Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI

KAJIAN EKOLOGI DAN RANTAI MAKANAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi

Dosen Pengampu :

Astri Yuliasari, M. Si

Oleh:

Ihya Ulumuddin Sya’bani

1152060041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MIPA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2018
A. Latar Belakang

Ekologi mempunyai tingkatan pengkajian yaitu unsure biotik dan abiotik.


Lingkungan meliputi komponen abiotik seperti suhu, udara, cahaya, dan nutrient.
Yang juga penting pengaruhnya kepada organisme adalah komponen biotik yakni
semua organisme lain yang merupakan bagian dari lingkungan suatu individu
(Campbell, 2000).
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya dan antara komponen komponen
tersebut terjadi pengambilan dan perpindahan energi, daur materi, dan produktivitas
(Sativani, 2010).
Lingkungan merupakan hal yang paling penting untuk dilindungi dna dijaga
kelestariannya karena merupakan tempat dimana seluruh makhluk hidup tinggal. Baik
manusia hewan maupun tumbuhan serta faktor biotik dan abiotik sebagai
pendukungnya. Terdapat berbagai ilmu yang mmpelajari tentang lingkungan dan
salah satunya adalah ekologi (Kimball, 1994).
Satuan makhluk hidup dalam ekosistem dapat berupa individu, populasi, atau
komunitas. Individu adalah makhluk tunggal. Contohnya: seekor kelinci,seekor
serigala, atau individu yang lainnya. Sejumlah individu sejenis (satu species) pada
tempat tertentu akan membentuk Populasi. Contoh : di padang rumput hidup
sekelompok kelinci dan sekelompok srigala. Jumlah anggota populasi dapat
mengalami perubahan karena kelahiran, kematian, dan migrasi ( emigrasi dan
imigrasi). Sedangkan komunitas yaitu seluruh populasi makhluk hidup yang hidup di
suatu daerah tertentu dan diantara satu sama lain saling berinteraksi. Contoh: di suatu
padang rumput terjadi saling interaksi antar populasi rumput, populasi kelinci dan
populasi serigala. Setiap individu, populasi dan komunitas menempati tempat hidup
tertentu yang disebut habitat (Andri, 2011).
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul
pada tahun 70-an. Akan tetapi ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap
cabang ekologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat
mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antara makhluk hidup
dan dengan benda yang tak hidup didalam tempat hidupnya atau lingkungannya.
Ekologi, Biologi dan ilmu kheidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan
botani uang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik
(Kimball, 1994).
Di dalam lingkungan terjadi interaksi kisaran yang luas dan kompleks.
Ekologi merupakan cabang ilmu biologi yang menggabungkan pendekatan
hipotesis deduktif, yang menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk menguji
penjelasan hipotesis dari fenomena-fenomena ekologis (Campbell, 2000). Ekologi
mempunyai tingkatan pengkajian yaitu unsure biotik dan abiotik. Lingkungan
meliputi komponen abiotik seperti suhu, udara, cahaya, dan nutrient. Yang juga
penting pengaruhnya kepada organisme adalah komponen biotik yakni semua
organisme lain yang merupakan bagian dari lingkungan suatu individu (Indryanto
2008 : 14).

B. Tujuan
 Mahasiswa dapat mengetahui kondisi faktor lingkungan suatu ekosistem
 Mahasiswa dapat mengetahui komponen penyusun suatu ekosistem
 Mahasiswa dapat menggambarkan jaring-jaring makanan secara detail
 Mahasiswa dapat mengetahui alasan hewan makan makanan tertentu
 Mahasiswa dapat mengetahui cara penggunaan alat-alat pengukur faktor
lingkungan
C. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan sistem energinya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem


tertutup dan ekosistem terbuka. Sedangkan berdasarkan habitatnya, ekosistem
dibedakan menjadi ekosistem daratan (hutan, padang rumput, semak belukar,
ekosistem tegalan) dan ekosistem perairan. Ekosistem tersusun atas dua komponen
penting, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik seperti
tanaman, hewan, manusia dan lain lain. Sedangkan komponen abiotik sendiri meliputi
sinar matahari, suhu, cahaya, tanah, batu, air, angin, kelembaban, pH tanah, dan lain
lain. Selalu terjadi keterkaitan antar dua komponen ini sehingga menyebabkan
terjadinya ekosistem (Pratiwi. 1996: 53).
Menurut Campbell (2004) komunitas secara dramatis berbeda beda dalam
kekayaan spesiesnya, jumlah spesies yang mereka miliki. Mereka juga berbeda dalam
hubungannya pada kelimpahan relative spesies yang jarang. Sementara yang lainnya
mengandung jumlah spesies yang sama dengan jumlah spesies pada umumnya banyak
ditemukan. Ekologi dapat dibagi menjadi empat tahap kajian yang semakin
menyeluruh sifatnya, yaitu :
a. Ekologi organisme. Berhubungan dengan cara cara berperilaku, fisiologis dan
morfologis yang digunakan suatu oeganisme individual dalam menghadapi tantangan
yang ditimbulkan oleh lingkungan abiotiknya.
b. Populasi. Yaitu. Ekologi suatu kelompok individu dari spesies yang sama
yang hidup di daerah geografis tertentu. Ekologi populasi sebagian besar terpuusat
pada faktor faktor yang mempengaruhi ukuran dan komposisi populasi.
c. Komunitas. Terdiri dari semua organisme yang menempati suatu daerah
tertentu. Komunitas adalah kumpulan populasi dari spesies yang ebrlainan.
d. Ekosistem. Meliputi semua faktor faktor abiotik selain komunitas spesies yang
ada dalam suatu daerah tertentu.
Sawah adalah komponen habitat yang statusnya penting bagi kehidupan, selain
untuk manusia bagi hewan hewan juga yang habitatnya sekitar persawahan, yang
kerapatannya maupun keadann penutupan tajuknya tak perlu diukur (Natasha, 2010).
Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan
waktu tertentu. Contoh populasi dapat berupa populasi rumput, populasi ikan,
populasi kepiting, popuasi kerang, populasi padi, populasi tikus, populasi ular, dan
lain-lain. Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam komunitasnya (Riza, 2009).
Populasi organisme pada suatu ekosistem senantiasa mengalami perubahan.
Populasi organisme pada suatu daerah tidak akan tetap dari waktu ke waktu. Jika
jumlah populasi suatu jenis berubah, kepadatan populasinya juga akan berubah. Ada
beberapa hal yang mempengaruhi perubahan kepadatan populasi organisme pada
suatu daerah yaitu (Riza, 2009)
Tumbuhan merupakan organisme autotrof karena dapat membuat makanan
sendiri melalui fotosintesis. Dalam proses ini, bahan anorganik diubah menjadi
senyawa organik dengan bantuan sinar matahari. Melalui proses fotosintesis,
gas hasil buangan organisme lain diubah oleh tumbuhan menjadi zat gula, oksigen,
dan energy ( Sowarno, 2009).
Kumpulan dari berbagai komunitas pada suatu zona habitat disebut bioma.
Bioma di bumi bisa dikelompokkan menjadi bioma darat (terestrial) dan bioma
perairan (akuatik). Bioma terestrial terjadi karena daratan memiliki variasi geografi
seperti ketinggian di atas permu-kaan laut dan garis lintang. Di daratan terdapat 6
bioma yaitu bioma gurun, bioma padang rumput, bioma hutan hujan tropis, bioma
hutan 4 musim, bioma taiga, dan bioma tundra. Contoh bioma yang ada di Indonesia
adalah hutan hujan tropis (Budiati, 2006 ).
D. Metode
1. Waktu dan Tempat
Hari Senin Tanggal 15 Oktober 2018 pukul 10:00-11:50, untuk pengenalan
berbagai alat dan menentukan bahan yang akan diteliti. Bertempat di
Laboratorium Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dan
Hari Selasa 16 Oktober 2018, pukul 15:00-17:20, bertempat di tempat sawah
kampus II UIN SGD.

2. Alat dan Bahan

Alat Bahan

Termometer Sawah kampu II UIN Sunan

Hygrometer Gunung Djati Bandung

Luxmeter
Anemometer

Soil Tester
Alat tulis

Buku Pengenal Tumbuhan

3. Metode

Metode yang dilaksanakan yaitu experiment. Dan ada beberapa prosedur kerja
karena pemakaian alat praktikum yag berbeda. Diantaranya ;
P1 :
Pilih salah satu ekosistem alami yang akan dikaji. Catat beberapa jenis tumbuhan
yang mendominasi ekosistem tersebut. Ukur suhu dan kelembaban udara pada
ekosistem yang dikaji dengan menggunakan hygrometer putar.
P2 :
Basahi salah satu ujung termometer dengan air. Putar hygrometer puter sebanyak
50 kali atau ± 2 menit. Catat temperatur pada kedua termometer. Ulangi sebanyak
tiga kali pengulangan.
P3 :
Ukur kadar keasaman (pH) dan kelembaban tanah pada ekosistem yang dikaji.
Pilih lokasi dengan kondisi tanah yang sedikit lembab. Bila kering dapat diberi air
terlebih dahulu lalu diamkan selama 20-30 menit. Tancapkan soil tester yang
sudah dibersihkan hingga bagian logam tertutupi tanah. Diamkan selama 1 menit
lalu catat pH tanahnya. Tekan tombol dipinggir untuk mengetahui kelembaban
tanah catat kelembaban tanahnya
P4 :
Ukur kecepatan angin pada ekosistem yang dikaji dengan menggunakan
Anemometer.Tekan tombol ON/OFF atau 0/1. Akan tampil angka pengukuran
pada layar. Biarkan baling –baling tertiup angin sampai stabil. Catat hasil
pengukuran.
P5 :
Ukur intensitas cahaya pada ekosistem yang dikaji dengan menggunakan lux
meter. Tekan tombol ON/OFF. Pilih kisaran range yang akan diukur (2.000 lux,
20.000 lux, atau 50.000 lux). Arahkan sensor cahaya dengan menggunakan tangan
pada daerah yang akan diukur kuat penerangannyaLihat hasil pengukuran pada
layar panel.
P6 :
Catat komponen biotik yang menyusun ekosistem tersebut. Tentukan peran
masing-masing komponen biotic pada rantai makanan. Buat rantai makanan dan
jarring-jaring makanan pada ekosistem yang dikaji
P7 :
Pilih salah satu hewan untuk diamati (herbivore/karnivora/omnivore). Amati
aktivitas makan, jenis makanan dan morfologi hewan tersebut. Buatlah rantai dan
jaring makanan dari hasil pengamatan jenis hewan tersebut.
4. Analisis
Analisis ini dilakukan setelah pengambilan data di sawah yaitu sebrang
kampus 2 , pada tahap ini dilakukan penelitian dan pengumpulan data guna
menentukan kajian ekosistem dan jaring-jaring makanan. Pada tahap ini dilakukan
pengumpualn datan dan menggunakan alat praktikum dengan baik, analisis,
analisis ini dilakukan dengan menggunakan alat2 untuk mengukur ph tanah,
kelembapan, angin, intensitas cahaya. Analisis ini dilakuakn di sawah dengan 5
titik yaitu 4 pada setiap ujung dan 1 titik di tengah.

E. Hasil Pengamatan

Table 1. Hasil Pengamatan Faktor Abiotik

No Parameter Nilai Rata-Rata Standar


Fisika dan 1 2 3 4 5 Deviasi
Kimia
1. Intensitas Max1524 Max1524 Max1672 Max1524 Max1828 Max1614
Cahaya Min1044 Min1044 Min1332 Min1044 Min1637 Min1220
Average136 Average136 Average158 Average13 Average17 Average14
5 5 6 65 91 94
2. Kecepatan Max 3,1 Max 3,2 Max 5,2 Max 4,9 Max 4,6 Max 4,2
Angin Min 0,8 Min 1,1 Min 2,1 Min 1,2 Min 1,1 Min 1,2
3. Kelembaban 29ºC 28ºC 49 ºC 30 ºC 29 ºC 33 ºC 12,8
udara
kering
4. Kelembaban 28 ºC 21 ºC 49 ºC 46 ºC 29 ºC 34,6 ºC 13,15
udara basah
5. Suhu 29 ºC 29 ºC 29 ºC 29 ºC 29ºC 29 ºC 12,04

6. pH 6,7 6,9 6,9 6,5 6,9 6,78 5,8

Table 2 Hasil Pengamatan Faktor Biotik

No Faktor biotik

Produsen Konsumen 1 Konsumen 2 Destrivitor Dekomposer

1 Padi Ulat Burung pipit Semut Bakteri

2 Lumut Keong Burung kapinis


3 Tumbuhan Tutut Kodok
Paku

4 Ikan impun Itik

5 Pohon Capung

Gambar 1 Jaring-Jaring Makanan

Produsen

Padi, lumut, rumput, pohon


pepaya, tumbuhan pahu

Capung
Ulat Keong Tutut Ikan impun

Itik
Burung pipit Burung Kapinis Kodok

Cacing Semu

Dekomposer
F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kita melakukan percobaan di persawahan yang
terletak dekat dengan kampus kita sendiri, persawahan yang terdapat sedikit air
dan kita menemukan berbagai jenis biotik dan abiotik.
Komponen biotik meliputi semua jenis makhluk hidup yang ada pada suatu
ekosistem. Contoh komponen biotik adalah manusia,hewan, tumbuhan, dan
mikroorganisme. Menurut peranannya dalam ekosistem, komponen biotik dibedakan
menjadi tiga golongan, yaitu produsen, konsumen, dan pengurai. Organisme yang
berperan sebagai produsen adalah semua organisme yang dapat membuat makanan
sendiri. Organisme ini disebut organisme autotrof, contohnya adalah tumbuhan hijau.
Sedangkan organisme yang tidak mampu membuat makanan sendiri (heterotrof )
berperan sebagai konsumen ( Sowarno, 2009 ).
Komponen abiotik yang juga tidak kalah penting adalah topografi dan iklim.
Topografi adalah letak suatu tempat dipandang dari ketinggian di atas permukaan air
laut (altitude) atau dipandang dari garis bujur dan garis lintang (latitude).
Topografi yang berbeda menyebabkan perbedaan penerimaan intensitas cahaya,
kelembaban, tekanan udara, dan suhu udara, sehingga topografi dapat
menggambarkan distribusi makhluk hidup. Sedangkan iklim merupakan keadaan
cuaca rata-rata di suatu tempat yang luas dalam waktu yang lama (30 tahun),
terbentuk oleh interaksi berbagai komponen abiotik seperti kelem baban udara, suhu,
curah hujan, cahaya matahari, dan lain sebagainya (Sulistyorini, 2009 ).
Dalam praktikum ekologi menentukan suhu tanah, kelembaban udara, serta
pH tanah yang dapat dilihta dari tabel diatas perbedaan yang terlihat tidak terlalu
jauh. Itu berati menunjukan bahwa lokasi tempat pengamatan mempunya suhu
yang tetap. Suhu tanah yang dapat mempengaruhi pergerakan dan perkembangan
tumbuhan pada saat tumbuh. Jika suhu yang terlalu panas maka pertumbuhan padi
akan terhambat. Karena pada dasarnya suhu yang seharusnya pad saat tumbuhan
yang akan ditumbuh tumbuhan normal. Kami mendapatkan hasil berupa data
dengan menggunakan alat untuk mengukur beberapa kajian ekosistem, praktikum
kali ini dilakukann di tempat yang sama hanya saja dibedakan dari beberapa titik
yaitu empat titik di setiap sudut, dan satu titik di tengah.
Pada tabel 1.1 kita dapat mengetahui, titik 3 merupakan titik yang memiliki
kelembapan, kecepatan angin, intensitas cahaya yang tinggi, dibandingkan dengan
titik titik lainnya, hal tersebut dikarenakan titik 3 terletak di tengah persawahan,
sedangkan titik lainnya berada di ujung letak persawahan. Pada pengamatan awal
yang kami lakukan dengan mengukur suhu dengan termometer yitu 29 ºC, kami
menggunakan alat hygrometer yang berfungsi untuk mengukur tingkat
kelembapan pada suatu tempat.pada kelembapab udara kering dari ke lima titik
tersebut diketahui bersuhu 33 ºC, sedangkan pada kelembapan udara basah yaitu
34,6 ºC Kemudian kami mengukur intensitas cahaya, dengan menggunakan lux
meter yang berfungsi untuk mengukutr tingkat pencahayaan di suatu tempat. Data
yang kami dapatkan yaitu rata-rata pada ke lima titik tersebut yaitu Maximal
1614, Minimal 1220,Average 1494. Selanjutnya kami menggunakan alat yaitu
soil meter yang berfungsi sebagai pengukur pH tanah dengan rata-rata 6,78, dan
yang terakhir kami menggunakan alat Anemometer yaitu alat yang berfungsi
untuk mengukur kecepatan angin. Data yang dihasilkan dari kelima titik tersebut
yaitu Maximal 4,2, Minimal 1,2.
Hasil yang didapatkan pada tabel 1.2 peran abiotik pada praktikum kali ini
sangat beragam, produsen yaitu : padi. lumut, tumbuhan paku, pepaya, Dalam
ekosistem tersebut, ditemukan adanya keterkaitan rantai makanan antar satu dan
lainnya. Tumbuhan sebagai produsen ( trofik I ) dibutuhkan oleh hewan hewan
tersebut. Selain itu, rantai makanan antar hewan juga terjadi. Hal ini dapat dilihat
bahwa burung pipit memakan ulet. Konsumen 1 yg terdapat yaitu : ulat, keong,
tutut, ikan impun, capung. Sedangkan yang menjadi konsumen tingkat II (trofik
III) adalah burung pipit, burung kapinis, kodok.. maka dapat dikatakan bahwa
semut dan cacing merupakan detritivor .Semut dan cacing sedang dalam
pencarian makanan. Dari kesemua hewan, hanya semut saja. yang memakan sisa
sisa makhluk hidup, dengan begitu mereka merupakan pengurai dan berkontribusi
sebagai dalam sikulus hara. Bakteri merupakan dekomposer yang berupa
organisme yang menguraikan bahan organik menjadi anorganik, untuk kemudian
digunakan oleh produsen.
Konsumen adalah pemakai bahan organik yang dihasilkan oleh produsen.
Konsumen I adalah makhluk hidup yang memperoleh makanan langsung dari
produsen. Konsumen II adalah makhluk hidup yang memperoleh makanan dari
konsumen tingkat I. Sedangkan Konsumen III yang menerima makanan dari
konsumen II.
Pengurai adalah makhlk hidup yang menguraikan kembali zat zat yang
semula trdapat dalam tubuh hewan dan tumbuhan yang telah mati. Pengurai
membantu proses penyuburan tanah, misalnya bakteri dan jamur.
Menurut Soemarmo (2011) pada sebuah ekosistem terdapat banya
komponen, komponen komponen ekosistem adalah produsen, konsumen I,
konsumen II pengurai dan kmponen abiotik. Produsen. Semua tumbuhan hijau
adalah produsen dalam sebuah ekosistem. Produsen artinya penghasil. Yang
menghasilkan bahan bahan organik bagi mahkluk hidup lainnya.
G. Kesimpulan
Rantai makanan adalah perjalanan makan dimakannya dengan urutan tertentu
antar makhluk hidup. Menurut Soemarmo (2011) pada sebuah ekosistem terdapat
banya komponen, komponen komponen ekosistem adalah produsen, konsumen I,
konsumen II pengurai dan kmponen abiotik.
Tumbuhan merupakan organisme autotrof karena dapat membuat makanan
sendiri melalui fotosintesis. Dalam proses ini, bahan anorganik diubah menjadi
senyawa organik dengan bantuan sinar matahari. Melalui proses fotosintesis,
gas hasil buangan organisme lain diubah oleh tumbuhan menjadi zat gula, oksigen,
dan energy .
Dari komponen biotik yang ada, merupakan makhluk hidup yang bersifat
autotrof. Autotrof sendiri merupakan makhluk hidup yang dapat membuat makanan
sendiri. Proses pembuatan makanan sendiri ini dinamakan fotosintesis. Sedangkan
hewan yang ada di dalam ekosistem tersebut merupakan makhluk heterotrof karena
mereka tidak dapat membuat atau mensintesis makanannya sendiri. Walaupun tidak
bergantung langsung pada tumbuhan, tetapi mereka tetap merupakan makhluk hidup
yang bersifat heterotrof.
H. Daftar Pustaka
Andri, 2011. Ekologi Pertanian. Usaha Makmur : Jakarta
Campbell, Neil A. dkk., 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Indriyanto. 2005. Ekologi Hutan. Jakarta: Erlangga.
Kimball. Jhon. W. 1994. Biologi jilid II. Erlangga. Jakarta
Riza, 2009. Ekosistem. Karya Mandiri Nusantara : ITB
Sativani, 2010. Ekologi Populasi. Bandung : Persada
Suwarno, 2009. Panduan Pembelajaran Biologi. Karya Mandiri Nusantara. Jakarta.
Sulistyorini, Ari, 2009. Biologi 1. Balai Pustaka. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai