Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah basis teori tentang perlunya

sebuah perusahaan membangun hubungan harmonis dengan masyarakat dan

lingkungan tempat beroperasi. Secara teori, CSR dapat didefinisikan sebagai

tanggung jawab moral suatu perusahaan terhadap para stakeholder terutama

komunitas atau masyarakat disekitar wilayah kerja dan operasinya. Sebuah

perusahaan harus menjunjung tinggi moralitas. Parameter keberhasilan suatu

perusahaan dalam sudut pandang CSR adalah mengedepankan prinsip moral

danetis, yakni menggapai suatu hasil terbaik, tanpa merugikan kelompok

masyarakat lainnya (Febrina dan Suaryana, 2011).

CSR muncul akibat adanya modernisasi masyarakat yang sudah memahami

bahwa aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dapat membawa dampak negatif

pada lingkungannya. Apalagi hal ini sangat dekat dengan aktivitas yang dilakukan

oleh perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur adalah perusahaan

yang paling banyak berinteraksi dengan masyarakat. Dalam proses produksinya

perusahaan manufaktur mau tidak mau akan menghasilkan limbah produksi,

sangat erat hubungannya dengan masalah pencemaran lingkungan. Proses

produksi yang dilakukan juga mengharuskannya untuk memiliki tenaga kerja

bagian produksi sehingga masalah keselamatan kerja juga harus diperhatikan. Di

1
sisi lain perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang menjual produk kepada

konsumen sehingga isu keselamatan dan keamanan produk menjadi penting untuk

diungkapkan kepada masyarakat. Oleh karena itu dengan banyaknya masalah-

masalah yang terjadi, sangat diharapkan agar setiap perusahaan lebih

meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab sosialnya dengan cara

memperhatikan dan mempertimbangkan akibat dari kegiatan operasional yang

dilakukannya (Mutia et al, 2011).

Keterlibatan perusahaan dalam program CSR dilatarbelakangi dengan beberapa

kepentingan. Menurut Mulyadi (2003, hal 4) setidaknya bisa diidentifikasi tiga

motif keterlibatan perusahaan, yaitu: motif menjaga keamanan fasilitas produksi,

motif mematuhi kesepakatan kontrak kerja, dan motif moral untuk memberikan

pelayanan sosial pada masyarakat lokal. Pada umumnya perusahaan di Indonesia

menjalankan CSR atas dasar memenuhi kewajiban kontraktual, dalam hal ini

mematuhi peraturan baik yang dibuat oleh pemerintah pusat maupun daerah.

Secara normatif, idealnya tanpa adanya protes dan kewajiban kontraktual,

perusahaan seharusnya berusaha memberdayakan masyarakat lokal dan

meningkatkan kesejahteraan. Dalam konteks hubungan kemitraan antara

pemerintah dengan perusahaan, pemerintah daerah mengharapkan agar program-

program CSR bisa membantu menyelesaikan permasalahan sosial, seperti masalah

pengangguran, kemiskinan, masalah pendidikan, kesehatan, perumahan. Selain itu

menyelesaikan masalah lingkungan yang dihadapi pemerintah daerah. Hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan swasta dituntut untuk membantu pemerintah

2
daerah untuk mendukung program pembangunan regional yang

diimplementasikannya.

PT Indosat Tbk. yang sebelumnya bernama PT Indonesian Satellite

Corporation Tbk adalah sebuah perusahaan penyelenggara jalur telekomunikasi di

Indonesia. Indosat merupakan perusahaan telekomunikasi dan multimedia

terbesar kedua di Indonesia untuk jasa seluler (Mentari, Matrix, IM3, StarOne).

Saat ini, komposisi kepemilikan saham Indosat adalah: Publik (45,19%), Qatar

Telecom QSC (40,37%), serta Pemerintah Republik Indonesia (14,44%),

termasuk saham Seri A. Indosat juga mencatatkan sahamnya di Bursa Efek

Jakarta, Bursa Saham Singapura, serta Bursa Saham New York. Indosat didirikan

pada tahun 1967 sebagai Perusahaan Modal Asing, dan memulakan operasinya

pada tahun 1969. Pada tahun 1980 Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara

yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.

