Anda di halaman 1dari 10

Pola Makan pada Usia Lanjut dengan Gout Artritis di Panti Sosial Tresna

Werdha Budi Mulya 1 Cipayung

Abstract. Gout arthritis disease in elderly in Panti Sosial Tresna Werdha Budi Muluya 1
Cipayung is influenced by unfavourable consumption factor. There is not difference in food
consumption for gout arthritis patients without gout arthritis.
Case Presentation.Mrs. Y complained of gout and bones pain especially knee. Mrs. Y also
said her uric acid attack will appear when he was wrong to eat as nuts, tofu, tempe, etc.
Discussion.Poor diet in the elderly can cause gout arthritis. This is due to the increase of
purine in the blood due to consumption of foods containing high purine.
Counclution& Suggestion.Poor diet affect the incidence of gout arthritis. Special attention is
needed to diet and nutrition in the eldery with gout arthritis.

Abstrak
Latar belakang. Penyakit gout atritis pada lansia di panti social tresna werdha budi muliya 1
cipayung dipengaruhi oleh faktor konsumsi yang kurang baik. Tidak ada perbedaan konsumsi
makanan antara pasien dengan gout dan tanpa gout atritis.
Presentasi kasus. Ny. Y mengeluh asam urat dan tulang-tulangnya nyeri terutama lutut. Ny.
Y juga mengatakan serangan asam uratnya akan muncul ketika ia salah makan seperti makan
kacang-kacangan, tempe, tahun, kembang kol dll. Ny.
Diskusi. pola makan yang tidak baik pada lansia dapat menyebabkan gout atritis. Hal ini di
karenakan terjadinya peningkatan purin dalam darah akibat konsumsi makanan yang
mengandung purin tinggi.
Kesimpulan& saran.pola makan yang tidak baik berpengaruh terhadap kejadian gout
artritis. Diperlukan perhatian khusus terhadap pola konsumsi dan gizi pada lansia dengan
Gout artritis.
PENDAHULAN
Seiring dengan meningkatnya pembangunan bidang kesehatan, meningkat pula Usia
Harapan Hidup (UHH) yang menyebabkan proporsi populasi yang berusia > 60 tahun juga
bertambah. Menurut hasil susenas tahun 2000, jumlah lansia 14,4 juta jiwa atau 7,18 dari
total jumlah penduduk, sedangkan pada tahun 2010 jumlah lansia sudah mencapai 19 juta
jiwa atau skitar 8,5% jumlah penduduk. Hal ini menunjukkan peningkatan jumlah lansia dan
diproyeksikan akan terus meningkat , sehingga diperkirakan pada tahun 2020 akan menjadi
28,8 juta jiwa ( Kemenkes RI, 2012).
Pertambahan jumlah lanjut usia (lansia) akan menimbulkan berbagai macam
permasalahan kompleks bagi lansia, keluarga maupun masyarakat meliputi aspek fisik,
biologis, mental maupun sosial ekonomi. Seiring dengan permalahan tersebut akan
mempengaruhi asupam makanannya yang pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap status
gizi (Kemenkes RI, 2012).
Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2007), prevalensi penyakit pada
usia lanjut usia 55-64 tahun adalah penyakit sendi 56,4%, hipertensi 53,7%, stroke 20,2%,
penyakit asma 7,#% jantung 16,1%, diabetes 3,7%, tumor 8,8%. Meningkatnya penyakit
degeneratif pada lanjut usia ini akan meningkatkan beban ekonomi keluarga, masyarakat dan
Negara (Kemenkes RI, 2012).
Gout atritis adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peningkatan kronis konsentrasi
asam urat di dalam plasma. Penyakit gout atritis atau asam urat merupakan salah satu
penyakit yang banyak dijumpai pada laki-laki usia antara 30-40 tahun, sedangkan pada
wanita umur 55-70 tahun, insiden wanita jarang kecuali setelah menopause (Tjokroprawiro,
2007). Menurut American College of Rheumatology, gout adalah suatu kelainan akibat dalam
tubuh yang belebihan atau hiperurisemia ( kadar asam urat lebih dari6,8 atau 7 mg/dl)
sehingga terjadi deposisi kristal monosodiumurat monohidrat dalam cairan ekstraseluler sendi
dan lokasi lainnya pada oenyakit gout. Lokasi terjadinya gout antara lain ibu jari kaki, kaki,
pergelangan kaki, lutut, lengan, pergelangan tangan, siku dan kadang di jaringan lunak atau
tendon.
Di Indonesia belum banyak publikasi tentang gout atritis. Dari penelitian Dalimartha
pada tahun 2008 di Indonesia penyakit gout atritis atau asam urat menduduki urutan ke dua
setelah osteoatritis sedangkan menurut Tjokroprawiro prevalensi penyakit asam urat di
Indonesia di perkirakan 1,6-13,6/100.000 orang, prevalensi tersebut meningkat seiring
meningkatnya usia. Hasil riset kesehatan dasar pada tahun 2013 menunjukkan bahwa
penyakit sendi di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 11.9% dan
berdasarkan diagnosis dan gejala sebesar 24,7%.
Kebiasaan makan adalah faktor penting yang berpengaruh kepada status kesehatan
dan kemampuan fisik seorang usai lanjut. Apabila usia meningkat, jumlah dan frekuensi
makan yang dikonsumsi akan menurun jika dibandingkan dengan golongan yang lebih muda
( Oktaviani et al, 2015).
Asupan makanan yang baik dapat mengontrol kadar asam urat dalam darah. Ada
banyak jenis makanan yang dapat menyebabkan kadar asam urat dalam darah menjadi tidak
normal, seperti makanan yang tinggi purin, makanan yang berprotein tinggi, serta alkohol.
Asupan gizi yang baik sangat diperlukan untuk membantu mengoptimalkan kesehatan dan
mencegah terjadinya penyakit gout atritis atau asam urat (Oktaviani et al, 2015).
Makanan yang boleh dikonsumsi menurut islam adalah makanan yang halal dan
thayibba . kehalalan makanan dapat dilihat dari zatnya serta cara memperolehnya, sedangkan
thayibba dapat diperhatikan dari aspek sehat, proporsional dan aman. Kitab suci Al-Quran
selalu menekankan salah satu dua sifat yakni halal (boleh) atau thayib ( baik). Mengonsumsi
makanan yang halalan thayyiba mempunyai keutamaan sendiri diantaranya: Melahirkan
kepribadian mulia, Melahirkan generasi yang kuat dan cerdas, membantu terijabahnya doa.
Berdasarkan hasil observasi di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Muliya 1 Cipayung
tidak terdapat perbedaan pola konsumsi makanan antara penderita gout atritis dengan tanpa
gout atritis .
Keadaan tersebut ditas mendasri penulisan untuk membua laporan kasus ini dengan
tujuan untuk membahas mengenai suatu kasus Pola Makan pada Usia Lanjut dengan Gout
Artritis di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulya 1 Cipayung. Diharapkan dengan adanya
laporan ini dapat memberikan masukan untuk pelayanan kesehatan dan kesejahteraan lanjut,
serta sebgai dasar untuk penelitian lebih lanjut.

