Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Iranian dari Sains Kedokteran hewan dan Teknologi

Vol.7, no.1, 2015, 40-47

Survey dari PULEX IRRITANS (Linnaeus 1758,


Siphonaptera: Pulicidae) Penyebaran kutu pada domba dan
daerah pemukiman di Provinsi Kurdistan, Iran
Mohammad Yakhchali, Kia Bahramnejad

Departemen Patobiologi, Fakultas Kedokteran hewan, Fakultas obat Kedokteran hewan,


Universitas Urmia, Obat Iran, Universitas Shahid Chamran, Ahvaz, Iran

Didapat: 23 Agustus 2014 Diterima: 7 September 2015

Abstak
Kutu merupakan parasit eksternal paling umum dan penting diseluruh dunia. Dan juga
sebagai vektor pathogen untuk Manusia dan hewan. Penelitian menargetkan untuk menentukan
jumlah orang dalam populasi yang mengalami penyakit, gangguan, atau kondisi pada waktu
tempoh yang dihubungkan dengan besar populasi dari Pulec irritants pada kumpulan domba dan
daerah pemukiman desa provinsi Kurdsitan, Iran. Total dari 2.900 domba dipilih secara acak dari
48 kawanan dan 630 daerah pemukiman dari 18 desa sejak November 2011 hingga Oktober 2012.
Kutu-kutu yang terkumpul telah diidentifikasi dari Kutu utama. Hasilnya menyatakan bahwa 259
(8,93%) domba dari 31 kawanan domba (65,51%) dan 31 (4,92%) daerah pemukiman telah terkena
wabah P. irritants. Dari 1323 P. irritants, 503/1323 (38,02%) dan 820/1323 (61,98%) merupakan
jantan dan betina, berurutan. Dari 950 (72%) berasal dari hewan-hewan dan 373 (28%) berasal
dari area pemukiman. Tingkatan wabah tertinggi ditemukan pada usia kelompok kurang dari 1
tahun (30,93%, 29/92). Penyebaran seluruh kutu yang terkumpul merupakan bagian belakang dari
tubuhnya. (100%). Penyebaran musiman dari P. irritants pada hewan yang diteliti, memiliki
perbedaan signifikan. Penyebaran P. irritants secara Geografikal menyatakan bahwa tingkat
pewabahan tertinggi ditemukan pada wilayah Marab (6,03%). Pewabahan kutu tertinggi juga
ditemukan pada musim panas (41,8%) dengan total jumlah 450 kutu dari 1323 (34,01%). Dari
hasil penelitian ini, telah disimpulkan bahwa P. irritants adalah kutu dengan jumlah terbanyak pada
domba dan daerah pemukiman di seluruh wilayah dan bisa menjadi vektor penting untuk agen-
agen pathogen.

Kata kunci: Pulex irritans, domba, provinsi Kurdistan, Iran

Pengenalan

Kutu adalah serangga yang berada pada ordo Siponaptera, yang mana menggigit dan
menghisap darah mamalia dan burung (Khoobdel et al., 2012). Dari semua 2.574 spesies dan
subspecies dari kutu (16 famili dan 238 genus) hanya beberapa dari mereka memiliki simbiosis
dan hubungan sinatropik dengan manusia dan hewan (Lewis, 1999). Kutu merupakan arthropod
yang tersebar diseluruh dunia dikarenakan adanya kontak langsung/dekat dengan hewan
peliharaan, hewan peternakan, manusia, hewan buas, dan juga burung. Penelitian terhadap kutu
dimulai 50 tahun yang lalu dan baru saja dibuat laporan dari berbagai wilayah berbeda dari dalam
negeri, diantaranya Provinsi Kermanshah dan Lorestan di bagian barat, provinsi Homozgan di
bagian selatan, Tehran pada bagian Tengah dan provinsi Kohgiluyeh serta provinsi Boyer-Ahmad
di barat daya, mempublikasikan rempah-rempah mana sajakah yang terdapat kutu yang telah
dilaporkan (Shayan dan Rafinejad, 2006, Telmadarraiy et al., 2009, Tajedin et al., 2009 Khoobdel
et al., 2012). Fauna dan Ekologi dari Kutu berhubungan dengan habitat natural dari penyakit wabah
tersebut. Setelah dipertimbangkan banyak spesies kutu telah dilaporkan pada provinsi Kurdistan,
Iran (Klein et al., 1963, Farrhang-Azad, 1973).