Hingga sekarang, Indosat menyediakan layanan telekomunikasi internasional

seperti SLI dan layanan transmisi televisi antar bangsa. Sebagai bentuk komitmen

Indosat dalam meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat, Indosat telah

melaksanakan berbagai progam yang kami harapkan dapat meningkatkan

kehidupan masyarakat Indonesia untuk menjadi lebih baik. Corporate Social

Responsibility yang Dilakukan tidak terbatas hanya pada pengembangan dan

peningkatan kualitas masyarakat pada umumnya, namun juga menyangkut tata

kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Kepedulian terhadap

pelanggan, pengembangan Sumber Daya Manusia, mengembangkan Green

3
Environment serta memberikan dukungan dalam pengembangan komunitas dan

lingkungan sosial. Setiap fungsi yang ada, saling melengkapi demi tercapainya

CSR yang mampu memenuhi tujuan Indosat dalam menerapkan ISO 26000 di

perusahaan. Berdasarkan LAtar belakang diatas memberikan dasar untuk

melakukan penelitian dengan mengambil judul “ANALISA KASUS

PENERAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DI PT

INDOSAT TBK”

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dalam penelitian ini

rumusan masalahnya sebagai berikut :

1. Apa program yang diterapkan oleh PT Indosat Tbk terkait Corporate

Social Responsibility (CSR)?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apa saja program yang dimiliki PT Indosat Tbk

terkait dengan Corporate Social Responsibility (CSR)

2. Untuk melengkapi tugas mata kuliah Etika Bisnis

4
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Corporate Social Responsibility (CSR)

Keberadaan industri yang mengambil tempat di lingkungan masyarakat tidak

dapat terlepas dari sederetan excess negative externalitas yang dimunculkan dan

masyarakat sekitarnya tidak dapat kontra prestasi langsung bahkan menanggung

dampak sosial dan lingkungan. Adanya komitmen perusahaan terhadap sosial

responsibility untuk melakukan upaya-upaya prefentif dan refresif terhadap

kemungkinan munculnya akses negatif eksternalitas. Maka korporet mempunyai

kewajiban sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang di Indonesia secara

filosofis CSR telah tertanam dalam jiwa Pancasila dan Pasal 33 UUD 1945, yaitu:

Ayat 1; Perekonomian disusun sebagai uasaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan

Ayat 2; Cabang-cabang produksi penting bagi Negara dan menguasai hajat hidup orang banyak

dikuasai oleh Negara

Ayat 3; Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan

dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

Ayat 4; Perekonomian Nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan

prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,

kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi Nasional

Ayat 5; Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam Undang-Undang.

5
Dasar ini lah yang melahirkan UU No. 25 Tahun 2007 tentang penanaman

modal dan UU No. 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas yang memberikan

kewajiban hukum untuk melaksanakan CSR. Perlunya pengelolaan CSR terpadu.

“Proses yang memajukan pengembangan dan pengelolaan yang terkoordinasi atas dana

CSR dalam memaksimalkan upaya kesejahteraan sosial ekonomi dengan berwawasan

lingkungan” (DGB USU, 2012). Teori agensi menjelaskan ada konflik kepentingan

antara manajer (agen) dan principal (pemilik). Pemilik ingin mengetahui semua

informasi di perusahaan termasuk aktifitas manajemen dan semua yang terkait

investasi/dananya dalam perusahaan. Hal ini dilakukan untuk meminta

pertanggungjawaban atas kinerja manajer. Untuk menghindari hal tersebut diperlukan

akuntan publik yang mengevaluasi kinerja manajer. Paradigma akuntansi konvensional

