Anda di halaman 1dari 22

PANDUAN

PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA


DAN BERACUN
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK GRAND
FAMILY
TAHUN 2018

1
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK GRAND FAMILY
NOMOR : 171/SK/DIR/RSIAGF/V/2018

TENTANG

PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN


DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK GRAND FAMILY

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK FAMILY

Menimbang : a. Bahwa agar pelayanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family
dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya Keputusan Direktur
tentang Panduan Pengelolaan Bahan Berbahaya Dan Beracun di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family sebagai landasan bagi
penyelenggaraan seluruh Pengelolaan Bahan Berbahaya Dan
Beracun di Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family;
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan
Anak Grand Family.

Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009


Tentang Rumah Sakit;
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan;
3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia No. 56/Menlh-Setjen/2015 Tentang Tatacara Dan
Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan
Beracun Dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


GRAND FAMILY TENTANG PANDUAN PENGELOLAAN
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DI RUMAH SAKIT
IBU DAN ANAK GRAND FAMILY.
KESATU : Memberlakukan Panduan Pengelolaan Bahan Berbahaya Dan Beracun
di Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 02 Mei 2018

Direktur

dr. Sari Dewi Rosady, M.Gizi., MM


KATA PENGANTAR

Jakarta, Mei 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KEPUTUSAN DIREKTUR
DAFTAR ISI i
KATA PENGANTAR ii
BAB I DEFINISI
1
A.
3
B.
BAB II. RUANG LINGKUP 2
A. 3
B.
BAB III. TATA LAKSANA
A. 5
B. 5

BAB IV. DOKUMENTASI 6

ii
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK GRAND FAMILY
TANGGAL : 02 Mei 2018
NOMOR : 171/SK/DIR/RSIAGF/V/2018

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, gawat darurat dan penunjang medis. Pengelolaan rumah sakit
sebagai institusi pelayanan publik harus dikelola secara aman dari pencemaran
lingkungan rumah sakit yang diakibatkan oleh bahan dan limbah bahan berbahaya
dan beracun.
Sebagai dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang
maka produksi, distribusi dan penggunaan bahan berbahaya semakin meningkat
jumlahnya maupun jenisnya.
Penggunaan bahan berbahaya yang tidak sesuai dengan peruntukannya dan
penangananya dapat menimbulkan ancaman atau bahaya terhadap kesehatan manusia
dan lingkungan.
Salah satu upaya untuk menghindarkan atau mengurangi resiko bahan berbahaya
dilakukan melalui pemberian informasi yang benar tentang Bahan Berbahaya
Beracun ( B3 ) dan cara penanganannya.
Bahwa rumah sakit sebagai institusi pelayanan publik yang memberikan jasa
pelayanan kesehatan adalah tempat dan sarana untuk mengupayakan keselamatan
dan keamanan seluruh penghuni rumah sakit. Untuk dapat memberikan jasa
pelayanan kesehatan secara maksimal, mengamanakan dan mencegah pencemaran
lingkungan, rumah sakit harus dalam keadaan aman akibat dari penggunaan bahan
berbahaya dan beracun.
Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family menggunakan beberapa jenis bahan
berbahaya dan beracun dalam penyelenggaran pelayanan kesehatan. Untuk itu perlu
dibuat panduan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun serta limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3) agar resiko-resiko tersebut dapat diminimalisasi dan
memberikan rasa aman kepada petugas dan lingkungan.
B. Tujuan
1. Sebagai acuan di Rumah Sakit Ibu dan Anak RSIA Grand Family dalam
pengelolaan bahan berbahaya dan beracun serta limbah B3 yang dihasilkan dalam
pelayana kesehatan.
2. Memberikan keamanan kepada pasien, dokter, pengunjung dan karyawan rumah
sakit, serta mencegah pencemaran lingkungan dengan adanya bahan berbahaya
1
dan beracun
3. Meminimalisasi resiko penyakit dan kecelakaan akibat kerja.

