PRAKTIKUM AKTUATOR 2
Disusun oleh :
Jl. Kanayakan no. 21, DAGO 40235, Tromol Pos 851 BANDUNG 40008 INDONESIA
Phone : 62 022 2500241 Fax : 62 022 2502649 Homepage : http ://www.polman-bandung.ac.id
2019
AKTUATOR
2 AEB
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Saat kini revolusi industri 4.0 sedang gencar gencarnya diterapkan pada semua bidang di
berbagai industri, baik industri besar maupun industri menengah bahkan kecil, yang
tentunya menggunakan sistem otomasi. Kontroler yang banyak digunakan di dunia
industri saat ini berhubungan dengan motor induksi.
Rumusan Masalah
Tujuan
BAB II (ISI)
PRAKTIKUM 1
MOTOR UNIVERSAL
1.1 Tujuan
• Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja motor universal sebagai motor AC seri.
• Mahasiswa dapat menerangkan karakteristik motor universal sebagai motor AC seri.
Karena besarnya arus asut maka diperlukan sistem pengaturan pada saat pengasutan
(starter). Metode pengasutan dan metode pengaturan kecepatan pada saat motor
bekerja, yaitu :
AKTUATOR
2 AEB
Pada persamaan diatas terjadi apabila motor universal tersebut diberi tegangan DC.
Apabila diberi tegangan AC akan menghasilkan persamaan sebagai berikut :
Dimana :
N = Kecepatan Putar (rpm)
Ia= Arus jangkar (A)
Ra = Beban jangkar (Ω)
Rse = Resistor seri (Ω)
Φ = Fluks magnetic (wb)
Karena karakteristik motor universal sama dengan karakteristik motor dc seri
sehingga Ijangkar = I medan.
1.3 Percobaan
1.3.1 Merangkai dan Membalik Arah Putaran
1.3.1.1 Tujuan
• Mahasiswa dapat merangkai dan mengoperasikan motor universal sebagai
motor AC seri.
• Mahasiswa mengetahui bagaimana cara membalik putaran motor AC seri.
Gambar 1.1
Rangkaian motor Universal putaran searah jarum jam
Gambar 1.2
Rangkaian motor Universal putaran berlawanan jarum jam
Torsi M = 1Nm
Set multimeter pada range 300V AC
3. Buatlah rangakaian untuk memutar motor AC seri dengan putaran searah
jarum jam (gambar 1.1), masukkan sumber tegangan kemotor kemudian
amati arah putarannya.
4. Buatlah rangkaian untuk menjalankan motor AC seri dengan putaran
berlawanan jarum jam (gambar 1.2), masukkan sumber tegangan kemotor
kemudian amati arah putarannya.
1.3.1.5 Tugas
1. Catatlah tegangan, arus, faktor daya (cos Ø) dan kecepatannya.
2. Buatlah analisa dan kesimpulan dari hasil praktikum.
1.3.1.7 Kesimpulan
• Motor Universal dapat diberi masukan berupa tegangan AC atau tegangan DC.
• Motor Universal memiliki stator yang dililit dengan kumparan.
• Komutator berfungsi mengalirkan arus dari sumber menuju ke armatur motor,
sehingga menghasilkan medan magnet.
• Pada saat arus listrik diberikan, maka permukaan kumparan yang bersifat utara
akan bergerak ke selatan, begitu pula sebaliknya sehingga menghasilkan
sebuah putaran.
• Saat arus berhenti dialirkan, kutub utara kumparan akan bertemu kutub selatan
magnet dan menyebabkan saling tarik menarik sehingga motor berhenti
berputar.
AKTUATOR
2 AEB
Gambar 1.3
Karakteristik Berbeban
AKTUATOR
2 AEB
Dimana : M = Torsi
N = Kecepatan
Daya nyata : S = V. IA
V = 220V
𝑃1
Power faktor : cos Ø = 𝑆
𝑃2
Efisiensi : Ƞ= 𝑥 100%
𝑃1
1.3.2.5 Tugas
1. Buatlah grafik karakteristik beban berdasarkan data dari tabel karakteristik
tersebut.
2. Apa yang terjadi apabila nilai beban = 0.
3. Buatlah analisa dan kesimpulan.
AKTUATOR
2 AEB
Karakteristik Beban
3500
2937
3000
2567
2500 2155
2000 1805
1500 1154
1000
424
500
1,7 1,9 2,1 2,5 2,6 2,8 2,9 46
0 0,63 0,63 0,55 0,51 0,5 0,41 00.39
0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
Dapat dilihat dari grafik karakteristik beban dari hasil percobaan, bahwa
semakin besar beban yang diberikan pada motor universal maka arus yang diperlukan
semakin besar pula namun disaat yang bersamaan kecepatan motor berkurang karena
beban tersebut. Apabila nilai beban = 0 maka motor akan bergerak bebas dan dapat
mencapai kecepatan maksimum motor universal tersebut.
