Contoh Tugas Makalah Modu 3
Contoh Tugas Makalah Modu 3
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia terlahir dilengkapi organ yang sangat penting yaitu otak. Otak berfungsi
dalam segala hal yang akan kita lakukan termasuk berpikir. Sementara itu, berpikir sangat
erat kaitannya dengan memori atau ingatan. Setiap kali kita dapat menimbulkan kembali
pengertian atau kesan-kesan kita yang sudah lama berada di dalam kesadaran kita dengan
menggunakan kekuatan jiwa kita. Daya jiwa itu adalah memori atau ingatan.
Secara etimologi, memori atau memory (Inggris), adalah keberadaan tentang pengalaman
masa lampau yang hidup kembali, catatan yang berisi penjelasan, alat yang dapat menyimpan
dan merekam informasi.
Ilmu psikologi mendefenisikan memori sebagai sebuah proses pengkodean, penyimpanan
dan pemanggilan kembali informasi (retrieval) oleh manusia dan organisme lainnya.
Pengkodean berkaitan dengan persepsi awal dan pengenalan.
Menurut perspektif psikologi kognitif bahwa memori atau ingatan ialah kekuatan jiwa
untuk menerima, menyimpan dan mereproduksikan kesan-kesan. Jadi ada 3 unsur dalam
perbuatan ingatan yaitu : menerima kesan-kesan, menyimpan dan mereproduksikan.
Dengan adanya kemampuan untuk mengingat pada manusia ini berarti ada suatu indikasi
bahwa manusia mampu untuk menyimpan dan menimbulkan kembali dari sesuatu yang
pernah dialami, jika tidak atau jarang menimbulkan kembali ataupun melakukan
pengulangan terhadap informasi maka hal tersebut masuk kedalam ingatan jangka
pendek (short therm memory).
B. rumusan masalah
1) Apa definisi dari memori ?
2) Apa jenis-jenis memori ?
3) Bagaimana penjelasan dari tingkat-tingkat pemrosesan ?
4) Bagaimana tahapan-tahapan dalam penyimpanan memori ?
5) Mengapa kita bisa melupakan informasi ?
6) Apa saja kerusakan atau disfungsi pada memori ?
7) Bagaimana cara penyelidikan ingatan ?
8) Bagaimana cara mengurangi lupa ?
9) Siapa saja yang memiliki ingatan khusus ?
C. TUJUAN
1) Mengetahui definisi dari memori
2) Mengetahui jenis-jenis memori
3) Mengetahui penjelasan dari tingkat-tingkat pemrosesan
4) Mengetahui tahapan-tahapan dalam penyimpanan memori
5) Mengetahui penyebab kita bisa melupakan informasi
6) Mengetahui kerusakan-kerusakan atau disfungsi pada memori
7) Mengetahui cara peyelidikan ingatan
8) Mengetahui cara mengurangi lupa
9) Mengetahui orang-orang yang memiliki ingatan khusus
BAB II
DESKRIPSI KASUS
A. Studi Kasus
Sehubunggan dengan makalah ini, disini ada beberapa kasus yang penulis paparkan
terkait dengan memori seseorang. Adapun deskripsi kasusnya antara lain yaitu :
1. Kasus pertama.
Kasus seperti ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dimana seseorang yang
telah kita kenal sebelumnya, kita lupa siapa namanya. Saya pernah mengalami suatu
peristiwa dimana pada saat itu saya sedang jalan-jalan sore didaerah saya, saya dan teman
saya menaiki kendaraan ribuan kilo meter kami telusuri perlintasan daerah itu,padasaat
dijalan saya berpapasan dengan teman SD saya, Saya ingat betul kalau itu teman SD saya
karena saya ingat wajahnya, akan tetapi sial! Saya lupa namanya, kami hanya bersorak woi
mau kemana kamu.
Begitulah peristiwa yang saya alami. Mengapa saya bisa lupa namanya? Mungkin,
pada saat itu saya tidak menyimpan informasi itu dengan baik,atau bahkan saya menganggap
dia teman yang biasa aja, bukan teman yang special bagi saya sehingga saya terlalu cepat
untuk melupakan namanya.
