Anda di halaman 1dari 20

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM RANGKA REFORMASI

BIROKRASI DI KANTOR PERTANAHAN KOTA SEMARANG

Oleh:

Riris Retno Wulan, Mochammad Mustam

Departemen Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos. 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman: http://www.fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id

ABSTRACT

Public service is one indicator of bureaucratic reform in realizing good governance. Public
service quality improvement program aims to provide quality services in accordance with the
expectations of the community. This study discusses the implementation of improving the quality
of public services in the framework of bureaucratic reform in the Land Office of Semarang City
and the factors - obstacles in the implementation of improving the quality of public services in the
Land Office of Semarang City. The theory used in this research is the theory of bureaucratic
reform, public service management theory and theory of community participation. Techniques of
collecting data through observation, interviews and documentation with employees of the Land
Office of Semarang City and the users of the service are community, notary, lurah, and staff of
PPAT. The results of this study indicate that the implementation of SOP, the fulfillment of SPM
and the participation of the community in the service has been well implemented. However, in the
implementation there are still inhibiting factors that are uneven quality of apparatus resources,
the implementation of limiting regulations in the simplification of SOP, and limitations in the
operationalization of service infrastructure facilities. Some suggestions that can be made are
improvements in administrative ordering, review of service standards to simplify SOP, increase
socialization to the community related to procedures and programs of land services, rewarding to
employees who perform well, and guidance of employees to improve discipline and awareness of
employees as Community service.

Keywords : bureaucratic reform, public service, standard operating procedures, minimum


service standards, community participation

1
PENDAHULUAN yang diselenggarakan secara serentak oleh
Ombudsman pada bulan September hingga
A. LATAR BELAKANG November 2013 Indonesia menempati
urutan ke 129 dari 183 negara yang ternilai
Perubahan paradigma pemerintah dari buruk dalam pelayanan publik, didapatkan
sentralisasi menuju desentralisasi yang bahwa unit pelayanan pada tingkat Dinas
ditandai dengan kebijakan otonomi daerah Provinsi sebanyak 60,5% berada dalam
yang bertumpu pada Undang - Undang kategori merah dan unit pelayanan pada
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah tingkat instansi Pemerintah Kota /
Daerah sebagai dasar desentralisasi yang Kabupaten 55,9% berada dalam kategori
dilakukan oleh pemerintah. Pengertian dari merah. (Sumber: ombudsman.go.id)
otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan Indonesia sekarang ini banyak
kewajiban daerah otonom untuk mengatur sekali menghadapi permasalahan yang
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berkaitan dengan pelayanan publik seperti
dan kepentingan masyarakat setempat yang telah terbukti dengan adanya
sesuai dengan peraturan perundang - penelitian tersebut. Permasalahan
undangan. pelayanan publik di Indonesia sebagian
besar berkaitan dengan kinerja aparatur
Salah satu tujuan diterapkannya pemerintah yang memiliki kewajiban untuk
kebijakan otonomi daerah adalah untuk memberikan pelayanan kepada publik yang
memperbaiki kualitas pelayanan publik dari tidak sesuai dengan harapan masyarakat,
penyelenggara pelayanan publik atau sehingga hal tersebut menyebabkan
organisasi penyedia layanan kepada ketidakpuasan dan kekecewaan masyarakat
masyarakat setempat. Seiring dengan upaya sebagai penerima pelayanan publik. Seperti
pemerintah untuk memperbaiki kualitas sudah menjadi rahasia umum bahwa
pelayanan tersebut maka pemerintah ketidakpuasan masyarakat tersebut dapat
mengeluarkan kebijakan reformasi muncul karena dipicu oleh adanya sistem
birokrasi yang diatur dalam Perpres No. 81 aministrasi yang terlalu berbelit - belit,
Tahun 2010. Reformasi birokrasi pada yang seharusnya bisa diproses dengan cepat
hakikatnya merupakan upaya untuk menjadi lambat, biaya yang relatif mahal
melakukan perubahan secara mendasar dan tidak transparan sehingga terbuka
terhadap sistem penyelenggaraan peluang untuk terjadinya pungutan liar,
pemerintahan terutama menyangkut aspek - serta tidak adanya kejelasan baik dari segi
aspek kelembagaan, ketatalaksanaan dan biaya maupun waktu penyelesaian sehingga
sumber daya manusia aparatur. Dengan terkadang kinerja aparatur pemerintah
adanya reformasi birokrasi tersebut sering dipertanyakan.
diharapkan agar masyarakat mendapatkan
pelayanan yang lebih baik. Salah satu pelayanan yang
diberikan oleh aparat birokrasi publik
Reformasi birokrasi yang dilakukan adalah pelayanan sertifikasi tanah. Hak
oleh pemerintah tersebut tentunya juga memiliki tanah merupakan salah satu hak
tidak tanpa alasan karena seperti apa yang yang dimiliki manusia. Tanah memegang
kita ketahui kualitas pelayanan publik di peranan penting dalam kehidupan manusia,
Indonesia selama ini masih tidak sesuai sebagai contohnya tanah dapat dijadikan
dengan harapan masyarakat. Dari hasil sebagai harta atau aset untuk masa depan.
penelitian yang dilakukan oleh PATTIRO Fungsi pokok tanah dalam kehidupan
pada tahun 2007 menunjukkan manusia yaitu sebagai tempat untuk hidup
kecenderungan bahwa pelayanan publik di dan melestarikan kehidupan mereka.
Indonesia tidak mengalami perubahan ke Indonesia merupakan sebuah negara yang
arah yang lebih baik, sedangkan survei mempunyai jumlah penduduk yang besar

2
dan padat. Sebagai negara yang sedang tersebut dilaksanakan dengan menerapkan
berkembang dengan jumlah penduduk SOP, SPM dan peningkatan partisipasi
cukup besar maka masalah kependudukan masyarakat dalam pelayanan pertanahan.
kerap kali menimpa masyarakat Indonesia,
terutama yang berkaitan dengan
pertanahan. B. RUMUSAN MASALAH

Instansi yang bertugas dalam 1. Bagaimana pelaksanaan reformasi


memberikan pelayanan pertanahan adalah birokrasi di Kantor Pertanahan Kota
kantor pertanahan. Kantor pertanahan Semarang ?
merupakan instansi vertikal dari Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia 2. Bagaimana peningkatan kualitas
yang bertanggungjawab langsung kepada pelayanan dalam rangka reformasi
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan birokrasi pelayanan publik di Kantor
Nasional Provinsi. Kantor Pertanahan Kota Pertanahan Kota Semarang?
Semarang menyelenggarakan fungsi
diantaranya adalah pengaturan dan
penetapan hak – hak atas tanah yang C. TUJUAN
berhadapan langsung dengan masyarakat.
Akan tetapi dalam menjalankan tugasnya Tujuan penelitian mengenai
sebagai instansi penyedia layanan masih peningkatan kualitas pelayanan dalam
banyak keluhan masyarakat terus mewarnai rangka reformasi birokrasi di Kantor
penyelenggaraan pelayanan di bidang Pertanahan Kota Semarang adalah:
pertanahan. Rasa enggan dan gambaran
negatif masih dirasakan masyarakat jika 1. Untuk mengetahui pelaksanaan
harus berurusan dengan Kantor Pertanahan. reformasi birokrasi di Kantor Pertanahan
yang diselenggarakan oleh Kantor Kota Semarang.
Pertanahan. Lamanya waktu yang
dibutuhkan dan ketidakjelasan dan biaya 2. Untuk mengetahui peningkatan kualitas
kepengurusan sertifikat tanah merupakan pelayanan dalam rangka reformasi
contoh dari keluhkan masyarakat dalam birokrasi pelayanan publik di Kantor
pelayanan di bidang pertanahan. Hal ini Pertanahan Kota Semarang.
terjadi karena belum ditaatinya standar
waktu dan biaya yang telah ditetapkan D. TEORI
sesuai dengan Peraturan Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia 1. REFORMASI BIROKRASI
No. 6 tahun 2008 tentang Penyederhanaan
dan Percepatan Standar Prosedur Operasi Reformasi merupakan proses upaya
Pengaturan dan Pelayanan Pertanahan sistematis, terpadu, dan komprehensif,
(SPOPP) untuk Jenis Pelayanan Pertanahan ditujukan untuk merealisasikan tata
tertentu. kepemerintahan yang baik. Good
Governance (tata kepemerintahan yang
Upaya Badan Pertanahan Nasional baik) merupakan sistem yang
Republik Indonesia dalam mendukung memungkinkan terjadinya mekanisme
pemerintah untuk mewujudkan pelayanan penyelenggaraan pemerintahan negara
publik yang cepat, mudah, transparan, pasti, yang efektif dan efisien dengan menjaga
terjangkau dan untuk mewujudkan good sinergi yang konstruktif di antara
governance maka dilakukan reformasi pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat
birokrasi pada area pelayanan pertanahan. dalam Sedarmayanti (2009 : 67).
Reformasi birokrasi pada area pelayanan