C. Dasar Hukum
1. Undang – Undang RI No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tantang Kesehatan
3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
4. Undang – Undang RI No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
5. Undang – Undang RI No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
6. Undang – Undang RI No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
7. Peraturan Pemerintah RI No.18 jo No.85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
8. Peraturan Pemerintah RI No.74 tahun 2001 tentang Bahan Berbahaya Beracun
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 472/MENKES/PER/V/1999 tentang
Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan.
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
11. Keputusan Badan Pengelola Dampak Lingkungan No.01/BAPEDAL/09/1995
Tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

D. Pengertian
1. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik
dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan
dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung, yang mempunyai sifat
racun, karsinogenik, teragonik, mutagenic, korosif dan iritasi.
2. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah sisa suatu usaha dan / atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan / atau beracun yang karena sifat
dan / atau konsentrasinya dan / atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan dan / atau merusakkan lingkungan hidup dan
/ atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya.
3. Pengelolaan Limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan
penimbunan limbah B3.

2
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup panduan pengelolaan bahan dan limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3) di
Rumah Sakit Ibu dan Anak RSIA Grand Family, meliputi :
1. Inventarisasi dan pemberian label bahan dan limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3).
Adapun instalasi / unit kerja yang menggunakan bahan berbahaya, yaitu :
a. Instalasi Gawat Darurat;
b. Ruang rawat inap ibu dan anak;
c. Kamar Bedah;
d. Kamar Bersalin;
e. Ruang Intensive (NICU/ PICU/ HCU);
f. Instalasi Laboratorium;
g. Instalasi Radiologi;
h. Unit Housekeeping;
i. Unit Dapur;
j. IPSRS/ Teknik.
2. Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun (B3) yang meliputi :
a. kegiatan penanganan;
b. penyimpanan.
3. Pengelolaan limbah bahan berbahaya beracun (B3) meliputi pengumpulan,
penyimpanan dan pembuangan;
4. Penanganan tumpahan limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan pelaporan insiden;
5. Alat Pelindung Diri (APD) pada penanganan bahan dan limbah Bahan Berbahaya
Beracun (B3), terdiri dari : masker, sepatu boot, sarung tangan, kaca mata / goegle,
helmet, ear muff / ear plug, clemek / apron, jas lab dan baju operasi;
6. Pendokumentasian limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3), meliputi pengadaan,
penyimpanan dan pemusnahan.

3
BAB III
TATA LAKSANA
A. Inventarisasi dan Pemberian Label Bahan dan Limbah B3 (Bahan Berbahaya
Beracun)
1. Inventarisasi dan pemberian label bahan berbahaya dan beracun
Untuk menentukan bahan berbahaya yang digunakan di RS Aulia mengacu pada
Peraturan Pemerintah RI No 74 tahun 2001 tentang Bahan Berbahaya dan
Beracun serta Permenkes RI No. 472/MENKES/PER/V/1999 tentang
Pengamanan Bahan Berbahaya dengan Klasifikasi Bahan Berbahaya Beracun
(B3) terdiri dari :
a. Corrosive (Korosif);
b. Oksidizing (oksidator);
c. Flammabel (mudah menyala);
d. Toxic (beracun);
e. Dangerous of environment (berbahaya bagi lingkungan);
f. Irritant (iritasi);
g. Explosive (mudah meledak);
h. Karsinogenik
Identifikasi bahan berbahaya dapat dilakukan dengan mengecek ada tidaknya
label/simbol pada kemasan.
Setelah identifikasi bahan berbahaya, dilakukan inventarisasi instalasi/ unit kerja
yang menggunakan bahan berbahaya. Adapun instalasi/ unit kerja yang
menggunakan bahan berbahaya di Rumah Sakit Ibu dan Anak Grand Family
terdiri dari :
a. Instalasi Gawat Darurat;
b. Ruang rawat inap ibu dan anak;
c. Kamar Bedah;
Menggunakan bahan berbahaya bersifat toxic (racun)
d. Kamar Bersalin;
e. Ruang Intensive (NICU/ PICU/ HCU);
f. Instalasi Laboratorium;
Menggunakan lebih dari satu bahan berbahaya. Bahan berbahaya yang
digunakan diantaranya bersifat corrosive (korosif), toxic (beracun),
flammable (mudah menyala) dan (oksidizing) oksidator;
g. Instalasi Radiologi;
Instalasi Radiologi di RSIA Grand Family sudah menggunakan system laser,
jadi tidak menghasilkan limbah B3.
h. Unit Housekeeping;
Menggunakan bahan berbahaya bersifat toxic (racun) dan irritang (iritasi).
i. Unit Dapur;
Menggunakan bahan berbahaya bersifat flammable (mudah menyala)