asam urat dan tulang-tulangnya nyeri terutama lutut. Ny. Y juga mengatakan serangan asam
Presentasi Kasus
Ny.Y usia 74 tahun, penghuni ruang Dahlia, sudah berada di Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Mulya 1 Cipayung sejak tahun 2012. Ny. Y beragama Islam, sudah pernah
menikah, suku bangsanya Jawa. Pekerjaan terakhir sebagai penjual kopi. Setelah di lakukan
wawancara ny. Y mengeluh uratnya akan muncul ketika ia salah makan seperti makan
kacang-kacangan, tempe, tahun, kembang kol dll. Ny. Y juga dibatasi dalam konsumsi daun
singkong dan bayam. Ketika asam uratnya kambuh ny. Y hanya mengompresnya dengan air.
Hal inilah yang mendasari ny.Y untuk membatasi pola makannya agar serangan asam uratnya
tidak kembali kambuh dengan tidak makan-makanan yang mengandung purin. Keadaan ini
sudah dirasakan sejak 5 tahun terakhir. Dari catatan berobat yang pernah dilakukan ny. Y di
diagnosis Gout Artritis atau asam urat dan rutin minum obat.

DISKUSI
Asam urat yaitu sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan yang kita
konsumsi (Istianty & Rusilanti, 2013). Pola makan sehat adalah suatu cara atau usaha dalam
pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu sperti mempertahankan
kesehatan, mencegah atau membatu kesembuhan suatu penyakit.
Pola makan juga sebagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan
jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh seseorang dan merupakan ciri khas
untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Faktor yang mempengaruhi pola makan yaitu
budaya, agama dan kepercayaan, status social ekonomi, personal preference, rasa lapar, nafsu
makan, rasa kenyang, dan kesehatan (Andriani & Wirjadmad, 2013).
Untuk mengurangi gejala klinis dari klinis dari penyakit gout, salah satu caranya
adalah menjaga kadar asam urat dalam darah di posisi normal, yaitu 5-7 mg/dl. Batas kadar
asam urat tertinggi untuk pria adalah 6,5 mg/dl sedangkan untuk wanita adalah 5,5 mg/dl.
Purin dalam makanan akan dimetabolisme menjadi asam urat yang dapat memicu
hiperurisemia. Penderita juga dianjurkan untuk membatsi konsumsi lemak hingga 15% dari
total kalori/hari karena lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin.
Makanan yang mengandung purin di kelompokkan menjadi tiga, yaitu makanan
dengan kadar purin yang tinggi, sedang, an ringan. Makanan tinggi purin (100-1000 mg
purin/100 g bahan makanan) seperti otak, jantung, hati, jeroan, burung dara, ikan sarden,
alcohol, telur ikan, kerang dan makanan yang diawetkan. Kelompok makanan ini harus
dihindari olhe penderita gout artritis.
Makanan purin sedang (9-100 mg/100 g bahan makanan) seperti daging sapi, ayam,
udang, jamur, ikan tongkol, hasil olahan kacang ( tahu dan tempe), bayam, kangkug,
kembang kol, buncis, kapri dan biji melinjo, daun singkong, sebaiknya dibatasi asupannya.
Makanan rendah purin seperti nasi, ubi, singkong, jagung, roti, mi, bihun, tepung beras, kue
kering, pudding, susu, keju, telur, sayuran ( kecuali sayuran yang termasuk dalam kelomok
makanan purin sedang), dan buah-buahan kecuali durian dan alpukat. Makanan ini dapat
dikonsumsi setiap hari.
Penderita gout juga disarankan untuk banyak minum ari putih, minimal 2,5 liter/hari
untuk membantu mengeluarkan asam urat melui urin. Sedangkan alcohol, tape dan brem
harus dijauhi. Bahan panagan mengandungalkohol ini dapat meningkatkan asam laktat
plasma, asam yang dapat menghambat pengeluaran asam urat dari dalam tubuh melalui urin.
Faktor resiko yang meyebabkan orang terserang penyakit asam urat adalah pola
makan, kegemukan, suku bangsa ( Dewanti, 2010). Faktor resiko yang mempengaruhi