3
Menurut Sedarmayanti (2009 : 71) pengertian manajemen pelayanan publik
reformasi birokrasi adalah upaya adalah suatu proses penerapan ilmu dan
pemerintah meningkatkan kinerja melalui seni untuk menyusun rencana,
berbagai cara dengan tujuan efektif, efisien mengoordinasikan dan menyelesaikan
dan akuntabilitas. aktivitas - aktivitas pelayanan demi
tercapainya tujuan-tujuan pelayanan.
Menurut Sedarmayanti visi dari
reformasi birokrasi adalah terwujudnya Penerapan sistem manajemen yang
pemerintahan yang amanah atau berkualitas yang berfokus pada pelanggan
terwujudnya tata kepemerintahan yang dapat berhasil guna apabila lebih awal
baik. diketahui hambatan yang dihadapi. Salah
satu hambatan yang selama ini dialami
Misi reformasi yaitu dalam penerapan manajemen kualitas yang
mengembalikan cita dan citra birokrasi berfokus pelanggan adalah ketidak
pemerintahan sebagai abdi negara dan abdi pedulian aparatur dalam penerapkan sistem
masyarakat serta dapat menjadi suri kualitas yang mengarah pada kepuasan
tauladan dan panutan masyarakat dalam pelanggan. Oleh karena itu, aparatur
menjalani kehidupan sehari -hari. layanan publik dituntut untuk memberikan
layanan kepada masyarakat dengan
Tujuan reformasi birokrasi secara
sepenuh hati yang tercermin dari
umum (dalam Sedarmayanti 2009 : 75)
kesungguhan aparatur dalam melayani.
yaitu mewujudkan kepemerintahan yang
Keberhasilan dari suatu pelayanan dapat
baik, didukung oleh penyelenggara negara
diukur melalui kepuasan yang dirasakan
yang profesional, bebas korupsi, kolusi dan
oleh pelanggan.
nepotisme dan meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat sehingga tercapai
3. PELAYANAN PUBLIK
pelayanan prima.
Adapun area perubahan yang Menurut Gronroos (dalam Ratminto dan
menjadi tujuan Reformasi Birokrasi Winarsih, 2014 : 2) pelayanan adalah suatu
meliputi 8 area perubahan. Berdasarkan aktivitas atau serangkaian aktivitas yang
Road Map Reformasi Birokrasi BPNRI bersifat tidak kasat mata (tidak dapat
program yang dilakukan dalam diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya
peningkatan kualitas pelayanan publik interaksi antara konsumen dengan
yaitu : karyawan atau hal-hal yang disediakan oleh
perusahaan pemberi pelayanan yang
1. Penerapan Standar Operasional dimaksudkan untuk memecahkan
Pelayanan Kantor Pertanahan Kota permasalahan konsumen atau pelanggan.
Semarang.
2. Penerapan Standar Pelayanan Hakikat pelayanan publik dalam
Minimal. keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun
3. Peningkatan partisipasi masyarakat 2004 menyatakan bahwa hakikat pelayanan
dalam penyelenggaraan pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima
publik. kepada masyarakat yang merupakan
perwujudan kewajiban aparatur pemerintah
2. MANAJEMEN PELAYANAN sebagai abdi masyarakat.
PUBLIK Penyelenggaraan pelayanan publik
perlu memperhatikan dan menerapkan
prinsip, standar, pola penyelenggaraan,
Menurut Ratminto dan Winarsih (dalam
biaya, pelayanan bagi penyandang cacat,
buku Manajemen Pelayanan 2014 : 4)
lanjut usia, wanita hamil dan balita,

4
pelayanan khusus, biro jasa pelayanan, pelayanan yang diberikan kepada
tingkat kepuasan masyarakat, pengawasan pelanggan sesuai dengan standar pelayanan
penyelenggara, penyelesaian pengaduan yang telah dibakukan sebagai pedoman
sengketa, serta evaluasi kinerja dalam memberikan layanan. Standar
penyelenggara pelayanan publik. pelayanan adalah ukuran yang telah
ditentukan sebagai suatu pembakuan
4. PELAYANAN PRIMA pelayanan yang baik.
Menurut Ismail (dalam buku Menuju Dimensi yang dapat digunakan
Pelayanan Prima, 2010 : 69), sebagai pedoman untuk mengukur kualitas
pengembangan dan pemantapan sistem pelayanan publik menurut Zeithaml,
manajemen pelayanan publik menuju Parasuraman dan Berry (dalam Harbani
pelayanan prima menekankan pada fokus Pasalong, 2013 : 135) telah diuraikan
perhatian yang dapat dilakukan melalui sebagai berikut:
penyiapan sumber daya aparatur yang sadar
akan fungsinya sebagai pelayan a. Tangibles adalah kualitas pelayanan
masyarakat. yang berupa tampilan fisik.
b. Reliability adalah kemampuan dan
Sedangkan Sedarmayanti (2009 : keandalan untuk mmenyediakan jasa
249) menyatakan pelayanan prima adalah pelayanan yang terpercaya dan akurat.
pelayanan yang diberikan kepada c. Responsiveness adalah kesanggupan
pelanggan (masyarakat) minimal sesuai karyawan untuk membantu dan
dengan standar pelayanan (cepat, tepat, menyediakan pelayanan secara cepat
akurat, murah, ramah). dan tepat, serta tanggap terhadap
keinginan konsumen.
Tujuan dari pelayanan prima (dalam
d. Assurance (jaminan) adalah kemampuan
Ismail, 2010 : 70) adalah memberikan
dan keramahan serta sopan santun
kepuasan atau sesuai dengan keinginan
pegawai dalam meyakinkan konsumen
pelanggan. Oleh karena itu, mutu pelayanan
e. Empatyadalah sikap tegas tetapi penuh
publik adalah kesesuaian antara harapan
perhatian dari pegawai terhadap
dan keinginan dengan kenyataan dari
konsumen.
praktik pelayanan yang diberikan oleh
organisasi publik. 4. Prosedur Pelayanan
5. KUALITAS PELAYANAN PUBLIK Pengertian prosedur menurut Mulyadi
(2001 : 5), dalam bukunya Sistem
Kualitas pelayanan adalah pelayanan yang Akuntansi, menyatakan bahwa prosedur
diberikan keapada pelangan sesuai dengan adalah urutan kritikel, biasanya melibatkan
standar pelayanan yang telah dilakukan beberapa orang dalam suatu departemen
sebagai pedoman dalam pemberian atau lebih, disusun untuk menjamin
pelayanan. Menurut Kotler (dalam penanganan secara seragam terhadap
Hardiyansyah, 2011 : 35) kualitas adalah perusahaan yang terjadi berulang - ulang. .
keseluruhan ciri serta sifat dari satu produk
atau pelayanan yang berpengaruh pada
kemampuan untuk memuaskan kebutuhan 5. Partisipasi Masyarakat
yang dinyatakan atau tersirat. Kualitas tidak
Partisipasi merupakan keikutsertaan
dapat dipisahkan dari produk, jasa atau
seseorang di dalam kelompok sosial untuk
pelayanan.
mengambil bagian dari kegiatan
Kualitas pelayanan menurut masyarakatnya, di luar pekerjaan atau
Samparna (Hardiyansyah, 2011 : 35) profesinya sendiri (Theodorson, 1969).
dikemukakan bahwa kualitas adalah Keikutsertaan tersebut, dilakukan sebagai

5
akibat dari terjadinya interaksi sosial antara Sejalan dengan Road Map
individu yang bersangkutan dengan Reformasi Birokrasi BPN RI tersebut,
anggota masyarakat yang lain (Raharjo, Kantor Pertanahan Kota Semarang yang
1983). merupakan instansi vertikal dari Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia
E. METODE yang bertanggungjawab langsung kepada
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Metode yang digunakan dalam Nasional Provinsi Jawa Tengah turut ikut
penelitian ini adalah metode kualitatif- serta dalam pelaksanaan reformasi
eksplanatori. Untuk mendapatkan birokrasi di lingkungan BPN RI tersebut.
narasumber yang tepat dan sesuai tujuan, Bukti dan komitmen dalam mempercepat
Pengumpulan data dilakukan dengan pelaksanaan reformasi birokrasi tersebut,
meggunakan teknik wawancara, Kantor Pertanahan Kota Semarang telah
dokumentasi, studi pustaka dan observasi melakukan beberapa program diantaranya
langsung terkait peningkatan kualitas yaitu :
pelayanan dalam rangka reformasi
birokrasi di Kantor Pertanahan Kota a. Penataan Sumber Daya Manusia /
Semarang. Aparatur
Pelaksanaan reformasi birokrasi di
PEMBAHASAN Kantor Pertanahan Kota Semarang pada
tingkat awal dilakukan pembinaan pegawai.
A. HASIL PENELITIAN Pembinaan pegawai merupakan bagian dari
penataan sumber daya manusia / aparatur
Pemahasan pada bab ini akan yang bertujuan untuk meningkatkan
dipaparkan hasil analisis data yang kompetensi seluruh pegawai dan PTT di
diperoleh dari hasil penelitian pada bab Kator Pertanahan Kota Semarang. Hal
sebelumnya akan diuraikan secara tersebut dilakukan dengan beberapa
deskriptif dalam bentuk narasi. Dengan program seperti seperti family gathering,
pembahasan ini diharapkan dapat pelatihan – pelatihan dan motivasi –
memberikan masukan untuk pelaksanaan motivasi.
reformasi birokrasi dalam meningkatkan
kualitas pelayanan publik di Kantor b. Penataan Sistem manajemen
Pertanahan Kota Semarang. Aparatur

1. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Sumber daya manusia / aparatur


Kantor Pertanahan Kota Semarang merupakan elemen terpenting bagi instansi
pemerintah yang berperan sebagai
Pelaksanaan reformasi birokrasi di penggerak utama dalam mewujudkan visi
lingkungan Badan Pertanahan Nasional dan misi serta tujuan organisasi pemerintah.
Republik Indonesia mulai dilakukan Oleh karena itu dalam reformasi birokrasi
dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden aspek SDM aparatur menjadi aspek
(Perpres) Nomor 10 Tahun 2006 tentang penting, sehingga Kantor Pertanahan Kota
Badan Pertanahan Nasional ditindaklanjuti Semarang melakukan penataan sistem
dengan diserahkannya Dokumen Usulan manajemen aparatur berbasis online yang
dan Road Map Reformasi Birokrasi BPN bisa langsung diakses melalui alamat
RI 2010-2014 kepada Kementerian simpeg.atrbpn.go.id.
Pendayagunaan Aparatur Negara dan
c. Program Modernisasi Sarana dan
Reformasi Birokrasi.
Prasarana

6
Program modernisasi sarana dan yang lama, prosedur pelayanan berbelit –
prasarana tersebut yang secara kasat mata belit, persyaratan administrasi yang rumit,
jelas dapat terlihat pada loket pelayanan biaya pelayanan yang mahal dan tidak
Kantor Pertanahan Kota Semarang terdapat transparan.
mesin nomor antrian, kemudian loket
pembayaran yang dilakukan melalui mesin Berbagai permasalahan yang timbul
ATM, IDC, POS maupun membayar tersebut diakibatkan oleh banyak faktor
langsung ke bank BNI maupun BRI. misalnya faktor pegawainya yang kurng
memiliki kesadaran akan tanggung
d. Inovasi Pelayanan Pertanahan jawabnya sebagai aparatur negara,
keterbatasan sarana penunjang maupun
Kantor Pertanahan Kota Semarang prosedur pelayanan yang kurang
telah melakukan penataan kembali konsep mendukung.
pelayanan publik dengan melakukan
Mengingat berbagai permasalah
terobosan baru dalam bentuk inovasi –
yang muncul dalam pelayanan pertanahan
inovasi. Bagi sektor publik berinovasi
maka untuk menekan konflik pelayanan,
merupakan tuntutan untuk organisasi
menekan laporan negatif dan sebagai wujud
publik agar berkinerja lebih tinggi. Untuk
untuk memberikan kemudahan kepada
mewujudkan pelayanan yang lebih baik
masyarakat dalam mengurus seritifikat
kepada masyarakat, baik mengenai
tanah, Kantor Pertanahan Kota Semarang
persyaratan prosedur, waktu maupun biaya
telah melakukan peningkatan kualitas
layanan, serta terwujudnya transparansi dan
pelayanan. Program peningkatan kualitas
akuntabilitas layanan maka Kantor
pelayanan publik tersebut sesuai dengan
Pertanahan Kota Semarang menciptakan
Peraturan Grand Design Reformasi
inovasi – inovasi yang terdiri dari
Birokrasi 2010 - 2025 dan Road Map
pelayanan permata, loket prioritas, rumah
Reformasi Birokrasi BPN RI yang terdiri
layanan, weekend service, dan layanan car
dari tiga kegiatan yaitu penerapan standar
free day. operasinal prosedur pada unit kerja,
2. Peningkatan Kualitas Pelayanan penerapan standar pelayanan minimal dan
Publik dalam Rangka Reformasi peningkatan partisipasi masyarakat.
Birokrasi di Kantor Pertanahan Kota Standar Operasional Prosedur yang
Semarang diterapkan di Kantor Pertanahan Kota
Semarang telah ditetapkan Peraturan
Kota Semarang merupakan kota padat
Kepala Badan Pertanahan Nasional
penduduk yang menjadi pusat
Republik Indonesia No. 1 Tahun 2010 yang
Pemerintahan Propinsi Jawa Tengah,
mengatur tentang standar pelayanan dan
sehingga setiap pelayan publik selalu
pengaturan pertanahan.
memiliki peningkatan setiap tahunnya,
Faktor penghambat selama
tidak terkecuali pelayanan pendaftaran
pelaksanaan SOP di Kantor Pertanahan
tanah. Intensitas permohonan pelayanan
Kota Semarang yaitu pelayanan yang sudah
yang begitu tinggi di Kantor Pertanahan
berbasis online memungkinkan terjadinya
Kota Semarang dengan rata - rata per bulan
jaringan lemot, kemudian listrik mati apa
mencapai ± 15.000 bidang (satu bulan 20
bila dalam jangka waktu 2 sampai 3 jam
samapai dengan 22 hari kerja sehingga rata
masih bisa diatasi dengan menggunakan
- rata per hari 650 - 750 bidang).
jenset akan tetapi jika terjadi pemadaman
Akan tetapi dengan semakin listrik yang cukup lama hal tersebut dapat
meningkatnya jumlah pemohon, pelayanan menghambat proses pelayanan. Selain itu
pertanahan tidak terlepas dari berbagai masih banyak masyarakat yang belum
permasalahan seperti proses pelayanan memahami tahapan pekerjaan dalam

7
pelayanan pertanahan sehingga masyarakat adanya program Quick Wins untuk
masih mengalami kebingungan terkait beberapa jenis pelayanan pertanahan bisa
prosedur pelayanan pertanahan. dilakukan percepatan dengan waktu
Berdasarkan pembahasan di atas pelayanan 1 hari sehingga pelayanan yang
dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik diberikan Kantor Pertanahan Kota
di Kantor Pertanahan Kota Semarang Semarang lebih cepat dari standar waktu
selama ini sudah menerapkan standar yang telah ditentukan.
operasional prosedur. Standar operasional
prosedur pelayanan tersebut di atur dalam Selain itu Kantor Pertanahan
Peraturan Kepala BPN RI No. 1 Tahun melakukan pelayanan di luar SPM yaitu
2010 tentang standar pelayanan dan weekend service dan car free day service.
pengaturan pertanahan. Namun dalam Weekend service dilaksanakan pada hari
pelaksanaannya masih terdapat kendala – Sabtu dengan 12 orang petugas buka jam
kendala yang harus dihadapi seperti ketika 09.00 pagi sampai jam 13.00. Pelayanan
jaringan lemot, listrik mati yang dapat weekend service ini melayani khusus untuk
menunda proses pelayanan dan masih pemohon yang datang langsung tanpa surat
banyak masyarakat yang belum memahami kuasa bertujuan untuk memberikan
prosedur dalam pelayanan pertanahan. pelayanan bagi masyarakat yang pada hari
Senin sampai Jumat mereka bekerja. Pada
Peningkatan kualitas pelayanan di hari minggu yang merupakan bagian dari
Kantor Pertanahan Kota Semarang selain weekend service, Kantor Pertanahan
dengan penerapan SOP telah dilakukan melakukan pelayanan car free day service
penerapan SPM. Dengan adanya SPM di Simpang Lima dengan petugas 8 orang.
maka akan terjamin kuantitas atau kualitas Akan tetapi dalam pelayanan car free day
minimal dari pelayanan pertanahan yang tidak melayani penerimaan berkas hanya
dapat dinikmati oleh masyarakat, sehingga melayani konsultasi, informas terkait
diharapkan akan terjadi pemerataan dengan pelayanan pertanahan.
pelayanan dan menghindari kesenjangan
pelayanan di Kantor Pertanahan Kota Dengan demikian dapat
Semarang. disimpulkan bahwa Kantor Pertanahan
Kota Semarang telah melakukan pelayanan
Berkaitan dengan hal tersebut melebihi SPM yang telah ditetapkan dalam
sebagai salah satu tujuan dari reformasi Peraturan Kepala BPN RI No. 1 Tahun
birokrasi untuk meningkatkan kualitas 2010. Setelah adanya penambahan
pelayanan publik, Kantor Pertanahan Kota pelayanan di luar SPM yaitu dengan
Semarang sebagai instansi penyedia melaksanakan weekend service maka
pelayanan publik telah menerapkan standar Kantor Pertanahan Kota Semarang dapat
pelayanan minimal. Pelayanan minimal memberikan akses yang lebih luas bagi
yang diterapkan telah tercantum dalam masyarakat untuk mengurus langsung
Peraturan Kepala BPN RI No. 1 Tahun administrasi pertanahan tanpa melalui
2010. Pelayanan minimal berdasarkan perantara atau calo khususnya bagi
jenisnya terdiri dari pendaftaran tanah masyarakat yang tidak memiliki waktu
pertama kali, pemeliharaan data yang cukup pada hari saat hari kerja, tidak
pendaftaran tanah, pencatatan dan membebani masyarakat dengan biaya –
informasi pertanahan, pengukuran bidang biaya yang harus dibayarkan kepada
tanah, pengaturan dan penataan pertahan, perantara, dan adanya kepastian syarat dan
dan pengelolaan pengaduan. Terkait waktu yang dapat diketahui langsung oleh
dengan standar minimal waktu pelayanan masyarakat.
sesuai dengan jenis pelayanan, misal
pelayanan roya standar minimal waktu Terkait dengan hal tersebut,
pelayanannya 5 hari. Akan tetapi dengan masyarakat dapat mengevaluasi atau

8
memantau berbagai kegiatan pelayanan di dikeketahui peningkatan kualitas pelayanan
Kantor Pertanahan dengan cara publik di Kantor Pertanahan Kota
menyampaikan aspirasinya sebagai bentuk Semarang. Pada hakikatnya pelayanan
partisipasi masyarakat. Partisipasi publik adalah pemberian pelayanan prima
masyarakat merupakan keikutsertaan kepada masyarakat yang merupakan
seseorang atau sekelompok anggota perwujudan kewajiban aparatur pemerintah
masyarakat pada suatu kegiatan pelayanan sebagai abdi masyarakat. Menurut
publik. Keterlibatan masyarakat dinilai Zeithaml, Parasuraman dan Berry (dalam
sangat penting dalam pelayanan publik Harbani Pasalong, 2013: 135) dimensi yang
yang diselenggarakan oleh pemerintah. dapat digunakan sebagai pedoman untuk
mengukur kualitas pelayanan publik yaitu
Partisipasi masyarakat dalam tangibles (bukti fisik), reliability
pelayanan publik di Kantor Pertanahan (kepercayaan), responsiveness (daya
Kota Semarang pemberian informasi tanggap), assurence (jaminan), emphaty
sebagai bentuk kontrol sosial masyarakat (empati). Berikut hasil peningkatan kualitas
berupa penyampaian keluhan sehingga hal pelayanan publik di Kantor Pertanahan
tersebut dapat memberikan masukan Kota Semarang :
kepada Kantor Pertanahan dalam
memperbaiki pelayanan yang diberikan dan a. Kualitas Pelayanan Pertanahan dari
keterlibatan masyarakat dalam survei IKM. Dimensi Tangible (Berwujud)
Selebihnya masyarakat tidak dilibatkan.
Masyarakat tidak terlibat dalam Tangible atau tampilan fisik merupakan
pengambilan keputusan, bertindak bersama salah satu dimensi kualitas pelayanan yang
dan pengembangan pelayanan di Kantor mudah untuk diukur karena indikatornya
Pertanahan Kota Semarang. meliputi sesuatu yang berwujud dan tampak
kasat mata. Wujudnya berupa tampilan
Namun peningkatan partisipasi
fisik yang terdiri dari ketersediaan papan
masyarakat dalam pelaksanaan pelayanan
informasi pelayanan, tampilan petugas,
publik di Kantor Pertanahan Kota
maupun ketersediaan teknologi penunjang
Semarang dinilai sudah baik, hal ini dapat
dan kenyamanan ruang pelayanan di Kantor
dilihat dari hasil rekapitulasi rata – rata
Pertanahan Kota Semarang.
penerimaan berkas per harinya. Penerimaan
Ketersediaan papan informasi di
berkas di rumah layanan setiap harinya
ruang pelayanan Kantor Pertanahan Kota
sebanyak 30 – 60 berkas, loket prioritas 20
Semarang sudah cukup lengkap dan
– 40 berkas perhari dan loket permata
prosedur yang ada sudah cukup jelas. Hal
sebanyak 300 – 400 berkas yang masuk.
tersebut diperkuat dengan pengamatan
Selain itu masyarakat sudah aktif
yang dilakukan di loket pelayanan sudah
memanfaatkan media pengaduan yang ada
dilengkapi dengan papan informasi biaya
dan ikut terlibat dalam survei IKM.
pelayanan, monitor prosedur pelayanan,
Sehingga dengan keterlibatan masyarakat
pamflet mengenai syarat pelayanan, dan
dalam survei IKM dan penyampaian
brosur berisi jenis – jenis pelayanan yang
keluhan tersebut dapat memberi masukan –
dilengkapi dengan syarat – syarat yang
masukan untuk perbaikan dalam kualitas
harus dipenuhi oleh pemohon.
petugas loket pelayanan, keramahan
petugas, dan peningkatan prosedur Salah satu indikator yang tidak
pelayanan yang ada di Kantor Pertanahan kalah penting dari dimensi tangible adalah
Kota Semarang. penampilan petugas layanan. Penampilan
petugas di Kantor Pertanahan Kota
Seiring dengan berjalannya Semarang sudah cukup baik. Hal ini dapat
pelaksanaan reformasi birokrasi dan dilihat dari kerapian petugas dan pemakaian
perbaikan pelayanan tersebut maka dapat

9
seragam lengkap dengan identitas sesuai Keandalan Standar Operasional
dengan peraturan yang telah ditetapkan. Prosedur (SOP) merupakan ukuran
Terkait seragam yang dikenakan oleh kemampuan standar operasional prosedur
pegawai sudah sesuai dengan peraturan sebagai fungsinya untuk memberikan
PNS yang mana setiap hari Senin sampai panduan atau pedoman bagi para pegawai
Kamis memakai pakaian PDH, dan untuk agar pelayanan publik dapat terkontrol.
hari Jumat mengenakan pakaian olah raga, Dengan terkontrolnya proses pelayanan,
setelah olah raga ganti mengenakan pakaian tentunya pelayanan yang diberikan akan
batik. Sedangkan untuk PTT setiap hari memuaskan masyarakat.
Senin sampai Kamis memakai pakaian
hitam putih. SOP pengurusan sertifikat tanah di
Kantor Pertanahan Kota Semarang telah
Selain itu teknologi penunjang diatur dalam Peraturan Kepala BPN RI No.
pelayanan yang terdiri dari fasilitas – 1 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan
fasilitas seperti komputer, printer, mesin dan Pengaturan Pertanahan yang bertujuan
antrian, wifi, mesin antrian, layar monitor, untuk mewujudkan kepastian hukum,
alat ukur, kardek, pengeras suara dan mesin keterbukaan dan akuntabilitas pelayanan
IDC dapat dikatakan sudah cukup baik. Di publik. Kehandalan SOP di Kantor
smping itu ruang pelayanan di Kantor Pertanahan Kota Semarang khusus untuk
Pertanahan Kota Semarang sudah cukup pengecekan sertifikat tanah, pelayanan
nyaman dengan dengan tersedianya alat roya, pelayanan balik nama tanah sudah
pendingin, tempat duduk untuk pemohon dikatakan cukup baik karena dibantu
yang mengantri, dan telah disediakan ruang dengan adanya Program Quick Wins maka
laktasi lengkap dengan almari pendingin. proses pelayanan dapat dilakukan dengan
Berdasarkan penjelasan tersebut cepat. Akan tetapi tidak dipungkiri untuk
dapat disimpulkan bahwa peningkatan jenis pelayanan pendaftaran sertifikat tanah
kualitas pelayanan dari dimensi tangible pertama kali masih terdapat kekurangan
sudah baik. Hal tersebut dibuktikan dengan dalam SOP yang dirasa kurang sederhana
ketersediaan papan informasi pelayanan sehingga sering kali membuat para
yang lengkap, tampilan petugas peraturan pengguna pelayanan merasa prosedur
PNS, serta ketersediaan teknologi pengurusan sertifikat tanah terlalu berbelit
penunjang lengkap dan ruang pelayanan – belit. Hal tersebut disebabkan karena para
yang cukup nyaman. Berkaitan dengan pemohon harus bolak – balik dalam
dimensi tangible yang dimiliki oleh Kantor memenuhi persyaratan dan tidak bisa
Pertanahanan Kota Semarang sudah baik dilakukan dalam sekali jadi. Maka
harus dipertahankan dan ditingkatkan. diperlukan adanya penyederhanaan Standar
Operasional Prosedur khusus untuk jenis
b. Kualitas Pelayanan Pertanahan dari pelayanan pendaftaran sertifikat tanah
Dimensi Realibility (Keandalan) pertama kali agar memudahkan pengguna
layanan dalam mengurus sertifikat tanah.
Realibility atau keandalan merupakan
kemampuan Kantor Pertanahan Kota Selain itu peningkatan kualitas
Semarang untuk memeberikan pelayanan pelayanan dilihat dari dimensi realibility
yang dijanjikan dengan cepat, akurat dan berupa keandalan petugas yang mencakup
memuaskan. Penilaian untuk mengukur kecermatan, kecekatan dan kedisiplinan
keandalan pelayanan pertanahan dilihat petugas sangat dibutuhkan dalam
melalui tiga unsur yaitu keandalan SOP, memberikan pelayanan persertifikatanan
keandalan petugas, dan kecanggihan tanah karena prosesnya membutuhkan data
teknologi. yang akurat dan setiap tanah memiliki
kasus yang berbeda.

10
Kecekatan petugas pelayanan di c. Kualitas Pelayanan Pertanahan dari
Kantor Pertanahan Kota Semarang dirasa Dimensi Responsiveness (Daya
sudah cukup baik seperti apa yang telah Tanggap)
dikatakan oleh pengguna layanan bahwa
Kulalitas pelayanan pertanahan dari
kemampuan personil sudah memenuhi
dimensi responsiveness atau daya tanggap
standar, sebab SDM Kantor Pertanahan
dilihat dari unsur kesedehanaan dan
Kota Semarang secara spesifik memiliki
kemudahan SOP, kecepatan petugas dalam
skill di berbagai bidang yang menyangkut
merespon pengguna layanan dan
pertanahan, perbankan, korporit, sosial dan
kemodernan sarana prasarana penunjang
sesuatu yang bersifat profit. Sedangkan
untuk kedisiplinan dan kecermatan petugas pelayanan.
masih terdapat kekurangan. Hal ini dapat Dilihat dari fungsinya, SOP
dilihat dari petugas pelayanan yang berfungsi untuk membentuk sistem kerja
harusnya jam 8 sudah hadir di loket akan yang teratur, sistematis dan menjelaskan
tetapi terkadang jam 8 masih pada sarapan. bagaimana proses pelaksanaan kegiatan
Selain itu terkait dengan kecermatan berlangsung atau sebagai sarana tata cara
petugas dirasa masih belum semuanya urutan pelaksanaan suatu pekerjaan.
memenuhi standar. Diakui oleh pihak Terkait hal tersebut pihak Kantor
pegawai Kantor Pertanahan Kota Pertanahan sudah melakukan upaya
Semarang, bahwa dalam melakukan mempermudah prosedur pelayanan dengan
pengecekan berkas terkadang masih kurang menyiapkan manajer loket yang bertugas
cermat sehingga terjadi kesalahan dan untuk membantu atau mengarahkan para
menyebabkan masih ada beberapa pemohon yang merasa kesulitan dengan
persyaratan yang kurang. alur pengurusan serifikat tanah. Selain
kemudahan lainnya seperti adanya loket
Peningkatan kualitas pelayanan
prioritas yang diperuntukkan bagi pemohon
pertanahan dari dimensi realibility di lihat
yang datang langsung tanpa surat kuasa.
dari unsur keandalan teknologi. Kecanggihan
Disamping itu Kantor Pertanahan Kota
teknologi di Kantor Pertanahan Kota
Semarang juga menjalin kerjasama dengan
Semarang dalam penunjang pelayanan
bank BNI, BRI dan POS yang bertujuan
pertanahan sudah mengikuti perkembangan
untuk memudahkan para pengguna layanan
teknologi yang ada pada masa sekarang.
Hal ini dibuktikan dengan komputerisasi dalam hal pembayaran.
pertanahan yang sudah berbasis web. Selain Akan tetapi meskipun sudah
itu Kantor Pertanahan Kota Semarang telah dilakukan upaya untuk memudahkan
menerapkan penggunaan barkot sebagai ID pelayalanan dan penyederhaan waktu
pemohon untuk melacak progres tahapan pelayanan, SOP pelayanan pertanahan di
dalam proses pelayanan. Kantor Pertanahan Kota Semarang dirasa
masih kurang sederhaha. Hal tersebut
Berdasarkan uraian di atas dapat
disebabkan karena ketidak lengkapan
disimpulkan bahwa peningkatan kualitas
dalam pencantuman persyaratan –
pelayanan dari dimensi realibility yang
berkaitan dengan kecekatan petugas dalam persyaratan yang harus dipenuhi oleh
melayanan dan kecanggihan teknologi dinilai pemohon sehingga menyebabkan pemohon
sudah cukup baik maka harus tetap membutuhkan waktu yang lama dan harus
dipertahankan. Akan tetapi masih terdapat bolak – balik untuk memenuhi persyaratan
kekurangan dalam keandalan SOP di Kantor pelayanan.
Pertanahan Kota Semarang terlalu berbelit
– belit. Peningkatan kualitas pelayanan dari
dimensi responsiveness dinilai dari
kecepatan petugas. Kecepatan petugas

11
dalam memberi pelayanan kepada Assurance atau jaminan merupakan aspek
pemohon merupakan salah satu poin yang yang memuat kepercayaan dan keyakinan
diperhatikan oleh instansi penyedia masyarakat terhadap instansi penyedia
pelayanan publik. Seiring dengan pelayanan publik.. Komponen dari dimensi
perkembangan zaman sehingga masyarakat assurance terdiri dari jaminan kepastian
menjadi semakin kritis maka hal tersebut waktu dan diaya pelayanan, jaminan
menjadikan masyarakat mengharapkan petugas dalam menjaga kerahasiaan
pelayanan yang cepat, efektif dan efisien. dokuman dan fasilitas keamanan untuk
memberikan jaminan kepada para
Petugas pelayanan di Kantor pengguna pelayanan.
Pertanahan Kota Semarang dalam
merespon para pemohon sudah cukup baik. Biaya pelayanan di Kantor
Hal ini dapat dilihat dari kecepatan petugas Pertanahan Kota Semarang sudah
dalam merespon pengguna layanan apabila tercantum pada brosur dan papan informasi
ada pemohon yang menyampaikan biaya dari masing – masing pelayanan yang
komplain maka langsung ditindaklanjuti dipasang di Kantor Pertanahan Kota
dan mencari akar permasalahan berasal dari Semarang. Sedangkan terkait dengan waktu
kantor tersebut apa kesalahan dari pihak penyelesaian pelayanan yang diberikan
pemohon pelayanan. oleh Kantor Pertanahan Kota Semarang
sudah tercantum dalam SOP pelayanan
Salah satu unsur yang tidak kalah sesuai dengan jenis pelayanan yang
penting dari dimensi responsiveness adalah digunakan. Selain itu pencantuman
kemodernan sarana prasarana. Sarana informasi biaya pelayanan bertujuan untuk
prasarana penunjang pelayanan di Kantor meminimalisir terjadinya tindak
Pertanahan Kota Semarang sudah modern kecurangan yang mungkin bisa dilakukan
bahkan bisa dikatakan teknologi yang oleh oknum – oknum yang tidak
digunakan paling mutakhir. Kemodernan bertanggung jawab. Untuk memudahkan
teknologi tersebut berupa penggunaan para pengguna pelayanan Kantor
komputer Intel Core i7, sistem pembayaran Pertanahan Kota Semarang juga
menggunakan mesin IDC dan alat ukur bekerjasama dengan perbankan dalam
sudah menggunakan GPS. Selain itu di menerapkan sistem pembayaran melalui
Kantor Pertanahan Kota Semarang terdapat ATM.
kardek atau almari listrik berisi arsip yang
memudahkan pegwai untuk mencari Mengenai kecepatan pelayanan
dokumen. seorang pemohon mengatakan pelayanan
yang diberikan sudah cepat dengan bantuan
Berdasarkan uraian di atas dapat IT dan program Quick Wins. Quick Wins
disimpulkan bahwa kualitas pelayanan yaitu suatu program percepatan pelayanan
pertanahan dari dimensi responsiveness khusus untuk pelayanan pengecekan, roya,
dilihat dari kecepatan petugas dalam balik nama dan hak tanggungan yang waktu
merespon pemohon dan kemodernan sarana pelayanannya dapat dijanjikan sesuai
prasarana sudah baik. Akan tetapi masih dengan SOP. Akan tetapi untuk pelayanan
terdapat kekurangan dalam hal balik nama dan pendaftaran serifikat tanah
pencantuman persyaratan yang dibutuhkan pertama kali sering mengalami
dalam SOP tidak disebutkan secara lengkap keterlambatan tidak sesuai dengan waktu
maka perlu dilakukan perbaikan dan yang telah ditentukan dalam SOP.
penyempurnaan dalam penyusunan SOP. Keterlambatan pada umumnya disebabkan
karena ketidaklengkapan berkas karena
d. Kualitas Pelayanan Pertanahan dari
permasalahan tanah satu dengan yang
Dimensi Assurance (Jaminan)
lainnya berbeda sehingga menyebabkan
penundaan proses pelayanan.