4
j. IPSRS/Tehnik
Menggunakan bahan berbahaya bersifat flammable (mudah menyala) dan
toxic (beracun)

corrosiv Karsinogenik Dangero


e us of
Environ
ment

irritant Flamma Oxidizin


bel g

toxic Explosi
ve
Gb.2.1 Label bahan berbahaya
2. Inventarisasi dan pemberian label limbah B3
Setiap bahan berbahaya beracun yang digunakan akan menghasilkan limbah
Bahan Berbahaya Beracun (B3). Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
rumah sakit, selain dihasilkan limbah B3 sesuai dengan bahan yang digunakan,
juga dihasilkan limbah Bahan Beracun Berbahaya lain sebagai akibat dari
pelayanan kesehatan. Untuk identifikasi jenis limbah Bahan Berbahaya Beracun
(B3) yang dihasilkan di RSIA Grand Family mengacu pada Peraturan pemerintah
RI No.18 jo No.85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
Beracun dan Kep.Menkes RI No. 1204 tahun 2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Identifikasi limbah B3 dilakukan dengan
pemberian label sesuai dengan tabel 2.1

5
Tabel 2.1
Label limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3)

No Kategori Warna wadah Wadah/kemasan Lambang

1 Radioaktif Merah Kantong plastik

2 Infeksius Kuning Kantong plastik

3 Infeksius tajam Kuning Kantong plastik

4 Kimia cair - Dirigen tertutup

Dirigen tertutup

Drum

Dirigen tertutup

Jenis limbah B3 dan Instalasi / unit kerja yang menghasilkan limbah B3 di RS


Aulia disajikan tabel 2.2

Tabel 2.2
Jenis limbah dan instalasi /unit penghasil

No Instalasi/ unit penghasil limbah B3 Jenis limbah B3


1 Kamar Bedah Infeksius, infeksius tajam kimia
2 Radiologi Kimia
3 Laboratorium Infeksius, kimia
4 Perawatan Infeksius
5 Isolasi Infeksius
6 Icu – Nicu infeksius
7 Instalasi Gawat Darurat dan poliklinik Infeksius, infeksius tajam.
8 UPSRS Mudah terbakar, Korosif
9 Kesehatan Lingkungan Toxic (racun), iritasi

6
B. Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun (B3)
1. Penanganan Bahan Berbahaya Beracun (B3)
Dalam penanganan Bahan Berbahaya Beracun (B3), hal penting yang harus
diperhatikan adalah sifat fisik, kimia, bahaya dan akibat dari bahan tersebut.
Gambar 3.1 berikut menggambarkan diagram dalam penanganan Bahan
Berbahaya Beracun (B3).

Nama dan Sifat fisik Wujud fisik Sifat kimia Sifat bahaya
formula
bahan

TD Gas
TL Cair
Tekanan Uap Reaktivitas Toksik
Padat
Suhu Flammable
dekomposisi Eksplosif
Berat jenis

Gb. 3.1 diagram penanganan bahan berbahaya beracun (B3)

a. Penanganan bahan beracun


Untuk menghindari paparan bahan beracun, cara penanganan yang dilakukan
sebagai berikut :
1) Penanganan dalam ruang khusus atau lemari asam.
2) Bekerja dengan arah angin dari pekerja ke sumber emisi.
3) Ruang kerja berventilasi.
4) Memakai alat pelindung masker atau respirator yang tepat.

b. Penanganan bahan korosif


Untuk mencegah paparan bahan kimia korosif, penanganan jenis bahan ini
dilakukan dengan :
1) Menggunakan sarung tangan (gloves)
2) Pelindung muka (goegel)
3) Pelindung badan (jas lab)

a. b. c.