Perubahan beban mengakibatkan perubahan kecepatan putar motor, akibatnya
terjadi perubahan torsi pada motor yang menyesuaikan dengan torsi beban. Jika beban
semakin berat maka torsi yang dihasilan akan semakin besar pula sehingga putaran
motor akan menurun karena motor yang tidak bisa memberikan torsi yang besar
sesuai dengan kondisi beban.
AKTUATOR
2 AEB
1.3.2.7 Kesimpulan
• Perubahan beban mengakibatkan perubahan kecepatan putar motor.
• Semakin besar beban yang diberikan pada motor universal maka akan semakin
besar pula arus yang diperlukan.
• Jika beban semakin berat maka torsi yang dihasilan akan semakin besar pula
sehingga putaran motor akan menurun karena motor yang tidak bisa
memberikan torsi yang besar sesuai dengan kondisi beban.
• Apabila nilai beban = 0 maka motor akan bergerak bebas dan dapat mencapai
kecepatan maksimum motor universal tersebut.
AKTUATOR
2 AEB
PRAKTIKUM II
MOTOR INDUKSI 3 Ø
2.1 Tujuan
• Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja motor induksi 3 fasa.
• Mahasiswa dapat menerangkan karakteristik motor induksi 3 fasa.
F = Gaya
B = Kerapatan fluks
I = Arus
L = Konduktor
Bila sumber tegangan tiga phasa dipasang pada kumparan stator, maka pada
kumparan stator akan timbul medan putar dengan kecepatan :
Medan putar stator akan memotong konduktor yang terdapat pada sisi rotor, akibatnya
pada kumparan rotor akan timbul tegangan induksi ( ggl ) sebesar :
AKTUATOR
2 AEB
2.3 Percobaan
2.3.1 Komponen yang digunakan
• Motor Induksi 3Ø dengan rotor sangkar bajing
• Unit Kontrol
• Amperemeter AC
• Voltmeter AC
• Power Supply 3Ø, 380V / 16A
• Saklar gerak mula (0-Y-Δ)
• Tachometer.
Gambar 2.1
Rangkaian pengasutan motor induksi 3 ø dengan saklar Y – Δ
AKTUATOR
2 AEB
Gambar 2.2
Rangkaian pengasutan motor induksi 3 ø (rangkaian Y)
Gambar 2.3
Karakteristik pengasutan motor induksi 3 ø (rangkaian Δ)
AKTUATOR
2 AEB
2.4 Tugas
1. Jelaskan bentuk hubungan pada belitan stator pada motor ketika kita ubah posisi
saklar dari Y ke Δ dan apa pengaruhnya bagi arus sumber.
2. Jelaskan adakah pengaruh perubahan bentuk belitan medan stator terhadap
kecepatan.
3. Buatlah suatu kurva karakteristik torsi fungsi kecepatan.
untuk memulai putaran awal pada motor listrik. Sedangkan hubungan delta
membutuhkan arus yang lebih rendah.
Hubungan star delta juga berpengaruh terhadap kecepatan, saat hubungan star
menghasilkan putaran motor listrik dengan kecepatan rendah tapi memiliki torsi
yang tinggi. Sebaliknya saat hubungan delta menghasilkan kecepatan putaran motor
listrik tinggi namun torsi motor rendah.
Metode pengendalian motor listrik Star Delta mengkombinasikan 2 hubungan
tersebut secara berurutan.Pengendalian Motor listrik dengan Star delta banyak
digunakan untuk menjalankan motor induksi rotor sangkar yang mempunyai daya di
atas 5 kW (atau sekitar 7 HP).
Y Δ RPM
2.6 Kesimpulan
• Perubahan bentuk lilitan stator dari Y – Δ berpengaruh terhadap arus sumber.
• Hubungan star memiliki kebutuhan arus yang tinggi sehingga menghasilkan
kecepatan motor rendah namun torsi tinggi.
• Hubungan delta memiliki kebutuhan arus yang lebih rendah dan menghasilkan
kecepatan motor tinggi namun torsi rendah.
AKTUATOR
2 AEB
PRAKTIKUM III
MOTOR LINEAR
3.1 Tujuan
• Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja motor linear.
