TINJAUAN PUSTAKA
menggunakan kelas lahan dan benih kelapa sawit bemutu dan melaksanakan
budidaya sesuai standar teknis, berdasarkan kelas tanah dalam jangka waktu 20
tahun.
1. Kelas S1
Pada wilayah dengan lahan yang mempunyai struktur kriteria yang baik,
Tipe lahan yang seperti ini akan cocok usaha tani yang intensif. Faktor pembatas
adalah bersifat minor dan tidak akan berpengaruh terhadap produktivitas kelapa
sawit lahan secara nyata, dan iklim setempat sesuai bagi pertumbuhan tanaman
kelapa sawit.
2. Kelas S2
3. Kelas S3
Pada kelas S3 mempunyai lebih banyak hambatan dari tanah kelas S2, dan
bila tanah ini digunakan untuk tanaman pertanian akan membutuhkan tindakan
3
pelaksanaan maupun pekerjaan didalam periode pemeliharaannya. Pada setiap
kelas kesesuaian lahan, potensi produksi terdapat pada tabel dibawah ini.
dukung didasarkan pada data kesediaan lahan yang sesuai untuk budidaya kelapa
sawit, ketersediaan data non lahan, ketersediaan prasarana dan sarana penunjang
4
termaksud ketersediaan dan karakteristik sumber daya manusia. Kebijakan
pokok yang menentukan seberapa besar potensi luas kebun kelapa sawit yang
dapat dibangun. Sementara itu kelas kesesuaian lahan (KKL) yang diperoleh dari
hasil survei kesesuaian lahan akan menentukan potensi produksi yang dapat
(Suwadi, 2013).
yaitu, kondisi lahan sekitar, kemiringan lahan, penduduk dan proses pembukaan
lahan. Kondisi tanah untuk perkebunan kelapa sawit sebaiknya berupa tanah yang
1. Penataan Kebun
jaringan jalan, saluran air, kantor, pabrik, dan yang lainnya sesuai kebutuhan.
Standart kebun dan Afdeling dapat disajikan pada tabel sebagai berikut:
5
Penggunaan areal (%) secara umum untuk kebun besar, dapat dilihat pada
2. Desain Kebun
Dalam desain kebun ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu
bentuk kebun dan ukuran kebun blok pada arel datar. Bentuk dan ukuran blok
biasanya bujur sangkar atau empat persegi panjang dan ukuran 500 x 500 m atau
1000 x 300 m. Batas blok pada areal datar dan berombak jalan harus dapat
dikendarai oleh roda empat. Bentuk blok pada arel yang bertofografi
bergelombang atau berbukit biasanya tidak harus dengan luas yang seragam.
Batas blok pada areal yang berbukit atau bergelombang biasanya tidak harus lurus
tetapi bias berupa badan jalan yang dapat dilalui kendaraan roda empat atau jalan
setapak.
Kondisi lahan yang meliputi darat, rawa, bukit, dan sungai dapat dikelola
karyawan, lokasi pabrik, perkantoran dan gudang barang serta rencana pengerasan
jalan akan pembuatan, perawatan jalan dan pengaliran air sangat penting
diperhatikan.
6
Rencana outlet drainase berdasarkan kondisi lahan dan pembagian blok
kebun, sebaiknya luas satu blok 30 hektar. Selain jalan utama (Main Road), jalan
transport (Transport Road), jalan koleksi (Collection Road) dan jalan kontrol,
diperkebunan juga terdapat istilah pasar tikus yang merupakan jalan yang
pertama yang harus dibuat pada saat pembukaan lahan adalah jalan utama karena
menyediakan jasa marga terbesar bagi kelangsungan proses produksi dan proses
kebun merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam menjamin
Rencana pembuatan jaringan jalan harus selaras dengan desain kebun secara
1. Fungsi Jalan
7
Jalan diperkebunan kelapa sawit sangat diperlukan sejak dari permukaan
sebaiknya dalam keadaan baik sepanjang tahun sehingga kondisi jalan tidak
jalan pada umumnya dapat dilakukan dengan batu, pasir-batu ataupun dengan
pasir/batu.