beranggapan bahwa pihak yang di utamakan dalam pengungkapan laporan keuangan

adalah stakeholders. Dengan perkembangan akhir-akhir ini banyak pihak yang

memiliki kepentingan terhadap perusahaan yaitu stakeholders (konsumen, masyarakat,

pemasok, analis keuangan, karyawan dan pemerintah). Stakeholders menyadari adanya

hal yang dapat menambah nilai suatu perusahaan. Salah satu caranya dengan

melakukan kegiataan perusahaan yang berhubungan dengan aktivitas sosial atau

Corporate Social Responsibility (CSR). Kegiatan CSR dapat menguntungkan agen

(manajer) dan stakeholders. Hal ini didukung dengan teori legitimasi, teori

stakeholders, teori ekonomi politik.

6
2.2 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan

didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontirbusi bagi

pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta

perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum

untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis

sendiri maupun untuk pembangunan (The World Business Council for Sustainable

Development/WBCSD ). Konsep Corporate Social Responsibility melibatkan

tanggung jawab kemitraan antara pemerintah, lembaga sumber daya masyarakat, serta

komunitas setempat (lokal). Kemitraan ini tidaklah bersifat pasif dan statis. Kemitraan

ini merupakan taggungjawab secara sosial antara stakeholders.

2.2 Sejarah Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility untuk pertama kali lahir di Amerika. Seiring

berjalannya waktu CSR pun merambah hingga ke Indonesia. Dibawah ini akan

dijelaskan alur munculnya atau jalan cerita lahirnya CSR di dunia dan Indonesia.

1. Sejarah CSR dunia

Sejarah CSR dunia terbagi atas beberapa fase. Untuk fase pertama

pertanggungjawaban sosial perusahaan kepada masyarakat bermula di Amerika

Serikat sekitar tahun 1900 atau lebih dikenal sebagai permulaan abad ke-19.

Pada waktu itu Amerika sedang dalam pertumbuhan yang begitu pesat, ditandai

dengan banyaknya perusahaan-perusahaan raksasa yang muncul dan hidup

7
berdampingan dengan masyarakat. Pasa saat itu, banyak perusahaan besar

menyalahgunakan kuasa mereka dalam hal diskriminasi harga, menahan buruh

dan prilaku lainya yang menyalahi moral kemanusiaan. Dengan kata lain,

banyak perusahaan yang berbuat semena-mena terhadap masyarakat. Hal itu

jelas membuat emosi masyarakat. Emosi yang meluap membuat masyarakat

melakukan aksi protes. Menanggapi hal itu, pemerintah Amerika Serikat pun

melakukan perubahan peraturan perusahaan untuk mengatasi masalah tersebut.

Dimana perusahaan harus bertindak adil dan menghargai masyarakat. Gaji

buruh harus dikeluarkan dan tidak ada diskriminasi harga kepada masyarakat

Amerika. Fase kedua evolusi munculnya CSR tercetus pada tahun 1930-an.

Dimana pada waktu ini banyak protes yang muncul dari masyarakat akibat ulah

perusahaan yang tidak mempedulikan masyarakat sekitarnya. Segala sesuatu

hanya diketahui oleh perusahaan. Ditambah kenyataan bahwa pada saat itu

telah terjadi resesi dunia secara besar-besaran yang mengakibatkan

pengangguran dan banyak perusahaan yang bangkrut. Pada masa ini dunia

berhadapan dengan kekurangan modal untuk input produksinya. Buruh

terpaksa berhenti bekerja, pengangguran sangat meluas dan merugikan

pekerjannya.

Saat itu timbul ketidakpuasan terhadap sikap perusahaan yang tidak

bertanggung jawab terhadap pekerjanya karena perusahaan hanya diam dan

tidak bisa berbuat apa-apa. Menurut masyarakat pada masa ini perusahaan sama

sekali tidak memiliki tanggung jawab moral. Menyadari kemarahan masyarakat

muncul beberapa perusahaan yang meminta maaf kepada masyarakat dan

8
memberi beberapa jaminan kepada para karyawannya yang dipecat. Sesuatu

yang menarik dari kedua fase ini adalah belum dikenalnya istilah CSR.

