BAB IV DOKUMENTASI....................................................................................................................................... 5
i
BAB I
DEFINISI
Mutasi dan rotasi merupakan fenomena yang biasa terjadi di sebuah organisasi. Seperti
diketahui, mutasi adalah suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan pimpinan
puncak organisasi kepada seseorang yaitu karyawan (manajemen dan non-manajemen) baik secara
horizontal maupun vertikal (promosi/demosi) di dalam satu organisasi. Sementara rotasi merupakan
perpindahan karyawan namun lebih pada perpindahan tempat kerja dengan lingkup dan tugas
pekerjaan yang cenderung berbeda agar para karyawan terhindar dari rasa jenuh atau produktifitas
yang menurun. Keduanya merupakan bagian dari pengembangan sumberdaya manusia (SDM).
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi karyawan, mengembangkan motivasi,
meningkatkan pengetahuan dan pengalaman kerja, mutu proses pekerjaan dan produktifitas serta
efisiensi organisasi. Namun bisa menjadi hal yang tidak biasa kalau kedua kegiatan itu
menimbulkan harap-harap cemas di kalangan karyawan (manajemen dan non-manajemen).
Mutasi atau transfer menurut Wahyudi (1995 )adalah perpindahan pekerjaan seseorang dalam
suatu organisasi yang memiliki tingkat level yang sama dari posisi perkerjaan sebelum mengalami
pindah kerja. Kompensasi gaji, tugas dan tanggung jawab yang baru umumnya adalah sama seperti
sedia kala. Mutasi atau rotasi kerja dilakukan untuk menghindari kejenuhan karyawan atau
karyawan pada rutinitas pekerjaan yang terkadang membosankan serta memiliki fungsi tujuan lain
supaya seseorang dapat menguasai dan mendalami pekerjaan lain di bidang yang berbeda pada
suatu perusahaan. Transfer terkadang dapat dijadikan sebagai tahapan awal atau batu loncatan untuk
mendapatkan promosi di waktu mendatang. Hakekatnya mutasi adalah bentuk perhatian pimpinan
terhadap bawahan. Disamping perhatian internal, upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat
adalah bagian terpenting dalam seluruh pergerakan yang terjadi dalam lingkup kerja.
1
BAB II
RUANG LINGKUP
2
BAB III
TATA LAKSANA
3
b) Mutasi Antar Bagian
1. Kepala Unit/ Instalasi atau Kepala Bagian dari karyawan yang hendak dimutasi mengisi
form permintaan mutasi karyawan yang telah tersedia di bagian SDM
2. Form permintaan mutasi karyawan harus disertai persetujuan dari atasan pemohon
mutasi dan bagian SDM
3. Bagian SDM akan memverifikasi form permintaan mutasi karyawan terkait dengan
alasan permohonan mutasi karyawan dan kinerja karyawan yang akan dimutasikan.
4. Setelah mendapat persetujuan dari Bagian SDM, form permintaan mutasi karyawan
akan diajukan ke Direksi guna mendapatkan persetujuan.
5. Setelah mendapat persetujuan dari Direksi, Bagian SDM akan melakukan konfirmasi
dengan Unit/ Instalasi atau Bagian tujuan mutasi karyawan.
4
BAB IV
DOKUMENTASI
Kegiatan pendokumentasian dalam proses mutasi karyawan sangat diperlukan untuk benar-
benar memastikan bahwa proses yang dijalankan adalah berlaku sama dan seragam untuk semua
bagian yang ada di rumah sakit. Kegiatan pendokumentasian juga diperlukan untuk memastikan
bahwa proses mutasi karyawan sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku serta memastikan
bahwa karyawan yang dimutasikan mengalami peningkatan baik secara kompetensi maupun secara
kepribadian.
Untuk dokumentasi kondisi kesehatan calon staf diperlukan Evaluasi Medis yaitu
pemeriksaan kesehatan fisik calon staf apakah memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan untuk
jabatan yang bersangkutan. Evaluasi ini hendaknya diperhatikan dengan cermat karena sangat
menentukan prestasi kerja staf. Tidak mungkin staf akan dapat berprestasi baik jika sering sakit dan
tidak dapat hadir untuk melaksanakan tugas-tugasnya.
5
Lampiran I : Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu Anak Kartini