Menurut Organisasi Kedokteran hewan Iran di tahun 2008, populasi biasa dari 52 Juta
domba di distribusikan ke Iran. Provinsi Kurdistan memiliki kira-kira 2,42% domba dari domba-
domba tersebut. Penelitian ini meyakinkan untuk meyakini adanya P.irritants, terdistribusi secara
Geografikal dan Musiman pada peternakan dan desa-desa di wilayah tersebut.

Material dan Metode

Empat puluh lima kumpulan domba termasuk 2.900 hasil kawin silang dan domba
indigenus dipilih secara acak menggunakan meja nomor acak dari November 2011 sampai Oktober
2012. Spesimennya terkumpul dari 26 peternakan dan 26 daerah pemukiman dari 18 desa. Area
tersebut dibagi menjadi 4 umur kelompok dari dasar erupsi gigi seri permanen (Smallwood, 1992)
(Tabel 1). Data berkaitan pada setiap kelompok yang diteliti (Lokasi kelompok, sistem manajemen,
waktu dari hari, nomer tag, jenis) di kumpulkan dan dicatat. Kelompok yang diteliti dibesarkan
mengikuti praktik peternakan tradisional dengan hewan-hewan memakan rumput pada siang hari.

Kutu dapat dikumpulkan dari tubuh hewan menggunakan beberapa metode berbeda: kertas
kutu, secara manual dari pakaian manusia, racun serangga dan perangkap cahaya. Kutu
ditempatkan ke dalam 70% ethanol di dalam botol kaca berlabel sampai mereka diproses untuk
identifikasi. Jumlah dan data kutu berkaitan pada tempat kegemaran kutu keras dicatat secara
terpisah. Pengelolaan praktik terdiri dari umur dan jenis kelamin hewan tersebut.dan penggunaan
akarisida baru-baru ini juga dicatat. Seluruh kutu yang terkumpul berubah warna menjadi
transparan di Potassium hydroxide 10% setelah di diamkan semalaman pada suhu ruangan. Kutu
yang di inkubasi secara berurutan pada etanol 30%, 50%, 70%, 80% dan 95% selama 15-20 menit.
Kutu yang terdehidrasi tetap berada di EthanolXylol selama 1 jam, xylol semalaman, dan
Lactophenol selama 24 jam (Durden et al., 2005)

Seluruh specimen telah diidentifikasi oleh karakteristik morphological Farhang-Azad (1973) dan
Asmar et al. (1979)

Evaluasi Statistikal

Tes Chi-square non-parametric (χ2) telah digunakan untuk mengevaluasi asosiasi statistical
antara data yang didapat menggunakan program statistikal SPSS (versi 14, korporasi SPSS,
Chicago, IL, USA). A p≤ 0.05 dianggap signifikan dengan kepercayaan interval 95%.

Hasil

Infestasi/wabah kutu ditemukan pada sub-area provinsi Kurdistan dan pada hewan yang
diteliti pada saat penelitian (Tabel 1). Dari semua hewan 259/2900 (8,93%) dari 31 kelompok
(65,51%) dan 31 daerah pemukiman di desa yang terkena wabah dengan total jumlah 1323
Table1. The prevalence and geographic distribution of Pulex irritans in animals and residential areas in Kurdistan villages, Iran (n= 2900).
Notes: Ak Alak Kohneh, Bs Bard Sepi, Bu Buvanah, Ch Chatan, Dv Daravayan, Ga Gar Abad, Gb Gazan Bozorg, Ls Lon Sadat, Ma
Marab, Md Maein Dol, Ml Malakshan, Mo Morvarid, n animals infested with ticks, N total animals examined, Pl Palangan, Sm Shn-

Daerah pemukiman No. sampel Prevalensi (n/N, %)