Meskipun upaya perusahaan untuk memperhatikan masyarakat sekitarnya

sudah jelas terlihat.

Namun usaha itu lebih dikenal sebatas tanggung jawab moral. Sedangkan

untuk sejarah awal penggunaan istilah CSR itu dimulai pada tahun 1970an.

Pada saat ini banyak perusahaan yang memberikan bantuan kepada masyarakat

baik berupa bantuan bencana alam, tunjangan dll.Ketenaran istilah CSR

semakin menjadi ketika buku Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line

in 21st Century Business (1998) terbit dipasaran. Buku ini adalah karangan

John Elkington. Didalam buku ini ia mengembangkan tiga komponen penting

sustainable development, yakni economic growth, environmental protection,

dan social equity, yang digagas the World Commission on Environment and

Development (WCED). dalam Brundtland Report (1987), Elkington mengemas

CSR ke dalam tiga fokus yang senagja ia singkat menjadi 3P yaitu singkatan

dari profit, planet dan people. Didalam bukunya itu ia menjelaskan bahwa

Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka

(profit). Melainkan pula memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan

(planet) dan kesejahteraan masyarakat (people). Menurut Elkington, sebuah

perusahaan tidak akan pernah menjadi besar jika lingkungan dan masyarakat

tidak mendukung. Bisa dibayangkan jika lingkungannya rusak, maka tidak akan

terjadi arus komunikasi dan transportasi yang bagus untuk kelancaran usaha

perusahaan.

9
3. Sejarah CSR Indonesia

Istilah CSR dikenal pada tahun 1980-an. Namun semakin populer digunakan

sejak tahun 1990-an. Sama seperti sejarah munculnya CSR didunia dimana

istilah CSR muncul ketika kegiatan CSR sebenarnya telah terjadi.

Di Indonesia, kegiatan CSR ini sebenarnya sudah dilakukan perusahaan

bertahun-tahun lamanya. Namun pada saat itu kegiatan CSR Indonesia dikenal

dengan nama CSA (Corporate Social Activity) atau “aktivitas sosial

perusahaan”.

Kegiatan CSA ini dapat dikatakan sama dengan CSR karena konsep dan pola

pikir yang digunakan hampir sama. Layaknya CSR, CSA ini juga berusaha

merepresentasikan bentuk “peran serta” dan “kepedulian” perusahaan terhadap

aspek sosial dan lingkungan.misalnya, bantuan bencana alam, pembagian

Tunjangan Hari Raya (THR), beasiswa dll.Melalui konsep investasi sosial

perusahaan “seat belt”, yang dibangun pada tahun 2000-an. sejak tahun 2003

Departemen Sosial tercatat sebagai lembaga pemerintah yang selalu aktif dalam

mengembangkan konsep CSR dan melakukan advokasi kepada berbagai

perusahaan nasional. Dalam hal ini departemen sosial merupakan pelaku awal

kegiatan CSR di Indonesia.

10
BAB III

PEMBAHASAN

3.2 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Indosat Tbk didirikan pada tahun 1967 sebagai perusahaan penanam

modal asing pertama di Indonesia yang menyediaakan layanan telekomunikasi

internasional melalui satelit internasional. PT Indosat Tbk., sebelumnya bernama

PT Indonesian Satellite Corporation Tbk., adalah sebuah perusahaan

penyelenggara jalur telekomunikasi di Indonesia. Indosat merupakan perusahaan

telekomunikasi dan multimedia terbesar kedua di Indonesia untuk jasa seluler

(Mentari, Matrix, IM3, StarOne.

