Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia yang modern ini kebutuhan material dengan
rentang sifat mekanik yang beragam mendorong transformasi material
berbasis logam menjadi komposit. Dalam dunia industri mulai banyak
menggunakan bahan material komposit. Material komposit berbasis
kombinasi dua atau lebih bahan dasar ini, diharapkan mampu
menggantikan beberapa aplikasi material konvensional. Selain
menghasilkan sifat baru, komposit mudah dibentuk sesuai kebutuhan,
baik dalam segi kekuatan maupun keunggulan sifat-sifat yang lain.
Komposit menjadi bagian penting dari bahan saat ini karena memiliki
keunggulan seperti tahan korosi, kekuatan lebih tinggi, perakitan lebih
cepat, ringan, mampu bersaing dengan logam dengan tidak kehilangan
karakteristik dan kekuatan mekanismenya. Komposit digunakan
sebagai bahan mulai dari membuat struktur pesawat terbang, otomotif,
militer, kemasan elektronik hingga peralatan medis, dan bahkan
sampai alat-alat rumah tangga.
Komposit tersusun dari pengisi matrik atau pengikat, dilihat dari
jenis pengisinya komposit dibedakan menjadi 5 yaitu komposit serat,
komposit flake , komposit partikel, komposit rangka, komposit laminate
(Schwartz, 1984). Salah satu jenis komposit yang paling sering
digunakan adalah komposit serat karena memiliki jumlah cacat
persatuan volume serat yang lebih kecil, kekuatan dan kekakuan
spesifik lebih baik dari bahan pada umumnya, sehingga sifatnya dapat
dibuat sesuai kebutuhan. Komposit serat saat ini tidak hanya
menggunakan serat sintetis seperti fiber glass, carbon fiber, dan serat
asbestos saja, namun sudah ada bahan penguat dari serat alam karena
dinilai harga murah, dan mudah di dapatkan di alam Indonesia. Oleh

1
karena itu, serat alami sebagai penguat alternatif dalam komposit
polimer digunakan karena lebih banyak keuntungannya.
Indonesia merupakan Negara agraris yang kaya dengan sumber
daya alam, bahkan serat alam yang melimpah, beranekaragam dan
berpotensi untuk dikembangkan ke dalam bahan komposit seperti
serat kulit pohon kersen. Disekitar kita pohon kersen tumbuh liar dan
jarang dimanfaatkan. Pohon kersen tumbuh dengan cepat dan hanya
digunakan sebagai tanaman peneduh dari sinar matahari. Pohon
kersen memiliki kulit berserat yang berpotensi digunakan sebagai serat
alam dalam komposisi komposit.
Bahan baku produksi busur panah modern terbuat dari fiberglass
yang berfungsi sebagai serat penguat material komposit. Kelemahan
dari penggunaan serat ini adalah harganya yang mahal, tidak dapat
terdegredasi secara alami saat didaur ulang dan pengelolahannya
membutuhkan proses kimiawi yang hanya disediakan oleh perusahaan
tertentu saja.
Serat kersen merupakan salah satu serat alam yang dapat
dijadikan bahan penguat komposit. Salah satu keunggulan serat alam
yaitu elastis, kuat, bahan baku melimpah, ramah lingkungan dan
pembuatannya mengkonsumsi energi sekitar 70% yang lebih rendah
dibandingkan dengan komposit polimer fiberglass (Jones, 1999).
Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan material
komposit dengan sifat yang lebih spesifik, salah satunya adalah
penggunaan serat alam sebagai bahan baku penguat pada komposit.
Penelitian ini dilakukan seiring dengan majunya pemanfaatan
penggunaan bahan alam dalam kehidupan sehari-hari.
Alasan dikembangkannya material berbasis serat alam atau
biokomposit ini, diantaranya adalah mengurangi emisi akibat proses
pembuatan material sintetis dengan menggunakan bahan baku
terbarukan dan bahan alam. Komposit ini diharapkan mampu

2
menekan konsumsi energi, menghasilkan biodegradable, serta dapat
diolah dengan teknologi yang relatif mudah dan murah.
Serat dalam komposit berfungsi sebagai bagian yang menahan
beban, sehingga besar kecilnya kekuatan komposit sangat tergantung
pada kekuatan serat pembentuknya. Tinggi rendahnya kekuatan
komposit sangat tergantung dari serat yang digunakan karena
tegangan yang diberikan kepada komposit pertama diterima oleh
matriks dan diteruskan ke serat, sehingga serat akan menahan beban
sampai beban maksimum. (Vlack, 1995).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan tekuk dan
tarik material komposit diperkuat serat kersen bila mengalami
pemuatan lentur statis dan tarik, kekuatan suatu bahan dengan
menggunakan sistem Uji Bending dan Uji Tarik. Penelitian ini juga
bertujuan untuk mengetahui pengaruh panjang serat terhadap sifat
mekanik komposit polimer yang diperkuat oleh serat kersen. Sifat dari
uji Bending dapat diketahui melalui proses pengujian three point bending
dengan menggunakan alat uji universal testing machine. Sedangkan uji
tarik dilakukan dengan penambahan beban secara perlahan-lahan,
kemudian akan terjadi pertambahan panjang yang sebanding dengan
gaya yang bekerja. Parameter lentur ditentukan dengan melakukan uji
lengkung tiga titik pada spesimen komposit sesuai standar ASTMD790.
Sedangkan spesimen dari uji tarik menggunakan standar ASTMD638.
Salah satu resin thermoset yang banyak digunakan sebagai matrik
pada komposit polimer adalah resin epoxy. Bahan pelapis, perekat,
matrik pada material termasuk kelompok polimer epoxy. Namun
demikian epoxy juga mempunyai kelemahan pada sifat sensitif
menyerap air, kekuatan bending dan tarik yang rendah, getas (Imaful
Hansa, 2009). Perbandingan resin epoxy dengan serat kersen dapat
ditunjukkan dalam perhitungan fraksi volume.

