Anda di halaman 1dari 17

LO 1.

MM Asam-Basa

LI.1.1 Definisi Asam dan Basa

Asam adalah sekelompok zat yang mengandung hidrogen yang mengalami disosiasi
atau terpisah dalam larutan untuk menghasilkan H⁺ bebas dan anion.

Basa adalah bahan yang dapat berikatan dengan H⁺ bebas dan menarik ion
tersebut dari larutan.

Menurut Bronsted Lowry:


- asam adalah zat yang dapat memberikan ion (H+) ke zat lain sebagai donor
proton.Contohnya : asam asetat (CH3COOH), cendrung untuk melepaskan proton
(H+) yang ada pada gugus karboksilatnya, dimana :
CH3COOH  CH3COO- + H+

- basa adalah zat yang dapat menerima ion (H+) dari zat lain akseptor proton dari asam
konjugatnya.

Menurut Lewis :
-asam adalah akseptor electron.
-basa adalah molekul atau ion yang memiliki tendensi untuk mendonorkan PEBnya.

F H
F H
+ :N H
B F B N H
F F H
F H

asam lewis basa lewis

Menurut Arrhenius :
- Asam adalah zat yang terdisosiasi dalam air membentuk ion hidrogen
[H + ].Contoh :HCl dalam air akan membentuk ion H+ dan Cl-, oleh karena
itu HCl merupakan suatu asam.

HCl  H+ + Cl-

- Basa adalah zat yang terdisosiasi dalam air membentuk ion hidroksida
[OH − ]. Contoh: NaOH dalam air akan membentuk ion Na+ dan OH-, oleh
karena itu NaOH merupakan suatu basa.

NaOH  Na+ + OH-

(Sjafiruddin,2008)
Sifat-sifat asam :
- Rasa: masam ketika dilarutkan dalam air.
- Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat merusak kulit,
terutama bila asamnya asam pekat.
- Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam , yaitu
korosif terhadap logam.
- Hantaran listrik: asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan
cairan elektrolit.

Sifat-sifat basa :
- Kaustik
- Rasanya pahit
- Licin seperti sabun
- Nilai pH lebih dari 7
- Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
- Dapat menghantarkan arus listrik
- Menetralkan asam

LO.1.2. Klasifikasi Asam dan Basa


Berdasarkan Kekuatannya
Klasifikasi asam basa ini digolongkan berdasarkan kekuatannya dan ukuran
terionisasi, dibagi menjadi 2 , yaitu:
1. Asam kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat di larutkan dalam
air dan menghasilkan jumlah ion semaksimum mungkin. Contoh asam kuat :

Nama Asam Kuat


Asam klorida HCl
Asam nitrat HNO3
Asam sulfat H2SO4
Asam bromida HBr
Asam iodida HI
Asam klorat HClO3
Asam perklorat HClO4
Asam klorit HClO3
Asam bromit HBrO3
Asam perbromat HBrO4
Asam iodit HIO3
Asam periodat HIO4

Basa kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat dilarutkan dalam
air dan bereaksi dengan asam.Contoh basa kuat :

Nama Basa Kuat


Litium hidroksida LiOH
Atrium hidroksida NaOH
Kalium hidroksida KOH
Kalsium hidroksida Ca(OH)2
Rubidium hidroksida RbOH
Stronsium hidroksida Sr(OH)2
Secium hidroksida CsOH
Barium hidroksida Ba(OH)2

2. Asam lemah adalah senyawa yang hanya sedikit terurai saat dilarutkan didalam air
kurang bereaksi kuat dengan asam. Contoh asam lemah
Nama Asam Lemah
Asam asetat CH3COOH
Asam askorbat H2C6H6O6
Asam benzoat C7H5O2H
Asam borat H3BO3
Asam karbonat H2CO3
Asam sitrat H3C6H5O7
Asam format CHCOOH
Asam hidrazida HN3
Asam sianida HCN
Asam fluorida HF
Hidrogen peroksida H2O2
Asam hipoklorit HClO
Asam laktat HC3H5O3
Asam nitrit HNO2
Asam oksalat C2H2O4
Fenol C6H5OH
Asam propanoat CH3CH2COOH
Asam sulfit H2SO3
Asam urat C5H3N4O3H
Asam fosfat H3PO4
Asam sulfida H2S
Asam arsenat H3AsO4
Asam butanoat C3H7COOH
Asam heptanoat C4H9COOH
Asam heksanoat C5H11COOH
Asam oktanoat C7H15COOH
Asam pentanoat C6H13COOH
Basa lemah adalah senyawa yang hanya sedikit terurai saat dilarutkan dalam
air. Contoh basa lemah
Nama Basa Lemah
gas amoniak NH3
besi(II) hidroksida Fe(OH)2
Hydroxylamine NH2OH
Aluminium hydroxide Al(OH)3
Iron (III) hydroxide Fe(OH)3
Ammonium hydroxide NH4OH
Metilamin hydroxide CH3NH3OH
Etilamin hydroxide C2H5NH3OH

Berdasarkan Bentuk Ion


- Asam anion adalah asam yang mempunyai muatan negatif.
Contoh : SO3-
- Asam kation adalah asam yang mempunyai muatan positif.
Contoh : NN4 +
- Basa anion adalah basa yang mempunyai muatan negatif.
Contoh : Clˉ, CN−
- Basa kation adalah basa yang mempunyai muatan positif.
Contoh : Na+

Berdasarkan kemampuan ionisasi asam dan basa

- Asam dan basa monoprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan
satu ion H⁺ atau ion OHˉ (dikenal juga dengan ionisasi primer)
Contoh : asam monoprotik [HCl, HNO3 , CH3 COOH]
basa monoprotik [NaOH, KOH]
- Asam dan basa diprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan 2
ion H⁺ atau ion OHˉ (dikenal dengan ionisasi sekunder)
Contoh : asam diprotik [H2 SO4 , H2S]
basa diprotik [Mg(OH)2 , Ca(OH)2, Ba(OH)2]
- Asam dan basa poliprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan 3
atau lebih ion H⁺ atau ion OHˉ (dikenal juga dengan ionisasi tersier)
Contoh : asam poliprotik [H3 PO4 ]
basa poliprotik [Al(OH)3]

Asam-asam yang berasal dari proses metabolisme

- Asam volatil adalah asam yang mudah menguap, dapat berubah bentuk
menjadi bentuk cair maupun gas. Asam volatil merupakan hasil akhir dari
metabolisme asam amino, lemak dan karbohidrat.
Contoh : karbondioksida, asam karbonat
- Asam nonvolatil adalah asam yang tidak mudah menguap, tidak dapat
berubah bentuk menjadi gas untuk diekskresi oleh paru-paru, tapi harus
dieksresikan oleh ginjal.
Contoh : asam organik, asam nonorganik
(Sukmariah, 1990)

LI.2. Memahami dan Menjelaskan pH


LO.2.1. Definisi pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan nilai keasaman
atau kebasaan yang dimiliki suatu larutan.Unit pH diukur pada skala 0 – 14. Istilah pH
berasal dari “p”, lambang matematika dari negatif logaritma dan “H” lambang kimia
untuk unsur hidrogen.
pH dibentuk dari informasi kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat derajat
keasaman atau basa yang berkaitan dengan aktivitas ion hidrogen. Nilai pH dari suatu
unsur adalah perbandingan antara konsentrasi ion hidrogen [H+] dengan konsentrasi ion
hidroksil [OH-].Jika konsentrasi H+ lebih besar dari OH-, material disebut asam.Yaitu
nilai pH adalah kurang dari 7.Jika konsentrasi OH- lebih besar dari H+, material disebut
basa dengan suatu nilai pH lebih besar dari 7.
(Guyton, 2008)
LI 2.2 Indikator pH
Yang digunakan untuk mengukur pH suatu larutan adalah:
- Kertas lakmus, kertas lakmus berubah menjadi merah bila keasaman larutan naik
(asam), sedangkan berubah menjadi warna biru bila jika tingkat keasamaan
larutan turun (basa). Penggunaan kertas lakmus ini adalah pengukuran yang
paling sederhana, tetapi tidak dapat menentukan nilai pasti pH tersebut, hanya
menunjukkan asam atau basa.
- Indikator Kertas (Indikator Stick). Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap
kotak kemasan indikator jenis ini dilengkapi dengan peta warna. Penggunaannya
sangat sederhana, sehelai indikator dicelupkan ke dalam larutan yang akan diukur
pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan peta warna yang tersedia
- Indikator universal, substansi yang dapat berubah warna diantara berbagai
ukuran pH. Indikator tidak memberikan gambaran lebih spesifik terhadap nilai
pH dibandingkandengan kertas lakmus. Indikator universal merupakan gabungan
berbagai indikator yang diikuti dengan perubahan warna dari pH 2 – 10.
Berbagai macam indikator universal, yaitu :

Larutan Indikator Trayek pH Perubahan Warna


Metil Ungu 0,5 – 1,5 Kuning – Ungu
Metil Kuning 2,0 – 3,0 Merah – Kuning
Metil Jingga 3,1 – 4,4 Merah – Kuning
Brom Kresol Hijau 3,8 – 5,4 Kuning – Biru
Metil Merah 4,2 – 6,3 Merah – Kuning
Brom Timol Biru 6,0 – 7,6 Kuning – Biru
Fenolftalein 8,0 – 9,6 Tidak Berwarna – Merah
Alizarin Kuning 10,1 – 12,0 Tidak Berwarna – Ungu

- Menggunakan alat pH meter yaitu alat yang digunakan di lab untuk menentukan
pH dari suatu larutan dan nilainya tertera sangat jelas. pH meter bekerja
berdasarkan prinsip elektrolit atau konduktivitas suatu larutan.

Daftar indikator asam basa lengkap

Rentang Kuantitas penggunaan per 10


Indikator Asam Basa
pH ml
Timol biru 1,2-2,8 1-2 tetes 0,1% larutan merah Kuning
1 tetes 0,1% dlm larutan 0% tak
Pentametoksi merah 1,2-2,3 merah-ungu
alcohol berwarna
Tropeolin OO 1,3-3,2 1 tetes 1% larutan merah Kuning
1-2 tetes 0,1% larutan dlm tak
2,4-Dinitrofenol 2,4-4,0 Kuning
50% alcohol berwarna
1 tetes 0,1% larutan dlm 90%
Metil kuning 2,9-4,0 merah Kuning
alcohol
Metil oranye 3,1-4,4 1 tetes 0,1% larutan merah Oranye
Bromfenol biru 3,0-4,6 1 tetes 0,1% larutan kuning biru-ungu
Tetrabromfenol biru 3,0-4,6 1 tetes 0,1% larutan kuning Biru
Alizarin natrium
3,7-5,2 1 tetes 0,1% larutan kuning Ungu
sulfonat
1 tetes 0,1% larutan dlm 70%
α-Naftil merah 3,7-5,0 merah Kuning
alcohol
p-Etoksikrisoidin 3,5-5,5 1 tetes 0,1% larutan merah Kuning
Bromkresol hijau 4,0-5,6 1 tetes 0,1% larutan kuning Biru
Metil merah 4,4-6,2 1 tetes 0,1% larutan merah Kuning
Bromkresol ungu 5,2-6,8 1 tetes 0,1% larutan kuning Ungu
Klorfenol merah 5,4-6,8 1 tetes 0,1% larutan kuning Merah
Bromfenol biru 6,2-7,6 1 tetes 0,1% larutan kuning Biru
tak
p-Nitrofenol 5,0-7,0 1-5 tetes 0,1% larutan Kuning
berwarna
Azolitmin 5,0-8,0 5 tetes 0,5% larutan merah Biru
Fenol merah 6,4-8,0 1 tetes 0,1% larutan kuning Merah
1 tetes 0,1% larutan dlm 70%
Neutral merah 6,8-8,0 merah Kuning
alcohol
1 tetes 0,1% larutan dlm 90%
Rosolik acid 6,8-8,0 kuning Merah
alcohol
Kresol merah 7,2-8,8 1 tetes 0,1% larutan kuning Merah
1-5 tetes 0,1% larutan dlm merah
α-Naftolftalein 7,3-8,7 Hijau
70% alcohol mawar
merah
Tropeolin OOO 7,6-8,9 1 tetes 0,1% larutan kuning
mawar
Timol biru 8,0-9,6 1-5 tetes 0,1% larutan kuning Biru
1-5 tetes 0,1% larutan dlm tak
Fenolftalein (pp) 8,0-10,0 Merah
70% alcohol berwarna
1-5 tetes 0,1% larutan dlm
α-Naftolbenzein 9,0-11,0 kuning Biru
90% alcohol
1 tetes 0,1% larutan dlm 90% tak
Timolftalein 9,4-10,6 Biru
alcohol berwarna
Nile biru 10,1-11,1 1 tetes 0,1% larutan biru Merah
Alizarin kuning 10,0-12,0 1 tetes 0,1% larutan kuning Lilac
1-5 tetes 0,1% larutan dlm oranye-
Salisil kuning 10,0-12,0 kuning
90% alcohol coklat
Diazo ungu 10,1-12,0 1 tetes 0,1% larutan kuning Ungu
oranye-
Tropeolin O 11,0-13,0 1 tetes 0,1% larutan kuning
coklat
1-2 tetes 0,1% larutan dlm tak oranye-
Nitramin 11,0-13,0
70% alcohol berwarna coklat
Poirrier's biru 11,0-13,0 1 tetes 0,1% larutan biru ungu-pink
tak oranye-
Asam trinitrobenzoat 12,0-13,4 1 tetes 0,1% larutan
berwarna merah