Pada tahun 2008 Qtel membeli saham seri B sebanyak 24,19% dari publik

sehingga menjadi pemegang saham mayoritas Indosat dengan kepemilikan sebesar

65%. Selanjutnya Indosat dimiliki oleh Qatar Telecom (Qtel) Q.S.C. (Qtel) atas

nama Ooredoo Asia Pte. Ltd. (dahulu Qtel Asia Pte. Ltd. (65%), pemerintah

Indonesia (14,29%) dan publik (20,71%). Indosat memperoleh lisensi tambahan

frekuensi 3G dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan anak perusahaan,

IM2, memenangkan tender untuk lisensi WiMAX yang diadakan pemerintah. Dan

pada tahun 2018 PT. Indosat Tbk membuat strategy in place and trial 5G

implementation.

11
3.2 Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) di PT Indosat Tbk

Dengan tema memberikan kembali kepada masyarakat, PT Indosat Tbk

dengan program Corporate Social Responsibility (CSR) ingin memberikan

berkontribusi dalam kemajuan masyarakat luas. Ada 3 Pilar dalam Program

Corporate Social Responsibility (CSR) Antara lain :

1. Pilar 1 – Pemberdayaan Perempuan

2. Pilar 2 – Pendidikan & Inovasi

3. Pilar 3 – Kesehatan

3.2.1 Pilar 1 - Pemberdayaan Perempuan

Sejak 2012, inisiatif INSPERA Indosat Ooredoo berfokus terhadap

pemberdayaan “WomenPreneurs” di wilayah pedesaan Indonesia, dengan

menawarkan pelatihan fungsional melalui penggunaan teknologi mobile

sambil memberikan bimbingan dan modal kerja. INSPERA juga mengajari

para perempuan Indonesia tentang kemahiran dan kemandirian dalam

berbasis. PT Indosat Ooredoo Tbk telah berkomitmen untuk meningkatkan

jumlah perempuan yang terhubung ke mobile internet di Indonesia dari 40%

menjadi 43% pada tahun 2020 (lebih dari 7 juta perempuan). Dalam pilar

Pemberdayaan Perempuan terdapat dua fokus yang menjadi perhatian PT.

Indosat Ooredoo Tbk Antara lain:

12
1. Woman Masterclass

INSPERA tahun ini semakin memperluas strateginya melalui

serangkaian masterclass pelatihan profesional, serta talk show yang

dipimpin oleh pendiri perempuan dan pejabat pemerintah, di mana sesi ini

memperdalam isu-isu yang berkaitan dengan era digital Indonesia,

membahas solusi teknologi dan peran perempuan Indonesia dan pengusaha

mikro. Semua masterclass mengajarkan peserta untuk mencari peluang

yang ditawarkan oleh teknologi dan dunia digital. Inisiatif ini membantu

perempuan meningkatkan kualitas hidup mereka, mencapai impian mereka,

dan memastikan bahwa mereka tidak tertinggal dalam mencapai tujuan

bangsa Indonesia yang berambisi untuk menjadi bangsa digital terkemuka.

Topik masterclass termasuk

 Parenting in digital era

 Digital safety & security for women and family

 Women in digital economy

 Commercial product photography

 Leadership & public speaking

 Coding Class

 E commerce & financial inclusion

 Digital executive women

13
2. Purna TKI

Bekerjasama dengan Kementerian Ketenagakerjaan, Indosat Ooredoo

membuat program pemberdayaan khusus yang difokuskan pada

peningkatan keterampilan para perempuan purna TKI. Program ini

membekali para perempuan purna TKI agar dapat lebih berkulitas dalam

bekerja dan mempunyai tujuan untuk meningkatkan keterampilan

kewirausahaan mereka agar lebih mandiri di negara asal tanpa perlu bekerja

di luar negeri. Program ini juga untuk meningkatkan daya saing mereka

serta mencegah perdagangan manusia. Program pemberdayaan bagi para

perempuan purna TKI telah berhasil menargetkan 60 perempuan di tiga

komunitas berisiko tinggi. Para perempuan telah memperoleh keterampilan

nyata yang akan memberdayakan dan memungkinkan mereka untuk

mencari nafkah di era digital dan menghasilkan penghasilan tambahan bagi

keluarga mereka di masa depan.