manusia
kutu Desa Kelompok Domba Daerah pemukiman Kelompok Domba
manusia yang yang
terinfeksi terinfeksi
10 50 13.64
Ch 80 3 258
(8) (35)
3.48
Ya 80 6 173 0 20
(6)
4.17
Gb 80 2 167 0 100
(7)
8.33 2.21
Bs 26 3 150 50
(2) (3)
2.04 8.70
Md 50 2 163 100
(1) (14)
4.17 13.64
Ml 25 2 178 100
(1) (24)
2.04 1.50
Sm 50 1 108 100
(3) (2)
6.67 7.14
Ga 45 2 180 100
(3) (13)
1.76 13.64
Ma 20 3 412 50
(1) (56)
5 3.81
Pl 40 4 210 100
(2) (8)
2.04 4.28
Tk 50 6 155 20
(1) (7)
3.87
Ls 30 2 123 0 100
(5)
20 4.17
Ak 6 1 89 100
(1) (4)
25 3.09
Dv 25 3 107 50
(6) (3)
25
Mo 3 2 136 0 100
(34)
Bu 1 1 120 0 0 0
11.11
Ya 3 2 79 0 100
(9)
15 30.93
Ta 15 3 92 50
(2) (29)
4.92 65.51 8.93
Total 630 48 2900
(31) (31) (259)
terkumpul merupakan P. irritans (61,98% irriants mengindikasikan bahwa tingkat
betina dan 38,02 jantan) termasuk pada famili wabah tertinggi ditemukan di wilayah Marab
Pulicidae yang 950 (72%) dan 373 (28%) (6,03%) wabah Pulex irritants dari
yang berurutan berasal dari hewan dan daerah pemeriksaan domba dari bagian tengah tidak
pemukiman. Penyebaran Geografikal P.
begitu signifikan dari bagian lainnya dari provinsi ini. (χ2 = 2.15, p > 0.05) (Tabel 2).

Tingkat investasi adalah 30,93% (29/92) untuk hewan <1 tahun (Tabel 2). Indeks kutu (jumlah
kutu per hewan yang terkena wabah) adalah 0.6. Penemuan kutu terbanyak ada pada bagian
belakang tubuh (100%, 1323/1323). Setidaknya 8 kutu ditemukan di sebagian besar domba. Tetapi,
yang paling banyak adalah pada musim panas (Juli-September) (41,8%,1212/2900) dengan total
jumlah 450 kutu dari 1323 (34,01%) (Fig.1). Penyebaran musiman wabah P. irritans memiliki
perbedaan signifikan (χ2 = 14.25, p < 0.05).
Table 2. Prevalence of flea infestation according to the age groups and sex of examined sheep in villages in Kurdsitan
Province, Iran.
No. of
Examined examined Prevalence Age Sex
animals (year, %) (%)
animals (n/N, %) <1 1-2 3-4 >4 M F

Ch 258 13.64 13.64 0 0 0 51.32 48.68


Ya 173 3.48 3.48 0 0 0 57.5 42.5
Gb 167 4.17 26.06 0 0 0 47.96 52.04
Bs 150 2.21 2.21 0 0 0 45,25 54.75
Md 163 8.70 8.70 0 0 0 45.98 54.02
Ml 178 13.64 13.64 0 0 0 51.32 48.68
Sm 108 1.50 1.50 0 0 0 53.33 46.67
Ga 180 7.14 7.14 0 0 0 56.02 43.98
Ma 412 13.64 13.64 0 0 0 51.32 48.68
Pl 210 3.81 3.81 0 0 0 52.49 47.51
Tk 155 4.28 4.28 0 0 0 46.73 53.27
Ls 123 3.87 3.87 0 0 0 51.68 48.32
Ak 89 4.17 4.17 0 0 0 47.96 52.04
Dv 107 3.09 3.09 0 0 0 61.8 38.2
Mo 136 25 25 0 0 0 50 50
Bu 120 0 0 0 0 0 0 0
Ya 79 11.11 11.11 0 0 0 54 46
Ta 92 30.93 30.93 0 0 0 48.5 51.5
Total 2900 8.93 8.93 0 0 0 45.54 54.46
Notes: F, femalel; M, male; n, animals infested with fleas; N, total animals examined.