2. Jenis Jalan
dengan menggunakan pasir batu atau batu belah 5/7 dengan tebal 7 cm.
sedangkan tanpa pengerasan 100 m/JKT, dan rotasi perawatan jalan utama adalah
1 x 3 bulan.
Perawatan dengan cara manual adalah 100 m/JKT. Perawatan jalan utama
secara mekanis dapat juga ditentukan sesuai dengan topografi, yaitu untuk daerah
8
bergelombang 300m/JKT untuk Road Greder dan 250 m/JKT untuk Road
Jalan produksi disebut juga sub main road atau secondary road yang merupakan
cabang dari jalan utama yang menghubungkan areal produksi dan juga berfungsi
sebagai jalan pengumpulan hasil. Jalan ini terdapat diantara blok dan
berhubungan dengan jalan utama, dibuat tegak lurus terhadap baris tanaman.Jalan
Pada daerah datar atau berombak, jalan produksi dibuat ditengah-tengah blok
serta tegak lurus terhadap jalan utama. Pada areal bergelombang atau berbukit
ke jalan utama tetapi sebagian harus dilalui jalan pembantu sehingga intensitas
Hal ini disebabkan karena pembuatan jalan harus disesuaikan dengan keadaan
topografi arel. Jalan pengumpul produksi merupakan jalan tanah yang lebarnya 4-
5 m, dimana pada jalan tertentu perlu diperkeras dengan batu. Untuk tanaman 1
9
Ha diperlukan panjang jalan sekitar 50 m (Suwadi 2013). Berikut bentuk jalan
produksi.
Jalan kontrol (Control Road), yaitu jalan yang terdapat di dalam setiap blok.
Jalan kontrol berfungsi untuk memudahkan pengontrolan areal pada tiap blok dan
sebagai batas pemisah antar blok tanaman. (Bambang Sulistyo, dkk 2010).
Biasanya jalan kontrol mereupakan batas blok atau batas pingiran kebun. Jalan ini
lebarnya 4-5 m dan tiap hektar membutuhkan 20 m. Sebelum jalan dibuat terlebih
dahulu harus dibuat peta perencanaannya pada peta kontur. (Lubis 2008).
10
D. Pemeliharaan Jalan
bentuk semula. Selama masa TBM pemeliharaan jalan perlu dilakukan terutama
1. Manual
jalan yang bertujuan untuk menjaga agar jalan tetap dalam kondisi baik dan
cangkul dan babat. Dimana fungsi dari cangkul untuk meratakan jalan dengan
menarik batu yang tercecer di pinggir jalan, sedangkan fungsi dari babat untuk
menebang kayu-kayu yang menghalangi jalan. Dalam hal ini pemakaian tenaga
juga perlu agar lebih efektif tenaga manual untuk membuat, membelah buangan
air dan membuang tanah ex sorongan. Prestasi kerja normal adalah Main Road
(MR) = 100 meter/Hk, Transport Road (TR) = 120 meter/Hk, Colecting Road
11
Teknis pemeliharaan secara manual dilalui dengan cara sebagai berikut.
- Untuk jalan yang perlu direhabilitasi, kebutuhan kubikasi dan jenis batu
2. Mekanis
alat berat seperti Road Greder dan Road Roller. Rotasi yang umum digunakan
a. Road Greder
12
Berikut gambar Road Greder dalam pemeliharaan jalan.
Road Grader adalah alat berat yang memiliki 6 roda ban dengan alat kerja
berupa pisau lebar (blade) yang berfungsi utama untuk meratakan jalan. Oleh
permukaan atau badan jalan, menarik batu berserak kepinggir jalan, dan
jalan. Road Greder dengan tenga manual untuk membuat/membelah buangan air
(tulang ikan) dan membuang tanah- tanah. Norma kerja sebagai berikut:
13
b. Road Roller
memadatkan permukaan atau badan jalan, menarik batu berserak dipinggir jalan
pembuatan alan baru dengan cara vibrasi, menggilas dan memadatkan permukaan
jalan. norma pemakaian mekanis 0,2 JKT/Ha. Untuk pemakaian tenaga kerja,
14