Program ini mengatasi segala hambatan yang dapat mencegah

perempuan dalam mengakses pendanaan, mengajarkan mereka untuk

menggunakan internet dan solusi digital lainnya yang dapat memperluas

jangkauan, pengeahuan, dan peluang mereka. Serangkaian program

dilakukan seperti pelatihan dan bimbingan, menggelar promosi bisnis dan

kegiatan pemasaran berbasis digital, fasilitas teknologi informasi,

dukungan e-commerce, fasilitas bisnis, dan pengembangan sumber daya

manusia untuk membantu para pekerja perempuan purna TKI yang kurang

terlayani.

14
3.2.2 Pilar 2 – Pendidikan dam Inovasi

Mengambil peran aktif dalam mendorong pemanfaatan teknologi digital

secara positif sedini mungkin. Indosat Ooredoo mengadakan kelas coding

pembuatan aplikasi dan games sepanjang tahun 2016 bagi anak usia SD dan

SMP. Kelas coding ini dilaksanakan di lokasi kantor-kantor Indosat Ooredoo

yang ada di Jabodetabek dan kota-kota besar lainnya. Sampai dengan akhir

tahun, ratusan anak-anak sudah mengikuti program ini dan berhasil membuat

games dan aplikasi mobile sederhana. Ada beberapa program dalam Pilar 2

ini, diantaranya yaitu :

1. IWIC (Indosat Ooredoo Wireless Innovation Contest )

Sejak tahun 2006, Indosat Ooredoo telah mendorong dan

mendidik generasi muda untuk berinovasi di bidang aplikasi digital

nirkabel dan untuk mempromosikan dan mengembangkan inovasi ini

menjadi bisnis yang sukses dan menjanjikan. Indosat Ooredoo

mempunyai tujuan untuk membuat perkumpulan startup digital dan

pencipta konten serta bertujuan untuk membina generasi muda

sebagai technopreneurs pada masa yang akan datang. Tahun ini, IWIC

10 memperluas kompetisi dalam skala global, memberikan

kesempatan bagi pengusaha muda Indonesia untuk bersaing dengan

para pengusaha muda yang berbakat dari negara lain. Demi membawa

Digital Nation Indonesia ke kelas dunia. Tahun ini, IWIC menerima

3.592 peserta dan meningkat dari 2015, yang tingkat partisipasi 3.173

peserta. Peningkatan ini tumbuh secara signifikan dari tahun 2014 dan

15
2013 dengan jumlah 1.738 dan 667 peserta. Sebanyak 10.703 ide

diterima selama 10 tahun.

2. ISTC (Indosat Ooredoo Stock Trading Contest)

Indosat Ooredoo - bekerjasama dengan BEI - mengambil bagian

dalam upaya meningkatkan kesadaran bagi generasi muda Indonesia

untuk berinvestasi di pasar modal, yang pada akhirnya dapat

meningkatkan kesejahteraan mereka. Melalui ISTC, Indonesia

memiliki generasi muda yang siap menjadi investor berkualitas di

pasar modal.

3. Program Relawan Karyawan

Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kualitas

pendidikan di Indonesia melalui kontribusi langsung para karyawan

Indosat Ooredoo dengan berinteraksi, mengajar, dan memperbaiki

atau memperbaiki fasilitas sekolah. Program Relawan karyawan

memberikan kesempatan bagi karyawan untuk menjadi relawan satu

hari yang berkontribusi meningkatkan kualitas pendidikan dan

fasilitas sekolah. Tahun ini Program Relawan Karyawan sudah

dilakukan tiga kali. Program ini dilaksanakan di lima daerah wilayah

operasional. Kegiatan program adalah seperti:

 Kelas Inspirasi

 Donasi Buku

16
 Renovasi

 Belajar dengan Virtual Reality

3.2.3 Pilar 3 – Kesehatan

PT. Indosat Ooredoo Tbk bersama perusahaan induknya, Ooredoo

Grup, berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia,

terutama berfokus terhadap anak-anak dan orang tua dengan peluncuran

Program Mobil Klinik. Sebayak 16 Unit mobil Indosat Ooredoo Mobil

Clinic, sebuah solusi untuk melayani masyarakat di daerah pedesaan, serta

korban bencana alam.

