesuai dengan ketentuan-
ketentuan Undang-undang jang berlaku dan kebiasaan-kebiasaan internasional dapat
dipergunakan.
Pasal 10
(1) Djika dianggap perlu Menteri Keuangan dapat meminta kepada setiap Lembaga Keuangan
segala keterangan mengenai usahanja serta memperlihatkan buku-buku dan berkas-berkas, guna
penjelidikan kebenaran dari keterangan jang telah diberikannja itu.
(2) Keterangan tentang usaha Lembaga Keuangan jang diperoleh berdasarkan ketentuan dalam
ajat (1) tidak diumumkan dan bersifat rahasia.
Pasal 12
(1) Setiap Lembaga Keuangan wadjib tiap tahun dalam waktu 4 (empat) bulan sesudah achir
tahun buku mengirimkan kepada Menteri Keuangan dan Bank Indonesia sebuah neratja tahunan
disertai perhitungan rugi-laba dan pendjelasannja.
(2) Neratja tahunan serta perhitungan rugi-laba tersebut disetudjui terlebih dahulu oleh seorang
akuntan luar jang terdaftar.
(3) Tiap Lembaga Keuangan wadjib mengumumkan neratja triwulanan dan neratja tahunannja
dalam sekurang-kurangnja 2 (dua) buah surat kabar harian setempat.
(4) Tahun buku Lembaga Keuangan ialah tahin takwim.
PERIZINAN
Pasal 13
(1) Lembaga Keuangan hanja dapat didirikan dan mendjalankan usahanja setelah mendapat izin
usaha dari Menteri Keuangan. Izin uasaha tersebut diberikan setelah mendengar pertimbangan
Direksi Bank Indonesia.
(2) Ketentuan pada ajat (1) berlaku pula bagi pembukaan usaha kantor perwakilan dari Lembaga
Keuangan jang berkedudukan diluar negeri.
(3) Tata tjara perizinan ditetapkan dalam Lampiran Keputusan ini.
Pasal 14
(1) Badan-badan jang pada saat mulai berlakunja Keputusan ini telah melakukan usaha-usaha
Lembaga Keuangan, diwadjibkan menjesuaikan diri dengan ketentuan-ketentuan dalam
Keputusan ini dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sedjak dikeluarkannja Keputusan
ini.
(2) Lembaga Keuangan seperti jang disebut pada ajat (1) wadjib menjampaikan laporan tentang
usaha dan kegiatanja kepada Menteri Keuangan dan Bank Indonesia selambat-lambatnja dalam
waktu 3 (tiga) bulan setelah dikeluarkannja Keputusan ini.
Pasal 15
KETENTUAN-KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
Hal-hal jang belum atau belum tjukup diatur dalam Keputusan ini akan diatur dan ditetapkan
kemudian.
Pasal 17
Ditetapkan di : Djakarta
Pada tanggal : 18 Djanuari 1972
MENTERI KEUANGAN
ALI WARDHANA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Lampiran
Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No. Kep-38/MK/IV/1/1972
TATA-TJARA PERIZINAN LEMBAGA KEUANGAN
Surat permohonan izin untuk mendirikan lembaga keuangan oleh para pendiri harus ditudjukan
kepada Menteri Keuangan dengan tindasan dalam rangkap 2 (dua) kepada Direksi Bank
Indonesia dan berisi hal-hal sebagai berikut :
a. Lembaga Keuangan jang didirikan oleh warga negara Indonesia dan/atau badan hukum
Indonesia.
ALI WARDHANA