Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) adalah sebuah organisasi
wadah berkumpulnya guru atau tenaga kependidikan untuk bekerja sama
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Henawanto A, 2013). Salah satu
jati diri PGRI yang tercantum dalam AD dan ART PGRI pasal 3 adalah PGRI
sebagai organisasi ketenagakerjaan.
PGRI sebagai organisasi ketenagakerjaan merupakan wadah bagi para
guru untuk memperjuangkan hak-hak asasi guru sebagai pekerja. Dalam hal ini
setiap guru memiliki hak untuk bekerja, memperoleh lingkungan kerja yang
nyaman dan aman, serta dilindungi dari hak memperoleh gaji dan pekerjaan
secara adil tanpa diskriminasi. Ketenagakerjaan merupakan sebuah organisasi
yang didirikan oleh anggota dan untuk anggota. Guru sebagai kelompok tenaga
kerja profesional tentu memerlukan jaminan terkait hukum, kesejahteraan,
maupun hak-hak pribadi sebagai warga negara. Dengan demikian dapat dikatakan
PGRI merupakan solusi yang tepat sebagai wadah membentuk organisasi
ketenagakerjaan guna memperjuangkan aspirasi guru sebagai pekerja.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang tersebut, rumusan masalah yang akan diuraikan adalah :
1. Apa makna dari PGRI sebagai organisasi ketenagakerjaan?
2. Bagaimana peranan PGRI sebagai organisasi ketenagakerjaan yang mencakup
beberapa hal berikut :
a. PGRI sebagai Serikat Pekerja
b. Titik Berat Perjuangan dan Tantangan Serikat Pekerja
c. PGRI Membangun Serikat Pekerja yang Kuat
d. Dana dalam Memperkuat PGRI sebagai Serikat Pekerja
e. Hak Hukum dan Jaminan Sosial PGRI sebagai Serikat Pekerja
3. Bagaimana peranan PGRI sebagai organisasi ketenagakerjaan dari periode ke
periode?

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PGRI sebagai Organisasi Ketenagakerjaan
PGRI sebagai organisasi ketenagakerjaan merupakan wadah perjuangan
untuk hak asasi guru sebagai pekerja, terutama yang berkaitan dengan
kesejahteraan, baik material maupun non material, fisik maupun non fisik.
Perwujudan kesejahteraan secara utuh ditopang oleh lima pilar, yaitu:
1. Pilar imbal jasa dapat berupa materi atau non materi. Hal ini sebagai wujud
hak atas kinerja guru sesuai dengan tugasnya. Imbalan jasa ini berupa gaji,
honor, upah, insentif maupun tunjangan dan hak-hak lainnya sesuai ketentuan
dan peraturan yang berlaku.
2. Rasa aman adalah kondisi lahir dan batin yang dirasakan oleh guru dengan
suasana damai, tanpa ancaman dan gangguan dalam menjalankan tugas
profesinya sebagai pendidik, pengajar, pelatih, pengasuh, pembimbing,
maupun penilai.
3. Hubungan antar pribadi, baik sesama guru maupun dengan pihak lain dapat
terjalin dengan baik.
4. Kondisi kerja adalah keadaan berbagai aspek fisik maupun non fisik, baik
kualitas maupun kuantitas yang secara langsung maupun tidak langsung
berpengaruh terhadap kualitas kinerja guru dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya.
5. Kesempatan meningkatkan dan mengembangkan diri, yakni berupa kenaikan
pangkat dan jabatan, melanjutkan pedidikan ke jenjang yang lebih tinggi,
memperoleh kedudukan jabatan struktural, mendapatkan jaminan pensiun dan
hari tua.
2.2 Peranan PGRI sebagai Organisasi Ketenagakerjaan
a. PGRI sebagai Serikat Pekerja
Menurut UU No.13 Tahun 2003, serikat pekerja adalah organisasi yang
dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja baik di perusahaan maupun di luar
perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung
jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan
pekerja serta meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.

