Anda di halaman 1dari 13

PRESENTASI KASUS

EKSISI PADA TUMOR REGIO FRONTAL DENGAN


GENERAL ANESTESI

Pembimbing :
dr. Dublianus, Sp.An
dr. Tati Maryati, Sp.An

Disusun oleh :
Elian Kadang 03015064
Jessica Riama Tobing 03015093

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ANESTESIOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CILEGON
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
APRIL 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
anugerahNya sehingga presentasi kasus ini yang berjudul “ Eksisi Pada Tumor
Regio Frontal dengan General Anestesi “ dapat kami selesaikan. Presentasi kasus
ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan kepaniteraan klinik
bagian anestesiologi di RSUD Cilegon.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dr. Dublianus, Sp.An dan dr.
Tati Maryati, Sp.An, selaku konsulen bagian anestesiologi RSUD Cilegon atas
waktu yang diberikan dalam memberikan bimbingan, saran, masukan dan motivasi
sehingga presentase kasus ini dapat kami selesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa selama menyusun presentasi ini masih banyak


kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat terbuka dalam menerima masukan,
saran, dan kritik yang membangun demi perbaikan presentase kasus ini.

Demikian presentase kasus ini disusun semoga dapat bermanfaat bagi


banyak pihak dan pembaca pada umumnya.

Cilegon, April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2

DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 4

BAB II STATUS ANESTESI ............................................................................................. 5

BAB III LAPORAN ANESTESI........................................................................................ 8

BAB IV ANALISA KASUS ............................................................................................ 10

BAB V TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 11

BAB VI KESIMPULAN .................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13


BAB I
PENDAHULUAN

Kata anestesi diperkenalkan oleh Oliver Wandell Holmes yang


menggambarkan keadaan tidak sadar yang bersifat sementara karena pemberian
obat dengan tujuan untuk menghilangkan nyeri pembedahan. Anestesiologi adalah
cabang ilmu kedokteran atau ilmu pengetahuan yang meliputi pemberian tindakan
anestesi, perawatan dan terapi intensif pada psien tertentu diruang perawatan
intensif (intensive care unit, ICU), terapi dan perawatan nyeri pada pasien nyeri
pasca operasi / pasien nyeri kanker, dan terapi inhalasi seperti pemberian gas
oksigen dan bantuan pernapasan.

Anestesi adalah hilangnya seluruh modalitas dari sensasi yang meliputi,


sensasi sakit atau nyeri, rabaan, suhu, posisi atau proprioseptif, sedangkan analgesia
yaitu hilangnya sensasi sakit atau nyeri, tetapi modalitas yang lain masih tetap ada.
Nyeri adalah suatu sensasi dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan
akibat kerusakan jaringan yang nyata atau berpotensi merusak atau sensasi yang
tergambarkan pada kerusakan jaringan.

Anestesi umum atau General Anesthesia mempunyai tujuan agar dapat:


menghilangkan nyeri, membuat tidak sadar, dan menyebabkan amnesia yang
bersifat reversible dan dapat diperediksi. Anestesi umum disebut juga sebagai
narkose atau bius. Jika pada anestesi umum pasen tidak sadar, pada anestesi
regional pasien masih sadar koma, tetapi tidak menrasakan nyeri. Sifat anestesi
umum yang reversible memungkinkan pasien bangun kembali tanpa efek samping.
Anestesi umum juga dapat diperkirakan durasinya dengan penyesuaian dosis.
Terdapat tiga pilar anestesi umum atau biasa disebut trias anestesi meliputi:
hipnotik atau sedative, yaitu membuat pasien tertidur atau mengantuk atau tenang,
analgesia atau tidak merasakan sakit, dan relaksasi otot, yaitu kelumpuhan otot
skelet
BAB II
STATUS ANESTESI

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : niswatun hasanah
Jenis Kelamin : perempuan
Umur : 30 (70 KG) puasa dr jam 10 mlm
Pekerjaan : IRT/ wiraswasta
Pendidikan terakhir : SMA / SMA
Alamat : TRC
Agama : Islam
Nomor RM :
Tanggal masuk RS : 16 april 2019 rawat inap
Tanggal Operasi : 18 april 2019
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama : keguguran (perdarahan banyak tgl 16 jam 2 malam) sampai
pagi jam 8 masih perdarahan
B. Riwayat Penyakit Sekarang : 2bln gak men, 1 bln mens testpack (-),
selanjutnya (-), tau2 usia kandungan 2 bln/ usia kandungan 8 mgg, perdarahan, mules,
mual, anak 1 cewe (950g) premature 6 bln (kuret), anak 2 cewe (28g) normal di klinik
di bantu bidan, anak 3 kuret
C. Riwayat Penyakit Dahulu : riwayat kuret anak pertama, sakit maag, kontrasepsi
kb suntik, yg anak ke 2 blm sempet kb, pakai kb suntik 3 thn | mens pertama smp, sakit
mengawali mens, lama mens seminggu
D. Riwayat Penyakit Keluarga : HT bapak kandung
E. Riwayat Kebiasaan dan Pengobatan: ortu pasien rokok
F. Riwayat Tindakan Operatif: riwayat kuret
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum : tampak biasa saja?? Sedkit pusing karena sering tiduran
B. Kesadaran : composmentis
C. Tanda Vital
 Tekanan darah : 130/80
 Nadi : 89x/ menit
 Pernapasan : 36,7
 Suhu : 20x /menit

D. Status Generalis
 Kepala : Normochepali, rambut hitam tidak mudah dicabut.
 Mata : Pupil bulat ishokor, reflex cahaya langsung +/+ , reflex
cahaya tidak langsung +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-.
 Hidung : Bentuk normal, deviasi septum (-), nafas cuping hidung (-
), secret (-)
 Telinga : Normotia, membrane timpani intak +/+, nyeri tarik (-),
secret (-)
 Mulut : sianosis (-), lidah normoglosia, lidah kotor (-), gigi
berlubamg (-), gigi goyang (-), gigi palsu (-), uvula ditengah, tonsil T1/T1
tidak hiperemis, faring hiperemis (-)
 Leher : Pembesaran KGB (-)
 Toraks : Simetris, Cor : BJ I/II regular, Murmur (-), Gallop (-),
Pulmo : suara napas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-.
 Abdomen : Supel (+), bising usus (+), nyeri tekan (-)
 Ekstremitas : Akral hangat (+), CRT < 2”, deformitas (-), edema (-).