Menurut saya kasus saya tersebut termasuk Decay Theory yaitu memori memudar
dari waktu ke waktu. Menurut teori ini, sebuah informasi yang telah disimpan didalam
memory apabila tidak digunakan, informasi itu akan sulit dipanggil kembali. Proses
mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan menemukan informasi yang
disimpan dalam memori untuk digunakan kembali. Hilgrad (1975) jika informasi yang
sudah disimpan tidak melakukan Retrieval maka akan terjadi kelupaan (decay). Karena
menurut teori ini memory akan semakin aus dengan berlalunya waktu jika tidak ada
pengulangan.
2. Kasus kedua
Wahyu senang sekali apabila menceritakan tentang perjalanan hidupnya. Ketika
muda, beliau adalah seorang adipati dengan banyak bawahan. Orang tuanya tergolong orang
yang terpandang di daerahnya. Beliau hafal lokasi yang bersejarah, di masa jayanya. Namun
demikian, untuk masa sekarang, beliau lebih mudah lupa tentang jadwal makan. Beliau akan
menanyakan tentang menu makan siang, padahal makan siang baru saja selesai beberapa
menit yang lalu.
Seorang psikologi menyatakan bahwa kasus seperti Wahyu ini banyak ditemui dalam
kehidupan sehari-hari, dimana terdapat jenis ingatan yang masih mudah digali kembali
namun ada jenis ingatan tertentu yang lebih mudah hilang.
Menurut pendapat kelompok kami daya ingat setiap usia itu berbeda. Contohnya di
usia muda kita masih dapat mengingat ilmu pelajaran, tetapi seiring dengan usia ilmu yang
sudah kita gali akan menjadi nihil bila kita tidak berusaha mengingatnya kembali. Sulitnya
mengingat menurut kelompok kami karena pada hakikatnya orang yang sudah lanjut
usia memiliki penurunan perkembangan pada aspek kognitif.
3. Kasus Ketiga
Wahyudi, 30 tahun tiba-tiba tidak mengenali lagi istri dan anaknya. Dia sendiri
kebingungan sedang di mana dia sekarang dan mengapa tubuhnya banyak luka. Wahyudi
mengalami kondisi lupa ini sesaat setelah kecelakaan motor yang baru saja menimpanya dua
hari lalu. Dia sempat satu hari tidak sadarkan diri, ketika sadar Wahyudi masih meracau
sebelum akhirnya sadar penuh namun tidak mengenali lagi istri dan keluarganya.
Kejadian di atas bukan terdapat di sinetron atau film Indonesia. Lupa yang tiba-tiba
terjadi setelah kasus kecelakaan yang menyebabkan guncangan pada kepala sering dialami
pasien. Selain kondisi trauma pada daerah kepala, keracunan karbonmonoksida dan konsumsi
alkohol dalam jangka waktu lama dan berlebihan juga dapat menyebabkan lupa ingatan.
Amnesia Lupa ingatan yang dimaksud dalam kondisi di atas lebih sering dikenal dengan
sebutan amnesia.
Dalam pedoman diagnosis gangguan jiwa menurut Diagnosis Manual dari
Perkumpulan Psikiater Amerika (DSM-IV TR), gangguan amnesia ditandai dengan
ketidakmampuan untuk mempelajari hal baru atau ketidakmampuan dalam memanggil atau
mengingat ingatan atau memori lama yang telah dipelajari atau diingat. Kondisi ini juga harus
dibuktikan telah didahului oleh suatu kondisi medis umum yang mempunyai efek langsung
terhadap terjadinya ganguan amnesianya saat ini. Kondisi medis umum ini termasuk cedera
atau trauma kepala, tumor otak terutama di daerah talamus dan temporal, adanya perdarahan
pembuluh darah otak terutama di daerah talamus dan temporal, kejang lama serta kondisi
gula darah yang sangat rendah (hipoglikemia).