Indikator Asam Basa Alami

Senyawa alam banyak yang digunakan sebagai indikator asam basa alami. Beberapa
tumbuhan yang bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan indikator asam basa alami antara
lain adalah kubis ungu, sirih, kunyit, dan bunga yang mempunyai warna (anggrek, kamboja
jepang, bunga sepatu, asoka, bunga kertas). Cara membuat indikator asam basa alami adalah:

1. Menumbuk bagian bunga yang berwarna pada mortar.


2. Menambahkan sedikit akuades pada hasil tumbukan sehingga didapatkan ekstrak cair.
3. Ekstrak diambil dengan pipet tetes dan dan diteteskan dalam keramik.
4. Menguji dengan meneteskan larutan asam dan basa pada ekstrak, sehingga ekstrak
dapat berubah warna.

Inilah hasil pengamatan beberapa indikator asam basa alami.

Warna Warna Air Warna Air Bunga Warna Air Bunga


Nama Bunga
Bunga Bunga Keadaan Asam Keadaan Basa
Kembang
Merah Ungu muda Merah Hijau tua
sepatu
Kuning
Kuning Terompet Emas muda Emas tua
keemasan
Ungu Anggrek Ungu tua Pink tua Hijau kemerahan
Merah Asoka Coklat muda Oranye muda Coklat
Kuning Kunyit Oranye Oranye cerah Coklat kehitaman
Ungu Bougenville Pink tua Pink muda Coklat the
Pink keputih-
Pink Euphorbia Pink muda Hijau lumut
putihan
Merah Kamboja Coklat tua Coklat oranye Coklat kehitaman

LO.2.3. Perhitungan pH larutan


Perhitungan Asam

Perhitungan Basa

(6 Reaksi-reaksi Asam Bas.pdf)

Perhitungan Asam Kuat dan Basa Kuat

Untuk Asam Kuat :

dan kalau [H+] sudah diketahui,


Masuk ke rumus pHAsam = -log[H+]

Untuk Basa Kuat :

dan kalau [OH-] sudah diketahui,


Masuk ke rumus pOH basa = -log[OH-]
Dan terakhir, masuk ke rumus pH basa = 14-pOH basa
(Prinsip-prinsip kimia modern by Oxtoby)

Perhitungan Asam Lemah dan Basa Lemah

Untuk Asam Lemah :


Setelah menemukan [H+], lalu akan masuk ke rumus
Masuk ke rumus pHAsam = -log[H+]

Untuk Basa Lemah :

Setelah menemukan [OH-],


Masuk ke rumus pOH basa = -log[OH-]
Dan terakhir, masuk ke rumus pH basa = 14-pOH basa

(Prinsip-prinsip kimia modern by Oxtoby)

LO.2.4. Manfaat Pengukuran pH


Aplikasi dalam bidang kesehatan, biologi, kimia dan lain lain.
- Dapat mengetahui pH berbagai substansi dalam tubuh
o Cairan getah lambung pH 1,0 – 2,0
o Urine pH 4,8 – 7,5
o Saliva (air liur) pH 6,5 – 6,9
o Darah pH 7,35 – 7,45
- Dapat lebih mudah untuk menunjang teori terapi
- Dapat menyesuaikan kadar enzim untuk terapi suatu penyakit pada organ tertentu,
contoh: Enzim A memiliki sifat spesifik akan rusak pada pH tertentu, maka harus
disesuaikan dengan pH organ yang akan diterapi
- Dapat mengetahui segala kemungkinan dari gangguan keseimbangan asam-basa jika
memakan makanan yang asam seperti jeruk limo, cuka, orange juice.
- Menentukan derajat keasaman dari suatu larutan
- Menyatakan konsentrasi ion hidrogen
- Menentukan suatu kondisi asidosis atau alkalosis
- Mengatur mekanisme ion-ion di cairan ekstraselular

LO.3. Gangguan Keseimbangan Asam dan Basa

LI 3.1. Klasifikasi Gangguan Keseimbangan Asam Basa

1. Asidosis Metabolik
Asidosis metabolik (kekurangan HCO− 3 ) adalah gangguan sistemik yang ditandai dengan
penurunan primer kadar bikarbonat plasma, sehingga menyebabkan terjadinya penurunan pH
(peningkatan [H + ]). [HCO− 3 ] ECF adalah kurang dari 22 mEq/L dan pH-nya kurang dari
7.35.Kompensasi pernapasan kemudian segera dimulai untuk menurunkan PaCO3 melalui
hiperventilasi sehingga asidosis metabolik jarang terjadi secara akut.
Kadar ion HCO3 normal adalah sebesar 24mEq/L dan kadar normal pCO2 adalah 40
mmHg dengan kadar ion-H sebesar 40 nanomol/L. Penurunan kadar ion-HCO3 sebesar 1
mEq/L akan diikuti oleh penurunan pCO2 sebesar 1.2 mmHg
Kompensasi paru dengan cara hiperventilasi yang menyebabkan penurunan tekanan
parsial CO2 , dapat bersifat lengkap, sebagian atau berlebihan. Berdasarkan kompensasi ini,
asidosis metabolik dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
- Asidosis metabolik sederhana (simple atau compensated metabolic acidosis);
penurunan kadar ion- HCO3 sebesar 1 mEq/L diikuti penurunan pCO2 sebesar 1.2
mmHg.
- Gabungan asidosis metabolik dengan asidosis respiratorik dapat juga disebut
uncompensated metabolic acidosis; penurunan kadar ion- HCO3 sebesar 1 mEq/L
diikuti penurunan pCO2 kurang dari 1.2 mmHg (pCO2 dapat sedikit lebih rendah atau
sama atau lebih tinggi dari normal)
- Gabungan asidosis metabolik dengan asidosis respiratorik atau dapat disebut sebagai
partly compensated metabolic acidosis; penurunan kadar ion- HCO3 sebesar 1 mEq/L
diikuti penurunan pCO2 sebesar lebih dari 1.2 mmHg (pH dapat sedikit rendah atau
sama lebih tinggi dari normal)

Ada beberapa jenis asidosis metabolik, diantaranya :


a. Asidosis diabetic
Terjadi ketika zat bersifat asam yang disebut keton menumpuk dalam darah karena
diabetes yang tidak terkontrol.

b. Asidosis hiperkloremik
Disebabkan oleh kehilangan natrium bikarbonat terlalu banyak dari tubuh, biasanya
karena diare berat.

c. Asidosis laktit
Penumpukan asam laktat yang mungkin disebabkan oleh alkohol, kanker, olahraga
berat, dan lain-lain

d. Asidosis tubulus renalis


Terjadi karena adanya penyakit ginjal

e. Asidosis metabolik akut


Biasanya disebabkan oleh produksi berlebihan suatu asam yang tidak dapat
menguap.Pada asidosis metabolik akut, hiperventilasi umumnya terjadi dan
seringkali berat (pernafasan kussmaul).Namun demikian, biasanya tidak mungkin
untuk mendeteksi peningkatan respirasi melalui penerimaan fisis saja pada pasien
asidosis metabolik kronik, kendatipun ada penurunan PCO2 yang cukup besar.

f. Asidosis metabolik kronik


Paling sering disebabkan oleh gangguan fungsi ginjal.Asidosis metabolik kronik
dapat pula tidak menimbulkan gejala atau mungkin disertai perasaan lesu dan
anoreksia, meskipun biasanya sulit untuk menentukan apakah gejala-gejala
mencerminkan asidosis itu sendiri, atau berkaitan dengan penyakit yang
mendasarinya.

2. Asidosis Repiratorik
Asidosis Respiratorik adalah akibat dari retensi abnormal CO2 karena hipoventilasi.
Karena CO2 yang keluar dari paru lebih sedikit daripada normal maka peningkatan
pembentukan dan penguraian H2CO3 yang terjadi menyebabkan peningkatan [H+].
3. Alkalosis metabolik
Alkalosis metabolik (kelebihan HCO3-) adalah suatu gangguan sistemik yang
dicirikan dengan adanya peningkatan primer kadar HCO3- plasma, sehingga
menyebabkan peningkatan pH (penurunan [H+]. [HCO3-] ECF lebih besar dari 26
mEq/L dan pH lebih besar dari 7.45.Alkalosis metabolik sering disertai dengan
berkurangnya volume ECF dan hipokalemia.
4. Alkalosis respiratorik
Alkalosis Respiratorik adalah pengeluaran berlebihan CO2 dari tubuh akibat
hiperventilasi. Jika ventilasi paru meningkat melebihi laju produksi CO2 maka CO2
yang keluar akan terlalu banyak. Akibatnya H2CO3 yang terbentuk berkurang dan
[H+] menurun.

Etiologi, Manifestasi Klinik, Tatalaksa Gangguan Keseimbangan Asam Basa


1. Asidosis metabolik

1.1.Etiologi
Asidosis metabolik ini merupakan jenis gangguan asam-basa yang sering
terjadi. Penyebab umunya yaitu berupa :
- Diare berat
Pada keadaan normal, getah pencernaan kaya asam bikarbonat ini
biasanya di sekresikan ke dalam saluran cerna dan kemudia di serap kembali
ke dalam plasma ketika pencernaan selesai.Tetapi saat diare, asam bikarbonat
ini hilang dari tubuh dan tidak direabsorpsi, karena bikarbonatnya berkurang
maka bikarbonat yang tersedia untuk mendapar ion hidrogen berkurang
sehinnga lebih banyak ion hidrogen bebas yang ada di cairan tubuh.
- Diabetes melitus
Kelainan metabolisme lemak akibat ketidak sel menggunakan glukosa
karena kurangnya efek insulin menyebabkan pembentukan asam keto secara
berlebihan. Penguraian asam keto ini akan meningkatkan hidrogen plasma.
- Olahraga berat
Ketika otot mengandalkan glikolisis anaerob sewaktu olah raga berat,
terjadi peningkatan produksi asam laktat, yang meningkatkan hidrogen
plasma.
- Asidosis urenik
Pada gagal ginjal berat (uremia), ginjal tidak dapat menyingkirkan bahkan
hidrogen dalam jumlah normal yang dihasilkan dari asam-asam nonkarbonat
dari proses-proses metabolik sehingga hidrogen mulai menumpuk di cairan
tubuh.Gagal ginjal jga dapat menahan bikarbonat dalam jumlah memadai
untuk menyangga beban asam yang normal.
( Sherwood, 2012)

Anion-gap dalam plasma


Dalam keadaan normal, jumlah anion dan kation di dalam tubuh adalah
sama besar. Selisih antara Na dengan HNO3 dan Cl atau selisih dari anion lain
dan kation lain di sebut sebagai anion-gap. Pada kelompok pembentukan asam
organik yang berlebihan sebagai penyebab asidosis metabolik, besar anion-gap
akan meningkat oleh karena adanya penambahan anion lain yang berasal dari
asam organik antara lain asam hidroksi butirat pada ketoadosis diabetik, asam
laktat pada asidosis laktat, asam salisilat pada intoksikasi salisilat. Jumlah
normal anion-gap dalam plasma 12±3 meq.

Anion-gap dalam plasma [Na+] – [Cl-] + [HCO3]

Asidosis metabolik dengan anion-gap yang normal selalu disertai


dengan peningkatan ion-Cl dalam plasma sehingga disebut juga sebagai
asidosis metabolik hiperkloremik.
Anion-gap dalam urin
Pada keadaan asidosis metabolik dengan anion gap normal, ion
Cl yang berlebihan akan di sekresikan oleh sel interkaled duktus
kolingentes bersama dengan sekresi ion H+. Terganggu atau normalnya
ekskresi ion NH3 dalam bentuk NH4Cl dapat dinilai dengan menghitung
anion gap di dalam urin.

Anion-gap dalam urin [Na- urin + K-urin] – [Cl-urin]

Bila hasilnya positif, terdapat gangguan pada ekskresi ion-NH3


sehingga NH4Cl tidak terbentuk akibat adanya gangguan sekresi ion H+
di tubulus distal misalnya pada renal tubular asidosis. Hasil yang negatif,
menunjukkan keadaan asidosis metabolik anion-gap normal dimana
ekskresi ion Cl dalam bentuk NH4Cl sebanding dengan sekresi ion H+ di
tubulus distal yang terjadi akibat adanya asidosis metabolik, misalnya
pada keadaan diare.
(Sudoyo,ddk, 2009)

Selisih Anion Normal (Hiperkloremik) Selisih Anion Meningkat


Kehilangan Bikarbonat Peningkatan produksi asam
Kehilangan melalui saluran cerna:  Asidosis laktat: laktat (perfusi
 Diare jaringan atau oksigenasi yang
 lleostomi; fistula pancreas, tidak memadai seperti pada syok
biliaris, atau usus halus atau henti kardiopulmor)
Kehilangan melalui ginjal:  Ketoasidosis metabolik
 Asidosis tubulus proksimal ginjal  Kelaparan : peningkatan asam-
(RTA) asam keto
 Inhibitor karbonik anhidrase  Intoksilasi alcohol : peningkatan
 Hipoaldosteronisme asam-asam keto
Peningkatan beban asam Menelan substansi toksik
 Ammonium klorida  Overdosis salisilat : salisilat,
 Cairan-cairan hiperalimentasi laktat, keton
Pemberian IV larutan salin secara cepat  Metanol atau formaldehid: format
Gagal ginjal akut atau kronis

1.2.Gejala
Gejala yang timbul pada penderita asidosis metabolik berupa :
- Asidosis metabolik ringan tidak timbul gejala. Namun penderita biasanya
merasakan mual, muntah dan kelelahan. Pernafasan menjadi lebih dalam
atau sedikit lebih cepat.
- Untuk asidosis metabolik yang memburuk, penderita mulai merasakan
kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami
kebingungan. Tekanan darah pun dapat menurun dan dapat
mengakibatkan syok, koma dan kematian apabila kondisi asidosis
metaboliknya semakin memburuk.

1.3.Pengobatan
Penanganan untuk asidosis metabolik ini dapat dicegah tergantung dengan
penyebab dan keparahan asidosis metabolik itu.Contohnya seperti pada gagal
ginjal kronik, apabila asidosis metabolik yang terjadi itu ringan atau sedang
maka tidak perlu dilakukan penanganan atau pengobatan. Namun apabila
kadar bikarbonat plasma turun hingga dibawah 15 mmol/L, logis untuk
melakukan pegobatan dengan pemberian basa oral, seperti natrium bikarbonat
atau natrium sitrat.
Ketoasidosis diabetik respon terhadap pemberian insulin, dan kebanyakan
pasien tidak memerlukan pemberian basa.Tetapi, apabila asidosis sangat berat,
pemberian basa perl dibenarkan.
Pada asidosis laktat, jika gangguan dasarnya dapat diatasi, asidosis akan
terkoreksi oleh metabolisme laktat yang menghasilkan bikarbonat. Karena
asidosis laktat biasanya menyertai gagal pernafasan atau sirkulasi yang berat,
sehingga angka mortalitasnya (kematiannya) tinggi.
Asidosis karena diare atau kehilangan basa akibat sekresi bagian
atas, biasanya disertai kehilangan volume dan defisiensi kalium
(hipokalemia).Dengan ada hubungannya dengan gangguan elektrolit ini,
mungkin diperlukan pemberian infus intravena yang sesuai dengan kelainan
pasien yang spesifik.
(Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam by Harrison)

1.4.Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya Asidosis
karena diare yatu dengan cara mencegah terjadinya diare seperti mencuci
tangan dengan sabun, menjauhi makanan yang mungkin sudah terkontaminasi
(seperti makanan di pinggir jalan yang sudah terkena udara tidak sehat
disekitarnya atau makanan yang tidak steril), penyediaan air bersih, menjaga
tubuh agar tidak terjadi gizi buruk, dan juga imunisasi untuk anak-anak.
1.5 Pemeriksaan penunjang

2. Alkalosis metabolik
2.1Etiologi
- muntah. Pengeluaran abnormal H+ dari tubuh akibat hilangnya getah
lambung. H+ menurun dan tidak ladi terjadi reabsorbsi H+ untuk menetralkan
[HCO3] plasma
- ingesti obat alkali misalnya soda kue [NaHCO3] sebagai terapi hiperasiditas
lambung, jika berlebihan maka kelebihan HCO3 akan diserap dan
menimbulkan kelebihan [HCO3] plasma
-
2.2Gejala
Pernapasan lambat merupakan gejala utama dari alkalosis metabolik.
Pernapasan lambat berpotensi menyebabkan Apnea, yaitu tidak bernapas sama
sekali untuk interval waktu tertentu.
Kondisi ini memicu perubahan warna pada kulit sehingga menjadi
kebiruan atau keunguan.
Detak jantung juga akan berlangsung lebih cepat yang disertai penurunan
tekanan darah.
Gejala lain alkalosis metabolik meliputi mati rasa dan kesemutan,
berkedut, kejang otot, mual, muntah, dan diare.
Penderita juga mengalami kebingungan dan pusing, sedang pada kasus
berat mengakibatkan koma dan kejang.

2.3 Pengobatan
Pengobatan alkalosis metabolik akan tergantung dari penyebabnya.
Pengobatan terutama ditujukan untuk mengembalikan keseimbangan
pH dalam tubuh. Untuk itu, tubuh harus terhidrasi dengan baik terlebih dahulu.

2.4 Kompensasi
- system dapar kimiawi segera membebaskan H+
- ventilasi berkurang sehingga CO2 penghasil H+ tertahan dicairan tubuh
- jika keadaan menetap beberapa hari maka ginjal akan menahan H+ dan
mengekskresikan lebih banyak HCO3 di urin

3. Asidosis respiratorik
3.1 Etiologi

Penyakit paru, depresi pusat pernafasan oleh obat atau penyakit, gangguan
syaraf atau otot yang mengurangi kemampuan bernapas dan menahan napas.
Pada asidosis respiratorik tidak terkompensasi CO2 meningkat dimana
HCO3- normal, sehingga rasio menjadi 20/2 dan pH berkurang.Obesitas berat
sehingga membuat seseorang kesulitan bernapas

3.2 Gejala
Gejala-gejala asidosis meliputi kebingungan, lesu, sesak napas,
mengantuk, dan mudah lelah.Beberapa gejala lain termasuk kulit hangat,
hipertensi paru, denyut jantung tidak teratur, refleks tendon berkurang, batuk,
mengi, mudah marah,
3.3 Pengobatan
Pengobatan masalah ini harus difokuskan pada akar penyebab yang
mendasarinya.Untuk asidosis respiratorik yang dipicu oleh penyakit paru-paru,
pengobatan akan mencakup obat broncho-dilator untuk memperbaiki ganggaun
jalan napas.

3.4 Kompensasi
Tindakan kompensasi untuk memulihkan pH ke kadar normal
- dapar kimiawi segera menyerap kelebihan H+
- mekanisme pernafasan biasanya tidak dapat berespons dengan meningkatkan
ventilasi karena masalah respirasi menjadi penyebab
- ginjal menahan HCO3 yang difiltrasi dan menambahkan HCO3 baru ke
plasma dan sembari bersamaan mensekresi dan mengekskresi banyak H+.

4. Alkalosis respiratorik
4.1 Etiologi
Demam, rasa cemas, keracunan aspirin yang merangsang ventilasi
berlebih.Terjadi juga karena mekanisme fisiologik di tempat yang tinggi,
konsentrasi O2 rendah dalam arteri darah merangsang perolehan O2 dan
pengeluaran CO2 berlebih.

4.2 Gejala
Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat
menyebabkan rasa gatal disekitar bibir dan wajah.Jika keadaannya makin
memburuk, bisa terjadi kejang otot dan penurunan kesadaran.

4.4Pengobatan
Memperlambat pernapasan. Jika penyebabnya adalah kecemasan,
memperlambat pernapasan .Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat
pereda nyeri.Menghembuskan napas dalam kantung kertas (bukan kantung
plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita
menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya. Pilihan lainnya adalah
mengajarkan penderita untuk menahan napasnya selama mungkin, kemudian
menarik napas dangkal dan menahan kembali napasnya selama mungkin.Hal ini
dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali.

4.5 Kompensasi
- dapar kimiawi segera membebaskan H+
- saat CO2 dan H+ plasma menurun akibat ventilasi berlebihan,dua dari
perangsang kuat untuk mendorong ventilasi lenyap. Efek ini cenderung
mengerem dorongan yang ditimbulkan oleh faktor nonrespirasi
- ginjal menahan H+ dan mengekskresi HCO3- lebih banyak.
Daf tar Pustaka

Price, Sylvia Anderson (2006), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit


edisi6,ab. Huriawati Hartanto, Jakarta, EGC.
Sherwood, Lauralee (2012), Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi 6, Jakarta,
EGC.
Sudoyo, W Aru, Bambang setiyohadi, Idrus Alwi (2009),Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid I Ed.5, Jakarta, Interna Publishing.
Sukmariah M, Karmiati A (1990), Kimia Kedokteran edisi 2, Binarupa Aksara,
Jakarta.
Ganong, WF, (2007),Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 21,ab. M. Djauhari
Widjajakusumah, Jakarta, EGC.
Saifuddin, M, dkk.(2008), Gangguan Kesimbangan air-elektrolit dan asam-basa
edisi II. Jakarta, FKUI.
Guyton,Arthur c, dkk. (2008), Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta, EGC
(http//medicastore.com/diambil pada selasa, 25Febuary 2010)
(http//belajarkimia.com/oleh Harthadinajha, diambil pada selasa, 25Febuary
2010)
(http //chem-is-try.org/pengukurankeasaaman/oleh Jim Clark/diambil pada
selasa, 25Febuary 2012)

Anda mungkin juga menyukai