7
c. Penanganan bahan mudah terbakar (flammabel)
Untuk mencegah bahaya kebakaran dalam penanganan bahan mudah
terbakar, cara yang dilakukan :
1) Pisahkan 3 unsur terjadinya kebakaran meliputi bahan mudah terbakar O2
dan sumber panas
2) Simpan bahan tersebut pada tempat dengan temperatur ruang dan
berventilasi cukup

d. Penanganan bahan kimia reaktif


1) Penyimpanan jauhkan dari sinar matahari atau panas
2) Hindarkan dari pengadukan yang menimbulkan panas
3) Hindarai benturan pada saat pengangkutan
4) Penanganan harus menggunakan alat pelindung diri (kacamata, pelindung
muka dan badan, sarung tangan,)
5) Sediakan alat pemadam api ringan di tempat penyimpanan/lokasi kerja.
e. Penanganan bahan iritasi (irritant)
1) Kemasan mengggunakan bahan pvc/plastic
2) Ruangan harus berventilasi cukup
3) Penanganan harus menggunakan alata pelindung diri (sarung tangan,
masker)
2. Penyimpanan Bahan Berbahaya Beracun
Dalam penyimpanan Bahan Berbahaya Beracun (B3), hal penting yang
diperhatikan adalah sifat –sifat dari bahan tersebut dan reaksi akibat interaksi bahan
dalam penyimpanan. Interaksi yang terjadi selama dalam proses penyimpanan
interaksi bahan dengan lingkungan, interaksi bahan dengan wadah, interaksi bahan
dengan bahan.
a. Penyimpanan bahan mudah terbakar (flammabel)
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin
2) Jauh dari sumber api
3) Sediakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
b. Penyimpanan bahan mudah meledak (eksplosive)
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2) Jauhkan dari sumber api / panas
3) Hindarkan tumbukan/benturan mekanis
c. Penyimpanan bahan oksidator
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2) Jauhkan dari sumber api / panas
3) Jauhkan dari bahan mudah terbakar/reduktor
d. Penyimpanan bahan reaktif
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2) Jauhkan dari sumber api / panas
3) Sediakan alat pemadam api ringan tanpa air (CO2, Halon, Dry Powder)
8
e. Penyimpanan bahan beracun
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2) Disimpan terpisah dari bahan –bahan yang mungkin bereaksi
3) Sediakan alat pelindung diri, masker, gloves dan pakaian kerja.
f. Penyimpanan bahan korosif
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2) Disimpan terpisah dari bahan beracun
3) Wadah tertutup dan beretiket
4) Sediakan alat pelindung diri kaca mata, gloves dan pakaian kerja
g. Penyimpanan gas bertekanan
1) Disimpan tegak dan terikat
2) Disimpan pada ruangan dingin dan tidak terkena matahari langsung
3) Jauh dari sumber api/panas
4) Disimpan jauh dari bahan – bahan korosif yang dapat merusak kran-kran.

C. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3)


1. Pengumpulan Limbah B3
a. Limbah B3 dari sumber dipisahkan dengan kemasan /wadah plastik kuning
untuk limbah infeksius, wadah safety box untuk limbah infeksius tajam,
wadah dirigen/drum untuk B3 cair..
b. Dari sumber limbah B3 dikumpulkan dan diangkut dengan trolley tertutup
(BIN) ke Tempat Pengumpulan Sementara limbah B3.
c. Pengangkutan ke Tempat pengumpulan Sementara limbah B3 menggunakan
jalur terpisah agar tidak terjadi tidak kontak dengan pasien dan pengunjung
sehingga dapat dihindari resiko infeksi nosokomial. Trolley (Bin)
pengangkutan limbah B3 disajikan pada gambar 4.1