12
Salah satu unsur yang tidak kalah bertujuan untuk meminimalisir terjadinya
penting dari dimensi assurance yang harus tindak kejahatan.
diberikan petugas adalah menjamin
kerahasiaan dokumen. Jaminan pegawai Berdasarkan uraian di atas dapat
dalam menjaga kerahasiaan dokumen dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan di
menumbuhkan kepercayaan masyarakat Kantor Pertanahan Kota Semarang dari
terhadap Kantor Pertanahan Kota dimensi assurance dilihat dari adanya
Semarang dan dapat menciptakan rasa kepastian biaya pelayanan, jaminan petugas
aman bagi para pengguna layanan. dalam menjaga kerahasiaan dan
Pegawai Kantor Pertanahan Kota tersediannya CCTV dalam menjaga
Semarang dalam menjaga kerahasiaan keamanan lingkungan kantor. Akan tetapi
dokumen dikatankan sudah baik. Untuk masih terdapat kekurangan dalam dimensi
keamanan data – data yang bersifat rahasia, ini yaitu tidak adanya jaminan ketepatan
pihak Kantor Pertanahan Kota Semarang waktu pelayanan sehingga perlu
telah melakukan keamanan tersendiri dibangunnya sebuah komitmen dari
dengan memberikan ID yang dimiliki oleh pegawai.
para PPAT. Selain itu untuk meningkatkan e. Kualitas Pelayanan Pertanahan dari
keamanan dokumen telah diberlakukannya Dimensi Empathy (Empati)
peraturan baru sehingga warkah hanya bisa
dibuka oleh pihak yang bersangkutan. Empathy merupakan kemudahan dalam
Selain itu kualitas pelayanan dari segala sesuatu yang berkaitan dengan
dimensi assurance juga dilihat melalui proses pelayanan. Hal yang harus
sarana dan prasarana penunjang keamanan diperhatikan dalam menilai empathy dalam
kantor. Sistem keamanan pada gedung atau pelayanan adalah urutan dan kelengkapan
kantor merupakan standarisasi yang harus prosedur pelayanan, keramahan dan
diterapkan sebagai fasilitas keamanan dan kesopanan petugas dalam melayani
kenyamanan pemakai kantor. Kebutuhan masyarakat serta kemudahan dalam
keamanan bisa dipenuhi salah satunya penggunaan sarana dan prasarana di Kantor
dengan menggunakan CCTV dengan Pertanahan Kota Semarang.
sistem keamanan yang terintegrasi.
Sebab dengan terjaminnya SOP di Kantor Pertanahan Kota
keamanan setiap pengunjung kantor akan Semarang terkait urutan dan kelengkapan
meningkatkan kepercayaan penggguna prosedur pelayanan sudah dapat dikatakan
layanan. Untuk mewujudkan hal tersebut baik dan tertata. Pelayanan sertifikat tanah
maka Kantor Pertanahan Kota Semarang sudah diterapkan model satu atap sehingga
melakukan upaya – upaya dalam mulai dari masuknya berkas samapai
penyediaan fasilitas keamanan kantor. keluarnya sertifikat tanah tahapan –
tahapannya sudah tertata dan diatur dalam
Sistem keamanan yang dimiliki oleh SOP.
Kantor Pertanahan Kota Semarang sudah
cukup baik dengan adanya fasilitas – Selain unsur SOP, salah satu unsur
fasilitas keamanan yang menunjang. yang harus diperhatikan pegawai dalam
Menurut pengguna pelayanan belum melayani masyarakat dari dimensi empathy
pernah terjadi sesuatu yang tidak yaitu keramahan dan kesopanan.
diinginkan. Dengan adanya petugas parkir Keramahan dan kesopanan pegawai Kantor
keamanan kendaraan para pengguna Pertanahan Kota Semarang dalam melayani
pelayanan yang berkunjung di Kantor masyarakat 90% dapat dikatakan baik.
Pertanahan Kota Semarang semakin Namun tidak dipungkiri masih terdapat
terjaga. Selain itu pemasangan CCTV juga beberapa petugas yang mainan hp saat
melayani pemohon. Akan tetapi pihak
Kantor Pertanahan Kota Semarang sebagai

13
pelayan masyarakat terus melakukan Republik Indonesia mulai dilakukan
pembinaan bagi para petugas yang bersikap dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden
kurang sesuai dengan etika. (Perpres) Nomor 10 Tahun 2006 tentang
Badan Pertanahan Nasional dan
Kualitas pelayanan dari dimensi ditindaklanjuti dengan diserahkannya
empathy dilihat dari unsur teknologi yang Dokumen Usulan dan Road Map Reformasi
berupa sarana dan prasarana. Alat bantu Birokrasi BPN RI 2010 - 2014 kepada
atau sarana dan prasarana dalam proses Kementerian Pendayagunaan Aparatur
pembuatan sertifikat tanah sangat Negara dan Reformasi Birokrasi.
dibutuhkan dalam pelayanan karena dapat
membantu proses pelayanan menjadi lebih Sejalan dengan Road Map
cepat. Beberapa sarana dan prasarana yang Reformasi Birokrasi BPN RI tersebut,
menunjang pelayanan terdiri dari komputer, Kantor Pertanahan Kota Semarang yang
kardek, mesin IDC dan alat ukur yang merupakan instansi vertikal dari Badan
membantu selama pelayanan. Pertanahan Nasional Republik Indonesia
yang bertanggungjawab langsung kepada
Teknologi penunjang pelayanan di Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Kantor Pertanahan Kota Semarang sudah Nasional Provinsi Jawa Tengah turut ikut
cukup mudah untuk dioperasionalkan. serta dalam pelaksanaan reformasi
Dalam penggunaan teknologi baru selalu birokrasi di lingkungan BPN RI.
dilakukan pelatihan untuk para pegawai
dengan bimbingan pihak penyedia barang. Adapun program – program yang
Sebagai contoh sebelum diterapkannya dijalankan oleh Kantor Pertanahan Kota
pelayanan oline maka diadakan pelatihan Semarang sebagai komitmen dalam
mengenai input data secara online sehingga mempercepat pelaksanaan reformasi
PPAT dan petugas tidak mengalami birokrasi tersebut yaitu :
kesulitas ketika melakukan pelayanan
kepada masyarakat. 1. Penataan sumber daya manusia /
aparatur dengan meningkatkan
Kualitas pelayanan di Kantor kompetensi seluruh pegawai dan PPAT
Pertanahan Kota Semarang dari dimensi maka Kator Pertanahan Kota
empaty dinilai dari alur pelayanan yang Semarang seperti family gathering,
terdapat pada SOP sudah tertata dan sarana pelatihan – pelatihan dan pemberian
prasarana penunjang pelayanan cukup motivasi – motivasi kepada pegawi.
mudah untuk dioperasionalkan. Akan tetapi 2. Penataan sistem manajemen aparatur
masih terdapat kekurangan dari sikap berbasis online yang bisa langsung
pegawai dalam melayani pemohon diakses melalui alamat
terkadang masih mainan hp sehingga perlu simpeg.atrbpn.go.id. Sistem informasi
adanya pembinaan dan membangun tersebut berfungsi untuk memantapkan
kesadaran pegawai sebagai abdi administrasi kepegawaian sebagai
masyarakat. upaya dalam memenuhi informasi data
pegawai yang cepat, tepat dan
PENUTUP akuntabel.
3. Modernisasi saranan dan prasarana
A. Kesimpulan pelayanan yang secara kasat mata jelas
dapat terlihat pada loket pelayanan
1. Reformasi Birokrasi di Kantor pertanahan atau front office yatu
Pertanahan Kota Semarang terdapat mesin nomor antrian,
kemudian loket pembayaran yang
Pelaksanaan reformasi birokrasi di dilakukan melalui mesin ATM, IDC,
lingkungan Badan Pertanahan Nasional

