Anda di halaman 1dari 13

JUDUL TEMA

PERMAIN GASING

YANG DISUSUN OLEH :

Nama :
NIS :

GURU PEMBIMBING :

T.P 2018/2019
LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH PERMAINAN GASING

NAMA :I
NIS : 788
KELAS : IX
JURUSAN :

Telah diperiksa dan disahkan


Pada tanggal :

------------------------------

Guru Pembimbing

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur sudah sepantasnya kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memeberikan rahmat dan hidayah kepada kami sehingga mempunyai
kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini tepat waktu Makalah ini berjudul
“Permainan Tradisional Gangsing”. Ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya
kepada Bapak/Ibu yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Sebagai bahan
belajar bagi kami sebagai seorang siswa.
Penulis merasa sangat perlu untuk membuat makalah ini untuk
memberikan pemahaman dasar kepada kita. Dengan Harapan semoga nantinya
dengan pemahaman yang didapat dari apa yang tertuang dalam makalah ini bisa
bermanfaat dan tentunya dapat diterapkan ketika sudah benar-benar menjadi
seorang pendidik.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kelemahan dan kekurangannya. Oleh karena itu, segala bentuk saran dan kritik
yang bertujuan untuk lebih menyempurnakan makalah ini akan kami terima
dengan senang hati.
Sekali lagi, mudah-mudahan makalah ini akan memberikan makna dan
manfaat yang sangat besar khususnya kepada kami dan umumnya untuk kita
semua.

Penulis

iii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................2
C. Tujuan .................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3
A. Pengertian ...........................................................................................3
B. Ragam dan Bentuk ..............................................................................3
C. Istilah Pemantok dan Pengorong ........................................................4
D. Asal Muasal Gasing Telor di Lombok ................................................5
E. Evolusi Bentuk Gasing di Lombok .....................................................5
BAB III PENUTUP .................................................................................................8
A. Kesimpulan .........................................................................................8
B. Saran ...................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................9

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mungkin tidak banyak diketahui oleh kebanyakan masyarakat zaman
sekarang tentang salah satu permainan tradisional gansing/gangsing ini.
Permainan tradisional gasing diyakini merupakan salah satu jenis permainan
tradisional yang sangat tua usianya. Walaupun sampai dengan saat ini tidak
diketahui secara pasti mengenai awal mula sejarah adanya permainan
tradisional gasing.
Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa munculnya
permainan tradisional gasing berawal dari masyarakat pesisir pantai di
Melayu. Permainan ini awalnya adalah sebuah permainan yang menggunakan
buah Berembang, yaitu sejenis buah-buahan yang banyak tumbuh di tepian
pantai. Buah ini berbentuk bulat, dan bisa diputar dengan menggunakan
tangan.
Dari sini lalu muncullah sebuah ide untuk mengembangkan permainan
ini dengan membuat replika buah tersebut dengan menggunakan bahan yang
lebih kuat yaitu kayu. Sedangkan sebagai alat pemutarnya menggunakan
bantuan tali yang dililit pada tangkai di bagian atasnya.
Ada pula yang berpendapat bahwa permainan tradisional gasing
berawal dari sebuah permainan anak yang menggunakan telur yang diputar.
Lalu muncullah gagasan untuk mengganti telur dengan kayu yang dibentuk
bulat dan bisa diputar dengan tali.
Sebenarnya masih banyak lagi latar belakang yang dipercaya menjadi
asal muasal munculnya permainan tradisional gasing. Namun memang dari
sekian banyak cerita memang tidak ada yang bisa menjadi patokan secara
pasti. Jadi sampai dengan saat ini asal usul sejarah permainan tradisional
gasing masih menjadi pertanyaan besar.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Apa itu gangsing?
2. Bagaimana orang menyebut namanya?
3. Bagaiaman bentuk macam-macam gansing?
4. Apa itu Pemantok dan Pengorong?
5. Dari mana asal muasal gasing telor di lombok?
6. Bagaimana perubahan evolusi bentuk gansing di lombok
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu gangsing
2. Untuk mengatahui nama-nama gangsing disetiap daerah
3. Untuk mengatahui macam-macam bentuk gangsing
4. Untuk mengetahui apa itu Pemantaok dan Pengorong
5. Untuk mengetahui asal usul gasing telor di lombok
6. Untuk mengetahui evolusi bentuk gangsing di lombok

