Pola Makan Pada Usia Lanjut Dengan Gout Artritis Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulya 1 Cipayung
Pola Makan Pada Usia Lanjut Dengan Gout Artritis Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulya 1 Cipayung
MM Asam-Basa
Asam adalah sekelompok zat yang mengandung hidrogen yang mengalami disosiasi
atau terpisah dalam larutan untuk menghasilkan H⁺ bebas dan anion.
Basa adalah bahan yang dapat berikatan dengan H⁺ bebas dan menarik ion
tersebut dari larutan.
- basa adalah zat yang dapat menerima ion (H+) dari zat lain akseptor proton dari asam
konjugatnya.
Menurut Lewis :
-asam adalah akseptor electron.
-basa adalah molekul atau ion yang memiliki tendensi untuk mendonorkan PEBnya.
F H
F H
+ :N H
B F B N H
F F H
F H
Menurut Arrhenius :
- Asam adalah zat yang terdisosiasi dalam air membentuk ion hidrogen
[H + ].Contoh :HCl dalam air akan membentuk ion H+ dan Cl-, oleh karena
itu HCl merupakan suatu asam.
HCl H+ + Cl-
- Basa adalah zat yang terdisosiasi dalam air membentuk ion hidroksida
[OH − ]. Contoh: NaOH dalam air akan membentuk ion Na+ dan OH-, oleh
karena itu NaOH merupakan suatu basa.
(Sjafiruddin,2008)
Sifat-sifat asam :
- Rasa: masam ketika dilarutkan dalam air.
- Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat merusak kulit,
terutama bila asamnya asam pekat.
- Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam , yaitu
korosif terhadap logam.
- Hantaran listrik: asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan
cairan elektrolit.
Sifat-sifat basa :
- Kaustik
- Rasanya pahit
- Licin seperti sabun
- Nilai pH lebih dari 7
- Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
- Dapat menghantarkan arus listrik
- Menetralkan asam
Basa kuat adalah senyawa yang terurai secara keseluruhan saat dilarutkan dalam
air dan bereaksi dengan asam.Contoh basa kuat :
2. Asam lemah adalah senyawa yang hanya sedikit terurai saat dilarutkan didalam air
kurang bereaksi kuat dengan asam. Contoh asam lemah
Nama Asam Lemah
Asam asetat CH3COOH
Asam askorbat H2C6H6O6
Asam benzoat C7H5O2H
Asam borat H3BO3
Asam karbonat H2CO3
Asam sitrat H3C6H5O7
Asam format CHCOOH
Asam hidrazida HN3
Asam sianida HCN
Asam fluorida HF
Hidrogen peroksida H2O2
Asam hipoklorit HClO
Asam laktat HC3H5O3
Asam nitrit HNO2
Asam oksalat C2H2O4
Fenol C6H5OH
Asam propanoat CH3CH2COOH
Asam sulfit H2SO3
Asam urat C5H3N4O3H
Asam fosfat H3PO4
Asam sulfida H2S
Asam arsenat H3AsO4
Asam butanoat C3H7COOH
Asam heptanoat C4H9COOH
Asam heksanoat C5H11COOH
Asam oktanoat C7H15COOH
Asam pentanoat C6H13COOH
Basa lemah adalah senyawa yang hanya sedikit terurai saat dilarutkan dalam
air. Contoh basa lemah
Nama Basa Lemah
gas amoniak NH3
besi(II) hidroksida Fe(OH)2
Hydroxylamine NH2OH
Aluminium hydroxide Al(OH)3
Iron (III) hydroxide Fe(OH)3
Ammonium hydroxide NH4OH
Metilamin hydroxide CH3NH3OH
Etilamin hydroxide C2H5NH3OH
- Asam dan basa monoprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan
satu ion H⁺ atau ion OHˉ (dikenal juga dengan ionisasi primer)
Contoh : asam monoprotik [HCl, HNO3 , CH3 COOH]
basa monoprotik [NaOH, KOH]
- Asam dan basa diprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan 2
ion H⁺ atau ion OHˉ (dikenal dengan ionisasi sekunder)
Contoh : asam diprotik [H2 SO4 , H2S]
basa diprotik [Mg(OH)2 , Ca(OH)2, Ba(OH)2]
- Asam dan basa poliprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan 3
atau lebih ion H⁺ atau ion OHˉ (dikenal juga dengan ionisasi tersier)
Contoh : asam poliprotik [H3 PO4 ]
basa poliprotik [Al(OH)3]
- Asam volatil adalah asam yang mudah menguap, dapat berubah bentuk
menjadi bentuk cair maupun gas. Asam volatil merupakan hasil akhir dari
metabolisme asam amino, lemak dan karbohidrat.
Contoh : karbondioksida, asam karbonat
- Asam nonvolatil adalah asam yang tidak mudah menguap, tidak dapat
berubah bentuk menjadi gas untuk diekskresi oleh paru-paru, tapi harus
dieksresikan oleh ginjal.
Contoh : asam organik, asam nonorganik
(Sukmariah, 1990)
- Menggunakan alat pH meter yaitu alat yang digunakan di lab untuk menentukan
pH dari suatu larutan dan nilainya tertera sangat jelas. pH meter bekerja
berdasarkan prinsip elektrolit atau konduktivitas suatu larutan.
Senyawa alam banyak yang digunakan sebagai indikator asam basa alami. Beberapa
tumbuhan yang bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan indikator asam basa alami antara
lain adalah kubis ungu, sirih, kunyit, dan bunga yang mempunyai warna (anggrek, kamboja
jepang, bunga sepatu, asoka, bunga kertas). Cara membuat indikator asam basa alami adalah:
Perhitungan Basa
1. Asidosis Metabolik
Asidosis metabolik (kekurangan HCO− 3 ) adalah gangguan sistemik yang ditandai dengan
penurunan primer kadar bikarbonat plasma, sehingga menyebabkan terjadinya penurunan pH
(peningkatan [H + ]). [HCO− 3 ] ECF adalah kurang dari 22 mEq/L dan pH-nya kurang dari
7.35.Kompensasi pernapasan kemudian segera dimulai untuk menurunkan PaCO3 melalui
hiperventilasi sehingga asidosis metabolik jarang terjadi secara akut.
Kadar ion HCO3 normal adalah sebesar 24mEq/L dan kadar normal pCO2 adalah 40
mmHg dengan kadar ion-H sebesar 40 nanomol/L. Penurunan kadar ion-HCO3 sebesar 1
mEq/L akan diikuti oleh penurunan pCO2 sebesar 1.2 mmHg
Kompensasi paru dengan cara hiperventilasi yang menyebabkan penurunan tekanan
parsial CO2 , dapat bersifat lengkap, sebagian atau berlebihan. Berdasarkan kompensasi ini,
asidosis metabolik dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
- Asidosis metabolik sederhana (simple atau compensated metabolic acidosis);
penurunan kadar ion- HCO3 sebesar 1 mEq/L diikuti penurunan pCO2 sebesar 1.2
mmHg.
- Gabungan asidosis metabolik dengan asidosis respiratorik dapat juga disebut
uncompensated metabolic acidosis; penurunan kadar ion- HCO3 sebesar 1 mEq/L
diikuti penurunan pCO2 kurang dari 1.2 mmHg (pCO2 dapat sedikit lebih rendah atau
sama atau lebih tinggi dari normal)
- Gabungan asidosis metabolik dengan asidosis respiratorik atau dapat disebut sebagai
partly compensated metabolic acidosis; penurunan kadar ion- HCO3 sebesar 1 mEq/L
diikuti penurunan pCO2 sebesar lebih dari 1.2 mmHg (pH dapat sedikit rendah atau
sama lebih tinggi dari normal)
b. Asidosis hiperkloremik
Disebabkan oleh kehilangan natrium bikarbonat terlalu banyak dari tubuh, biasanya
karena diare berat.
c. Asidosis laktit
Penumpukan asam laktat yang mungkin disebabkan oleh alkohol, kanker, olahraga
berat, dan lain-lain
2. Asidosis Repiratorik
Asidosis Respiratorik adalah akibat dari retensi abnormal CO2 karena hipoventilasi.
Karena CO2 yang keluar dari paru lebih sedikit daripada normal maka peningkatan
pembentukan dan penguraian H2CO3 yang terjadi menyebabkan peningkatan [H+].
3. Alkalosis metabolik
Alkalosis metabolik (kelebihan HCO3-) adalah suatu gangguan sistemik yang
dicirikan dengan adanya peningkatan primer kadar HCO3- plasma, sehingga
menyebabkan peningkatan pH (penurunan [H+]. [HCO3-] ECF lebih besar dari 26
mEq/L dan pH lebih besar dari 7.45.Alkalosis metabolik sering disertai dengan
berkurangnya volume ECF dan hipokalemia.
4. Alkalosis respiratorik
Alkalosis Respiratorik adalah pengeluaran berlebihan CO2 dari tubuh akibat
hiperventilasi. Jika ventilasi paru meningkat melebihi laju produksi CO2 maka CO2
yang keluar akan terlalu banyak. Akibatnya H2CO3 yang terbentuk berkurang dan
[H+] menurun.
1.1.Etiologi
Asidosis metabolik ini merupakan jenis gangguan asam-basa yang sering
terjadi. Penyebab umunya yaitu berupa :
- Diare berat
Pada keadaan normal, getah pencernaan kaya asam bikarbonat ini
biasanya di sekresikan ke dalam saluran cerna dan kemudia di serap kembali
ke dalam plasma ketika pencernaan selesai.Tetapi saat diare, asam bikarbonat
ini hilang dari tubuh dan tidak direabsorpsi, karena bikarbonatnya berkurang
maka bikarbonat yang tersedia untuk mendapar ion hidrogen berkurang
sehinnga lebih banyak ion hidrogen bebas yang ada di cairan tubuh.
- Diabetes melitus
Kelainan metabolisme lemak akibat ketidak sel menggunakan glukosa
karena kurangnya efek insulin menyebabkan pembentukan asam keto secara
berlebihan. Penguraian asam keto ini akan meningkatkan hidrogen plasma.
- Olahraga berat
Ketika otot mengandalkan glikolisis anaerob sewaktu olah raga berat,
terjadi peningkatan produksi asam laktat, yang meningkatkan hidrogen
plasma.
- Asidosis urenik
Pada gagal ginjal berat (uremia), ginjal tidak dapat menyingkirkan bahkan
hidrogen dalam jumlah normal yang dihasilkan dari asam-asam nonkarbonat
dari proses-proses metabolik sehingga hidrogen mulai menumpuk di cairan
tubuh.Gagal ginjal jga dapat menahan bikarbonat dalam jumlah memadai
untuk menyangga beban asam yang normal.
( Sherwood, 2012)
1.2.Gejala
Gejala yang timbul pada penderita asidosis metabolik berupa :
- Asidosis metabolik ringan tidak timbul gejala. Namun penderita biasanya
merasakan mual, muntah dan kelelahan. Pernafasan menjadi lebih dalam
atau sedikit lebih cepat.
- Untuk asidosis metabolik yang memburuk, penderita mulai merasakan
kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami
kebingungan. Tekanan darah pun dapat menurun dan dapat
mengakibatkan syok, koma dan kematian apabila kondisi asidosis
metaboliknya semakin memburuk.
1.3.Pengobatan
Penanganan untuk asidosis metabolik ini dapat dicegah tergantung dengan
penyebab dan keparahan asidosis metabolik itu.Contohnya seperti pada gagal
ginjal kronik, apabila asidosis metabolik yang terjadi itu ringan atau sedang
maka tidak perlu dilakukan penanganan atau pengobatan. Namun apabila
kadar bikarbonat plasma turun hingga dibawah 15 mmol/L, logis untuk
melakukan pegobatan dengan pemberian basa oral, seperti natrium bikarbonat
atau natrium sitrat.
Ketoasidosis diabetik respon terhadap pemberian insulin, dan kebanyakan
pasien tidak memerlukan pemberian basa.Tetapi, apabila asidosis sangat berat,
pemberian basa perl dibenarkan.
Pada asidosis laktat, jika gangguan dasarnya dapat diatasi, asidosis akan
terkoreksi oleh metabolisme laktat yang menghasilkan bikarbonat. Karena
asidosis laktat biasanya menyertai gagal pernafasan atau sirkulasi yang berat,
sehingga angka mortalitasnya (kematiannya) tinggi.
Asidosis karena diare atau kehilangan basa akibat sekresi bagian
atas, biasanya disertai kehilangan volume dan defisiensi kalium
(hipokalemia).Dengan ada hubungannya dengan gangguan elektrolit ini,
mungkin diperlukan pemberian infus intravena yang sesuai dengan kelainan
pasien yang spesifik.
(Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam by Harrison)
1.4.Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya Asidosis
karena diare yatu dengan cara mencegah terjadinya diare seperti mencuci
tangan dengan sabun, menjauhi makanan yang mungkin sudah terkontaminasi
(seperti makanan di pinggir jalan yang sudah terkena udara tidak sehat
disekitarnya atau makanan yang tidak steril), penyediaan air bersih, menjaga
tubuh agar tidak terjadi gizi buruk, dan juga imunisasi untuk anak-anak.
1.5 Pemeriksaan penunjang
2. Alkalosis metabolik
2.1Etiologi
- muntah. Pengeluaran abnormal H+ dari tubuh akibat hilangnya getah
lambung. H+ menurun dan tidak ladi terjadi reabsorbsi H+ untuk menetralkan
[HCO3] plasma
- ingesti obat alkali misalnya soda kue [NaHCO3] sebagai terapi hiperasiditas
lambung, jika berlebihan maka kelebihan HCO3 akan diserap dan
menimbulkan kelebihan [HCO3] plasma
-
2.2Gejala
Pernapasan lambat merupakan gejala utama dari alkalosis metabolik.
Pernapasan lambat berpotensi menyebabkan Apnea, yaitu tidak bernapas sama
sekali untuk interval waktu tertentu.
Kondisi ini memicu perubahan warna pada kulit sehingga menjadi
kebiruan atau keunguan.
Detak jantung juga akan berlangsung lebih cepat yang disertai penurunan
tekanan darah.
Gejala lain alkalosis metabolik meliputi mati rasa dan kesemutan,
berkedut, kejang otot, mual, muntah, dan diare.
Penderita juga mengalami kebingungan dan pusing, sedang pada kasus
berat mengakibatkan koma dan kejang.
2.3 Pengobatan
Pengobatan alkalosis metabolik akan tergantung dari penyebabnya.
Pengobatan terutama ditujukan untuk mengembalikan keseimbangan
pH dalam tubuh. Untuk itu, tubuh harus terhidrasi dengan baik terlebih dahulu.
2.4 Kompensasi
- system dapar kimiawi segera membebaskan H+
- ventilasi berkurang sehingga CO2 penghasil H+ tertahan dicairan tubuh
- jika keadaan menetap beberapa hari maka ginjal akan menahan H+ dan
mengekskresikan lebih banyak HCO3 di urin
3. Asidosis respiratorik
3.1 Etiologi
Penyakit paru, depresi pusat pernafasan oleh obat atau penyakit, gangguan
syaraf atau otot yang mengurangi kemampuan bernapas dan menahan napas.
Pada asidosis respiratorik tidak terkompensasi CO2 meningkat dimana
HCO3- normal, sehingga rasio menjadi 20/2 dan pH berkurang.Obesitas berat
sehingga membuat seseorang kesulitan bernapas
3.2 Gejala
Gejala-gejala asidosis meliputi kebingungan, lesu, sesak napas,
mengantuk, dan mudah lelah.Beberapa gejala lain termasuk kulit hangat,
hipertensi paru, denyut jantung tidak teratur, refleks tendon berkurang, batuk,
mengi, mudah marah,
3.3 Pengobatan
Pengobatan masalah ini harus difokuskan pada akar penyebab yang
mendasarinya.Untuk asidosis respiratorik yang dipicu oleh penyakit paru-paru,
pengobatan akan mencakup obat broncho-dilator untuk memperbaiki ganggaun
jalan napas.
3.4 Kompensasi
Tindakan kompensasi untuk memulihkan pH ke kadar normal
- dapar kimiawi segera menyerap kelebihan H+
- mekanisme pernafasan biasanya tidak dapat berespons dengan meningkatkan
ventilasi karena masalah respirasi menjadi penyebab
- ginjal menahan HCO3 yang difiltrasi dan menambahkan HCO3 baru ke
plasma dan sembari bersamaan mensekresi dan mengekskresi banyak H+.
4. Alkalosis respiratorik
4.1 Etiologi
Demam, rasa cemas, keracunan aspirin yang merangsang ventilasi
berlebih.Terjadi juga karena mekanisme fisiologik di tempat yang tinggi,
konsentrasi O2 rendah dalam arteri darah merangsang perolehan O2 dan
pengeluaran CO2 berlebih.
4.2 Gejala
Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat
menyebabkan rasa gatal disekitar bibir dan wajah.Jika keadaannya makin
memburuk, bisa terjadi kejang otot dan penurunan kesadaran.
4.4Pengobatan
Memperlambat pernapasan. Jika penyebabnya adalah kecemasan,
memperlambat pernapasan .Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat
pereda nyeri.Menghembuskan napas dalam kantung kertas (bukan kantung
plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita
menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya. Pilihan lainnya adalah
mengajarkan penderita untuk menahan napasnya selama mungkin, kemudian
menarik napas dangkal dan menahan kembali napasnya selama mungkin.Hal ini
dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali.
4.5 Kompensasi
- dapar kimiawi segera membebaskan H+
- saat CO2 dan H+ plasma menurun akibat ventilasi berlebihan,dua dari
perangsang kuat untuk mendorong ventilasi lenyap. Efek ini cenderung
mengerem dorongan yang ditimbulkan oleh faktor nonrespirasi
- ginjal menahan H+ dan mengekskresi HCO3- lebih banyak.
Daf tar Pustaka