Syangkuntala
Syangkuntala
Resi Kanwa menjawab, “Demi kau, anakku sayang, aku akan merestui
Dushmanta. Tetapi untukmu sendiri, pintalah hadiah yang kauinginkan.”
Syakuntala ingin agar keturunannya dengan Raja Dushmanta kekal sampai ke
akhir jaman. Karena itu, ia memohon hadiah restu dari Resi Kanwa agar raja-
raja Paurawa, yaitu raja-raja keturunan wangsa Puru tidak akan pernah
kehilangan kerajaannya dan senantiasa ternama di seluruh dunia.
Ketika tiba waktunya, Syakuntala melahirkan seorang bayi laki-laki yang sehat.
Waktu berumur tiga tahun, anak itu sudah kelihatan tampan, agung, perwira,
tangkas dan terampil serta pandai dalam berbagai ilmu pengetahuan.
Hari demi hari berlalu, kesaktian anak itu semakin
bertambah dan nyata terlihat. Dengan mudah ia menaklukkan
binatang-binatang buas yang berkeliaran di sekitar
pertapaan. Para resi pertapa di hutan itu menyebut dia
dengan nama Sarwadamana, artinya ‘sang penakluk
semua’.
Demikianlah, tiga tahun berlalu ... Jangankan mengirim
utusan untuk menjemput, mengirim pesan atau kabar pun
Raja Dushmanta tidak pernah. Apakah Dushmanta sudah
melupakan Syakuntala?
Setelah mohon diri dan mendapat restu Resi Kanwa, berangkatlah Syakuntala
dan Sarwadamana diiringkan beberapa resi sebagai pengawal. Berhari-hari
mereka berjalan
menembus hutan, menyusuri sungai, dan menyeberangi
padang rumput luas sebelum akhirnya tiba di
gerbang istana Hastinapura.
Dengan hati berdebar-debar, Syakuntala dan anaknya
memasuki gerbang istana dan minta dibawa menghadap
sang Raja. Setelah mengucapkan salam hormat sepatutnya,
ia berkata kepada Raja, “Inilah hamba Tuanku,
Kemudian suara dari kahyangan itu lenyap. Setelah mendengar kata-kata itu,
Raja merasa sangat gembira. Ia berkata kepada semua orang yang ada di
hadapannya, “Kalian dengar sabda dari langit tadi? Sebenarnya aku telah
mengakui anak ini sebagai anakku sendiri. Tetapi, jika kupungut dia dan
kuturuti kata-kata Syakuntala begitu saja, rakyatku pasti curiga dan anakku
dianggap anak haram.”