2
Sebenarnya PGRI telah melaksanakan prinsip-prinsip Trade Union
(Serikat Pekerja) secara sederhana sejak tahun 1945 sampai tahun 1973 selain
merupakan organisasi profesi lengkap dengan Kode Etik.
Pengurus Besar PGRI bekerjasama dengan World Confederation of
Organization of the Teaching Profession (WCOTP) dan International Federation
of Free Teachers Union(IFFTU) menyelenggarakan latihan kepemimmpinan
(leadership training) di berbagai daerah di Indonesia.
Pada tahun 1990 PGRI telah terdaftar di Departemen Tenaga Kerja
(Depnaker) sebagai organisasi serikat pekerja dengan SK Menaker
No.197/Men/1990 pada 5 april 1990.
Pada Konggres PGRI XVIII tahun 1998 diputuskan bahwa salah satu jati
diri PGRI adalah organisasi ketenagakerjaan.
Bagi PGRI masalah serikat pekerja merupakan hal baru sehingga yang
perlu diutamakan adalah mengadakan sosialisasi tentang Serikat Pekerja kepada
seluruh anggota organisasi melalui kerjasama Education International (EI) yang
berpusat di Brussel, Belgia, dan beberapa mitra organisasi guru di luar negeri
mulai menyelenggarakan seminar dan latihan kepemimpinan bagi para pengurus
dan anggota PGRI. Kerjasama ini berlangsung sekitar 10 tahun.
b. Titik Berat Perjuangan dan Tantangan Serikat Pekerja
Titik berat perjuangan Serikat Pekerja adalah berupaya meningkatkan
kesejahteraan anggota beserta keluarganya. Apabila terjadi mogok kerja maka
dapat berakibat fatal bagi penyelenggaraan pendidikan dan menyebabkan negara
dalam keadaan bahaya (chaos). Berikut beberapa kejadian yang terkait dengan
titik berat perjuangan dan tantangan PGRI sebagai serikat pekerja :
1. Terdapat guru yang tidak berkeinginan mengikuti mogok
2. Pemerintah menghentikan pembayaran gaji guru yang mogok, sehingga
organisasi guru yang harus membayar gaji guru yang mogok tersebut
3. Pemerintah menangkap beberapa pengurus organisasi guru yang dicurigai
Dengan demikian terlihat bahwa untuk mencapai tujuan, Serikat Pekerja
pasti menemui berbagai tantangan yang harus dihadapi. Organisasi guru sering
berhadapan dengan pemerintah dalam rangka memperjuangkan kesejahteraan
guru termasuk hak-hak asasi manusia yang dipekerjakan. Di luar negeri banyak

3
pengurus organisasi guru dipenjarakan karena terlalu radikal memperjuangkan
kesejahteraan guru di negaranya. Oleh karenanya banyak resiko yang dihadapi
pengurus Serikat Pekerja dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Dalam perjuangan terdapat tuntutan untuk menunjukan komitmen, pengabdian,
solidaritas, persatuan dan tanggung jawab. Berdasar hal tersebut, maka pengurus
Serikat Pekerja harus terdiri dari kader organisasi yang handal dan militan serta
pantang putus asa.
c. PGRI Membangun Serikat Pekerja yang Kuat
Tantangan yang dihadapi Serikat Pekerja merupakan suatu motivasi untuk
menjadikan organisasi semakin kuat. Banyak orang berpendapat, apabila
organisasi guru dapat kuat dengan mencari relasi sebanyak mungkin. PGRI harus
bekerja sama dengan berbagai pihak yang terkait , misal dengan DPR, orang tua
murid, Dewan Pendidikan, dan Komite Pendidikan.
KSPI merupakan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia. Saat ini, KSPI
merupakan gabungan dari 11 Federasi Serikat Pekerja Indonesia yang
beranggotakan sekitar 400 organisai atau Serikat Pekerja. Organisasi guru dalam
ranah international terdiri dari 3 organisasi, yakni :
1) Education International yang berinduk pada ICFTU
2) World Confederation of Teachers yang berinduk pada Worl Confederation
of Labours
3) FISE (Komunis) yang berinduk pada Persatuan Buruh Komunis
Internasional
Adapun beberapa hal yang menyebabkan PGRI terlihat kuat adalah :
1. Memiliki anggota yang cukup besar (kurang lebih 1,6 juta orang)
2. Berpengalaman dalam perjuangan mengatasi berbagai permasalahan
3. Mempunyai hubungan erat dengan banyak organisasi guru di luar negeri
4. Anggota Education International
Faktor – faktor yang dapat melemahkan PGRI, antara lain :
 Terdapat banyak organisasi guru selain PGRI berdiri, sehingga dapat
menjadi ancaman bagi PGRI
 Iuran PGRI kecil dan tidak semua anggota membayarnya
 Pada umumnya kesejahteraan anggota PGRI sangat memprihatinkan

4
d. Dana dalam Memperkuat PGRI sebagai Serikat Pekerja
Suatu organisasi menjadi kuat apabila didukung pula oleh dana yang
memadai. Sehubungan dengan itu, disarankan hal – hal berikut :
1. PGRI harus berupaya agar semua iuran anggota dapat masuk, tidak hilang
atau tersangkut pada seseorang
2. PGRI harus memperjuangkan agar pemasukan iuran anggota dilakukan
dengan “check – of system”
3. PGRI harus mencari sumber dana lain diluar iuran anggota
4. Pengurus harus lincah dan tanggap dalam rangka mencari dana bagi
organisasi, para anggota harus disadarkan tanggung jawabnya dalam
membayar iuran
5. Peranan bendahara sangat penting dalam upaya menerima, menyimpan,
membayar serta bertanggung jawab mengembangkan sumber dana dan
managemen penggunaan dana organisasi
6. Meningkatkan koperasi guru atau PGRI
7. Sosialisasi dan Pelaksanaan Serikat Pekerja.
Seluk beluk Serikat Pekerja adalah salah satu hal yang penting bagi PGRI.
Oleh sebab itu PGRI perlu mengadakan sosialisasi kepada seluruh anggota PGRI.
Sosialisasi mengenai Serikat Pekerja dapat dilakukan dengan berbagai cara,
sebagai berikut :
 Dilakukan setiap ada pertemuan PGRI
 Memanfaatkan majalah PGRI
 Menerbitkan buletin khusus PGRI
Pengurus Besar PGRI telah berhasil mencari dana dari beberapa organisasi
di luar negeri dalam rangka membiayai sosialisasi PGRI sebagai Serikat Pekerja
yaitu dari Education International, Public Service International, International
Labour Organization, dan Frederick Ebert Stiftung.
e. Hak Hukum dan Jaminan Sosial PGRI sebagai Serikat Pekerja
1. Hak-hak hukum PGRI sebagai Serikat Pekerja, meliputi :
a. Memperoleh kesempatan kerja (equal opportunity)
b. Mendapatkan diklat
c. Memilih pekerjaan

5
d. Memperoleh penghidupan yang layak
e. Memperoleh gaji yang adil dan layak
f. Memperoleh perlindungan kerja
g. Memperoleh kebebasan berserikat
2. Jaminan sosial sebagai Serikat Kerja, yaitu :
 Jaminan sosial guru
Syarat-syarat umum jaminan sosial guru adalah semua guru, tanpa
memperhatikan jenis sekolah yang dilayaninya, maka berhak memperoleh
perlindungan jaminan sosial yang sama.
 Jaminan kesehatan
Jaminan karena sakit dapat diberikan ketika terjadi ketidakmampuan
bekerja yang melibatkan penangguhan pendapatan. Adapun pembayaran dapat
dilakukan sejak hari pertama dalam setiap kasus dimana terjadi penangguhan
pendapatan. Apabila waktu untuk jaminan kesehatan terbatas pada masa
tertentu, maka syarat-syarat tersebut dibuat untuk memperpanjang keadaan
mendesak dengan maksud untuk memisahkan para guru dari muridnya.
 Jaminan kecelakaan kerja
Guru berhak memperoleh perlindungan terhadap akibat-akibat
kecelakaan yang diderita, bukan hanya selama mengajar di sekolah tetapi
ketika melakukan kegiatan sekolah, baik di luar atau di dalam sekolah.
 Tunjangan karena cacat
Tunjangan karena cacat dapat dibayarkan kepada guru yang terpaksa
tidak melanjutkan pengajaran karena ketakmampuan fisik atau mental.
Persyaratan dibuat untuk memberikan pensiun dimana tidak diliput oleh
perpanjangan tunjangan karena sakit atau hal lain. Apabila ketidakmampuan
tersebut hanya sebagian (parsial) berarti guru masih mampu mengajar paruh
waktu sehingga tunjangan ketidakmampuan parsial harus dibayarkan.
2.3 Peranan PGRI sebagai Organisasi Ketenagakerjaan dari Periode ke
Periode
a) Periode 1945-1962
Soedjono, Ketua Umum Pengurus Besar PGRI menghasilkan konsep
PGRI tentang pendidikan nasional. Konsep tersebut untuk mengatasi kekurangan

6
guru, yaitu Kursus Guru Tjepat (KGTJ) dijadikan SGB atau KGB KPKPKB
dijadikan SGB, berasrama SGA, berasrama ME Subiadinata. Ketua Umum
Pengurus Besar PGRI diangkat menjadi Kepala Kantor urusan Pegawai (KUP)
pada 1968, sekarang BKN atau BAKN. PGRI membentuk Rukun Kerja Sama
(RKS) pegawai negeri untuk perbaikan nasib.
b) Periode 1962 – 1970
PGRI mendirikan PSPN (Persatuan Serikat Pekerja Pegawai Negeri),
PERSAJA (Persatuan Djaksa), PERSAHI (Persatuan Hakim Indonesia), SSKDN
(Serikat Sekerja Kementerian Dalam Negeri), PBKA (Persatuan Buruh Kereta
Api), PPPRI (Persatuan Pegawai Polisi RI), PBPTT (Persatuan Buruh Pos
Telepon Telegraf, dan sebagainya.
PSPN didirikan untuk menghadapi tekanan atau serangan PKI (Partai
Komunis) melalui SOBSI atau PKI terhadap Serikat Pekerja Non Komunis. PSPN
akhirnya bergabung menjadi KSBM (Kerja Sama Buruh Militer). KSBM adalah
cikal bakal Sekber Golkar (Sekretariat Bersama Golongan Karya) 1964. PGRI
menjadi anggota WCOTP (World Confederation of Teaching Profesion) dalam
WCOTP World Congress di Seoul, Korea Selatan (Subiadinata, Slamet I) pada
1966. Pada 5 Oktober 1966 Konvensi ILO UNESCO di Paris menghasilkan Status
of Teachers (Status Guru Dunia). Pemerintah RI dan PGRI (H.M. Hidajat dan Ir.
GB Dharmasetia) hadir dan menandatangani konvensi ILO Unesco tersebut.
Pada 1966 PGRI mendirikan KAGI (Kesatuan Aksi Guru Indonesia) yang
terdiri dari PGRI, IGM (Muhammadiyah), PG Perti, Pergunu, PGII, Pergukri,
PGK (Katolik) dan PGM (Marhaenis). Tokoh-tokoh KAGI adalah M.E.
Subiadinata, Rusli Yunus, Drs. W.D.F. Rindorindo (Ketua-ketua Periodik), Drs.
Estiko Suparjono, T. Simbolon, F.X. Pasaribu (sekjen atau Wakil Sekjen),
Harkam Effendi, Nurimansyah Hasibuan, Effendi Sudijawinata, Abdullah Latif,
dan sebagainya. Dalam Kongres PGRI XII di Bandung, KAGI meleburkan diri ke
dalam PGRI (unitaristik, independen, dan non parpol), artinya menanggalkan baju
parpol, hanya bicara guru dalam PGRI.
c) Periode 1970 – 1998
Tahun 1970 PGRI diundang ke Head Quarters IFFTU (International
Federation of Free Teachers Union) di Brussel, diwakili oleh Rusli Yunus. PGRI

7
memprakarsai berdirinya MPBI (Majelis Permusyawaratan Buruh Indonesia) pada
1969 yang dilakukan oleh tiga tokoh PGRI, yaitu M.E. Subiadinata, M. Hatta, dan
Rusli Yunus. 1970 MPBI menjadi FBSI (Federasi Buruh Seluruh Indonesia),
PGRI terpaksa keluar dari FBSI karena Kongres PGRI ke XIII di Bandung
melarang PGRI ikut serikat buruh, karena PGRI hanya diperbolehkan sebagai
serikat profesi.
Ketua Umum Pengurus Besar PGRI (H. Basyuni Suryamiharja) berhasil
menyelamatkan PGRI supaya tidak dibubarkan, mengikuti keputusan pemerintah
dengan meninggalkan serikat pekerja atau perburuhan. Hal berikutnya yang
dilakukan PGRI adalah mendirikan Gedung Guru Indonesia (GGI) di Jakarta.
PGRI juga menjadi penyelenggara World WCOTP Congress 1979 di Jakarta,
memprakarsai berdirinya ASEAN Council of Teachers (ACT) 1974, dan
memprakarsai Pertemuan Guru-Guru Nusantara (PGN) 1983 di Singapura (Prof.
Gazali Dunia dan Rusli Yunus). Pada 1993 di Stockholm terjadi penyatuan
WCOTP dan IFFTU menjadi Educational International (EI).
d) Periode 1998 – Sekarang
Pada 1998 diadakan Kongres PGRI XVIII di Lembang, yang dihadiri oleh
ketua umum Pengurus Besar PGRI Prof.Dr. H.M. Surya dan Sekretaris Jendral
Drs. H. Sulaiman S.B. Ismaya. Kongres tersebut menghasilkan beberapa hal
sebagai berikut :
 PGRI keluar dari Golkar
 PGRI menyatakan diri kembali sebagai organisasi perjuangan (cita-cita
proklamasi kemerdekaan, kesetiaan PGRI hanya kepada bangsa dan
NKRI), organisasi profesi (meningkatkan kualitas pendidikan) dan
organisasi ketenagakerjaan (kembali sebagai Serikat Pekerja Guru atau
Teachers Union.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar PGRI, pada 2004 Sekretaris Jenderal
KSPI (Rusli Yunus), dan pada 2005 audiensi Pengurus Besar PGRI dengan
Menakertrans (Fahmi Idris) melakukan beberapa hal berikut :
1. Mengklarifikasi UU No.21 tahun 2000 tentang SP/SB (Serikat
Pekerja/Serikat Buruh) khususnya Pasal 48 yaitu :
a. PNS berhak menjadi anggota SP/SB

