Anda di halaman 1dari 7

Nama : Trisno Aditya

NIM : 170810301025
Mata Kuliah / Kelas : Etika Bisnis dan Perilaku / A

Manusia dan Alam Semesta


A. Hakikat Kebenaran
Kebenaran tentang eksistensi menyangkutkebenaran tentang adanya 4 eksistensi
dunia, yaitu benda, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. Yang membedakannya adalah
unsur kesadaran yang dimiliki oleh keempat kelompok eksistensi tersebut. Kebenaran
tentang alat maksudnya adalah ketetapan penggunaan alat yang dipakai untuk memahami
keempat tingkat eksistensi tersebut. Disini hendaknya ditetapkan asas ketetapan
(adacquation). Ada kecenderungan bahwa para ilmuwan hanya mengakui pendekatan ilmiah
sebagai pendekatan tunggal untuk memahami eksistensi alam semesta, padahal kebenaran
ilmiah hannya melandaskan pada objektif (fakta yang dibuktikan melalui pancaindra).
Misalnya pendekatan rasio (pendekatan ilmiah) paling tepat digunakan untuk memahami
benda (fisik), namun tidak semua tepat dipakai untuk memahami pola kerja biologis, etika,
kesadaran spiritual, hakikat manusia, apalagi untuk memahami tuhan (potensi murni).
Intinya adalah bahwa ada berbagai tingkat eksistensi alam dan tingkat eksistensi
kesadaran oleh karena itu, untuk menemukan hakikat kebenaran tidak cukup hanya dengan
mengandalkan pendekatan ilmiah rasional.

B. Hakikat Eksistensi (Dunia Alam Semesta)


Ada kecenderungan yang disodorkan oleh saintisme modern yaitu suatu paham yang
sering disebut sebagai materialistik, mekanistik, deterministik yang memandang dunia fisik /
dunia dianggap sebagai mesin raksasa yang bekerja secara mekanistik. Namun Schumacher
telah mengingatkan para ilmuwan tentang adanya tingkatan-tingkatan eksistensi alam
semesta sebagai berikut :
1. Benda dapat dituliskan p
2. Tumbuhan dapat dituliskan p+x
3. Hewan dapat dituliskan p+x+y
4. Manusia dapat dituliskan p+x+y+z
Dengan memberikan simbol p untuk benda mati, x untuk unsur hidup, y untuk
kesadaran, dan z untuk kesadaran diri (kesadaran transedental, spiritual) maka dapat
dikatakan bahwa eksistensi alam semesta memiliki jenjang yang terbagi ke dalam empat
tingkat
1. Tingkat pertama adalah benda mati, yang hanya memiliki unsur p (substansi,
materi)
2. Tingkat kedua adalah tumbuh- tumbuhan, yang memiliki unsur p dan unsur x
(kehidupan)
3. Tingkat ketiga adalah golongan hewan yang memiliki unsur p, x, dan y
(kesadaran)
4. Tingkat keempat adalah golongan manusia, yang memiliki unsur p, x, y, dan z
(unsur kesadaran transendetal / spiritual)
Seorang sosiolog Pitirim Alexandrovich Sorokin (dalam Eko Wijayanto, 2002)
mencoba menjelaskan perubahan besar (kritis) dan fluktuasi system nilai yang terjadi dalam
sejaranh kehidupan umat manusia ini berdasarkan skema tiga system nilai, yaitu : indriawi,
ideasional, dan idealistis. System nilai indriawi berada pada sisi ekstrim satu, yang berpandangan
bahwa semua nilai etika bersifat relatif dan bahwa persepsi indriawi merupakan satu-satunya
sumber pengetahuan dan kebenaran, sementara pada sisi ekstrim lainnya, system nilai ideasional
berpandangan bahwa realitas sejati berada di luar dunia materi (berada pada alam spiritual) dan
bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman batin.
Pada tingkat kedua, domain kuantum, segalanya terdiri atas informasi dan energi.
Melalui persamaan Einstein, dimana E = m.c². Jadi sebenarnya energy dan massa itu sama saja,
hanya berbeda bentuk. dengan kemajuan ilmu dan teknologi fisika kuantum, dapat dibuktikan
bahwa benda atau substansi yang tampak padat ternyata hanya berwujud vibrasi / gelombang
saja setelah diurai menjadi molekul, atom, sub-atom, dst.
Keberadaan yang bertingkat juga diungkapkan oleh iiche lee (2006) dengan
meringanalogikan lapisan keadaan mirip dengan sistem komputer, yaitu : lapisan / tubuh fisik,
lapisan energi (arus listrik), dan lapisan spiritual / informasi (peranti lunak). Erbe sentanu (2007)
mengemukakan lapisan keberadaan suatu benda dikaitkan dengan alam kehidupan manusia
seperti pada gambar berikut :

