Manusia Dan Alam Semesta
Manusia Dan Alam Semesta
NIM : 170810301025
Mata Kuliah / Kelas : Etika Bisnis dan Perilaku / A
Benda sama halnya dengan nasib manusia adalah merupakan suatu hal yang tampak.
Sedangkan alam energi sama halnya dengan perasaan merupakan Sesutu hal yang tidak tampak.
HAKIKAT MANUSIA
Karl marx (dalam Stevenson dan Haberman, 2001) mengatakan bahwa hakikat riil
manusia adalah keseluruhan hubungan social dengan menolak adanya tuhan menganggap bahwa
tiap pribadi adalah produk dari tahapan ekonomis tertentu dari masyarakat manusia tempat
manusia itu hidup.
McDavid dan Harari (dalam Jalaluddin Rakhmat, 2001) mengelompokkan 4 teori
psikologi dikaitkan dengan konsepsinya tentang manusia sebagai berikut :
1. Psikoanalisis, yang melukiskan manusia sebagai makhluk yang digerakkan keinginan
keinginan terpendam (homo volensi)
2. Behaviorisme, yang menganggap manusia sebagaimakhluk berpikir yang aktif
mengorganisasikan dan mengolah stimulasi yang diterimanya (homo sapiens)
3. Humanisme, yang melukiskan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi
transaksional dengan lingkungannya (homo ludens)
Steiner (1999) melihat hakikat manusia berdasarkan lapisan- lapisan energy yang melekat
pada tubuh manusia sebagai satu kesatuan, yaitu : (1) Badan Fisik, (2) Badan Eterik, (3) Badan
astral, (4) badan ego, (5) manas, (6)buddhi, (7) atma. Manusia mempunya badan fisik yang sama
dengan benda mati, hewan, dan tumbuhan. Badan eterik merupakan lapisan / unsur hidup yang
memungkinkan sesuatu itu mengalami siklus hidup, tumbuh, matang, berkembang, dan mati.
(Hanya manusia yang memiliki) Badan astral merupakan lapisan yang memungkinkan sesuatu
memiliki nafsu (Manusia dan binatang). Lapisan ego memungkinkan timbulnya kesadaran Aku.
(hanya manusia). Lapisan manasbaru terbentuk sebagian dan lapisan buddhi dan atma masih
berupa potensi yang dapat dikembangkan.
Dalam membahs konsep manajemen baru berdasarkan dharma, Hawley (2001)
menganalogikan suatu organisasi seperti manusia yang memiliki 4 agenda bagian yang saling
melengakapi dan saling ketergantungan, yaitu (1) agenda tubuh, (2) Agenda kepala, (3) agenda
hati, dan (4) agenda semangat.
Skema Hubungan Lapisan-Lapisan Manusia
MEMBENTUK
SPIRITUAL
PIKIRAN
MENENTUKAN
MEMPENGARUHI SISTEM
PERILAKU
KEKEBALAN
MENGUBAH
EMOSI
Ibnu Arabi (dalam Frager 1999) mengenai pemahaman dan pengamalan akan hakikat hidup
1. Tingkat pertama : jalan syari,ah yaitu dimana seseorang taat pada asas
2. Tingkat kedua : jalan thariqah dimana seseorang mencari kebenaran melalui jalan tanpa
rambu
3. Tingkat ketiga : jalan haqiqah yaitu dimana seseorang telah memahami makna terdalam
dari praktik syari,ah dan thariqah.
4. Tingkat keempat : jalan ma,rifah, yaitu tahap dimana seseorang telah mempunyai
kearifan dan pengetahuan terdalam tentang kebenaran spiritual.
a) Mempunyai komponen-komponen
b) Ada batas suatu system
c) Ada lingkungan luar system
d) Ada penghubung
e) Ada masukan, proses, dan pengeluaran
f) Ada sasaran dan tujuan
SPIRITUALISASI DAN ETIKA
Sejatinya, setiap manusia harus menyadari bahwa kesempatan hidup di dunia ini
hendaknya dimanfaatkan sebaik baiknya untuk mencapai tingkat kesadaran Tuhan (kesadaran
transcendental / kesadaran spiritual). Bila kesadaran spiritual telah tercapai, maka kesadaran etis
dengan sendirinya tercapai. Namun harus diingat bahwa dalam perjalanan mendaki puncak
kesadaran spiritual ini, syarat mutlak yang harus dipenuhi adalah orang yang bersangkutan harus
menjalani perilaku hidup sesuai dengan norma norma moral yang telah diajarkan oleh semua
agama. Pada tahap awal, perilaku etis akan memengaruhi kesadaran spiritual seseorang. Namun
pada langkah langkah selanjutnya, kesadaran spiritual akan menentukan tingkat kesadaran etis
seseorang.