Gb.4.1 Troley / Bin limbah B3

9
2. Penyimpanan Limbah B3
a. Sebelum limbah B3 dimasukan ke dalam TPS limbah B3 dilakukan
penimbangan dan dicatat di dalam log book/catatan limbah B3 untuk
mengetahui jumlah limbah B3 setiap harinya.
b. Peyimpanan limbah B3 dipisahkan berdasarkan karakteristiknya.
1) Limbah B3 infeksius Padat
2) Limbah B3 infeksius Jarum Suntik Bekas
3) Limbah B3 Cair
4) Limbah accu bekas dan Bohlam/lampu.
Tempat penyimpananan limbah B3 dialasi dengan pallet agar lantai dapat
dibersihkan setiap saat.Petugas yang menimbang harus menandatangani catatan
jumlah B3 di dalam logbook/catatan produksi limbah B3.
Ruang penyimpanan limbah B3 harus memiliki ventilasi yang baik, dilengkapi
dengan penerangan dan APAR. Gambar 4.2 menyajikan standar Tempat
Penampungan Sementara (TPS) limbah B3.

Gb.4.2 Disain TPS Limbah B3

3. Pembuangan Limbah B3
a. Pembuangan dan pemusnahan limbah B3 di RSIA Grand Family dilakukan
oleh pihak kedua yang telah memenuhi syarat dari Kementerian Lingkungan
Hidup Republik Indonesia dan dituangkan dalam perjanjian kerjasama.
Frekuensi pengangkutan disesuaikan dengan produksi limbah B3. Maksimal
waktu penyimpanan sementara di lokasi rumah Sakit 30 hari dari ketentuan
90 hari. Rata – rata limbah B3 diangkut dari TPS limbah B3 ke tempat
pemusnahan adalah 2 kali seminggu.
b. Sebelum limbah B3 diangkut oleh pihak kedua, dilakukan penimbangan
disaksikan oleh petugas Rumah Sakit yang bertanggung terhadap penanganan
limbah B3.

10
c. Pihak kedua harus memberikan manifest tentang jumlah dan jenis limbah B3
yang akan dimusnahkan kepada pihak Rumah Sakit yang telah
ditandatangani oleh pihak kedua.
D. Penanganan Tumpahan Limbah B3 dan Pelaporan Insiden
Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan
yang mengandung bahan beracun dan berbahaya yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
membahyakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lain. Penanganan tumpahan limbah bahan berbahaya dan beracun
(B3) adalah tindakan gawat darurat terhadap tumpahan limbah B3 yang tercecer di
area instalasi yang menghasilkan limbah B3, area rumah sakit dan Tempat
penyimpanan Sementara (TPS) limbah B3.
Jenis limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang dihasilkan di RSIA Grand
Family terdiri dari limbah infeksius, limbah B3 cair (radiologi, laboratorium, oli
bekas ) accu bekas dan lampu TL & Bohlam. Untuk itu perlu cara penagananan
tumpahan yang benar agar tidak terjadi tumpahan/ paparan.
1. Penanganan tumpahan limbah B3
a. Penanganan tumpahan limbah infeksius.
1) Petugas menggunakan Alat Pelindung diri ( sarung tangan, masker dan
sepatu boot )
2) Gunakan adsorbent kain /koran bekas untuk menyerap dan membersihkan
tumpahan limbah infeksius.
3) Masukan kain /koran bekas yang telah digunakan ke plastik kuning.
4) Basahi lantai yang terkena tumpahan dengan desinfektan / larutan
chlorine 60 % selama 5 menit
5) Bersihkan APD yang digunakan dengan air yang mengandung chlorine.
6) Bilas APD dengan air mengalir.
b. Penanganan tumpahan limbah B3 non infeksius
1) Penanganan tumpahan solar :
a) Petugas menggunakan Alat Pelindung Diri ( sarung tangan dan sepatu
boot )
b) Lokalisir tumpahan solar dengan adsorbent koran / kain bekas.
c) Hindarkan semua material yang yang berpotensi menimbulkan
percikan / nyala api.
d) Masukkan adsorben koran/solar ke dalam ember /drum.
e) Lokalisir tumpahan cairan accu bekas dengan adsorbent pasir.
f) Bersihkan tumpahan dengan sekop / sendok semen
g) Bersihkan lantai dengan detergen untuk menghilangkan sifat asam
cairan accu bekas
h) Bersihkan dan bilas APD dengan air mengalir

11
2) Penanganan tumpahan cairan accu bekas :
a) Petugas menggunakan Alat Pelindung Diri ( sarung tangan, masker
dan sepatu boot )
b) Lokalisir tumpahan cairan accu bekas dengan adsorbent pasir.
c) Bersihkan tumpahan dengan sekop / sendok semen
d) Masukan tumpahan ke dalam ember / drum
e) Bersihkan lantai dengan detergen untuk menghilangkan sifat asam
cairan accu bekas
f) Bersihkan dan bilas APD dengan air mengalir
3) Penanganan pecahan lampu TL dan Bohlam :
a) Petugas menggunakan Alat Pelindung diri ( sarung tangan, masker
dan sepatu boot )
b) Lokalisr pecahan lampu TL dan Bohlam
c) Angkat pecahan dengan menggunakan karton
d) Bersihkan lantai dengan lap basah dan buang ke ember / drum
e) Dilarang menggunakan sapu untuk membersihkan pecahan lampu TL
dan Bohlam
f) Bersihkan dan bilas APD dengan air mengalir.
2. Pelaporan insiden
Kontaminasi / paparan bahan berbahaya beracun (B3) serta limbahnya dapat
menimbulkan bahaya pada manusia maupun lingkungan. Kejadian kontaminasi /
tumpahan dikategorikan sebagai kecelakaan akibat kerja sehingga perlu
pelaporan (accident report).
Alur pelaporan insiden sama dengan kejadian pelaporan kecelakaan akibat kerja
(SPO pelaporan kecelakaan akibat kerja di RSIA Grand Family.

Pencatatan
Tumpahan
Kecelakaa Pengobat accident report &
/kontaminasi evaluasi
B3/Limbah n akibat an
o/ K3 RS
B3 kerja

Pelaporan
data
accident
report ke

Arahan &
tindak lanjut
dari Direktur

Gb. 5.1 Alur pelaporan insiden

12
Laporan insiden dilaporkan dan dievaluasi setiap 3 (tiga) bulan oleh panitia K3
kepada Direktur. Arahan Direktur dijadikan petunjuk untuk
meningkatkan/memperbaiki agar tidak terjadi lagi insiden kecelakaan akibat kerja
akibat kontaminasi baik bahan maupun limbah berbahaya beracun .
E. Alat Pelindung Diri Penanganan Bahan dan Limbah Bahan Berbahaya Beracun
(B3)
Bahan dan limbah bahan Berbahaya dan Beracun berpotensi menimbulkan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan ketentuan yang berlaku tentang Keselamatan Kerja, maka setiap rumah sakit
harus menyediakan peralatan pelindung diri yang digunakan secara benar disertai
prosedur tertulis cara penggunaannya serta dipelihara dalam kondisi layak pakai.
Pimpinan RS menetapkan secara tertulis jenis dan jumlah alat pelindung diri yang
harus ada dirumah sakit, dimana dan pada saat apa dipergunakan serta siapa yang
mempergunakan alat pelindung diri tersebut.
Jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan di tiap instalasi / unit kerja cukup
banyak jenisnya, diantaranya :
1. Masker
2. Sepatu boot
3. Sarung tangan
4. Kaca mata, goegel
5. Helmet
6. Ear muff/Ear plug
7. Clemek,apron
8. Jas lab
9. Baju operasi
Tiap instalasi / unit kerja yang yang mempunyai resiko terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Jenis Alat
Pelindung Diri menurut tempat kerja disajikan pada tabel 6.1