Tampak (fisika newton)


Benda Nasib
Molekul Karakter
Atom Kebiasaan
Partikel Tindakan
Kuanta Pikiran
Alam energy Perasaan
Tidak Tampak (Fisika Kuantum)

Benda sama halnya dengan nasib manusia adalah merupakan suatu hal yang tampak.
Sedangkan alam energi sama halnya dengan perasaan merupakan Sesutu hal yang tidak tampak.

HAKIKAT MANUSIA
Karl marx (dalam Stevenson dan Haberman, 2001) mengatakan bahwa hakikat riil
manusia adalah keseluruhan hubungan social dengan menolak adanya tuhan menganggap bahwa
tiap pribadi adalah produk dari tahapan ekonomis tertentu dari masyarakat manusia tempat
manusia itu hidup.
McDavid dan Harari (dalam Jalaluddin Rakhmat, 2001) mengelompokkan 4 teori
psikologi dikaitkan dengan konsepsinya tentang manusia sebagai berikut :
1. Psikoanalisis, yang melukiskan manusia sebagai makhluk yang digerakkan keinginan
keinginan terpendam (homo volensi)
2. Behaviorisme, yang menganggap manusia sebagaimakhluk berpikir yang aktif
mengorganisasikan dan mengolah stimulasi yang diterimanya (homo sapiens)
3. Humanisme, yang melukiskan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi
transaksional dengan lingkungannya (homo ludens)
Steiner (1999) melihat hakikat manusia berdasarkan lapisan- lapisan energy yang melekat
pada tubuh manusia sebagai satu kesatuan, yaitu : (1) Badan Fisik, (2) Badan Eterik, (3) Badan
astral, (4) badan ego, (5) manas, (6)buddhi, (7) atma. Manusia mempunya badan fisik yang sama
dengan benda mati, hewan, dan tumbuhan. Badan eterik merupakan lapisan / unsur hidup yang
memungkinkan sesuatu itu mengalami siklus hidup, tumbuh, matang, berkembang, dan mati.
(Hanya manusia yang memiliki) Badan astral merupakan lapisan yang memungkinkan sesuatu
memiliki nafsu (Manusia dan binatang). Lapisan ego memungkinkan timbulnya kesadaran Aku.
(hanya manusia). Lapisan manasbaru terbentuk sebagian dan lapisan buddhi dan atma masih
berupa potensi yang dapat dikembangkan.
Dalam membahs konsep manajemen baru berdasarkan dharma, Hawley (2001)
menganalogikan suatu organisasi seperti manusia yang memiliki 4 agenda bagian yang saling
melengakapi dan saling ketergantungan, yaitu (1) agenda tubuh, (2) Agenda kepala, (3) agenda
hati, dan (4) agenda semangat.
Skema Hubungan Lapisan-Lapisan Manusia

Steiner Hawley Schumacher Agustian dan


Kustara
Fisik Tubuh P Fisik
Eterik X
Astral Hati Y Jiwa
Ego
Manas Kepala
Buddhi
Atma Semangat Z Roh

HAKIKAT OTAK (BRAIN) DAN KECERDASAN (INTELLIGENCE)