16 Unit Mobile Clinic ini sudah melayani lebih dari 770.000 orang

hingga saat ini, ditempatkan di daerah untuk melayani orang-orang di

sekitar mereka melalui kunjungan rutin dan terjadwal. Mobil Clinic juga

beroperasi selama situasi darurat seperti bencana alam untuk memberikan

pelayanan medis dan kesehatan kepada para korban.

Mobil Clinic memiliki kemampuan untuk melakukan pengobatan

hingga operasi kecil yang di dukung oleh tenaga medis professional dan di

lengkapi dengan peralatan medis modern. Mobil Clinic menyediakan

berbagai layanan gratis kepada penerima manfaat tersebut meliputi

perawatan medis, distribusi vitamin dan saran gizi, hingga pendidikan

umum mengenai pentingnya hidup sehat. Indosat Ooredoo Mobil Clinic

juga didukung oleh Ooredoo Group dan telah mengumukan serangkaian

17
inisiatif baru dengan Leo Messi Foundation serta membawa Mobil Clinic

menjadi program kesehatan global untuk Negara-negara berkembang

lainnya.

Selama Mei 2015 - April 2016 Mobile Clinic juga menjadi yang

terdepan, cepat tanggap dalam pengobatan kesehatan kepada korban

bencana alam:

 Banjir di berberapa Kota : Jakarta, Pangkal Pinang, Banten,

Garut, Bima

 Letusan Gunung Sinabung

 Pencemaraan Kabut asap bencana kebakaran hutan di

Sumatera

 Gempa di Aceh

 Longsor di Purworejo

Selain perawatan kesehatan gratis, Mobile Clinic membantu membawa

barang yang dibutuhkan seperti makanan, selimut, pakaian, masker, buku

sekolah hingga telekomunikasi gratis untuk lokasi bencana.

18
BAB IV

PENUTUP

3.3 Kesimpulan

Program CSR yang dilakukan PT. Indosat Ooredoo Tbk merupakan

sebagai bentuk refleksi komitmen dan tanggungjawab Indosat sebagai

perusahaan di Indonesia yang Peduli atas kesejahteraan masyarakat dan

lingkungan, serta upayanya untuk senantiasa berkarya, memberikan manfaat,

serta mengajak peran serta seluruh stakeholder untuk mewujudkan bangsa

Indonesia yang lebih baik, yang merupakan terjemahan dari

keinginan masyarakat pada umumnya untuk terlibat secara aktif dalam

berbagai program sosial Indosat.

Program CSR yang telah dilakukan PT. Indosat Ooredoo Tbk dibagi

menjadi tiga pilar yang menjadi fokus-fokus tersendiri yang diantara lainnya di

peruntuhkan untuk kaum wanita, pendidikan, dan kesehatan masyarkat dan

program tersebut sudah sangat bagus dan harus terus tetap dijalankan dan lebih

ditingkatkan lagi untuk kwalitasnya serta terus mengadakan evaluasi secara

berkala agar terus dapat memberikan manfaat kepada masyarakat bangsa dan

Negara sesuai dengan konsep dasarnya dari CSR itu sendiri. Karena semakin

bagus CSR yang dilakukan akan semakin besar pula citra yang diciptakan PT

Indosat tersebut untuk membuat custumer lebih percaya terhadap pruduk yag

digunakannya disamping juga telah membantu program pemerintah itu sendiri.

19

Anda mungkin juga menyukai