IV. PEMERIKSAN PENUNJANG


Hematologi Rutin
 Hemogloblin : 13,5 g/dL
 Hematokrit : 39,7 %
 Eritrosit : 4,55 10/ql
 MCV : 87,3 fl
 MCH : 29,7 pg
 MCHC : 34.0 g/dL
 Leukosit : 10,78 10/qL
 Trombosit : 348 10/qL

Hemostasis
 Masa Pendarahan : 2.00 menit
 Masa Pembekuan: 10.00 menit

Kimia Klinik
 SGOT : 19 U/L
 SGPT : 11 U/L
 Albumin: 5.10 g/dL
 Ureum darah : 5 mg/dL
 Kreatinin darah : 0,73 mg/dL
 Natrium darah : 141,5 mEq/L
 Kalium darah : 4.27 mEq/L
 Klorida darah : 101,6 mEq/L
Imunoserologi
 HbsAg : Non Reaktif

V. DIAGNOSA KERJA
Tumor Regio Frontal

VI. STATUS FISIK


Pasien normal (dengan penyakit yang akan dioperasi) sehigga dapat dikategorikan
pasien memiliki status fisik ASA I.

VII. KESAN ANESTESI


Pasien seorang perempuan berusia 36 tahun dengan diagnosis Tumor regio
frontal, klasifikasi ASA I.

VIII PENATALAKSANAAN
 Intravena fluid drip RL 1000cc (selama puasa sampai dengan pasca tindakan)
 Informed consent mengenai tindakan operasi Eksisi
 Konsul ke bagian anestesi
 Informed consent pembiusan : dilakukan operasi pembedahan ekssi dengan
General Anestesi dengan klasifikasi ASA I.

IX. KESIMPULAN
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka :
Status Operatif : Tumor Regio Frontal
Jenis Operasi : Eksisi
Jenis Anestesi : General Anestesi (LMA)
BAB III
LAPORAN ANESTESI

A. Preoperatif
 Informed Consent (+)
 Puasa kurang lebih 6-8 jam
 Tidak terdapat gigi goyang dan pemakaian gigi palsu
 Riwayat operasi sebelumnya (-), DM (-), HT (-), alergi obat (-), merokok
(-)
 Akses IV line terpasang dengan infus RL 1000 cc, mengalir lancar.
 Keadaan umum tampak sakit ringan
 Kesadaran Compos Mentis
 Tanda Vital :
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 89x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,7 ˚C
 Klasifikasi status fisik dan kebigaran
ASA I : Pasien sehat organic, fisiologik, psikiatrik, biokimia.
GCS : 15
 Persiapan Alat
S (scope) : Stetoskop dan Laringoskop
T (Tubes) : LMA No 3
A ( Airway) : OPA (orofaring airway) dan NPA ( nasofaring
airway)
T (Tape) : Plester
I (introducer) : Mandrin atau Stilet dari kawat
C (Conector) : Penyambung pipa dan alat anestesi
S (Suction) : Alat penyedot lender, saliva, dll.
 Persiapan obat
o Ondansentron 4 mg
o Propofol 200 mg
o Fentany 200 mcg
o Tramadol 100 mg

B. Premedikasi Anestesi
Sebelum dilakukan tindakan anestesi diberikan Ondansentron 4 mg secara bolus
intravena.
C. Tindakan Anestesi
Pasien dalam posisi terlentang, kemudian melakukan informed consent
tehadap tindakan anestesi, fentanyl 100mcg, propofol 200 mg diinjeksi secara
bolus. Kemudian memantau tekanan darah, nadi serta saturasi oksigen pasien
melalui monitor. Kemudian memeriksa reflex bulu mata pasien untuk memastikan
apakah pasien sudah dalam fase hipnotik. Kemudian dilakukan pemasangan face
mask untuk oksigenasi 2-3 menit sambil melihat saturasi oksigen pasien,
dilanjutkan pemasangan LMA dengan ukuran nomor 3. Pemasangan LMA
dilakukan dengan sedikit mengempiskan bagian ujung LMA yang berbentuk oval,
kemudia diberi jelly untuk mempermudah masuknya LMA kemudian LMA
dimasukkan dan cuffnya diisi udara 20-25 cc lalu difiksasi dibagian tengah mulut
pasien. Selanjutnya LMA disambungkan dengan oksigen 2 lpm, Isoflura 2% sambil
tetap di pompa hingga pasien bernapas dengan spontan.

D. Pemantauan Selama Tindakan Anestesi


Yang dipantau adalah fungsi kardiovaskuler, fungsi respirasi serta kebutuhan cairan
pasien.
 Kardiovaskular : Pemantauan terhadap tekanan darah dan frekuensi nadi
setiap 5 menit
 Respirasi : inspeksi pernapasan spontan kepada pasien dan saturasi
oksigen
 Cairan : Monitoring kebutuhan cairan pasien lewat infus.
BAB IV
ANALISA KASUS
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
BAB VI
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai