Dosen Pengampu :
Astri Yuliasari, M. Si
Oleh:
1152060041
JURUSAN MIPA
2018
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui kondisi faktor lingkungan suatu ekosistem
Mahasiswa dapat mengetahui komponen penyusun suatu ekosistem
Mahasiswa dapat menggambarkan jaring-jaring makanan secara detail
Mahasiswa dapat mengetahui alasan hewan makan makanan tertentu
Mahasiswa dapat mengetahui cara penggunaan alat-alat pengukur faktor
lingkungan
C. Tinjauan Pustaka
Alat Bahan
Luxmeter
Anemometer
Soil Tester
Alat tulis
3. Metode
Metode yang dilaksanakan yaitu experiment. Dan ada beberapa prosedur kerja
karena pemakaian alat praktikum yag berbeda. Diantaranya ;
P1 :
Pilih salah satu ekosistem alami yang akan dikaji. Catat beberapa jenis tumbuhan
yang mendominasi ekosistem tersebut. Ukur suhu dan kelembaban udara pada
ekosistem yang dikaji dengan menggunakan hygrometer putar.
P2 :
Basahi salah satu ujung termometer dengan air. Putar hygrometer puter sebanyak
50 kali atau ± 2 menit. Catat temperatur pada kedua termometer. Ulangi sebanyak
tiga kali pengulangan.
P3 :
Ukur kadar keasaman (pH) dan kelembaban tanah pada ekosistem yang dikaji.
Pilih lokasi dengan kondisi tanah yang sedikit lembab. Bila kering dapat diberi air
terlebih dahulu lalu diamkan selama 20-30 menit. Tancapkan soil tester yang
sudah dibersihkan hingga bagian logam tertutupi tanah. Diamkan selama 1 menit
lalu catat pH tanahnya. Tekan tombol dipinggir untuk mengetahui kelembaban
tanah catat kelembaban tanahnya
P4 :
Ukur kecepatan angin pada ekosistem yang dikaji dengan menggunakan
Anemometer.Tekan tombol ON/OFF atau 0/1. Akan tampil angka pengukuran
pada layar. Biarkan baling –baling tertiup angin sampai stabil. Catat hasil
pengukuran.
P5 :
Ukur intensitas cahaya pada ekosistem yang dikaji dengan menggunakan lux
meter. Tekan tombol ON/OFF. Pilih kisaran range yang akan diukur (2.000 lux,
20.000 lux, atau 50.000 lux). Arahkan sensor cahaya dengan menggunakan tangan
pada daerah yang akan diukur kuat penerangannyaLihat hasil pengukuran pada
layar panel.
P6 :
Catat komponen biotik yang menyusun ekosistem tersebut. Tentukan peran
masing-masing komponen biotic pada rantai makanan. Buat rantai makanan dan
jarring-jaring makanan pada ekosistem yang dikaji
P7 :
Pilih salah satu hewan untuk diamati (herbivore/karnivora/omnivore). Amati
aktivitas makan, jenis makanan dan morfologi hewan tersebut. Buatlah rantai dan
jaring makanan dari hasil pengamatan jenis hewan tersebut.
4. Analisis
Analisis ini dilakukan setelah pengambilan data di sawah yaitu sebrang
kampus 2 , pada tahap ini dilakukan penelitian dan pengumpulan data guna
menentukan kajian ekosistem dan jaring-jaring makanan. Pada tahap ini dilakukan
pengumpualn datan dan menggunakan alat praktikum dengan baik, analisis,
analisis ini dilakukan dengan menggunakan alat2 untuk mengukur ph tanah,
kelembapan, angin, intensitas cahaya. Analisis ini dilakuakn di sawah dengan 5
titik yaitu 4 pada setiap ujung dan 1 titik di tengah.
E. Hasil Pengamatan
No Faktor biotik
5 Pohon Capung
Produsen
Capung
Ulat Keong Tutut Ikan impun
Itik
Burung pipit Burung Kapinis Kodok
Cacing Semu
Dekomposer
F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kita melakukan percobaan di persawahan yang
terletak dekat dengan kampus kita sendiri, persawahan yang terdapat sedikit air
dan kita menemukan berbagai jenis biotik dan abiotik.
Komponen biotik meliputi semua jenis makhluk hidup yang ada pada suatu
ekosistem. Contoh komponen biotik adalah manusia,hewan, tumbuhan, dan
mikroorganisme. Menurut peranannya dalam ekosistem, komponen biotik dibedakan
menjadi tiga golongan, yaitu produsen, konsumen, dan pengurai. Organisme yang
berperan sebagai produsen adalah semua organisme yang dapat membuat makanan
sendiri. Organisme ini disebut organisme autotrof, contohnya adalah tumbuhan hijau.
Sedangkan organisme yang tidak mampu membuat makanan sendiri (heterotrof )
berperan sebagai konsumen ( Sowarno, 2009 ).
Komponen abiotik yang juga tidak kalah penting adalah topografi dan iklim.
Topografi adalah letak suatu tempat dipandang dari ketinggian di atas permukaan air
laut (altitude) atau dipandang dari garis bujur dan garis lintang (latitude).
Topografi yang berbeda menyebabkan perbedaan penerimaan intensitas cahaya,
kelembaban, tekanan udara, dan suhu udara, sehingga topografi dapat
menggambarkan distribusi makhluk hidup. Sedangkan iklim merupakan keadaan
cuaca rata-rata di suatu tempat yang luas dalam waktu yang lama (30 tahun),
terbentuk oleh interaksi berbagai komponen abiotik seperti kelem baban udara, suhu,
curah hujan, cahaya matahari, dan lain sebagainya (Sulistyorini, 2009 ).
Dalam praktikum ekologi menentukan suhu tanah, kelembaban udara, serta
pH tanah yang dapat dilihta dari tabel diatas perbedaan yang terlihat tidak terlalu
jauh. Itu berati menunjukan bahwa lokasi tempat pengamatan mempunya suhu
yang tetap. Suhu tanah yang dapat mempengaruhi pergerakan dan perkembangan
tumbuhan pada saat tumbuh. Jika suhu yang terlalu panas maka pertumbuhan padi
akan terhambat. Karena pada dasarnya suhu yang seharusnya pad saat tumbuhan
yang akan ditumbuh tumbuhan normal. Kami mendapatkan hasil berupa data
dengan menggunakan alat untuk mengukur beberapa kajian ekosistem, praktikum
kali ini dilakukann di tempat yang sama hanya saja dibedakan dari beberapa titik
yaitu empat titik di setiap sudut, dan satu titik di tengah.
Pada tabel 1.1 kita dapat mengetahui, titik 3 merupakan titik yang memiliki
kelembapan, kecepatan angin, intensitas cahaya yang tinggi, dibandingkan dengan
titik titik lainnya, hal tersebut dikarenakan titik 3 terletak di tengah persawahan,
sedangkan titik lainnya berada di ujung letak persawahan. Pada pengamatan awal
yang kami lakukan dengan mengukur suhu dengan termometer yitu 29 ºC, kami
menggunakan alat hygrometer yang berfungsi untuk mengukur tingkat
kelembapan pada suatu tempat.pada kelembapab udara kering dari ke lima titik
tersebut diketahui bersuhu 33 ºC, sedangkan pada kelembapan udara basah yaitu
34,6 ºC Kemudian kami mengukur intensitas cahaya, dengan menggunakan lux
meter yang berfungsi untuk mengukutr tingkat pencahayaan di suatu tempat. Data
yang kami dapatkan yaitu rata-rata pada ke lima titik tersebut yaitu Maximal
1614, Minimal 1220,Average 1494. Selanjutnya kami menggunakan alat yaitu
soil meter yang berfungsi sebagai pengukur pH tanah dengan rata-rata 6,78, dan
yang terakhir kami menggunakan alat Anemometer yaitu alat yang berfungsi
untuk mengukur kecepatan angin. Data yang dihasilkan dari kelima titik tersebut
yaitu Maximal 4,2, Minimal 1,2.
Hasil yang didapatkan pada tabel 1.2 peran abiotik pada praktikum kali ini
sangat beragam, produsen yaitu : padi. lumut, tumbuhan paku, pepaya, Dalam
ekosistem tersebut, ditemukan adanya keterkaitan rantai makanan antar satu dan
lainnya. Tumbuhan sebagai produsen ( trofik I ) dibutuhkan oleh hewan hewan
tersebut. Selain itu, rantai makanan antar hewan juga terjadi. Hal ini dapat dilihat
bahwa burung pipit memakan ulet. Konsumen 1 yg terdapat yaitu : ulat, keong,
tutut, ikan impun, capung. Sedangkan yang menjadi konsumen tingkat II (trofik
III) adalah burung pipit, burung kapinis, kodok.. maka dapat dikatakan bahwa
semut dan cacing merupakan detritivor .Semut dan cacing sedang dalam
pencarian makanan. Dari kesemua hewan, hanya semut saja. yang memakan sisa
sisa makhluk hidup, dengan begitu mereka merupakan pengurai dan berkontribusi
sebagai dalam sikulus hara. Bakteri merupakan dekomposer yang berupa
organisme yang menguraikan bahan organik menjadi anorganik, untuk kemudian
digunakan oleh produsen.
Konsumen adalah pemakai bahan organik yang dihasilkan oleh produsen.
Konsumen I adalah makhluk hidup yang memperoleh makanan langsung dari
produsen. Konsumen II adalah makhluk hidup yang memperoleh makanan dari
konsumen tingkat I. Sedangkan Konsumen III yang menerima makanan dari
konsumen II.
Pengurai adalah makhlk hidup yang menguraikan kembali zat zat yang
semula trdapat dalam tubuh hewan dan tumbuhan yang telah mati. Pengurai
membantu proses penyuburan tanah, misalnya bakteri dan jamur.
Menurut Soemarmo (2011) pada sebuah ekosistem terdapat banya
komponen, komponen komponen ekosistem adalah produsen, konsumen I,
konsumen II pengurai dan kmponen abiotik. Produsen. Semua tumbuhan hijau
adalah produsen dalam sebuah ekosistem. Produsen artinya penghasil. Yang
menghasilkan bahan bahan organik bagi mahkluk hidup lainnya.
G. Kesimpulan
Rantai makanan adalah perjalanan makan dimakannya dengan urutan tertentu
antar makhluk hidup. Menurut Soemarmo (2011) pada sebuah ekosistem terdapat
banya komponen, komponen komponen ekosistem adalah produsen, konsumen I,
konsumen II pengurai dan kmponen abiotik.
Tumbuhan merupakan organisme autotrof karena dapat membuat makanan
sendiri melalui fotosintesis. Dalam proses ini, bahan anorganik diubah menjadi
senyawa organik dengan bantuan sinar matahari. Melalui proses fotosintesis,
gas hasil buangan organisme lain diubah oleh tumbuhan menjadi zat gula, oksigen,
dan energy .
Dari komponen biotik yang ada, merupakan makhluk hidup yang bersifat
autotrof. Autotrof sendiri merupakan makhluk hidup yang dapat membuat makanan
sendiri. Proses pembuatan makanan sendiri ini dinamakan fotosintesis. Sedangkan
hewan yang ada di dalam ekosistem tersebut merupakan makhluk heterotrof karena
mereka tidak dapat membuat atau mensintesis makanannya sendiri. Walaupun tidak
bergantung langsung pada tumbuhan, tetapi mereka tetap merupakan makhluk hidup
yang bersifat heterotrof.
H. Daftar Pustaka
Andri, 2011. Ekologi Pertanian. Usaha Makmur : Jakarta
Campbell, Neil A. dkk., 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Indriyanto. 2005. Ekologi Hutan. Jakarta: Erlangga.
Kimball. Jhon. W. 1994. Biologi jilid II. Erlangga. Jakarta
Riza, 2009. Ekosistem. Karya Mandiri Nusantara : ITB
Sativani, 2010. Ekologi Populasi. Bandung : Persada
Suwarno, 2009. Panduan Pembelajaran Biologi. Karya Mandiri Nusantara. Jakarta.
Sulistyorini, Ari, 2009. Biologi 1. Balai Pustaka. Jakarta.