14
POS maupun membayar langsung ke Layanan Car Free Day
bank BNI maupun BRI. merupakan salah satu jenis inovasi
4. Penataan kembali konsep pelayanan layanan bagian dari weekend service
publik melalui inovasi – inovasi bertujuan untuk memberikan
pelayanan pertanahan yang terdiri dari: kemudahan kepada masyarakat untuk
berkonsultasi mengenai pertanahan
a. Loket permata pada hari Minggu.
Loket permata merupakan 2. Peningkatan Kualitas Pelayanan
salah satu inovasi pelayanan dalam Rangka Reformasi Birokrasi
pendaftaran tanah secara mandiri yang
dilakukan oleh PPAT melalui aplikasi
Kantor Pertanahan Kota Semarang telah
KPP Web (Komputerisasi Kantor
melakukan peningkatan kualitas pelayanan
Pertanahan berbasis Web) yang
publik dalam rangka reformasi birokrasi.
bertujuan untuk mengurangi kepadatan
Peningkatan kualitas pelayanan publik
antrian dan lamanya waktu pelayanan.
tersebut bertujuan untuk memberikan
b. Loket prioritas pelayanan kepada masyarakat yang lebih
cepat, lebih murah, lebih aman dan lebih
Loket prioritas merupakan mudah dijangkau. Program peningkatan
loket khusus untuk warga masyarakat kualitas pelayanan publik tersebut
yang datang sendiri (tanpa surat kuasa) dilakukan dengan penerapan standar
mengurus keperluannya yang operasinal prosedur pada unit kerja,
berkaitan dengan pelayanan penerapan standar pelayanan minimal dan
pertanahan. peningkatan partisipasi masyarakat.
c. Rumah layanan Peningkatan kualitas pelayanan
Rumah Layanan Pertanahan publik tersebut diwujudkan melalui
ditujukan kepada masyarakat yang penerapan Standar Operasional Prosedur
memiliki tempat tinggal jauh dari sudah di atur dalam Peraturan Kepala BPN
Kantor Pertanahan Kota Semarang RI No. 1 Tahun 2010 tentang standar
sehingga pemohon yang khususnya pelayanan dan pengaturan pertanahan.
bertempat di Ngaliyan, Meteseh dan Pemenuhan Standar Pelayanan
Banget Ayu cukup datang ke Rumah Minimal dilaksanakan oleh Kantor
Layanan Pertanahan untuk melakukan Pertanahan Kota Semarang khusus untuk
pelayanan pertanahan. pelayanan pengecekan sertifikat tanah,
d. Weekend service pelayanan roya, pelayanan balik nama
Weekend service dimaksudkan tanah sudah cukup baik karena didukung
untuk percepatan layanan pertanahan program percepatan waktu pengecekan
tertentu serta membantu masyarakat sertifikat tanah atau Quick Wins maka
yang memiliki keterbatasan waktu proses pelayanan dapat dilakukan dengan
pada hari kerja. Weekend service cepat. Kemudian ditunjang oleh program
dimaksudkan agar masyarakat Weekend Service yang bertujuan
mendapat waktu lebih banyak untuk memberikan akses yang lebih luas bagi
mendapatkan pelayanan. Selanjutnya masyarakat untuk mengurus langsung
masyarakat terdorong untuk administrasi pertanahan tanpa melalui
melakukan pengurusan administrasi perantara atau calo khususnya bagi
pertanahan secara langsung tanpa masyarakat yang tidak memiliki waktu
perantara. yang cukup pada hari saat hari kerja, tidak
e. Car free day service. membebani masyarakat dengan biaya –
biaya yang harus dibayarkan kepada
15
perantara, dan adanya kepastian syarat dan yang dikenakan oleh pegawai sudah sesuai
waktu yang dapat diketahui langsung oleh dengan peraturan PNS yang mana setiap
masyarakat. hari Senin sampai Kamis memakai pakaian
PDH, dan untuk hari Jumat mengenakan
Selain itu, peningkatan partisipasi pakaian olah raga, setelah olah raga ganti
masyarakat dalam upaya meningkatkan mengenakan pakaian batik. Sedangkan
kualitas pelayanan publik di Kantor untuk PTT setiap hari Senin sampai Kamis
Pertanahan Kota Semarang dilakukan memakai pakaian hitam putih.
dengan sosialisasi terkait program -
program pelayanan. Hal tersebut dilakukan Kemudian ketersediaan teknologi
untuk mendorong masyarakat agar proaktif penunjang yang terdiri dari fasilitas –
dalam proses pelayanan. Selain itu fasilitas seperti komputer, printer, mesin
peningkatan parstisipasi masyarakat antrian, wifi, mesin antrian, layar monitor,
dilakukan dengan melibatkan masyarakat alat ukur, kardek, pengeras suara dan mesin
dalam survei IKM dan menyediakan media IDC dapat dikatakan sudah lengkap dan
penyamapaian keluhan masayarakat. ruang pelayanan di Kantor Pertanahan Kota
Semarang sudah nyaman dengan dengan
Sejalan dengan pelaksanaan tersedianya alat pendingin, tempat duduk
peningkatan kualitas pelayanan publik untuk pemohon yang mengantri, dan telah
tersebut maka dapat diketahui kualitas disediakan ruang laktasi lengkap dengan
pelayanan publik di Kantor Pertanahan almari pendingin..
Kota Semarang yang dapat diukur melalui
5 (lima) dimensi kualitas pelayanan yaitu Kedua, peningkatanan kualitas
tangible (bukti fisik), realibility pelayanan dari dimensi reability terdiri dari
(kehandalan), responsiveness (daya keandalan SOP, keandalan petugas, dan
tanggap), assurance (jaminan) dan kecanggihan teknologi. Peningkatan
emphaty, sebagai berikut : kualitas pelayanan dilihat dari dimensi
realibility berupa kecekatan petugas
Pertama, peningkatan kualitas pelayanan di Kantor Pertanahan Kota
pelayanan dari dimensi tangible mencakup Semarang dirasa sudah cukup baik seperti
ketersediaan papan informasi pelayanan apa yang telah dikatakan oleh pengguna
dan kejelasan prosedur pelayanan, tampilan layanan bahwa kemampuan personil sudah
petugas, maupun ketersediaan teknologi memenuhi standar karena secara spesifik
penunjang dan kenyamanan ruang memiliki skill di berbagai bidang yang
pelayanan di Kantor Pertanahan Kota menyangkut pertanahan, perbankan,
Semarang. korporit, sosial dan sesuatu yang bersifat
profit.
Ketersediaan papan informasi di
ruang pelayanan Kantor Pertanahan Kota Kecanggihan teknologi di Kantor
Semarang sudah cukup lengkap dan Pertanahan Kota Semarang dalam
prosedur yang ada sudah cukup jelas. Hal penunjang pelayanan pertanahan sudah
tersebut dapat dilihat dari loket pelayanan mengikuti perkembangan teknologi yang
yang sudah dilengkapi dengan papan ada pada masa sekarang. Hal ini dibuktikan
informasi biaya pelayanan, monitor dengan komputerisasi pertanahan yang
prosedur pelayanan, pamflet mengenai sudah berbasis web. Selain itu Kantor
syarat pelayanan, dan brosur berisi jenis – Pertanahan Kota Semarang telah
jenis pelayanan. menerapkan penggunaan barkot sebagai ID
pemohon untuk melacak progres tahapan
Tampilan petugas dinilai dari
dalam proses pelayanan.
kerapian petugas dan pemakaian seragam
lengkap dengan identitas. Terkait seragam

16
Akan tetapi dimensi ini masih jaminan kepada para pengguna pelayanan
terdapat kekurangan dalam keandalan SOP sudah dikatakan cukup baik. Hal ini dapat
yang dirasa masih berbelit – belit, hal dilihat dari biaya pelayanan di Kantor
tersebut disebabkan karena banyak Pertanahan Kota Semarang sudah
persyaratan dan banyak tahapan yang harus tercantum pada brosur dan papan informasi
dipenuhi oleh pemohon. Selain itu pegawai biaya dari masing – masing pelayanan yang
Kantor Pertanahan Kota Semarang dinilai dipasang di Kantor Pertanahan Kota
masih kurang cermat dalam memeriksa Semarang.
berkas pemohon yang menyebabkan
pelayanan terhambat. Mengenai kecepatan pelayanan
Ketiga, peningkatan kualitas pelayanan dari seorang pemohon mengatakan pelayanan
dimensi responsiveness yaitu kecepatan yang diberikan sudah cepat dengan bantuan
petugas dalam merespon pengguna layanan IT dan program Quick Wins. Quick Wins
dan kemodernan sarana prasarana yaitu suatu program percepatan pelayanan
penunjang pelayanan sudah dapat khusus untuk pelayanan pengecekan, roya,
dikatakan baik. balik nama dan hak tanggungan yang waktu
Petugas pelayanan di Kantor pelayanannya dapat dijanjikan sesuai
Pertanahan Kota Semarang dalam dengan SOP.
merespon para pemohon sudah cukup baik.
Kemudian pegawai Kantor
Hal ini dapat dilihat dari kecepatan petugas
Pertanahan Kota Semarang dalam menjaga
dalam merespon pengguna layanan apabila
kerahasiaan dokumen dikatankan sudah
ada pemohon yang menyampaikan
baik. Untuk keamanan data – data yang
komplain maka langsung ditindaklanjuti
bersifat rahasia, pihak Kantor Pertanahan
dan mencari akar permasalahan berasal dari
Kota Semarang telah melakukan keamanan
kantor tersebut apa kesalahan dari pihak
tersendiri dengan memberikan ID yang
pemohon pelayanan.
dimiliki oleh para PPAT. Selain itu untuk
Sarana prasarana penunjang
meningkatkan keamanan dokumen telah
pelayanan di Kantor Pertanahan Kota
diberlakukannya peraturan baru sehingga
Semarang sudah modern bahkan bisa
warkah hanya bisa dibuka oleh pihak yang
dikatakan teknologi yang digunakan paling
bersangkutan
mutakhir. Kemodernan teknologi tersebut
berupa penggunaan kardek atau almari Sistem keamanan yang dimiliki oleh
arsip berbasis teknologi, komputer Intel Kantor Pertanahan Kota Semarang sudah
Core i7, sistem pembayaran menggunakan cukup baik dengan adanya fasilitas –
mesin IDC dan alat ukur sudah fasilitas keamanan yang menunjang.
menggunakan GPS. Dengan adanya petugas parkir keamanan
Akan tetapi kesedehanaan dan kendaraan para pengguna pelayanan yang
kemudahan SOP dirasa masih terdapat berkunjung di Kantor Pertanahan Kota
kekurangan karena ketidak lengkapan Semarang semakin terjaga. Selain itu
dalam pencantuman persyaratan – pemasangan CCTV juga bertujuan untuk
persyaratan yang harus dipenuhi oleh meminimalisir terjadinya tindak kejahatan.
pemohon sehingga menyebabkan pemohon
membutuhkan waktu yang lama dan harus Akan tetapi kekurangan dari
bolak – balik untuk memenuhi persyaratan dimensi assurance jaminan kepasian waktu
pelayanan. untuk pelayanan balik nama dan
Keempat, peningkatan kualitas pendaftaran serifikat tanah pertama kali
pelayanan dari dimensi assurance sering mengalami keterlambatan tidak
mencakup kejelasan biaya, jaminan petugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
dalam menjaga kerahasiaan dokuman dan dalam SOP.
fasilitas keamanan untuk memberikan