3
Muncul suatu pemikiran mengenai penelitian komposit ini
dengan pemanfaatan serat kulit pohon kersen yang diaplikasikan pada
busur panah sebagai bahan baru komposit alam yang ramah
lingkungan dan mendukung gagasan pemanfaatan serat kersen
menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi dan teknologi tinggi.
Komposit ini dibuat dengan metode hand lay up, bahan yang digunakan
adalah resin epoxy, serat kersen dengan panjang 50mm– 100mm dan
dengan perbandingan fraksi volume serat 40%, 50%, 60%, 70%. Dengan
menggunakan fraksi volume serat untuk mendapatkan kekuatan
bending dan tarik dari komposit berpenguat serat kersen.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukakan di
atas, maka didapatkan beberapa permasalahan. Untuk itu perlu suatu
identifikasi terhadap permasalahan yang ada sebagai berikut :
1. Perlunya bahan alternatif yang aman, mudah di cari, murah dan
ramah lingkungan.
2. Pemanfaatan pohon kersen belum maksimal.
3. Banyak struktur sering rentan terhadap beban lentur dan tarik
material komposit, yang dapat menyebabkan kerusakan serius.
4. Fraksi volume berpengaruh terhadap kekuatan komposit.
5. Panjang serat, jenis bahan, komposisi akan berpengaruh pada
kekuatan dari komposit.
6. Pada Uji Tarik, kekuatan material bisa dilihat pada saat di tarik.
7. Pada Uji Bending, kegagalan komposit bisa dilihat pada saat ditekan.

C. Batasan Masalah
Agar pemasalahan dalam penelitian ini mempunyai arah yang
jelas maka perlu adanya batasan masalah. Berdasarkan masalah yang

4
dipaparkan, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Serat alam yang digunakan berasal dari serat kersen.
2. Pembuatan komposit dilakukan secara manual.
3. Presentase fraksi volume serat kersen yang digunakan 40%, 50%,
60%, 70%.
4. Matriks yang digunakan adalah matriks Epoxy.
5. Pengujian komposit menggunakan Uji Bending dan Uji Tarik.
6. Benda uji dibuat dengan cara hand lay up dengan panjang serat kulit
kersen 50 mm - 100 mm disusun secara acak.

D. Rumusan Masalah
Permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh presentase fraksi volume berpenguat serat
kersen susunan acak dengan matrik epoxy pada komposit terhadap
kekuatan tariknya?
2. Bagaimana pengaruh presentase fraksi volume berpenguat serat
kersen susunan acak dengan matrik epoxy pada komposit terhadap
kekuatan bendingnya?
3. Bagaimana mekanisme kegagalan benda uji pengujian destructive test
yang terjadi pada komposit berpenguat serat kersen susunan acak
dengan matrik epoxy akibat dari kekuatan tarik dan bendingnya?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui pengaruh perbandingan fraksi volume antara matrik
dan filler terhadap kekuatan tarik dan bending pada komposit serat
kulit pohon kersen dengan matrik epoxy.
2. Mendapatkan paduan yang optimum komposit serat kulit pohon
kersen terhadap kekuatan tarik dan bending.

5
3. Mengetahui mekanisme kegagalan benda uji pengujian destructive
test yang terjadi pada komposit berpenguat serat kersen susunan
acak dengan matrik epoxy akibat dari kekuatan tarik dan bending.
4. Mengetahui sifat mekanik atau karakteristik (Uji tarik dan bending)
yang paling optimal fraksi volume dengan serat kersen.

F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka diharapkan memperoleh
manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat untuk mahasiswa :
a. Menambah wawasan terhadap pengaruh serat kersen terhadap
kekuatan tarik dan bending.
b. Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman tentang
pembuatan material komposit.
2. Bagi industri :
a. Sebagai informasi untuk memperkaya inovasi keilmuan.
b. Sebagai wujud tridharma pendidikan tinggi khususnya dibidang
penelitian.
c. Sebagai acuan atau pedoman dalam pembuatan komposit yang
terbuat dari serat alam.
3. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan :
a. Menambah pengetahuan tentang serat kersen.
b. Menambah pengetahuan tentang komposit.
c. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi tambahan untuk
penelitian serat alam (natural fiber) ke depannya.
d. Menambah pengetahuan tentang komposit serat alam dengan
matrik Epoxy.
e. Sebagai tambahan bahan referensi pustaka di lingkungan
Universitas Negeri Surabaya (UNESA) khususnya Fakultas
Teknik jurusan Teknik Mesin.

Anda mungkin juga menyukai