peningkatan kadar asam urat adalah usia, jenis kelamin, konsumsi purin dan obat-obatan
(Nikmah, 2015). Menurut fauzi (2014), tahap asimtomatik tanda-tanda penyakit asam urat
pada permulaan biasanya ditandai dengan peningkatan kadar asam urat. Penderita pada tahap
asimtomatik tidak merasakan sakit sama sekali dan tidak disertai gekala nyeri, arthritis, tofus
maupun batu ginjal atau batu urat disaluran kemih.
Tahap akut asam urat biasanya terjadi serangan radang sendi disertai disertai dengan
rasa nyeri yang hebat, bengkak, merah dan terasa panas pada pangkal ibu jari kaki. Biasanya
serangan muncul pada tengah malam dan menjelang pagi. Tahap interkritikal asam urat
adalah tahap interval diantara dua serangan akut. Biasanya terjadi setelah satu sampai dua
tahun kemudiaian. Tahap kronik , pada tahap kronik ini ditandai dengan terbentuknya tofi
dan demorfasi atau perubahan bentuk pada sendi-send yang tidak dapat berubah ke bentuk
semula. Hal ini sebut gekala irreversible atau gout atritis kronis. Kondisi ini frekuensi
kambuuh akan smekain sering. Kondisi ini juga disertai rasa sakit terus-menerus yang lebih
menyiksa dan suhu badan tinggi. Bisa menyebabkan penderita tidak bisa jalan atau lumpuh
karena sendi menjadi kaku tidak bisa di tekuk.
Secara umum penangan gout artritis adalah memberikan edukasi, pengaturan diet,
istirahat sendi, dan pengobatan. Manajemen nonfarmakologis pada pasien gout untuk
mengurangi nyeri dapat dilakukan dengan kompres, baik kompres hangat dan kompres
dingin. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa terdapat penurunan skala nyeri pada
pemberian kompres pada psien gout. Rata-rata skala sebesar 1,6 pada kompres hangat dan
1,05 pada kompres dingin.
Pemberian terapi farmakologis untuk gout atritis bertujuan untuk menghilangkan
keluhan nyeri sendi dan peradangan, antara lain kolkisin, obat anti inflamasi non steroid
(OAINS), kortikosteroid, atau ACTH. Obat penurun asam urat seperti allopurinol atau obat
urikosurik tidak boleh diberikan pada stadium akut. Namun pada pasien yang telah rutin
mendapat obat penurun asam urat, sebaiknya tetap diberikan.
Pandangan Islam Tentang Makanan Halal dan Thayibba
Para ulama islam sepakat bahwa ajaran agama islam bertujuan untuk memelihara lima
hal pokok yaitu: agama, jiwa, akal, kehormatan, dan kesehatan. Setiap usaha yang
mendukung tercapainya salah satu diantar tujuan tersebut walaupun beum ditemukan dalam
kitab suci Al-Quran dan al-Sunnah, mendapat dukungan penuh dari ajaran Islam ( Shihab,
1997: 286).
Gizi dalam hal ini mempunyai peran yang sangat besar dalam membina dan
mempertahankan kesehatan seseorang adalah merupakan kewajiban setiap orang untuk
memelihara kesehatannya seperti yang disabdkan baginda Rasulallah SAW “ sesungguhnya
badanmu mempunyai ha katas dirimu”. Maksunya adalah merupakan kewajiban seseorang
untuk memelihara jasmani sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya (Shihab,
1997:286).
Kehidupan yang sehat jasmani merupakan modal utama untuk bisa melaksanakan
pengabdian yang terbaik kepada Allah SWT, selaku hamba Allah maupun insan social, guna
memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Kehidupan yang sehat jasmani dan
rohani tersebut bisa diwujudkan antara lain dengan memanfaatkan secara optimal hasil
ciptaan Allah SWT berupa bush-buahan dan sayuran alam sebagai konsumsi tubuh, sekaligus
penyembuh dan pengembali kondisi serta energy untuk beramal shaleh.
Berkaitan dengan makanan, Al-Quran mensyaratkan bahwa makanan yang
dikonsumsi mesti memenuhi dua syarat yaitu: “halal” dan “baik”. Sebagaimana firman-Nya:

