Sepsis pada bayi baru lahir (BBL) adalah infeksi aliran darah yang bersifat
invasif dan ditandai dengan ditemukannya bakteri dalam cairan tubuh seperti
darah, cairan sumsum tulang atau air kemih. Sepsis merupakan suatu infeksi yang
mengindikasikan sekumpulan gejala dan gambaran inflamasi sistemik berupa
suhu tubuh abnormal (hipotermi/hipertermi), leukositosis/leukopenia, takikardi
dan takipnea.2
Keadaan ini sering terjadi pada bayi berisiko misalnya pada bayi kurang
bulan (BKB), bayi berat lahir rendah (BBLR), bayi dengan sindrom gangguan
napas atau bayi lahir dari ibu berisiko. Angka kejadian/insidens sepsis di negara
yang sedang berkembang masih cukup tinggi (1,8 – 18 pasien / 1000 kelahiran)
dibanding dengan negara maju (1 – 5 pasien / 1000 kelahiran). Pada bayi laki-laki
risiko sepsis 2 kali lebih besar dari bayi perempuan. Kejadian sepsis juga
meningkat pada BKB (Bayi Kurang Bulan) dan BBLR (Bayi Berat Lahir
Rendah). 2,3
1
Bayi berat lahir rendah adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir <2500
gram tanpa memandang masa gestasi. BBLR dapat disebabkan oleh beberapa hal
misalnya, kehamilan kurang bulan, bayi kecil untuk masa kehamilan atau
kombinasi keduanya.1,3
2
KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : By. Ny. Y N
Tanggal Lahir : 19 Maret 2019
Tanggal Masuk : 19 Maret 2019
Jenis Kelamin : Perempuan
Ibu
Nama : Ny. Y N
Umur : 22 tahun
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : IRT
Ayah
Nama : Tn. M H
Umur : 22 tahun
Pendidikan terakhir : S1
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Kemiri No. 64
FAMILY TREE
: Laki-laki
: Perempuan
3
ANAMNESIS
I. Keluhan Utama : BBLR
V. Riwayat Maternal :
4
PEMERIKSAAN FISIK :
Berat Badan Lahir : 1900 gr
Panjang Badan Lahir : 46 cm
Lingkar Kepala : 32 cm
Lingkar Dada : 30 cm
Lingkar Perut : 27 cm
Lingkar Lengan : 8 cm
Berat Badan Sekarang : 2000 gr
Sistem Neurologis : - Aktivitas bayi : aktif
- Kesadaran : kompos mentis
- Fontanella : datar
- Sutura : belum menyatu
- Refleks terhadap cahaya : (+/+)
- Kejang : (-)
Sistem Respirasi : - Sianosis (-)
- Retraksi (+)
- Nafas cuping hidung (+)
- Merintih (-)
- Apneu (-)
- Bunyi nafas : bronchovesikuler
- Bunyi nafas tambahan (-)
5
Sistem Hematologi : - Pucat (-)
- Ikterus (-)
Sistem Gastrointestinal : - Kelainan dinding abdomen (-)
- Muntah (-)
- Diare (-)
- Umbilikus : bernanah (-), iritasi (-), edema (-)
Sistem Genital : - Anus imperforata (-)
- Labia mayoradan labia minora menonjol (+)
Pemeriksaan lain : - Ekstremitas : Akral hangat, lengkap
- Turgor : Baik
- Trauma Lahir :-
- Kelainan Kongenital : -
Maturitas Fisik
- Kulit :2
- Lanugo :3
- Permukaan Plantar : 4
- Payudara :3
- Mata/ Telinga :2
- Genitalia :2
Total : 38
38 - 40 minggu
Kesimpulan : Bayi cukup bulan, kecil masa
kehamilan.
6
RESUME :
Bayi perempuan usia 0 hari dirujuk dengan keluhan Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) dari Klinik bersalin. Bayi perempuan lahir pada tanggan 19
maret 2019. Bayi lahir secara spontan/ normal, kehamilan cukup bulan dan
ditolong oleh bidan, saat lahir bayi tidak langsung menangis. Apgar Score tidak
diukur. Air ketuban berwarna hijau kental, BBL: 1900 gr. Anus (+), Palatum (+),
Sesak (+), Retraksi (+). BAB dan BAK (+).
Riwayat kehamilan ibu G1 P0 A0, usia ibu sewaktu mengandung berumur
23 tahun. Pada saat kehamilannya, ibu mengaku mengalami penurunan nafsu
makan dan tidak pernah sakit dan mengkonsumsi rokok, alcohol, ataupun obat-
obatan lainnya. Ibu juga mengaku, pada saat kehamilannya rajin melakukan
pemeriksaan (antenatal care) di dokter.
