Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DESAIN INOVATIF
Operatif”
Oleh :
NIM. P07220418006
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ansietas adalah suatu perasaan takut yang berasal dari eksternal atau internal
sehingga tubuh memiliki respons secara perilaku, emosional, kognitif, dan fisik (Videbeck,
2011). Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai
respon otonom (sumber tidak diketahui oleh individu) sehingga individu akan
kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, berkaitan dengan perasaan tidak berdaya dan
respons emosional terhadap penilaian sesuatu. Gangguan ansietas adalah masalah psikiatri
pada operasi harus dilakukan dengan baik dan benar, terutama pada fase preoperasi
karena tahap ini merupakan tahapan awal keperawatan perioperatif. Kesalahan ditahap ini
preoperasi. Kecemasan yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan adanya
perubahan secara fisik maupun psikologis yang akhirnya dapat meningkatkan kerja saraf
simpatis dan akan terjadi peningkatan denyut jantung, frekuensi napas, tekanan
darah, keringat dingin, merasa mulas, gangguan perkemihan, dan secara umum
mengurangi tingkat energy pada pasien sehingga merugikan pasien itu sendiri Untuk
nonbiomedis, Salah satu dari terapi komplementer yang sedang banyak dikembangkan di
1. Tujuan Umum
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan umum dari desain inovatif
preoperatif
2. Tujuan Khusus
Berdasarkan tujuan umum di atas, maka tujuan khusus dari desain inovatif
ini, yaitu:
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Ansietas
1. Pengertian
Ansietas adalah suatu perasaan takut yang berasal dari eksternal atau internal
sehingga tubuh memiliki respons secara perilaku, emosional, kognitif, dan fisik
(Videbeck, 2011). Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang
samar disertai respon otonom (sumber tidak diketahui oleh individu) sehingga individu
adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, berkaitan dengan perasaan tidak
berdaya dan respons emosional terhadap penilaian sesuatu. Gangguan ansietas adalah
masalah psikiatri yang paling sering terjadi di Amerika Serikat (Stuart, 2013).
konsentrasi. Mereka menjauhi situasi yang dapat membuat individu tersebut khawatir
2. Penyebab Ansietas
Penyebab Ansietas Menurut Stuart (2013) terdapat tiga faktor penyebab terjadinya
ansietas, yaitu : a) Faktor biologis/ fisiologis, berupa ancaman yang mengancam akan
penting dalam mekanisme terjadinya ansietas. Selain itu riwayat keluarga mengalami
ansietas memiliki efek sebagai faktor predisposisi ansietas. b) Faktor psikososial, yaitu
ancaman terhadap konsep diri, kehilangan benda/ orang berharga, dan perubahan
usia perkembangan, yaitu masa bayi, masa remaja dan masa dewasa. 13 Selain tiga hal
di atas, Jiwo (2012) menambahkan bahwa individu yang menderita penyakit kronik
seperti diabetes melitus, kanker, penyakit jantung dapat menyebabkan terjadinya
ansietas. Penyakit kronik dapat menimbulkan kekhawatiran akan masa depan, selain
itu biaya pengobatan dan perawatan yang dilakukan juga akan menambah beban
pikiran.
3. Patofisiologi Ansietas
Sistem syaraf pusat menerima suatu persepsi ancaman. Persepsi ini timbul
akibat adanya rangsangan dari luar dan dalam yang berupa pengalaman masa lalu dan
faktor genetik. Kemudian rangsangan dipersepsi oleh panca indra, diteruskan dan
direspon oleh sistem syaraf pusat melibatkan jalur cortex cerebri – limbic system –
hipofise untuk mensekresi mediator hormonal terhadap target organ yaitu kelenjar
adrenal yang kemudian memicu syaraf otonom melalui mediator hormonal yang lain
(Owen, 2016).
4. Tingkat Ansietas
Tingkat Ansietas Menurut Halter (2014) ada 4 klasifikasi tingkat ansietas yaitu
a. Ansietas Ringan
dan memungkinkan individu menjadi lebih fokus pada realitas. Individu akan
tangan). respons fisiologis yang terjadi pada ansietas ringan yaitu nadi dan
tekanan darah sedikit meningkat, adanya gangguan pada lambung, muka berkerut,
dan bibir bergetar. Respons kognitif dan afektif yang terjadi yaitu gangguan
b. Ansietas Sedang
Pada ansietas sedang, lapang pandang individu menyemit. Selain itu individu
kemampuan untuk berpikir jernih, tapi masih ada kemampuan untuk belajar dan
yaitu jantung berdebar, meningkatnya nadi dan respiratory rate, keringat dingin,
dan gejala somatik ringan (seperti gangguan lambung, sakit kepala, sering
berkemih). Terdengar suara sedikit bergetar. Ansietas ringan atau ansietas sedang
c. Ansietas Berat
Semakin tinggi level ansietas, maka lapang pandang seseorang akan semakin
mampu fokus pada satu hal dan mengalami kesulitan untuk memahami apa yang
terjadi. Pada level ini individu tidak memungkinkan untuk belajar dan
memecahkan masalah, bahkan bisa jadi individu tersebut linglung dan bingung.