Menurut Agus Nggermanto (2001), paling tidak ada 9 subkomponen di dalam otak
manusia, yaitu : (1) Neocortex, merupakan lapisan otak paling luar dan hanya dimiliki oleh
manusia. (2) Corpus Callasum, merupakan penghubung anatara belahan kiri dan kanan
neocortex. (3) Cerrebellum atau otak kecil berfungsi mengatur gerakan dan gerak reflex. (4)
Otak Reptile terletak di lapisan paling dalam, memiliki fungsi yang berhubungan dengan rasa
aman dan rasa takut, mengendalikan pernapasan, peredaran darah,detak jantung, pencernaan, dan
kesadaran. (5) Hippocampus, berhubungan dengan ingatan jangka panjang. (6) Amingdala
melakukan fungsi mengatur emosi. (7) Pituitary Gland berfungs mempengaruhi dan mengatur
kerja hormone hormone. (8) Hyppothalamus berfungsi mengontrol hormone seksual, agresi,
tekanan darah, suhu badan, dan rasa haus. (9) Thalamus berfungsi mengaktifkan sensor indra
yang sedang menerima informasi.
A.M. Rukky Santoso (2001), terdapat 30 milyar sel dan bagian sel ini membentuk
kerjasama rumit di neuron. Ilmuwan yg pertama kali mempelajari tentang belahan otak kiri dan
kanan adalah Roger Wolkott Sperry (tuagada 2003). Otak kiri menjalankan fungsi berpikir
secara kognitif dan rasional, sementara otak kanan memiliki fungsi berpikir secara afektif dan
relasional.
Humphrey (2000) membedakan kerja otak berdasarkan gelombang elektro, yaitu :
Gelombang Delta (0,5-4 Hz), Theta (4-7 Hz), Alpha (8-13 Hz), Beta (13-30 Hz).
Manusia mempunyai banyak kecerdasan, diantaranya adalah kecerdasan intelektual,
linguistic, logical-mathematical, musical, bodily-kinesthetical, spatial, interpersonal, dan
intrapersonal intelligence, naturalist, spiritual, dan existential intelligence.
Clark (Munandar 1999) mengembangkan model integrative dan mengintegrasikan 4 fungsi
otak, yaitu fungsi berpikir (kognitif), afektif, fisik, danfungsi intuisi / firasat yang seluruhnya
memunculkan kreatifitas.
Zohar dan Marshall (2002)melihat fungsi otak dari 3 cara berpikir yaitu : proses berpikir
seri (otak intellectual Quotient-IQ), berpikir asosiatif (Emotional Quotient-EQ), berpikir
menyatukan (Spiritual Quotient-SQ). IQ menggambarkan cara berpikir linier, logis, dan tidak
melibatlkan perasaan. EQ menciptakan asosiasi antar hal, misalnya nasi dan lapar. SQ
mengintegrasikan IQ dan EQ sehingga dapat diperoleh suatu makna atau penyadaran diri. IQ
merupakan alat untuk mengeksplorasi dunia materi atau modal. EQ berguna untuk mengasah
atau mengembangkan ketajaman rasa yang diperlukan dalam membangun modal social, missal
hubungan dengan orang lain. SQ berguna untuk memupuk modal spiritual.
EQ pertama kali dicetuskan oleh Peter Solovey (Havard University) dan John Mayer
(University of New Hampshire) tahun 1990 dalam Shapiro 2001. Istilah EQ menjadi popular
berkat best seller karya Daniel Goleman yang berjudul Emotional Intellegence tahun 1998.
Golleman menjelaskan EQ sebagai suatu perasaan yang disertai pikiran pikiran yang khas.
SQ pertama kali diperkenalkan oleh Danar Zohar dan Ian Marshal tahun 2000 dalam SQ:
Spiritual Intelligence- The Unlimited Intilegence. Ciri SQ adalah kemampuan bersikap fleksibel,
tingkat kesadaran tinggi, kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan,
kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit.
Semua kecerdasan dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu IQ untuk memahami dunia
fisik dan membangun kekayaan materi. EQ untuk mengenal diri dan orang lain serta membangun
hubungan social. Dan SQ untuk mencari makna hidupmelalui hubungan dengan Tuhan.
Etika adalah cabang ilmu yang membahas tentang perilaku manusia, mengenai baik dan
buruk dalam konteks anatara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia
dengan alam.
HAKIKAT PIKIRAN (MIND) DAN KESADARAN (CONSCIOUSNESS)
Drever (dalam Sudibyo, 2001) memberikan batasan mengenai pikiran (mind) atau mental
sebagai keseluruhan struktur dan proses proses kejiwaan baik yang disadari maupun tidak
disadari yang merupakan bagian dari psyche yang terorganisir. Jalaluddin Rakhmat (2001)
melihat proses berpikir sebagai komunikasi intrapersonal yang meliputi : sensasi, persepsi,
memori dan berpikir.

