Defenisi :Sebaran suatu peubah acak normal dengan rataan nol dan varians 1
1 2
1
disebut aturan normal baku 𝑛(𝑧 ; 0,1) = 𝑒 2𝑧 , −∞ < 𝑧 < ∞
√(2𝜋)
Salah satu tabel yang disusun untuk sebaran normal baku terdiri dari nilai Z
lajur kiri pertama sebagai angka bulat dan persepuluhan, dan barisa tas
pertama perseratusan, nilai peluang antara 0 dan z, sesuai dengan baris dan
kolom yang bersesuaian.
Catatan : Cara penyusunan table tidak baku biasanya setiap penulis bebas
memilih caranya sendiri.
0 z
Z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0,0 .... .... .... .... .... .... .... .... .... .
.
.
.
0,1 .... .... .... .... .... .... .... .... .... .
.
.
.
0,2 .... .... .... .... .... .... .... .... .... ....
.... .... .... .... .... .... .... .... .... .... ....
.... .... .... .... .... .... .... .... .... .... ....
.... .... .... .... .... .... .... .... .... .... ....
3,9 .... .... .... .... .... .... .... .... .... ....
a = zp %
P ( 0< Z < z) = 𝛾
a z
Sebaran T
Semua kurva sebaran t menyebar dengan variasi lebih besar, puncak lebih
rendah (keruncingan yang lebih tajam) dan kurva normal.
Untuk memudahkan perhitunggan telah disusun suatu tabel yang
komponennya persen dibawah kurva, derajat bebas, dan nilai t. Tulisan ini
menggunakan table P(T <tp ; v)
𝑡𝛾,𝑣 = 𝑏 artinya, untuk sebaran t dengan peubah acak T, derajat bebas v dan
dengan ketelitian sebesar 𝛾 maka peluangnya adalah b.
b = tp %
P ( T<tp;v) = 𝑃
1-P
tp
Sebaran2
1
Defenisi :Suatu sebaran gamma dengan parameter = 𝑣 dan β = 2, 𝑣
2
bilangan bulat positif, disebut sebaran khi kwadrat dan fungsi padatnya:
1 1
1 2𝑣−1 𝑒 −2𝑥 ,
1 1 𝑒 𝑥>0
2 ⁄2𝑣 𝑟( 𝑣)
2
𝑓𝑥 = {0,𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘𝑥𝑙𝑎𝑖𝑛𝑛𝑦𝑎
Untuk memudahkan perhitungan dibuat suatu table sebaran khi kwadrat yang
memuat beberapa nilai peluang derajat bebas (𝑣) dan nilai khi kwadrat (2)
yang berarti P(0≤ 2 ≤ 2;v) =
Kurva sebaran 2
Peluangnya adalah C C = 2 P %
Sebaran F
Kurva sebaran F tidak simetrik dan tergantung pada derajat bebas v1 dan v2
sebagai contoh dapat dilihat gambar berikut.
db 6 dan 24
db 6 dan 10
db 6 dan 10
b𝑓𝛼 ; 𝑣1 , 𝑣2
Untuk mempermudah perhitungan maka telah ada disusun tebal sebaran F yang komponennya
terdiri dari derajat bebas v1 yang disebut derajat bebas pembilang dan v2 disebut derajat bebas
penyebut, nilai f dan luas daerah dibawah kurva atau nilai peluang P(F> 𝑓𝛼 ; 𝑣1 , 𝑣2 ) = .
Simbolik𝑓𝛼 ; 𝑣1 , 𝑣2 sering juga dituliskan 𝑓𝛼 ; 𝑣1 𝑣5 𝑣2 atau 𝑓𝛼 ; 𝑣1 lawan 𝑣2 , tetapi ada juga
penulis memakai 𝑓𝛼 ( 𝑣1 , 𝑣2 ). Dalam tulisan ini dijelaskan bentuk tabel dengan = 1% dan 5%.
P(F> 𝑓𝛼 ; 𝑣1 , 𝑣2 ) =
0,025
0 1 2 3 3,44 4
𝑓𝛾 ; 𝑣1 vs𝑣2 = d artinya, nilai F dengan ketelitian sebesar 𝛾 dan dengan derajat bebas
v1 , v2 maka peluangnya adalah d (d= F P%)
2. Perhatikan data berikut!
Ada suatu eksperimen terhadap lima jenis metode mengajar dengan empat kondisi
ruangan yang dilaksanakan secermat dan efektif mungkin terhadap sejumlah siswi yang
dipilih dengan pengetahuan awal homogen dan setara. Setelah diajari di tes diperoleh
skor hasil belajar seperti dalam tabel.
Jawab
Penyelesaian :
a. Misalkan efek utama dengan 𝛼 𝑑𝑎𝑛 𝛽 sedangkan efek interaksi dengan 𝛼𝛽,
sehingga hipotesis dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝐴, 𝐻0 : 𝛼1 = 𝛼2 = 𝛼3 = 0
𝐻𝑎 : ∃𝑖, 𝛼𝑖 ≠ 0, 𝑖 = 1,2,3
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝐵, 𝐻0 : 𝛽1 = 𝛽2 = 𝛽3 = ⋯ = 𝛽5 = 0
𝐻𝑎 : ∃𝑖, 𝛽1 ≠ 0, 𝑖 = 1,2,3,4,5
Interaksi A dan B
Perhitungan :
= 91,2
= 5,73
= 4,31
= 11,82
= 69,34
Tabel analisis variansi untuk soal diatas
Total 78 91,2
Kesimpulan:
a. 𝐻0𝐴 diterima : karena tidak ada perbedaan efek jenis metode mengajar yang
diterapkan kepada sejumlah siswa.
b. 𝐻0𝐵 diterima : karena tidak ada perbedaan efek jenis kondisi ruangan yang
dipakai sejumlah siswa.
c. 𝐻0𝐴𝐵 diterima : karena tidak ada perbedaan interaksi antara jenis metode
mengajar dengan kondisi ruangan yang diterapkan kepada sejumlah siswa.