Selain itu juga kondisi amnesia bisa disebabkan karena kondisi kekurangan oksigen
yang berat seperti pada keracunan karbonmonoksida dan penggunaan alkohol yang lama. Ada
juga yang dikenal dengan amnesia disosiatif. Kondisi ini berkaitan dengan ketidakmampuan
untuk mengingat informasi pribadi yang penting yang biasanya bersifat traumatik secara
emosional atau mempunyai beban tekanan yang kuat terhadap emosional. Pada kondisi ini
tidak ditemukan secara jelas adanya suatu kondisi medis yang telah disebutkan di atas. Pada
kondisi amnesia disosiatif biasanya kehilangan orientasi terhadap dirinya sendiri dan
biasanya lupa ingatannya hanya pada memori tertentu. Sebagai contoh, pasien dengan
amnesia disosiatif dapat lupa dengan nama dan alamat rumahnya tetapi masih mempunyai
memori masa lalu yang berkesan serta mampu mengingat informasi baru. Kondisi ini juga
sering berhubungan dengan kondisi emosional kehidupan y ang penuh tekanan yang
melibatkan uang, perkara hukum atau hubungan yang bermasalah.
Beda Amnesia Dengan Demensia Walaupun sama-sama dikatakan mempunyai
kondisi yang sama yaitu lupa, amnesia dapat dibedakan dengan jelas dengan demensia atau
sering dikenal sebagai penyakit pikun. Selain penyebab amnesia yang biasanya jelas dan
mempunyai akibat langsung, amnesia juga kebanyakan terjadi tiba-tiba. Ini sangat berbeda
dengan demensia yang terjadi sedikit demi sedikit sehingga terkadang keluarga tidak
menyadarinya. Amnesia juga biasanya berlangsung statis dan dapat mengalami perbaikan jika
kondisi medis penyebabnya juga diperbaiki. Artinya orang yang mengalami amnesia bisa
suatu waktu baik secara singkat maupun perlahan dan mampu mengingat kembali semua
memori yang dilupakannya. Ini sangat berbeda dengan demensia yang semakin lama semakin
menurun daya pikirnya. Kondisi demensia makin lama bukan membaik tapi malahan semakin
parah. Penderita amnesia juga tidak mengalami penurunan dalam fungsi bahasa, pengetahuan
umum dan fungsi kehidupan sehari-harinya. Kondisi yang menonjol hanya tidak mampu
mengingat memori masa lalu atau tidak mampu mempelajari informasi baru. Penderita
demensia adalah sebaliknya. Selain penurunan daya ingat, pasien demensia juga mengalami
penurunan kemampuan berbahasa, berkurangnya pengetahuan umum dan fungsi pribadi yang
semakin menurun. Pada akhirnya pasien demensia yang tidak diobati dapat lupa sama sekali,
tidak peduli dengan keadaan sekitar dan diam terus menerus. Pengobatan Amnesia
Pengobatan yang disarankan untuk mengobati gangguan amnesia adalah dengan mengobati
penyebab dasarnya. Seperti yang telah dikemukakan di atas, kondisi medis umum yang
menyebabkan orang mengalami amnesia yang paling sering adalah cedera kepala. Maka dari
itu penanganan yang segera dan tepat harus menjadi prioritas utama. Selain itu walaupun
pada kondisi amnesia, penderitanya sulit mengingat, bantuan kita sebagai keluarganya akan
sangat membantu dalam mengenali lingkungan dan orientasinya terhadap waktu, tempat dan
orang.
Penderita amnesia setiap hari dapat diberitahukan tentang waktu, hari dan tanggal.
Penderita juga diorientasikan terhadap tempat dan orang-orang di sekitarnya. Setelah episode
amnesianya terlewati, maka psikoterapi baik dengan teknik kognitif maupun suportif dapat
membantu penderita yang telah baik memorinya untuk memahami apa yang telah terjadi dan
mampu meneruskan kehidupannya secara baik ke depan.
B. Analisis Kasus
Pada kasus pertama dan kasus kedua dimana menurut kami bahwa dua kasus
tersebut merupakan kasus yang normal dialami oleh seseorang karena sebelum terjadi
decay (lupa), terjadi proses mengingat yaitu proses encoding dan storage.