Pada pemeriksaan fisik denyut jantung 139 x/menit, respirasi 65 x/menit,
suhu 37,8°C, Capillary Refill Time : < 2 detik. Berat badan masuk 1900 gram.
Panjang badan 46 cm. Pada pemeriksaan Skor Downe didapatkan Sesak (+) dan
retraksi (+) dengan total skor 2 (gangguan napas ringan). Pada pemeriksaan
Ballard Score didapatkan total skor 38 dengan estimasi kehamilah 38 – 40
minggu (Bayi cukup bulan, kecil masa kehamilan).
DIAGNOSIS : - BBLR
- Sepsis Neonatus
TERAPI :
IVFD Ringer Laktat 6 tpm
Inj. Cefotaxim 2 x 100 mg/ IV
Inj. Gentamycin 1 x 10 mg/ IV
Rawat incubator
Rawat tali pusat.
7
ANJURAN PEMERIKSAAN : - Pemeriksaan darah Rutin
FOLLOW UP
8
Plan IVFD RL 6 tpm
Inj. Cefotaxim 2 X 100mg/iv
Inj. Gentamycin 1 X 10mg/ iv
Inj. Cibital 5 mg/ 12 jam/ iv
02 0,5 – 2 lpm
Rawat incubator
Rawat tali pusat
9
Tanggal 22-3-2019 (PH: 4)
Subject Aktivitas bayi tampak aktif, menangis (+), sesak (-), merintih (-),
10
- Status respiratorius: RR: 48 x/m, sianosis (-), retraksi dada (-).
- Status hematologis: anemia (-), ikterik (-).
- Status gastrointestinal: peristaltik usus (+), BAB (+)
11
DISKUSI
Bayi perempuan usia 0 hari dirujuk dengan keluhan Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) dari Klinik bersalin. Bayi perempuan lahir pada tanggal 19
maret 2019. Bayi lahir secara spontan/ normal, kehamilan cukup bulan dan
ditolong oleh bidan, saat lahir bayi tidak langsung menangis. Apgar Score
tidak diukur. Air ketuban berwarna hijau kental, BBL: 1900 gr. Anus (+),
Palatum (+), Sesak (+), Retraksi (+). Merintih (-). BAB dan BAK (+).
Pada pemeriksaan didapatkan berat badan lahir bayi adalah 1900 gram
sehingga tergolong bayi berat lahir rendah (BBLR). 1
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir 1500-2500
gram tanpa memandang usia gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang
dalam 1 jam setelah lahir. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (<37
minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction/IUGR).1,3
Berdasarkan berat badan lahir, bayi berat lahir rendah dibedakan dalam
beberapa kelompok, yaitu : 1
penurunan nafsu makan dan tidak pernah sakit dan mengkonsumsi rokok,
12
Pada anamnesis didapatkan, pada masa kehamilannya ibu pasien mengalami
penurunan nafsu makan, sehingga selama kehamillanya intake nutrisi
berkurang, menurut teori didapatkan bahwa beberapa penyebab dari bayi
dengan berat badan lahir rendah, yaitu:
a. Faktor ibu
1) Penyakit kehamilan
2) Ibu
Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun)
dan mempunyai riwayat BBLR sebelumnya. Aktivitas fisik yang
berlebihan menyebabkan penurunan daya tahan, gizi ibu dan menambah
kerentanan pada bayi. Bayi yang tak di inginkan.
b. Faktor janin
Faktor janin meliputi kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi
sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.
c. Faktor plasenta
Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa, solutio
plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban
pecah dini.
13
Pada pemeriksaan fisik denyut jantung 134 x/menit, respirasi 65
x/menit, suhu 37,8°C, Capillary Refill Time : < 2 detik. Berat badan masuk
Pada kasus ini berat badan bayi adalah 1900 gram, bayi ini termasuk dalam
kelompok Berat Bayi Lahir rendah (BBLR), Estimasi usia kehamilan setelah
dilakukan Score ballard pada pasien ini adalah 38 minggu dan termasuk dalam
kelompok dismaturitas.3,4,6
2. Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan
merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK).1,6
Bayi BBLR memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan bayi berat badan lahir
normal untuk mengalami gangguan setelah kelahiran. Beberapa gangguan yang
sering terjadi pada bayi BBLR adalah asfiksia, gangguan nafas, ikterus
neonatorum dan hipoglokemia.1,7
Pada pemeriksaan Skor Downe didapatkan Sesak (+) dan retraksi (+)
14
Ballard Skor
15
Gambar 2. Kurva Lubchenco
Skor
Pemeriksaan
0 1 2
16
Air entry Udara masuk Penurunan Tidak ada udara masuk
ringan udara
masuk
GDS:79 mg/dl.
(+), dan kejang yang berlangsung selama < 10 menit dan dilakukan skoring
Kategori A:
2. Kejang
Kategori B:
17
Pada neonatus dapat dibagi menurut berat ringannya dalam 2 golongan besar,
yaitu infeksi berat dan infeksi ringan.
1. Infeksi berat: sepsis neonatal, meningitis, pneumonia, diare epidemik,
pielonefritis, osteitis akut, tetanus neonatorum
2. Infeksi ringan: infeksi pada kulit, oftalmia neonatorum, infeksi umbilikus
(omfalitis), moniliasis.
Sepsis neonatus terbagi menjadi onset dini dan onset lambat. Pada bayi
baru lahir, 85% sepsis onset dini biasanya akan tampak pada 24 jam pertama, 5%
pada 24 – 48 jam pertama dan sisanya pada 48 – 72 jam berikutnya. Cepat
lambatnya onset sepsis juga dipengaruhi oleh prematuritas bayi, dimana lebih
rentan pada bayi prematur.4
Gejala dari sepsis neonatus bervariasi, mulai dari gangguan pernapasan,
gejala gastrointestinal, ikterus, suhu tidak stabil, hipo/hiperglikemia, letargi atau
fontanela membonjol.
Sepsis neonatorum ditegakkan berdasarkan kriteria yang tercantum dalam
Kategori A Kategori B
Suhu tubuh tidak normal (sejak lahir & Tanda-tanda muncul setelah hari ke
tidak merespon terhadap terapi) atau empat
suhu tidak stabil sesudah pengukuran
suhu normal selama tiga kali atau lebih.
Persalinan di lingkungan yang kurang Iritabel atau rewel, muntah, perut
higienis kembung
18
Kondisi memburuk dengan cepat Air ketuban bercampur mekonium
Malas minum
19
Sepsis pada bayi baru lahir adalah infeksi aliran darah yang bersifat invasif
dan ditandai dengan ditemukannya bakteri dalam cairan tubuh seperti darah,
cairan sumsum tulang atau air kemih. Sepsis merupakan suatu infeksi yang
mengindikasikan sekumpulan gejala dan gambaran inflamasi sistemik berupa
suhu tubuh abnormal (hipotermi/hipertermi), leukositosis/leukopenia, takikardi
dan takipnea. 1,5
Pada kasus ini didapatkan hasil pemeriksaan pasien dengan wbc 17,0 x
103, takikardi dengan denyut jantung 139 x/menit, dan takipneu dengan
respirasi 65 x/menit.
20
Derajat sepsis :11
1. Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS), ditandai dengan . 2 gejala
sebagai berikut:
a) Hyperthermia/hypothermia (>38,3°C; <35,6°C)
b) Takipnea (resp >20/menit)
c) Tachycardia (nadi >100/menit)
d) Leukositosis >12.000/mm atau Leukopenia <4.000/mm
e) >10% cell imature
2. Sepsis : Infeksi disertai SIRS
3. Sepsis Berat : Sepsis yang disertai MODS/MOF, hipotensi, oliguria bahkan
anuria.
4. Sepsis dengan hipotensi : Sepsis dengan hipotensi (tekanan sistolik <90
mmHg atau penurunan tekanan sistolik >40 mmHg).
5. Syok septik
Tanda awal sepsis pada bayi baru lahir tidak spesifik, sehingga skrining dan
pengelolaan terhadap faktor resiko perlu dilakukan. Terapi awal pada neonatus
yang mengalami sepsis harus segera dilakukan tanpa menunggu hasil kultur.
dengan awitan tiba-tiba dan cepat berkembang menjadi syok septik dengan
mortalitas tinggi.
B. Late Onset Sepsis (LOS), timbul setelah umur 3 hari, lebih sering di atas 1
minggu. Pada sepsis awitan lambat, biasanya ditemukan fokus infeksi dan
sering disertai meningitis. Pada bayi, bayi mengalami demam, batuk, dan
21
C. Sepsis nosokomial, ditemukan pada bayi resiko tinggi yang dirawat,
Faktor-faktor yang mempengaruhi sepsis pada bayi baru lahir antara lain :9
1) Faktor ibu/maternal
a. Usia kehamilan kurang bulan.
b. Persalinan yang lama.
c. Ketuban pecah lebih dari 18-24 jam.
d. Chorioamnionitis.
e. Persalinan dengan tindakan.
f. Demam pada ibu (> 38,4 ºC).
g. Infeksi saluran kencing pada ibu.
h. Faktor sosial ekonomi dan gizi ibu.