Figure1. Seasonal distribution of Pulex irritance infestation in sheep and humans residential areas in villages of Kurdistan Province, Iran.
Diskusi wilayah dengan tingkat wabah tertinggi ada
Spesies ini, P. irritans adalah genus pada musim panas. Bersangkutan dengan
satu-satunya di Iran, kutu yang paling umum penyelidikan lainnya (Fagbemi, 1982,
menyerang manusia dan hewan (Farrhang- Durden et al., 2005, Beck et al., 2006,
Azad, 1972, Asmar, 1979). Hadadzadeh and Christodoulopoulos et al., 2006, Gracia et al.,
Sheikh Abbasi (2000) melaporkan bahwa 2008, Khoobdel et al., 2012) yang
penyebaran dan intensitas p.irritants pada melaporkan wabah kutu sepanjang tahun
ayam betina chicken farms mother di dengan prevalansi tinggi di musim panas.
Suburban, Tehran, pusat dari Iran lumayan Bisa jadi karena kecocokan suhu di wilayah
dikenal. Jumlah dari kutu per ayam 4-5 dan untuk aktivitas, pertumbuhan, perkembangan,
pekerja peternakan terkena gengguan kulit. dan reproduksi kutu. (Cornwell, 1974,
Pada investigasi yang lain, 7 spesies Dryden, 1993). Sejak itu, di tahun yang di
termasuk P. irritants telah dilaporkan dari pelajari kondisi cuaca lebih baik pada msim
provinsi Chaharmahal-oBakhtirary di barat semi (Maret-Juni) dan musim panas (Juli-
daya Iran (Khoobdel et al., 2012). September) dibandingkan dengan musim
yang lain, tepatnya, di bagian pusat dari
Pulex irritans, Ctenocephalides canis dan
wilayah tersebut. Sebagai tambahan, hewan
C. felis felis dilaporkan ada pada domba, sapi,
ternak dan desa-desa ramai pada bagian
kambing, unggas, dan manusia dengan
provinsi ini yang juga cocok untuk
prevalensi tertinggi P.irritans (91%) di
keberadaan kutu. Dengan kata lain, suhu pada
provinsi Azarbaijan timur, Barat laut Iran.
tahun yang dipelajari menyediakan kondisi
(Garedaghi, 2011). Pada peneletian lingkungan luar ruangan yang cocok untuk
sebelumnya, P. irritans, Xenopsylla cheopis, perkembangan kutu.
dan Nosopsylla spp. Telah dilaporkan ada
Menurut Harwood dan James (1979)
pada tikus provinsi Kermanshah, bagian barat
dan Silvermann dan Rust (1983), suhunya
Iran (Telmadarraiy et al., 2007). Pulex
menurun yang menaikan kelembapan yang
irritans dan C. canis adalah dua kutu yang
cocok dengan kondisi yang secara langsung
paling umum pada hewan peternakan Libya
mempengaruhi prevalensi P. irritants.
(Kaal et al., 2006).
Namun, P. iritants mungkin telah beradaptasi
Penelitian saat ini, wabah P. irritans dengan suhu yang lebih tinggi di Negara ini
terjadi di setiap musim sepanjang tahun pada (Christodoulopoulos et al., 2006). Sejauh
praktiknya berlangsung dari Sebagian banyak dari P. irritans pada
memperbolehkan pupuk organik untuk penelitian ini berinfesti pada situs
terkumpul di kandang hewan, mengakibatkan sebelumnya dengan bulu yang lebih panjang.
peningkatan kehangatan Dan kelembapan, Rinaldi et al. (2006) juga melaporkan bahwa
berdasarkan mendukung penyebaran kutu bagian melakang abdomen adalah bagian
(Obasaju and Otesile, 1980). zona terwabah yang paling parah terinfesti
pada penyebaran wabah kutu. Infesti P.
Prevalensi tertinggi dari P. irritants
irritans tertinggi pada bagian punggung bisa
yang tercatat ada pada domba yang lebih
terjadi dikarenakan pada fakta bahwa P.
muda (< 1 tahun). Penemua ini mirip dangan
irritans lebih menyukai kehangatan,
hasil dari survey sebelumnya (Fagbemi, 1982,
kelembapan dan tempat tersembunyi pada
Yeruham et al., 1989, Franc et al., 1998,
kulit tipis dengan suplai vascular baik.
Christodoulopoulos et al., 2006, Rinaldi et al.,
Menurut Yeruham et al. (1996) dan Biu et al.
2006, Garcia et al., 2008). Ini mungkin
(2010), faktor immunologikal, aroma kulit
terjadi karena Hewan yang lebih muda karena
atau kualitas kulit menyebabkan penyebaran
kulit mereka lebih tipis predisposisi dengan
kutu.
wabah P. irritans yang lebih tinggi pada
mereka daripada yang lain. Hasilnya bisa di Termasuk juga, wabah P. irritans
salahkan pada perhatian peternak yang lebih adalah prevalensi pada domba dan area
sedikit pada hewan yang masih muda pemukiman di desa bagian barat Iran dan
terhadap wabah kutu, praktik perawatan perlu penyelidikan lebih tentang peran P.
ternak intensif, dan kontak dekat pada domba irritans terhadap epidemiologi penyakit yang
yang terkena wabah dengan hewan lainnya, ditularkan melalui kutu.
dan adanya konsekuensi dari kedua inang
untuk kutu (Kalkofen and Greenberg, 1974).
Pernyataan ini mirip dengan dengan Kaal et
al (2006) dan Iqbal et al. (2012) yang
melaporkan pelaksanaan kebersihan yang
lebih baik dapat mencegah kebangkitan
wabah pada manajemen system praktik semi-
intensif berternak dibandingkan dengan
mereka yang mengalami system intensif.

Anda mungkin juga menyukai