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Gasing (atau juga disebut Gangsing) adalah mainan yang bisa
berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing
merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan
masih bisa dikenali. Selain merupakan mainan anak-anak dan orang dewasa,
gasing juga digunakan untuk berjudi dan ramalan nasib.
Begasingan merupakan salah satu dari permainan yang mempunyai
unsur seni dan olah raga, dan merupakan permainan yang tergolong cukup tua
di masyarakat Sasak.
Begasingan ini berasal dari dua suku kata yaitu Gang dan Sing yang
artinya ; Gang adalah lokasi lahan / lorong, Sing artinya suara. Permainan ini
biasanya dilaksanakan pada tempat atau lokasi yang kosong dimana saja bisa
dilaksanakan atau diadakan tidak seperti permainan lain.
Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun sering dibuat
dari plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu diukir dan dibentuk hingga menjadi
bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali
gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing berbeda-beda
bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan.

B. Ragam Nama dan Bentuk


1. Ragam nama
Sejumlah daerah memiliki istilah berbeda untuk menyebut gasing.
Masyarakat Jawa Barat dan DKI Jakarta menyebutnya gangsing atau
panggal. Masyarakat Lampung menamaninya pukang, warga Kalimantan
Timur menyebutnya begasing, sedangkan di Maluku disebut Apiong dan
di Nusa tenggara Barat dinamai Maggasing. Hanya masyarakat Jambi,
Bengkulu, Sumatera Barat, Tanjungpinang dan Kepulauan Riau yang
menyebut gasing. Nama maggasing atau aggasing juga dikenal

3
masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan. Di daerah Lombok disebut
gansing. Sedangkan masyarakat Bolaang Mongondow di daerah Sulawesi
Utara mengenal gasing dengan nama Paki. Orang Jawa Timur menyebut
gasing sebagai kekehan. Sedangkan di Yogyakarta, gasing disebut dengan
dua nama berbeda. Jika terbuat dari bambu disebut gangsingan, dan jika
terbuat dari kayu dinamai pathon.
2. Ragam Bentuk
Gasing memiliki beragam bentuk, tergantung daerahnya. Ada
yang bulat lonjong, ada yang berbentuk seperti jantung, kerucut, silinder,
juga ada yang berbentuk seperti piring terbang. Gasing terdiri dari bagian
kepala, bagian badan dan bagian kaki (paksi). Namun, bentuk, ukuran dan
bagian gasing berbeda-beda menurut daerah masing-masing.

C. Istilah Pemantok dan Pengorong


Gasing yang besar namanya pemantok,
khusus dipakai memukul. Gasing yang kecil
dinamai pengorong atau pelepas, khusus untuk
diputar atau dipasang untuk segera dipukul.
Gasing ini berasal dari desa Semaya,

4
Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur.Bahannya terdiri dari kayu
asam dan besi pinggirnya dari beji baja kolaher yang dipande. Besinya
dirawat dengan menggunakan Autosol yang sebelumnya dibersihkan dengan
amplas terlebih dahulu,

D. Asal Muasal Gasing Telor di Lombok


Di Pulau Lombok – Nusa Tenggara Barat, terdapat berbagai Bentuk
Gasing. Gasing Bentuk Jantung, adalah salah satunya. Gasing jantung ini,
berasal dari desa Rumbuk,
Kecamatan Sakra, Kabupaten
Lombok Timur. Gasing
jantung ini sudah dimainkan
berpuluh-puluh tahun yang
lalu, secara turun temurun.
Terbuat dari kayu Beringin,
kayu Nangka atau kayu
Kesambi, yang memang banyak tumbuh di daerah itu.
Gasing Jantung, yang oleh masyarakat desa Rumbuk dikenal dengan
Gasing Telor dan Gasing Blenjo ini merupakan permainan tradisional yang
masih dimainkan oleh anak-anak maupun orang dewasa.
Bahkan tak jarang, di desa-desa diadakan lomba adu gasing antar
kelompok. Gasing Telor dan Gasing Blenjo ini termasuk jenis Gasing aduan.
Cara memainkannya pun diadu antara gasing yang satu dengan gasing yang
lain secara beregu.
Selain Gasing Telor dan Gasing Blenjo, di daerah tersebut juga
dikenal Gasing Botol, karena bentuknya yang menyerupai botol.

E. Evolusi Bentuk Gasing di Lombok


Semasa penjajahan, Gasing Jantung ini
sudah ada. Dibuat secara tradisional dengan
menggunakan golok, pisau, sabit dsb.

5
Pada jaman kemerdekaan,
bentuk Jantung berubah menjadi
bentuk Guci. Dinding Gasing mulai
halus seperti di bubut.

Kebutuhan akan bentuk dilakukan


oleh masyarakat suku Sasak Lombok untuk
mengubah dari bentuk Guci ke bentuk yang
lebih ramping / pipih.

Setelah mengenal mesin bubut,


pembuatan gasing mulai dibubut, dan
bentuknyapun lebih pipih dan
ukurannya lebih besar, seperti piring
terbang. Ini terjadi pada tahun ‘90 an.

Untuk memperkuat kayu,


supaya tidak mudah pecah, pada
dinding / pinggir gasing diberi kawat
baja, dan kepala gasing diberi besi.

6
Tidak puas dengan pemberian
kawat baja, pada dinding / pinggir
gasing diberi plat besi/baja, sehingga
Gasing nampak lebih kokoh.

Perkembangan selanjutnya,
pemberian plat besi/baja pada diding
Gasing menimbulkan inovasi baru. Tak
sekedar plat yang dipasang, akan tetapi
besi tebal yang melingkar dinding Gasing.

Untuk memperindah Gasing, badan /


bahu gasing mulai diberi warna dengan
cat, dengan motif yang berbeda-beda.
Ukuran garis tengah Gasing masyarakat
Lombok ini bisa mencapai 27 Cm. Namun
yang standart untuk dilombakan adalah
garis tengah 21 Cm dan 23 Cm

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Walaupun tidak diketahui secara pasti mengenai asal usulnya, namun
para ahli percaya bahwa gasing merupakan permainan tradisional dari Asia,
terutama daerah Melayu seperti Indonesia, Malaysia, dan sekitarnya. Bangsa
Melayu diyakini merupakan suku bangsa yang menciptakan permainan
tradisional gasing yang kita kenal saat ini.
Seni tradisional ini mencerminkan nuansa kemasyarakatan yang tetap
berpegang kepada petunjuk dan aturan yang berlaku di tempat permainan itu.
Nilai – nilai yang berkembang di dalamnya selalu mengedepankan rasa saling
menghormati dan rasa kebersamaan yang cukup kuat serta utuh dalam
melaksanakan suatu tujuan dan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai luhur
yangmenjadi kebanggaan jati diri.
B. Saran
Dengan kita mempelajari dan mengenal permainan tradisional ini
semoga dapat membuat kita memiliki semangat berjuang untuk melestarikan
permainan unik ini

8
DAFTAR PUSTAKA

Asal Usul Permainan Gasing. Diakses tanggal 05 Desember 2017 pada


http://nadiahunafablog.blogspot.co.id/2014/01/asal-usul-permainan-
gasing.html

Permainan Tradisional Gasing. Di akses tanggal 05 Desember 2017 pada


https://id.wikipedia.org/wiki/Gasing

Gangsing Nusantara . Diakses tanggal 05 Desember 2017 pada


https://www.kompasiana.com/djuliantosusantio/gasing-permainan-
tradisional-nusantara

Permainan Tradisional Lombok . Diakses tanggal 05 Desember 2017 pada


https://gasingindonesia.wordpress.com/

Anda mungkin juga menyukai