17
Kelima, peningkatan kualitas B. SARAN
pelayanan dari dimensi emphaty yaitu
urutan dan kelengkapan prosedur Berdasarkan kesimpulan yang telah
pelayanan, keramahan dan kesopanan dijelaskan di atas, saran yang akan
petugas dalam melayani masyarakat serta diberikan berupaya untuk lebih
kemudahan dalam penggunaan sarana dan meningkatkan pelayanan publik dalam
prasarana di Kantor Pertanahan Kota rangka reformasi birokrasi di Kantor
Semarang dikatakan cukup baik. Pertanahan Kota Semarang, saran yang ada
Kekurangan dari dimensi ini yaitu sikap antara lain :
pegawai dalam melayani pemohon
1. Perlu adanya peningkatan dalam tertib
terkadang masih mainan hp. Hal tersebut
administrasi dengan mengecek dan
dapat dilihat dari SOP di Kantor Pertanahan
mencatat berkas masuk dan perlu adanya
Kota Semarang terkait urutan dan
perbedaan warna map sesuai dengan
kelengkapan prosedur pelayanan sudah
jenis pelayanan yang dibedakan.
dapat dikatakan baik dan tertata. Pelayanan
Sehingga memudahkan dalam
sertifikat tanah sudah diterapkan model satu
mengecek dan mengelompokkan berkas
atap sehingga mulai dari masuknya berkas
masuk.
samapai keluarnya sertifikat tanah tahapan
2. Perlu dilakukan adanya pemberian
– tahapannya sudah tertata dan diatur dalam
reward khusus kepada pegawai yang
SOP. memiliki kinerja baik agar dapar
Kemudian keramahan dan memotivasi pegawai lain untuk
kesopanan pegawai Kantor Pertanahan berkinerja lebih maksimal. Serta lebih
Kota Semarang dalam melayani tegas dalam pemberian sanksi kepada
masyarakat 90% dapat dikatakan baik. pegawai yang memiliki kinerja buruk
Banyak pengguna pelayanan mengatakan atau melanggar peraturan agar tidak
para petugas ramah dan sopan selama mengulangi kembali dengan
melayani masyarakat. memberikan surat peringatan.
3. Perlu dilakukannya pengkajian ualang
Terkait teknologi penunjang terhadap peraturan yang mengatur
pelayanan di Kantor Pertanahan Kota tentang SOP pelayanan pertanahan
Semarang sudah cukup mudah untuk untuk menyederhanakan prosedur
dioperasionalkan. Dalam penggunaan pelayanan. Selain itu perlu adanya
teknologi baru selalu dilakukan pelatihan perbaikan – perbaikan dalam hal
untuk para pegawai dengan bimbingan pencantuman persyaratan – persyaratan
pihak penyedia barang. secara lengkap yang tercantum dalam
SOP untuk memudahkan para pemohon
Berdasarkan uraian tersebut dapat dalam melengkapi persyaratan.
disimpulkan bahwa peningkatan kualitas 4. Perlu dilakukannya sosialisasi kepada
pelayanan dalam rangka reformasi masyarakat melalui kerjasama dengan
birokrasi yang dilakukan oleh Kantor perangkat desa, kelurahan maupun
Pertanahan Kota Semarang belum kecamatan tentang prosedur pelayanan
maksimal karena SOP berbelit – belit, dan program – program pelayanan
persyaratan di dalam SOP belum tercantum pertanahan.
secara lengkap, tidak adanya jaminan 5. Perlu dilakukannya pembinaan –
ketepatan waktu pelayanan dan pembinaan kepada para pegawai untuk
ketidakcermatan pegawai dalam meningkatkan komitmen dan kesadaran
memeriksa berkas. sebagai abdi negara yang bertugas
memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat.

18
DAFTAR PUSTAKA Bandung: PT. Remaja
Rosdakaya.
BUKU :
Muluk, M. R. Khairul. 2006.
Afifuddin, dan Beni Ahmad Saebani.
Menggagas Tangga Partisipasi
(2009). Metode Penelitian
Baru Dalam Pemerintahan
Kualitatif. Bandung: Pustaka
Daerah di Indonesia. Jurnal
Setia.
IlmuAdministrasi dan
Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Organisasi, Bisnis dan
Kualiatif Komunikasi, Birokrasi, Vol. 14,No. 4
Ekonomi, Kebijakan Publik, (Desember).
dan Ilmu Sosial lainnya. Pasalong, Harbani. 2013. Teori
Jakarta: Kencana. Administrasi Publik. Bandung :
Alfabeta.
Hardiyansyah. 2011. Kualitas
Pelayanan Publik.Yogyakarta :Gava Ratminto dan Winarsih. 2014.
Media Manajemen
Pelayanan.Yogyakarta :
Ismail. 2010. Menuju Pelayanan
Pustaka Belajar.
Prima.Yogyakarta : Averroes Press.
Sedarmayanti. 2009. Reformasi
Keban, Yeremias T. 2008. Enam
Administrasi Publik, Reformasi
Dimensi Strategis Administrasi
Birokrasi, dan Kepemimpinan
Publik. Konsep, Teori Dan Isu.
Masa Depan : Mewujudkan
Yogyakarta : Gava Media.
Pelayanan Prima dan
Lijan. 2010. Reformasi Pelayanan
Kepemerintahan yang Baik.
Publik, Jakarta : Bumi Aksara.
Bandung : Refika Aditama.
Marschall, Melissa J. 2004.
Citizen Participation and the Tjiptono, Fandy dan Gregorius Candra.
NeighborhoodContext: A New 2005. Manajemen Kualitas
Look at the Coproduction of Jasa. Yogyakarta : Andi.
Local Public Goods.Political
Sumber Lain :
Research Quarterly, Vol. 57, No.
2 (June). Persell, Caroline Hodges, Adam
Moleong, J Lexy. (2009). Green, Liena Gurevich. 2001.
Metode Penelitian Kualitatif. Civil Society, Economic

19
Distress, and Social Tolerance. Perpres No. 81 Tahun 2010 tentang
SociologicalForum, Vol. 16, Kebijakan Refomasi Birokrasi
No. 2 (June).
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Thoha, Miftah. 2008. Birokrasi
Pemerintah Daerah
Pemerintah di Era Reformasi,
Prenada Media. www.bpn.go.id

Akhmaddhian, Suwari. 2012. www.ombudsman.go.id


Pengaruh Reformasi Birokrasi
https://www.google.com/search?q=sur
Terhadap Perizinan Penanaman
vey%20ombudsman%20terhad
Modal Di Daerah. Vol. 12, No.
ap%20pelayanan%20publik%2
3, Hal : 464-474.
0di%20indonesia&ie=utf8&oe
Dwi Tanti, Erica. Pelaksanaan =utf8&aq=t&rl=org.mozilla:id
Reformasi Birokrasi Dalam :official&client=firefoxa&sour
Rangka Peningkatan Pelayanan ce=hp&channel=np&gws_rd=s
Perizinan Terpadu Kota sl
Pasuruan. Vol. 3, No.1, Hal :
16-21.

Puspitasari, Dian. Reformasi


administrasi Pelayanan Publik
Pada Kantor Pelayanan
Terpadu. Vol. 2, No. 2, Hal :
338-343.

Utomo, Sad Dian. 2008. Penanganan


Pengaduan Masyarakat
Mengenai Pelayanan Publik.
Vol. 15, No. 3, Hal. 161-167.

Keputusan MENPAN Nomor 63


Tahun 2004 tentang Azas dan
Hakikat Pelayanan Publik

Keputusan Kepala BPN RI No.1 Tahun


2010

20

Anda mungkin juga menyukai