13
Tabel 6.1
Jenis Alat Pelindug Diri (APD) Di Rumah Sakit.
No Jenis APD Instalsi/Unit Resiko Bahaya Gambar
1 Masker Farmasi Debu
Perawatan Penularan penyakit
R.operasi
Laboratorium
Housekeeping Pestisida
Pest control

2 Sepatu Booth Kebersihan Terpeleset, tertusuk


Juru masak benda tajam, kejatuhan
Pest control benda

3 Sarung tangan Perawat Iritasi kulit


Laboratorium Penularan penyakit
Dokter
Housekeeping
Pest control
4 Kaca mata IPSRS Cahaya pijar las
R.Operasi Penularan kuman

14
Lanjutan tabel 6.1……

No Jenis APD Instalsi/Unit Resiko Bahaya Gambar

5 Helm Pengawas Kejatuhan benda


bangunan

6 Ear Muff / Ear IPSRS Intensitas bising


Plug

7 Celemek Dapur Tumpahan minyak

8 Jas laboratorium Laboratorium Percikan specimen lab

9 Baju operasi R.Operasi Percikan darah


Kontaminasi kuman

10 Apron Radiologi Paparan sinar radiasi

15
BAB IV
DOKUMENTASI

Dalam pengelolaan bahan dan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) di RS Aulia
dilakukan pendokumentasian meliputi:
A. Pengadaan bahan berbahaya dan beracun.
Dokumentasi pengadaan bahan berbahaya dan beracun (B3) untuk memenuhi
kebutuhan rumah sakit dilaksanakan oleh petugas Instalasi Farmasi sesuai ketentuan
yang berlaku.
Pengadaan bahan berbahaya dan beracun harus dilengkapi dokumen ijin/sertifikat
dari rekanan / suplier yang mengadakan B3.
B. Penyimpanan Limbah B3
Dokumentasi penyimpanan limbah B3 dilaksanakan oleh petugas kesehatan
lingkungan di bawah pengawasan Manajer Rumah Tangga, meliputi :
1. Pencatatan jumlah limbah bahan berbahaya beracun yang disimpan dalam TPS
Limbah B3
2. Pencatatan jumlah limbah bahan berabahaya beracun yang akan dimusnahkan
oleh rekanan yang bersertifikasi.
Penyimpanan limbah B3 harus dilengkapi dokumen ijin penyimpanan sementara
limbah B3 dari Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah
C. Pemusnahan limbah B3
Dokumentasi pemusnahan limbah B3 dilaksanakan oleh Housekeeping dibawah
pengawasan Bidang Umum, meliputi :
1. Pengarsipan manifest limbah B3
2. Sertifikasi bukti pemusnahan limbah B3 dari rekanan

Pemusnahan limbah B3 harus dilengkapi dokumen ijin pemusnahan dan ijin


transportasi limbah B3 dari rekanan.

16
BAB V
PENUTUP
Panduan ini disusun dengan tujuan untuk memberikan keamanan kepada pasien, dokter,
staf dan pengunjung rumah sakit serta mencegah pencemaran lingkungan dari bahan dan
limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun), dengan kegiatan meliputi:
1. inventarisasi dan pemberian label bahan dan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun)
2. pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3)
3. pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun.
4. penanganan tumpahan limbah bahan berbahaya dan beracun.
5. alat pelindung diri pada penanganan bahan dan limbah bahan berbahaya dan beracun.
Pedoman ini menjadi petunjuk/ acuan dalam pengelolaan bahan dan limbah B3 (bahan
berbahaya dan beracun) dirumah sakit dengan kegiatan dilakukan pendokumentasian.
Panduan ini dapat dilakukan perubahan/perbaikan sesuai dengan perkembangan ilmu/
teknik pengelolaan bahan dan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun).

17

Anda mungkin juga menyukai