• Mahasiswa dapat menerangkan karakteristik motor linear pada saat terjadi
perubahan jarak antara sisi primer dengan sisi sekundernya.
• Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh perubahan pada hubungan pusat lilitan
terhadap karakteristik motor.
Semua jenis konduktor yang ditempatkan di medan magnet akan memiliki arus
yang terinduksi sehingga menghasilkan medan magnetik yang berlawanan. Dua
AKTUATOR
2 AEB
medan magnetik yang berlawanan akan saling menolak. Jika hal ini terus dilakukan
secara linear maka akan menghasilkan gerakan linear.
Dengan memberikan arus pada lilitan rotor, maka secara periodik akan
menghasilkan gaya tarik-menarik dan gaya tolak-menolak yang dilakukan secara
waktu yangbersamaan diantara pole-pole dengan magnetnya sehingga ini akan
menghasilkan gaya dorong pada motor linear sesuai dengan rumusan : F = I L x B.
3.3 Percobaan
3.3.1 Komponen yang digunakan
• Amperemeter AC
• Voltmeter AC
• Wattmeter 1 Ø
• Motor Linear
• Unit control
• Regulator tegangan 3 Ø
• Jangka Sorong
AKTUATOR
2 AEB
Gambar 3.1
Rangkaian daya pada motor linear
Gambar 3.2
Alternative 1 pemasangan pada sisi primer
Gambar 3.3
Alternative 2 pemasangan pada sisi primer
AKTUATOR
2 AEB
4 mm . Amati semua alat ukur setiap perubahan nilai δ0 kemudian buatlah table
yang sama dengan table 3.1 untuk masing masing nilai δ0.
3. Ubahlah hubungan pada sisi primernya menjadi seperti pada gambar 3.3 lakukan
perubahan nilai seperti pada langkah no 2 . Buatlah table seperti table 3.1.
4. Hitunglah nilai Cos Øk , S, Zk, Xk, dan Pwa. Dengan persamaan sebagai berikut :
𝑃𝑡𝑜𝑡
Cos Øk = 𝑆
𝑈12
S = ( I1 + I2 + I3 )
√3
𝑈12 √3
Zk = 𝐼1+𝐼2+𝐼31
Xk = Zk sin Øk
Pwa = Fa.Vs
3.4 Tugas
1. Setelah selesai melakukan percobaan menjalankan motor linear, sekarang jelaskan
bagaimana prinsip kerja motor linear.
2. Dari data yang didapatkan, buatlah suatu kurva karakteristik Cos ϕK dan Xk fungsi
tegangan inpu untuk setiap perubahan jarak celah udara dan alternatif pemasangan
kumparan primer pada motor linear.
20 19,66 19,31
17,95 17,19
15 16,08 15,41 14,67
13,38
11,71
10
5
0,92 0,89 0,88 0,89 0,89 0,9 0,99 0,9 0,91
0
130 140 150 160 170 180 190 200 210
Cos ϕK Xk
AKTUATOR
2 AEB
20
15
10
5
0,12 0,11 0,11 0,09 0,1 0,09 0,1 0,1 0,1
0
130 140 150 160 170 180 190 200 210
Cos ϕK Xk
30
25
20
15
10
0
130 140 150 160 170 180 190 200 210
Cos ϕK Xk
Cos ϕK Xk
AKTUATOR
2 AEB
Berdasarkan kurva karakteristik dapat dilihat nilai arus akan cenderung naik
seiring dengan kenaikan nilai U12, dan nilai arus tersebut bernilai sama baik alternatif
bergerak ke kanan maupun ke kiri. Motor linear memiliki prinsip kerja yang sama
dengan motor induksi biasa perbedaannya terletak pada bentuk lintasannya.
Ketika konduktor ditempatkan di medan magnet, maka akan menghasilkan
arus yang terinduksi sehingga menghasilkan medan magnetik yang berlawanan. Dua
medan magnetik yang berlawanan akan saling menolak. Jika hal ini terus dilakukan
secara linear maka akan menghasilkan gerakan linear.
Dengan memberikan arus pada lilitan rotor, maka secara periodik akan
menghasilkan gaya tarik-menarik dan gaya tolak-menolak yang dilakukan secara
waktu yang bersamaan diantara pole-pole dengan magnetnya sehingga ini akan
menghasilkan gaya dorong pada motor linear.
3.6 Kesimpulan
• Nilai arus akan cenderung naik seiring dengan kenaikan nilai U12 (tegangan).
• Nilai arus pada saat alternatif kanan maupun kiri bernilai sama.