Enconding adalah proses dimana informasi sensoris diubah kedalam bentuk yang
dapat diingat. Enconding dapat dilakukan dengan metode chunking, yaitu pengelompokan
beberapa huruf sebagai kata (small chunks), sekelompok kata sebagai frase (larger chunks)
dan serangkaian frase sebagai kalimat (even larger chunks). Sedangkan Storage adalah
penyimpanan apa yang telah diproses dalam enconding tersebut. Proses ini disebut juga
dengan retensi yaitu proses mengendapkan informasi yang diterimanya dalam suatu tempat
tertentu. Sistem penyimpanan ini sangat mempengaruhi jenis memori (sensori memori,
memori jangka pendek, atau memori jangka panjang). Setiap proses belajar akan
meninggalkan jejak-jejak dalam diri seseorang dan jejak ini akan disimpan sementara dalam
ingatannya. Sehubungan dengan masalah retensi dan kelupaan, ada satu hal penting yang
dapat dicata, yaitu interval atau jarak waktu antara memasukkan dan menimbulkan kembali.
terdapat persamaan faktor yang mempengaruhi yaitu kurang adanya Retrieval (Proses
mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan menemukan informasi yang
disimpan dalam memori untuk digunakan kembali) Hilgrad (1975).
Untuk kasus ketiga yaitu ketiga menurut kami bahwa kasus hilang ingatan
(amnesia) tersebut terjadi karena Umum penyebab dan faktor-faktor risiko amnesia dan
kehilangan memori mencakup seiring masalah psikologis, trauma atau kepala cedera, dan
sebagainya. Seiring masalah psikologis Ini dapat mengakibatkan hilangnya tiba-tiba atau
amnesia.
Perubahan hormon bertanggung jawab untuk kehilangan memori. Sebagai contoh
risiko kehilangan memori meningkat dengan tingkat yang lebih rendah estrogen perempuan
setelah menopause. Orang tua dengan tingkat tinggi kortikosteroid berada pada risiko
penurunan memori. Hipotesis yang dapat ditarik pada kasus diatas bahwa : secara
umum penyakit fisik, kecelakaan dan faktor usia dapat mempengaruhi konsentrasi dan
memori seseorang
BAB III
PEMBAHASAN
1. Definisi Memori
2. Jenis-Jenis Memori
1) Memori sensori
Kilatan petir, suara gesekan dahan , dan tusukan peniti semuanya mewakili stimulasi
dalam durasi yang sangat singkat namun mereka dapat memberikan informasi yang penting,
sehinggga diperlikan respon. Stimulus seperti ini pda awalnya dan secara singakat disimpan
didalam memori sensori yaitu tempat penyimpanan pertama dari informasi yang disampaikan
dunia kepada kita. Sebenarnya terdapat beberapa tipe memori sensori yang masing-masing
terkait dengan sumber informasi sensori yang berbeda. Misalnya memori iconic
mencerminkan informasi dari sistem visual.Memori echoice menympan informasi auditori
yang berasal dari telinga. Sebagai tambahan, terdapat memori yang saling berkorespondensi
dari setiap organ indra.
Secara keseluruhan, memori sensori bekerja seperti kamera yang menyimpan
informasi yang mungkin berupa visual, auditoria tau jenis sensori lain untuk waktu yang
sangat singkat.
2) Memori jangka pendek
Memori jangka pendek adalah memori yang disimpan dimana informasi untuk
pertama kalinya memiliki arti, meskipun panjang maksimum dari penyimpanan di sini relatif
singkat (Hamilton dan Martin, 2007). Jumlah spesifik dari informasi yang dapat disimpan
dalam memori jangka pendek telah diidentifikasikan sebanyak tujuh item, atau bongkahan
(chunks) informasi, dengan berbagai variasi hingga dua bongkahan informasi lebih sedikit
atau pun lebih banyak.
Bongkahan adalah sekelompok stimulus yang berarti yang dapat disimpat sebagai unit
dalam memori jangk pendek. Menurut George Miller (1956), sebuah bongkahan dapat berupa
huruf atau angka tunggal yang membuat kita dapat mengingat tujuh digit nomor telepon
dalam memori jangka pendek.
3) Memori Kerja
Memori kerja adalah perangkat penyimpanan memori yang aktif dan bersifat
sementara secara aktif memanipulasi dan mengulang informasi (Bayliss, et al., 2005a,
2005b;Unsworth& Eagle, 2005). Memori kerja dipandang memiliki proses eksekutif pusat
yang terlibat dalam logika dan pembuatan keputusan. Eksekutif pusat ini mengkoordinasi tiga
system penyimpanan dan pengulangan yang berebeda yaitu penyimpanan visual,
penyimpanan verbal, dan episodic buffer. Penyimpanan visual berspesialisasi dalam
informasi visual dan spasia, sementara penyimpanan verbal menyimpan dan memanipulasi
materi terkait dengan ucapan, kata-kata, dan angka. Episodic buffer menyimpan informasi
yang menunjukkan episode-episode kejadian (Baddeley, 2001; Broder dan Schivver, 2006;
Rudner dan Ronnberg, 2008)
4) Memori jangka panjang
Materi yang berhasil melewati memori jangka pendek dan beralih ke memori jangka
panjang memasuki sebuah pusat penyimpanan dengan kapasitas yang hampir tidak terbatas.
Salah satu perbedaan utama dalam memori jangka panjang adalah perbedaan memori
deklaratif dan memori procedural. Memori deklaratif (eksplisit) adalah memori tentang
informasi faktual : nama, wajah, tanggal dan fakta. Sebaliknya memori prosedural (memori
implisit) adalah memori tentang kecakapan dan kebiasaan.
Memori deklaratif (eksplisit) dapat dipecah menjadi memori semantic dan episodic.
Memori semantic adalah memori untuk pengetahuan umum dan fakta-fakta tentang dunia,
serta memori untuk aturan logika yang digunakan untuk menjelaskan fakta lain. Sebaliknya,
memori episodic adalah memori tentang kejadian-kejadian yang terjadi pada waktu, tempat
atau konteks tertentu.
Sedangkan memori procedural (implisit) meliputi procedural memory, priming dan
classical conditioning. Procedural memory adalah ingatan yang melibatkan keahlian.
Priming yaitu adalah aktivasi informasi yang telah dimiliki seseorang dalam penyimpanan
untuk membantunya mengingat informasi dengan lebih baik dan lebih cepat.Sedangkan
classical conditioning yaitu ingatan yang melibatkan pembelajaran otomatis mengenai
asosiasi antar-rangsangan.
5. Penyebab Lupa
Lupa adalah hilangnya informasi yang yelah disimpan dalam memori jangka panjang.
Beberapa proses bertanggungjawab atas kegagalan memori atau disebut lupa yaitu
pembusukan, interferensi lupa karena ketergantungan pertanda, konsolidasi dan percampuran.
1) Pembusukan (decay) yaitu hilangnya informasi karena tidak digunakan. Penjelasan ini untuk
fenomena lupa berasumsi bahwa jejak memori, perubahan fisik yang terjadi di otak ketika
materi baru dipelajari, akan menghilang seiring berjalannya waktu (Grann, 2007).
2) Interferensi. Dalam interferensi, informasi dalam memori mengganggu ingatan dari
informasi yang lain (Naveh Benjamin, Guez and Sorek, 2007; Pilotti, Chodorow and Shono,
2009).
3) Ketergantungan pada pertanda yaitu lupa yang terjadi ketika tidak terdapat cukup tanda-
tanda untuk penarikan informasi di dalam memori.
4) Konsolidasi yaitu lupa yang terjadi karena kerusakan atau deteriosasi psikologis.
5) Percampuran yaitu informasi baru dan memori yang disimpan bersaing sehingga
mengakibatkan lupa.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Setelah membaca makalah ini, pembaca diharapkan untuk :
1) Lebih memahami definisi memori dan tahap pemrosesan memori
2) Bisa menyimpan informasi dengan memori dalam jangka waktu tertentu atau dengan jangka
waktu yang lebih lama
3) Menghindari kerusakan-kerusakan atau disfungsi dari memori dengan cara mencegah
4) Meningkatkan daya ingat memori dengan cara-cara penyelidikan ingatan
5) Menggunakan makalah ini sebagai bahan pembelajaran
6) Menyebarluaskan materi makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
http://adamtirtaputra.blogspot.com
https://bumipsikologi.wordpress.com/2013/12/21/teori-mengenai-ingatan-dan-lupa-dalam-
literatur-psikologi/
http://www.kompasiana.com/psikosomatik_andri/amnesia-si-penyakit-lupa-
ingatan_5500b78d813311eb18fa7c11
http://myislamicpsych.blogspot.co.id/2014/10/memori.html
http://citizen6.liputan6.com/read/2338355/5-orang-ini-memiliki-daya-ingat-yang-luar-biasa-
tajam
http://www.news-medical.net/health/Causes-of-amnesia-(Indonesian).aspx