“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah rezekikan kepadamu dan
bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya” (QS. Al-Maidah ayat 88)

Al-Quran membahas pula tentang batasan-batasan kebolehan memakan suatu jenis


makanan dan juga jumlah persiapan yang disimpan dan boleh disantap satu kali makan. Para
ahli juga membuktikan bahwa makanan yang dilarang (haram) itu mutu gizinya jauh lebih
rendah dari pada makanan yang dianjurkan dan makanan yang haram tersebut membawa
akibat buruk bagi kesehatan.
Kehalalan makanann sangat erat kaitannya dengan masalah hukum boleh tidakya
makanan itu dikonsumsi. Kehalalan makanan itu setidaknya dapat di tinjau dari 2 segi, yaitu:
1. Kadungan zatnya
Ajaran isalam sangat memperhatikan tentang materi baraang (makanan) yang akan
dikonsumsi dengan kata lain wujud makanan itu harus bersih (suci) jauh dari segala
najis, kotoran yang menjijikan. Dan mengharamkan empat macam makanan., yaitu :
bangkai, darah, daging babi, serta hewan yang dismebelih tidak menyebut nama Allah
SWT.
2. Cara memperolehnya
Ajaraan islam melarang bagi setiap pemeluknya mencari ataupun memperoleh
makanan dengan jalan yang tidak baik, seperti: mencuri, merampas punya orang lian,
korupsi dll.

Sedangkan baik tidaknya makanan yang dikonsumsi menurut shihab ( 1997: 148) bisa
ditinjau dari segi sehat, proposional dan aman. Yaitu:
1. Makanan yang sehat
Makanan yang sehat dalah makanan yang memiliki kandaungan zat gizi yang cukup
dan seimbang. Salah satu makanan yang sehat dianjurkan untuk di konsumsi seperti
binatang ternak (al-an’am). Sebgaimana firman Allah SWT:

“ Dan Dialah yang telah menciptakan binatang ternak untuk kamu: padanya ada
(bulu) yang meghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan”,
(QS. Al-Nahl ayat 5)

2. Proporsional
Proporsional adalah makanan yang dimakan sesuai dengan kebutuhan, dalam artian
tidak berlebih-lebihan dari apa yang dibutuhkan tubuh an tidak pula kekurangan.
Sebagaimana firman Allah SWT:
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid,
makan dan minumlah, dan jangalah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berelebihan” (QS. Al-Araf ayat 31)
3. Aman
Aman adalah makanan yang suci dari kotor dan terhindar dari segala yang haram.

Keuntungan ataupun keistimewaan yang terdapat dalam mengonsumsi makanan yang halal
dan thayibba antara lain:
1. Melahirkan kepribadian mulia
2. Melahirkan generasi yang kuat dan cerdas
3. Menjadikan do’a mudah dikabulkan Allah SWT

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil wawancara dan pembahasan mengenai pola makan pada lansia dengan
kejadian gout yang terjadi di panti werdha tresna budi mulya 1 cipayung, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pola makan pada lansia berpengaruh terhadap kejadian gout yang terjadi di panti
werdha tresna budi mulya 1 cipayung
2. Lansia yang menderita gout di panti werdha tresna budi mulya 1 cipayung sebagian
besar memiliki pola makan yang kurang baik
3. Ny. Y diberikan terapi obat Allopurional untuk mengurangi kadar asam uratnya. Ny.
Y juga mengompres bagian yang nyeri ketika kadar asam uratnya meningkat.
4. Islam menganjurkan untuk mengonsumsi makanan yang halal dan thayibba .
kehalalan makanan dapat dilihat dari zatnya serta cara memperolehnya, sedangkan
thayibba dapat diperhatikan dari aspek sehat, proporsional dan aman

SARAN
Perlu diperhatiakan pola konsumsi & gizi oleh ahli bidangnya (ahli gizi) di panti werdha
tresna budi mulya 1 cipayung untuk mengatur pola makan pasien dengan gout artritis. Lansia
yang menderita gout artritis perlu meningkatkan asupan mineral dengan cara mengonsumsi
buah dan sayur yang rendah purin sehingga dapat menurunkan manifestasi gout artritis,
seperti peningkatan kadar asam urat dalam darah.

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur kepada Allah SWT karena saya dapat menyelesaikan tugas blok elektif ini
dengan baik. Saya ucapkan terimakasih kepada Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulya 1,
yang telah memberikan kesempatan untuk berkunjung, mengumpulkan data serta
mendapatkan penjelasan ringkas untuk kelancaran case report ini. Terimakasih Ny. Y telah
bersedia menyempatkan waktunya dan bersedia untuk diwawancarai. Saya ucapkan
terimakasih juga kepada dr. Yusnita, M.Kes. sebagai tutor kelompok 3 geriatri yang telah
memberikan bimbingan dan perhatiannya kepada kami sehingga dapat terselesaikannya
laporan kasus ini, kepada dr. Hj. Susilowati, M.kes sebagai Koordinator Pelaksana Blok
Elektif, serta dr. Faisal, Sp.PD. selaku dosen pengampu bidang kepeminatan Geriatri yang
telah memberikan bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini.
Serta teman-teman kelompok Geriatri dan rekan-rekan calon teman sejawat Fakultas
Kedokteran Universitas Yarsi yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam
penyelesaian laporan kasus ini.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2012. Pedoman Pelayanan Gizi Lanjut Usia. Jakarta

Elman Dani. 2015. Managemen Holistik dan Komperhensif pada Wanita Lansia dengan
Hipertensi, Gout, Arthritis, dan Riwayat Stroke. Lampung : Universitas Lampung

Oktaviana, dkk. 2015. Hubungan Status Gizi dengan Gout Arthritis pada Lanjut Usia di
Puskesmas Wamonasa Manado.

Anda mungkin juga menyukai