MEMBENTUK
SPIRITUAL

MENEMPA SIKAP MEMBENTUK


DAN WATAK PIKIRAN

PIKIRAN

MENENTUKAN
MEMPENGARUHI SISTEM
PERILAKU
KEKEBALAN

MENGUBAH
EMOSI

Krishna (1999) membagi kesaadaran manusia kedalam :

1) Lapisan kesadaran fisik, yang ditentukan oleh makanan.


2) Lapisan kesadaran psikis, yang didasarkan oleh energy dari udara.
3) Lapisan kesadaran pikiran, yang merukpakan kesadaran pikiran rasional dan emosional.
4) Lapisan intelegnsia, menyangkut kesadaran hati nurani dan budi pekerti.
5) Lapisan kesadaran murni, merupakan hasil akhir pemekaran kepribadian manusia, yang
merupakan tingkat kesadaran tertinggi manusia.

TUJUAN DAN MAKNA KEHIDUPAN

Tujuan hidup uma manusia adlah untuk memperoleh kebahagiaan.


Atribut/ciri- Kesadaran Hewani Kesadaran Manusia Kesadaran Tuhan
ciri
Tujuan Hidup Kenikmatan duniawi ; Keseimbangan antara Kenikmatan rohani ; kekayaan
kekayaan, kekuasaan, dan kenikmatan duniawi hanya alat untuk
kenikmatan fisik dan rohani menyempurnakan tingkat
kesadaran rohani
Tingkat Ego Tinggi Sedang Rendah/tidak ada ego
Karakter  Buruk sangka  Bergerak disekitar 2  Berbaik sangka
 Sombong sifat ekstrem  Rendah hati
 Kikir tergantung tingkat  Dermawan
 Munafik kesadaran  Jujur
 Pemarah  Penyabar
 Pamrih 
 Tidak percaya Tuhan

Golongan manusia menurut tingkat kesadaran (Sutrisna 2007)

Ibnu Arabi (dalam Frager 1999) mengenai pemahaman dan pengamalan akan hakikat hidup

1. Tingkat pertama : jalan syari,ah yaitu dimana seseorang taat pada asas
2. Tingkat kedua : jalan thariqah dimana seseorang mencari kebenaran melalui jalan tanpa
rambu
3. Tingkat ketiga : jalan haqiqah yaitu dimana seseorang telah memahami makna terdalam
dari praktik syari,ah dan thariqah.
4. Tingkat keempat : jalan ma,rifah, yaitu tahap dimana seseorang telah mempunyai
kearifan dan pengetahuan terdalam tentang kebenaran spiritual.

ALAM SEMESTA SEBAGAI SATU KESATUAN SISTEM

Menurut KBBI karangan Poerwadarminta (1976) :

a) Sekelompok bagian yang bekerja sama untuk melakukan suatu maksud


b) Sekelompok pendapat, peristiwa, kepercayaan dan sebagainya yang disusun dan diatur
baik-baik. Misalnya filsafat
c) Cara / metode yang teratur untuk melakukan suatu misalnya pengajaran bahasa

Jogiyant0 (1988) setiap system mempunyai ciri ciri :

a) Mempunyai komponen-komponen
b) Ada batas suatu system
c) Ada lingkungan luar system
d) Ada penghubung
e) Ada masukan, proses, dan pengeluaran
f) Ada sasaran dan tujuan
SPIRITUALISASI DAN ETIKA

Sejatinya, setiap manusia harus menyadari bahwa kesempatan hidup di dunia ini
hendaknya dimanfaatkan sebaik baiknya untuk mencapai tingkat kesadaran Tuhan (kesadaran
transcendental / kesadaran spiritual). Bila kesadaran spiritual telah tercapai, maka kesadaran etis
dengan sendirinya tercapai. Namun harus diingat bahwa dalam perjalanan mendaki puncak
kesadaran spiritual ini, syarat mutlak yang harus dipenuhi adalah orang yang bersangkutan harus
menjalani perilaku hidup sesuai dengan norma norma moral yang telah diajarkan oleh semua
agama. Pada tahap awal, perilaku etis akan memengaruhi kesadaran spiritual seseorang. Namun
pada langkah langkah selanjutnya, kesadaran spiritual akan menentukan tingkat kesadaran etis
seseorang.

Anda mungkin juga menyukai