Anda di halaman 1dari 6

JAWABAN PRETEST DOKTER MUDA

Nurin Kusuma Dewi – 011723143092

1. Gejala dan tanda tumor otak:


Terdapat gejala umum dan khusus. Gejala tumor otak supratentorial umum biasanya
nyeri kepala tumpul yang progresif. Gejala khusus tumor otak bergantung pada letak
tumor sehingga manifestasinya berbeda.
a. Lobus Frontalis
- Gangguan motorik volunteer dan ekspresi berbahasa
- gangguan kognitif: memori, mengambil keputusan, berpikir abstrak, gangguan
konsentrasi
- gangguan kepribadian: emosi yang labil, afek datar, tidak ada inisiatif

Foster-Kennedy (lesi di frontal bagian basal)  anosmia ipsilateral, atrofi papil


ipsilateral, edema papil kontralateral, perubahan kepribadian

a. Lobus Parietal
- hemisfer dominan : Sindroma Gertsman: agrafia, acalculia, fingeragnosia, left
right disorientation, apraksia
- hemisfer non dominan: kontralateral neglect
- gangguan sensorik protopatik, propioseptik, kombinasi
b. Lobus temporal
- halusinasi visua dan auditori, gangguan lapangan pandang (quadranopsia
homonym superior), gangguan memori kejang fokal dengan aura
- hemisfer dominan: afasia Wernicke, anomia, visual agnosia
- hemisfer non dominan: agnosia pada suara
c. Lobus Occipital
Gangguan lapangan pandang, Hemianopsia homonym
d. Lesi hipotalamus
Gangguan fungsi endokrin, Regulasi temperature terganggu, Gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit
e. Lesi corpus callosum
Apraksia, Buta kata (agrafia)
f. Lesi sinus cavernosus
Menyebabkan gangguan N. III, IV, dan VI

Tumor Infratentorial, dibagi menjadi dua macam gejala yaitu melibatkan serebellum
dan batang otak/brain stem (midbrain/mesencephalon, pons, medulla oblongata).
a. Gejala Lesi Batang Otak Lesi N. Cranialis III-XII, Gejala jaras motoric dan sensorik
alternans, Penurunan kesadaran, Tremor, Gangguan gerak bola mata, Pupil tidak
normal, Hiccup
b. Gejala lesi serebelum Gait ataxia, Dysatria, Intention tremor, Nystagmus, Dysmetria

2. Penyebab nyeri kepala pada tumor otak


Nyeri kepala pada kasus tumor otak dapat disebabkan oleh efek massa yang
menimbulkan peregangan dari selaput meningen dan komponen vaskuler yang
mendapatkan inervasi dari nervus kranial Trigeminus (NC. V), juga dapat disebabkan
karena peregangan dari nervus kranial yang sensitif terhadap nyeri seperti NC. V, VII,
IX, X.
Inflamasi di area sekitar struktur peka nyeri yang menyebabkan terjadinya pelepasan
substansi atau zat zat inflamasi dari sekitar neuron daerah injury. Makrofag melepaskan
sitokin yang memiliki efek pro inflamasi. Neuron yang rusak mengakibatkan kebocoran
ATP dan protein, Mast cell juga mengeluarkan histamin, prostaglandin, dan pelepasan
CGRP. Zat substansi tersebut merangsang nociceptor dan terjadi proses sensitisasi sentral
kemudian timbul nyeri.
Nyeri kepala juga disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial karena edema
perifokal dan obstruksi CSF (hidrocephalus) yang disebabkan oleh efek massa dan
pergeseran atau Midline Shift.

3. Prosedur pemeriksaan imaging pada kasus tumor otak


Skull X-Ray adalah alat radiologi untuk pemeriksaan umum yang biasa terdapat di
bagian radiologi rumah sakit.
Kelebihan : Melihat adanya perubahan pada tulang tengkorak akibat tumor,
dan melihat deposit Kalsium, yang dapat muncul pada beberapa
jenis tumor.
Kekurangan : Tidak dapat membedakan jaringan tumor dan jaringan yang sehat.
Gambaran tulang tengkorak bisa overlap, memberikan paparan
radiasi pada pasien.
CT Scan Kepala (Computed Tomography) adalah alat radiologi yang menggunakan
radiasi dan rekonstruksi melalui komputer untuk untuk membuat citra secara tomografi
(potongan).
Kelebihan : Modalitas utama untuk melihat tumor otak. Dengan
menggunakan kontras, dapat membedakan jaringan yang sehat dan
jaringan tumor. Pada pemeriksaan tumor otak dengan CT Scan
dilakukan terutama dalam kondisi emergensi untuk mendeteksi
adanya pendarahan, herniasi dan kondisi hidrosefalus. Efek massa
akibat tumor otak dan kalsifikasi juga dapat dideteksi. Pada
beberapa kondisi CT cukup baik digunakan, yakni untuk
mendeteksi kelainan pada tulang, yang menyangkut vaskuler serta
metastasis ke basis cranii. Pemeriksaan CT dapat dilakukan pada
kondisi kontraindikasi dilakukan MRI.
Kekurangan : Kurang sensitif dalam mendeteksi jaringan tumor dibandingkan
dengan MRI.
PET Scan (Positron Emission Tomography) digunakan untuk mendapatkan gambaran
lebih rinci terhadap kondisi pasien kanker. PET membutuhkan penyuntikkan zat
radioaktif yang disebut radiotracer sebelum pasien masuk ke pemindai PET.
Kelebihan : Dapat melokalisir dan membedakan bagian tumor yang sedang
aktif tumbuh dan jaringan skar atau jaringan yang rusak pasca
operasi. Jaringan tumor yang sedang aktif tumbuh akan berwarna
terang, sedangkan jaringan lainnya tidak berwarna. Kontras dapat
hilang dari sistem tubuh 6 jam sesudahnya.
Kekurangan : Biaya mahal dan alat masih langka.
CT Angiografi digunakan untuk melihat secara langsung sistem pembuluh darah otak.
Zat kontras dimasukkan melalui arteri, biasanya pada arteri carotis dan arteri vertebra,
atau mungkin juga pada arteri brachialis dan arteri femoralis.
Kelebihan : Modalitas utama untuk memetakan struktur pembuluh darah pada
tumor. Dapat membantu melokalisir pembuluh darah besar
disekitar dan di dalam jaringan otak.
Kekurangan :Kontras yang diberikan dapat memperberat kerja ginjal, tidak
disarankan pada pasien dengan curiga gangguan ginjal.
MRI (Magnetic Resonance Imaging) adalah alat radiologi yang digunakan untuk
menampilkan citra berupa potongan gambar tubuh manusia yang bekerja dengan prinsip
resonansi (getaran) magnetik dari inti atom hidrogen dalam tubuh. Pemeriksaan MRI
dipergunakan untuk mendeteksi dan mengetahui karakteristik dari suatu tumor, menilai
keterlibatan lokal dan atau ekstensi jauh dari penyakit (staging), dan mengevaluasi
perubahan morfologi atau perubahan biologi berlebihan dan respon terhadap follow up
terapi.
Kelebihan :Teknologi terbaik dalam mendeteksi tumor otak, dapat
memberikan gambaran yang akurat pada jaringan tumor dan
jaringan yang sehat. Menggunakan medan magnet sehingga tidak
ada paparan radiasi.
Kekurangan :Tidak bisa digunakan untuk pasien yang memiliki implan yang
bereaksi dengan magnet. Biaya lebih mahal, dan ketersediaan alat
masih belum merata.
Advance Neuroimaging adalah pemeriksaan imaging MRI canggih dengan teknologi
dan software terkini, sebagai pelengkap MRI convensional pada kasus brain tumor.
Kelebihan :Dapat diperoleh informasi yang baik mengenai anatomi otak, pola
pertumbuhan tumor, dan seleksi pasien untuk operasi stimulasi
kortikal dan neuronavigasi pada kasus fungsional serta
kemungkinan terapi pembedahan. Dengan mengintegrasikan
pemeriksaan MRI konvensional dan advanced dapat meningkatkan
akurasi klasifikasi dari tumor otak.
Kekurangan : Biaya mahal

4. Prinsip pemberian terapi


a. Kortikosteroid
Terapi steroid bertujuan untuk menurunkan edema otak yang terjadi karena adanya
ekstravasasi cairan ke jaringan luar parenkim otak yang disebabkan rusaknya Blood
Brain Barrier, namun tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dari tumor. Pada
penderita yang mengalami mual dan muntah akibat kemoterapi dan meningkatkan
nafsu makan, kortikosteroid dapat mencegah terjadinya hal tersebut. Kemudian juga
sebagai pengurang rasa nyeri dan mencegah reaksi alergi terhadap pengobatan
kanker. Contoh obat kortikosteroid yang biasa digunakan adalah Dexamethasone dan
Methyl Prednisolone.
Tatacara: Loading dose 10 mg Dexametason diikuti dengan pemberian 5 mg 4x sehari
(oral atau injeksi) dapat memperbaiki deterioriasi neurologis dalam beberapa jam.
Setelah beberapa hari dosis terapi diturunkan secara bertahap untuk meminimalisir
terjadinya efek samping yang tidak diinginkan.
b. Antikonvulsan
berfunsi untuk mengatasi kejang akibat tumor otak dan sebagai pencegah terjadinya
kejang. Pemberian obat ini juga tidak memberikan efek yang signifikan.
c. Radioterapi
Menggunakan beberapa alat atau modalitas, yang pertama yaitu Megavoltage X-ray
(metode yang paling sering digunakan), yang kedua Electron beam dari linear
accelerator (yang juga dapat menghasilkan megavoltage X-ray), yang ketiga
Accelerated particle from a cyclotron (inti helium, proton (masih dalam penelitian),
dan terakhir Sinar gamma dari cobalt.
Pemberian terapi ini bertujuan untuk membunuh sel-sel yang aktif bermitosis. Terapi
ini merupakan terapi primer/adjuvant setelah dilakukan pembedahan. Radioterapi
dapat dilakukan secara eksternal (konvensional/stereotactic radiosurgery) atau
brachytherapy.
d. Kemoterapi
Prinsipnya untuk menghambat proliferasi sel. Kemoterapi merupakan terapi
utama/adjuvant yang diberikan ke pasien setelah dilakukan pembedahan/radioterapi.
Terapi ini diberikan sebagai radiosensitizer sebelum atau bersamaan dengan
radioterapi.