8
b. Hal tersebut akan diatur dalam suatu Undang-Undang
2. Pernyataan Menakertrans RI :
a. Pemerintah RI telah meratifikasi Konvensi ILO No. 87 dengan
Keppres No. 83 tahun 1998
b. PGRI berjalan sebagai Serikat Pekerja Guru Modern
c. Setiap orang tidak boleh menjadi anggota dari dua organisasi sekaligus
yaitu anggota SP dan SB. Oleh karenanya PGRI yang berstatus PNS
harus memilih menjadi anggota PGRI atau anggota KORPRI.
Berdasarkan Konvensi ILO No.87, keanggotaan SP/SB harus sukarela
dan tidak boleh dipaksa. Hal ini sesuai dengan HAM SP/SB harus
dibentuk secara demokratis.
3. Menakertrans meminta PGRI dan ILO Indonesia serta Depnakertrans
melaksanakan seminar nasional tentang konvensi ILO nomor 87 dan
Keppres No. 83 Tahun 1998.
4. Menakertrans memberi kesempatan kepada PGRI tingkat pusat, provinsi
dan kabupaten/kota mendaftarkan kembali PGRI sebagai SP pada
Disnaker provinsi dan kabupaten/kota.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasar materi di atas, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa :
1. PGRI sebagai organisasi ketenagakerjaan merupakan wadah perjuangan untuk
hak asasi guru sebagai pekerja, terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan,
baik material maupun non material, fisik maupun non fisik. Kesejahteraan
guru diwujudkan dalam lima pilar meliputi, pilar imbal jasa, rasa aman,
hubungan antar pribadi, kondisi kerja, serta meningkatkan dan
mengembangkan diri.
2. PGRI tergabung dalam Serikat Pekerja sejak tahun 1945. Tetapi PGRI juga
mengalami titik perjuangan dan tantangan yang berat selama menjadi bagian
dari Serikat Pekerja salah satunya adalah pemerintah menghentikan gaji bagi
guru yang mogok sehingga organisasi yang harus membayarnya. Dengan
adanya berbagai tantangan dan kesulitan justru menjadikan PGRI semakin
kuat sebagai Serikat Pekerja. PGRI juga berjuang mencari dana guna menjaga
dan meningkatkan kesejahteraan organisasi tersebut. PGRI tidak hanya
melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab, tetapi juga memiliki hak, yaitu
berhak memperoleh hak hukum dan jaminan sosial sehingga kesejahteraan,
keamanan, dan kenyamanan hidup guru dapat dilindungi.
3. PGRI memiliki peran penting sebagai organisasi ketenagakerjaan dari periode
ke periode. Hal ini ini terlihat dari periode 1945-1962 PGRI mampu
menghasilkan konsep tentang pendidikan nasional, mendirikan berbagai
organisasi atau serikat lain pada 1962-1970, memprakarsai berdirinya ACT
dan PGN pada 1970-1998, melakukan klarifikasi undang-undang terkait
Serikat Pekerja/Serikat Buruh pada 1998-sekarang dan berbagai peran lain
dalam kurun periode tersebut.
3.2 Saran
Dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi
penulisan hingga pemaparan materi, untuk itu penulis berharap kesediaan
pembaca memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan
di masa mendatang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Henawanto, A. 2013. Persepsi Guru terhadap Persatuan Guru Republik Indonesia


dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru di Kota Malang. Doctoral
dissertation, University of Muhammadiyah Malang. Diunduh tanggal
19 April 2019 dari http://eprints.umm.ac.id/28783/1/jiptummpp-gdl
antonhenaw-33852-2-babi.pdf
Makalah Sejarah Perjuangan dan Jati Diri PGRI (Tugas Mahasiswa Universitas
Indraprasta PGRI). Diunduh pada 19 April 2019 dari
https://id.scribd.com/upload-
document?archive_doc=380196341&escape=false&metadata=%7B%22co
ntext%22%3A%22archive%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C
%22action%22%3A%22download%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%
2C%22platform%22%3A%22web%22%7D

11

Anda mungkin juga menyukai