• Motor linear memiliki prinsip kerja yang sama dengan motor induksi biasa
perbedaannya terletak pada bentuk lintasannya.
• Motor linear akan terputus ketika arus melebihi 6A.
• Ketika lilitan motor diberi arus maka akan menghasilkan gaya tarik menarik
dan tolak menolak diantara pole-pole magnetnya sehingga akan menghasilkan
gaya dorong motor linar.
AKTUATOR
2 AEB
PRAKTIKUM IV
MOTOR REPULSI
4.1 Tujuan
• Mahasiswa dapat merangkai dan kemudian menjelaskan prinsip kerja motor
repulsi.
• Mahasiswa dapat menerangkan karakteristik motor repulsi berdasarkan data hasil
pengukuran dan hasil perhitungan.
Garis netral adalah letak garis sumbu sikat segaris dengan sumbu kumparan
stator. Kecepatan motor listrik dapat diatur dengan cara menggeser letak sikat ke kiri
atau ke kanan dari garis netral. Semakin besar sudut pergeseran semakin besar
perubahan kecepatan motor listrik demikian pula terhadap momen kopel dari motor.
4.3 Percobaan
4.3.1 Komponen yang digunakan
• Motor Repulsi
• Magnetic Powder Brake
• Power Supply 3 Ø, 380V / 16A
• Amperemeter AC
• Voltmeter AC
• Wattmeter 1 Ø
• Cos Ø meter
• Multimeter
Gambar 4.1
Rangkaian percobaan motor repulsi
AKTUATOR
2 AEB
Untuk mencari nilai besaran yang lain dapat dihitung dengan rumus :
- Daya reaktif S = U.I
- Sudut phase, Cos Ø = P1/S
- Effisiensi, Ƞ = P2/P1
𝑛𝑠−𝑛
- Slip (s) = 𝑥100%
𝑛𝑠
4.4 Tugas
1. Dari data yang anda dapatkan buatlah kurva karakteristiknya terhadap perubahan
torsi.
2. Jelaskan pengaruh perubahan posisi sudut sikat terhadap kecepatan dan torsi
motor repulsi.
AKTUATOR
2 AEB
1000,00
500,00
1,50 2,00 2,20 2,30 2,90 3,00
0,00
0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20
I (A) N (rpm)
Posisi sudut sikat berperan penting karena motor repulsa tidak bekerja dengan
prinsip medan putar tetapi bekerja dengan cara induksi. Sikat tersebut dihubung
singkatkan dan berpengaruh terhadap arah arus yang terinduksi pada jangkar. Posisi
maksimum sikat itu adalah 55 derajat.
Arus akan mengalir melalui kumparan jangkar dan menghasilkan polaritas
yang sama dengan kumparan medan rotor yang menyebabkan gaya tolak menolak
ketika sikat dipindahkan.
Arah pergeseran sikat tersebut akan berpengaruh terhadap arah putaran motor,
ketika sikat diputar clockwise maka motor pun akan berputar clockwise begitu pula
sebaliknya.
Pertambahan beban akan berpengaruh pada nilai kecepatan dan arus, dapat
dilihat pada kurva karakteristik bahwa semakin besar beban yang diberikan pada
motor maka arus yang diperlukan motor pun akan semakin besar, disaat yang
bersamaan kecepatan yang dihasilkan akan semakin menurun karena pengaruh beban
tersebut. Hal tersebut terjadi karena ketika beban semakin berat maka torsi yang
dihasilan akan semakin besar pula sehingga putaran motor akan menurun karena
motor yang tidak bisa memberikan torsi yang besar sesuai dengan kondisi beban.
4.6 Kesimpulan
• Posisi sudut sikat berperan penting karena motor repulsa tidak bekerja dengan
prinsip medan putar tetapi bekerja dengan cara induksi.
• Posisi maksimum sikat motor pulsa adalah 55 derajat.
• Arah pergeseran sikat tersebut akan berpengaruh terhadap arah putaran motor.
• Ketika sikat dipindahkan maka arus akan mengalir melalui kumparan jangkar
dan menghasilkan polaritas yang sama dengan kumparan medan rotor yang
menyebabkan gaya tolak menolak.
• Semakin besar beban yang diberikan pada motor maka arus yang diperlukan
motor pun akan semakin besar.
• Semakin besar beban yang diberikan maka kecepatan yang dihasilkan akan
semakin menurun.
AKTUATOR
2 AEB
PRAKTIKUM 5
5.1. Tujuan
• Mahasiswa dapat menerangkan prinsip kerja motor induksi 3 fasa slipring.