5. Indikasi Pembedahan
Operasi pada kasus tumor otak bergantung dari beberapa faktor yaitu ukuran tumor, jenis
sel tumor, lokasi tumor dan stabilitas klinis serta tingkat keparahan gejala.
a. Ukuran tumor
Hal ini berkaitan dengan efek massa dan penekanan pada area sekitar serta
peningkatan tekanan intra kranial (TIK) yang dapat mengancam nyawa pasien
tersebut. Pada kondisi terjadinya penurunan kesadaran akibat peningkatan TIK, maka
harus dilakukan operasi emergensi untuk menyelamatkan nyawa pasien.
b. Jenis sel tumor
Sifat tumor berbeda-beda terhadap pemberian terapi lanjutan. Beberapa jenis tumor
ada yang sensitif dengan pemberian radiasi (radiosensitif) atau kemoterapi
(kemosensitif), namun ada pula tumor yang tidak.
c. Lokasi
Apabila tumor otak berada di area penting, misalnya pada area yang berfungsi untuk
motorik, komunikasi, penglihatan serta fungsi penting lainnya. Maka hal tersebut
akan menjadi dasar pertimbangan apakah pembedahan masih dapat dilakukan dengan
aman atau tidak.
d. Stabilitas klinis dan tingkat keparahan gejala
Pasien dengan ukuran tumor yang besar dan gejala yang berat, termasuk mereka yang
memiliki tanda dan gejala tekanan intrakranial yang meningkat (ICP) atau impending
herniasi, diperlukan evaluasi segera dan perhatian serius dari dokter bedah saraf
Keputusan operasi juga dapat dipengaruhi oleh nilai Karnofsky Performance Scale
(KPS), dimana nilai minimal KPS untuk diindikasikannya operasi pengangkatan tumor
otak adalah 70. Nilai KPS berhubungan dengan kualitas hidup pasien yang
diekspektasikan setelah dilakukannya operasi mengingat salah satu tujuan utama operasi
adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Operasi pada tumor otak dapat
bertujuan untuk menegakkan diagnosis yang tepat, menurunkan tekanan intrakranial,
mengurangi kecacatan, dan meningkatkan efektifitas terapi lain. Reseksi tumor pada
umumnya direkomendasikan untuk hampir seluruh jenis kanker otak yang operabel.
Tumor otak yang terletak jauh di dalam dapat diterapi dengan tindakan bedah kecuali
apabila tindakan bedah tidak memungkinkan (keadaan umum buruk, toleransi operasi
rendah).

6. Prosedur merujuk pasien


a. Kondisi stabil
Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang untuk menentukan
diagnosis. Menentukan tindakan pra rujukan : pasang iv line, pastikan ABC tidak ada
masalah, berikan antikonvulsan mencegah kejang, Didampingi paramedik yang
kompeten untuk mengawasi kondisi pasien,
Prosedur Administratif : Dilakukan setelah pasien diberi tindakan pra rujukan,
Memberi inform consent pada pasien dan keluarga, Memberikan catatan rekam
medis, Membuat surat rujukan yang lengakap, Menyiapkan sarana transportasi dan
sedapat mungkin menjalin komunikasi dengan RS rujukan, Pengiriman pasien
sebaiknya setelah proses administrasi selesai
b. Kondisi kesadaran menurun
 Stabilisasi pasien terlebih dahulu
 Harus tersedia obat-obatan dan peralatan Emergensi Support
 Untuk pasien gawat darurat harus didampingi dokter/paramedik yang kompeten
untuk mengawasi kondisi pasien
 Prosedur klinis : prosedurnya sama dengan kondisi pasien stabil, namun dirujuk
setelah pasien stabil
Prosedur administrative: sesuai dengan prosedur administrative pasien yang stabil.

Referensi materi terkait pretest:


Website : www.Braintumorindonesia.com

Anda mungkin juga menyukai