d. Panik
lingkungan sekitar. Adanya halusinasi dan persepsi sensorik yang palsu (melihat
seseorang atau objek yang tidak nyata). Tidak terkoordinasinya fisiologis dan
adanya gerakan impulsif. Pada tahap panik ini individu dapat mengalami
ansietas sekitar 15-30 menit per episode. Selama serangan panik, individu merasa
Serangan panik dapat terjadi secara spontan. Frekuensinya bervariasi tiap individu.
HARS merupakan salah satu kuesioner yang mengukur skala ansietas yang masih
digunakan sampai saat ini. Kuesioner terdiri atas 14 item. Masing-masing item
terdiri atas 0 (tidak terdapat) sampai 4 skor (terdapat). Apabila jumlah skor <17
ansietas ringan, 18-24 ansietas sedang, 25-30 ansietas berat. (Nursalam, 2013)
1. Definisi
manusia sejak jaman Yunani kuno dan mulai diterapkan pada masa Perang
Dunia I dan II. Terapi musik dalam bidang kedokteran dapat digunakan
Musik Klasik adalah sebuah musik yang dibuat dan ditampilkan oleh
klasik juga merupakan suatu tradisi dalam menulis musik, yaitu ditulis
dalam bentuk notasi musik dan dimainkan sesuai dengan notasi yang
ditulis. Musik klasik adalah musik yang komposisinya lahir dari budaya
Eropa dan digolongkan melalui periodisasi tertentu (Kamus Besar Bahasa
Indonesia 2008). Macam dari musik klasik salah satunya adalah canon in d
major Pachelbel, musik klasik ini membuat suatu nuansa yang antara penuh
menyegarkan jiwa
otak.
d. Mempengaruhi pernafasan.
koordinasi tubuh.
simbolisme.
kognisi, perilaku serta kesehatan. Bahkan terapi musik juga telah digunakan
untuk menolong para korban dalam perang dunia I dan II. Dengan penggunaan
terapi musik maka para korban dilaporkan lebih cepat sembuh dan memiliki
musik. Terapi musik juga pernah di uji cobakan pada bayi. Bayi-bayi yang
baru lahir diletakkan dalam sebuah tempat tidur besar dan dikepala mereka
mereka akan bergerak seiring dengan ritme lagu yang mereka dengar. Terapi
keturunan yang menyakitkan dan sampai saat ini belum ada obatnya. Jaringan
Sudah tiga kali mengalami serangan jantung ringan, pada mulanya musik dari
dengan terapi musik, cuma 5 menit mendengarkan musik sudah bisa tenang.
Organ pendengaran pada manusia lebih baik daripada organ penglihatan. Salah
tangkap melalui organ pendengaran dan diolah di dalam sistem saraf tubuh dan
2002).
simpatis saraf otonom bereaksi langsung pada otot polos dan organ internal
denyut jantung dan tekanan darah, dan norepinefrin secara tidak langsung
melalui aksinya pada kelenjar hipofisis melepaskan gula dari hati. Adrenal
(korteks adrenal) yang menyebabkan pelepasan hormon (salah satu yang utama
adalah kortisol) yang meregulasi kadar glukosa dan mineral tertentu (Primadita
2011).
Salah satu manfaat musik sebagai terapi adalah self-mastery yaitu kemampuan
untuk mengendalikan diri. Musik mengandung vibrasi energi, vibrasi ini juga
tersebut sistem kekebalan tubuh seseorang lebih berpeluang untuk aktif dan
(Setiadarama 2002).
BAB III
A. Jenis Intervensi
B. Tujuan
Tujuan dilakukan intervensi ini adalah untuk menurunkan tingkat ansietas pada
C. Waktu
D. Setting
Terapi musik dilakukan di Ruang Angsoka, Rumah Sakit Umum Daerah Abdul
1. Musik klasik
2. Handphone
3. Earphone
2. Tahap Orientasi
3. Tahap Kerja
a) Melakukan pengkajian tingkat ansietas pasien menggunakan Hamilton
4. Tahap Terminasi