• Mahasiswa mengetahui karakteristik start awal (pengasutan) pada motor induksi 3 fasa
slipring.
• Mahasiswa dapat menerangkan karakteristik beban pada motor induksi 3 fasa slipring.
• Mahasiswa dapat mengukur besarnya frekuensi pada rotor motor induksi 3 fasa
slipring.
Lilitan rotor yang ujungnya terminal K-L-M dihubungkan dengan resistor luar
yang besarnya bisa diatur. Dengan mengatur resistor luar berarti mengatur besarnya
AKTUATOR
2 AEB
resistor total yang merupakan jumlah resistansi rotor dan resistansi luar (Rrotor +
Rluar), sehingga pada arus rotor dapat diatur. Ketika resistor berharga maksimum,
arus rotor yang mengalir minimum, sekaligus memperbaiki faktor kerja motor.
Kelebihan rotor lilit yaitu diperoleh torsi starting yang tinggi, dengan arus starting
yang tetap terkendali.
Resistansi rotor luar terjadi secara bertahap. Tahap-1 nilai resistor maksimum kurva
torsi terhadap slip, berikutnya tahap 2, 3 dan 4. Antara tahap-1 sampai tahap-4 selisih
slip sebesar ∆s. Dengan demikian pengaturan resistor rotor juga berfungsi mengatur
putaran rotor dari putaran rendah saat tahap-1 menuju putaran nominal pada tahap-4.
5.1. Percobaan
5.3.1 Pengasutan Mengatur Kecepatan dan Membalik Arah Putaran
5.3.1.1 Tujuan
• Mahasiswa dapat mengetahui cara pengasutan pada motor induksi rotor slipring.
• Mahasiswa dapat membalik arah putaran motor induksi rotor slipring dengan
saklar CAM.
AKTUATOR
2 AEB
Gambar 5.1
Rangkaian pengasutan (starting) motor induksi 3 fasa slipring
AKTUATOR
2 AEB
Gambar 5.2
Rangkaian membalik arah putaran motor induksi 3 fasa slipring
Dengan saklar CAM I 0 II
5.3.1.5. Tugas
1. Jelaskan pengaruh perubahan tahanan start pada motor slipring.
2. Buatlah kurva karakteristik antara tahanan starter dengan kecepatan motor dan
tahanan starter dengan arus motor.
Berdasarkan rangkaian gambar 5.2, perubahan posisi saklar CAM sebagai berikut :
• Pada posisi I bergerak CW
V = 60V
N =1170 rpm
• Pada posisi II bergerak CCW
V = 60V
N = 1152 rpm
Didapat dari hasil percobaan rangkaian pengasutan motor induksi 3 fasa slipring dapat
dilihat bahwa perubahan tahanan starter tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
arus dan cenderung konstan. Begitu pula pada rangkaian membalik putaran searah
AKTUATOR
2 AEB
jarum jam dan berlawanan jarum jam motor induksi dengan saklar CAM I 0 II
memiliki nilai tegangan dan kecepatan yang tidak begitu signifikan perubahannya,
yaitu 60V dan +-1100 rpm.
Gambar 5.3
Mengukur tegangan rotor
Gambar 5.4
Mengukur arus dan frekuensi rotor
AKTUATOR
2 AEB
5.3.2.5. Tugas
1. Jelaskan perbedaan antara putaran motor pada saat pengukuran tegangan dan arus
pada rotor.
2. Dari data yang anda dapatkan buatlah analisa dan kesimpulan dari praktikum
tersbebut.
5.3.1.7. Kesimpulan
• Pada saat pengukuran tegangan pada rotor, motor tidak bergerak namun
tegangan tetap terukur.
• Pada saat pengukuran arus pada rotor, motor bergerak dengan arus dan
kecepatan yang relatif konstan
• Motor induksi 3 fasa slipring memiliki ciri yaitu adanya lilitan pada rotornya
yang dilengkapi dengan cincin geser (slipring) yang dihubungkan dengan
brush ke terminal.
• Motor induksi 3 fasa slipring biasa digunakan untuk perangkat perangkat yang
memerlukan torsi yang besar.
AKTUATOR
2 AEB
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.polsri.ac.id/369/3/3.%20BAB%20II%20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf
JTE - ITP ISSN NO. 2252-3472
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/chairul.hudaya/material/presentationinductionmotor.pdf
https://dokumen.tips/download/link/motor-induksi-linearpptx
http://titl3smkn1cerme.blogspot.com/2013/05/macam-macam-motor.html
http://duniasetrum.blogspot.com/2012/05/slip-ring-motor.html