2) Faktor bayi
a. Asfiksia perinatal.
b. Berat lahir rendah.
c. Bayi kurang bulan.
d. Prosedur invasif.
e. Kelainan bawaan.
3) Faktor lingkungan
Pengaruh lingkungan yang dapat menjadi predisposisi bayi yang terkena
sepsis antara lain yaitu buruknya praktek cuci tangan dan teknik persalinan
serta perawatan umbilikus dan pemberian susu formula yang tidak higienis.
22
Selain itu, infeksi neonatus juga dapat dibagi ke dalam 3 golongan, yaitu: 5
1. Infeksi antenatal
Kuman mencapai janin memalui sirkulasi ibu ke plasenta. Di sini kuman itu
melalui batas plasenta dan menyebabkan intervilositis. Selanjutnya infeksi
melalui sirkulasi umbilikus dan masuk ke janin.
2. Infeksi intranatal
Infeksi melalui jalan ini lebih sering terjadi darupada cara yang lain.
Mikroorganisme dari vagina naik dan masuk ke dalam rongga amnion setelah
ketuban pecah. Ketuban pecah lama (jarak waktu antara pecahnya ketuban
dan lahirnya bayi lebih dari 12 jam) mempunyai peranan penting terhadap
timbulnya plasentitis dan amnionitis. Infeksi dapat pula terjadi walaupun
ketuban masih utuh misalnya pada partus lama dan sering kali dilakukan
manipulasi vagina. Infeksi janin terjadi dengan inhalasi likuor yang septik
sehingga terjadi pneumonia kongenital. Selain itu infeksi dapat menyebabkan
septisemia.
3. Infeksi pascanatal
Infeksi ini terjadi sesudah bayi lahir dengan lengkap. Sebagian besar
infeksi yang berakibat fatal terjadi sesudah lahir sebagai akibat
kontaminasi pada saat penggunaan alat atau akibat perawatan yang tidak
steril atau sebagai akibat infeksi silang.
23
prevalence of infection in intensive care (EPIC II) melaporkan penyebab kejadian
sepsis berat lebih banyak bakteri gram negatif dibandingkan gram positif. 1, 11
terjadinya sepsis.
Oleh karena itu, Terapi yang diberikan untuk sepsis neonatal yaitu dengan
memberikan antibiotik spektrum luas sambil menungggu biakan darah dan uji
resitensi.1,10
dalam 2 dosis.
24
2) Pilihan kedua ialah ampisilin 300-400 mg/kgBB/hari intravena, dibagi
dalam 2 dosis.
25
Prognosis
Dengan diagnosis dini dan terapi yang tepat, prognosis pasien baik;
tetapi bila tanda dan gejala awal serta faktor risiko sepsis neonatorum
terlewat, akan meningkatkan angka kematian. Pada meningitis terdapat sekuele
pada 15-30% kasus neonatus. Rasio kematian pada sepsis neonatorum 2–4 kali
lebih tinggi pada bayi kurang bulan dibandingkan bayi cukup bulan. Rasio
kematian pada sepsis awitan dini adalah 15 – 40 % (pada infeksi SBG pada SAD
adalah 2 – 30 %) dan pada sepsis awitan lambat adalah 10 – 20 % (pada infeksi
SGB pada SAL kira – kira 2 %).
Dalam kasus ini, prognosis pada pasien baik, dilihat dari keadaan bayi yang
cukup bulan serta kondisi bayi pada masa perawatan yang setiap harinya semakin
membaik.
26
DAFTAR PUSTAKA
2. John Mersch FAAP, MD, 2014. Neonatal Sepsis ( Sepsis Neonatorum ).Page
available ahttp://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=98247
5. Rudolph AM, Hoffman JIE, Rudolph CD. Rudolph ’s Pediatrics, Buku Ajar
Pediatri Rudolph, edisi ke 20. Sepsis dan Meningitis Pada Neonatus. Jakarta :
EGC.
7. Wolke, D. Preterm and Low Birth Weight Babies. chap; 25. p; 497-503. 2015.
11. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Konsensus Tatalaksana dan Diagnosis Sepsis
27