Ada beberapa lapisan pada yang harus ditembus oleh sperma untuk dapat membuahi ovum tersebut, antara
lain korona radiata, zona fellucida, membran vitellina.
Dari 200 - 300 juta sperma yang masuk ketika kopulasi, hanya 300 - 500 sperma yang dapat mencapai
tempat pembuahan. Dari sekian banyak sperma yang ada, normalnya hanya ada 1 sperma yang akan
membuahi ovum.
- Lapisan korona radiata akan ditembus oleh salah satu sperma dengan bantuan / dorongan sperma yang
lain. Jadi, sperma yang paling kuat akan menembus lapisan ini sambil dibantu oleh sperma yang lain dari
belakang.
- Setelah itu, sperma akan menembus zona fellucida. Setelah menembus lapisan ini, sperma tadi akan
mengeluarkan enzim neuraminidase yang akan mencegah sperma lain untuk masuk ke dalam ovum
(polispremia). Akibatnya selaput plasma ovum akan menjadi lebih rapat dan menyatu satu sama lain.
Dengan begitu, sperma lain tidak bisa masuk ke dalam ovum. Reaksi ini disebut "reaksi zona".
- Setelah itu, lapisan berikutnya yang ditembus adalah membran vitellina di dalam lapisan ini juga
terdapat mekanisme pencegahan polispermia. Reaksi ini disebut dengan "reaksi cortical". Dalam reaksi
ini, beberapa membran yang ada di dalam ovum akan bergabung menjadi satu sehingga akan membuat
struktur membran menjadi lebih rapat dan semakin sulit ditembus sperma lain yang ingin. masuk.
Dengan begitu sperma lain tidak dapat masuk lagi ke dalam ovum.
2. Manusia dari satu sel oocyte (ovumnya ibu) yang menerima “inti sel sperma bapak” terjadi fertilisasi.
Jelaskan hal itu membuktikan maternal heridity!
Pada saat ejakulasi akan dikeluarkan 40-150 juta sel sperma yang siap membuahi. Sperma akan bergerak
dengan cepat menuju tuba falopii. Sebelum terjadi poses pembuahan, terjadi beberapa proses sebagai
berikut.
Ovum yang telah masuk akan keluar dari ovarium. Proses tersebut dinamakan ovulasi. Ovum yang telah
masak tersebutakan masuk ke saluran Fallopii. Jutaan sperma harus berjalan dari vagina menuju uterus dan
masuk ke saluran Fallopii. Dalam perjalanan itu, kebanyakan sperma dihancurkan oleh mukus (lendir) di
dalam uterus dan saluran Fallopii, selain itu terdapat beberapa sebab sperma mati yakni pH dari vagina yang
asam serta karena sperma berjalan melawan arus. Di antara beberapa sel sperma yang bertahan hidup,
hanya satu yang masuk menembus membran ovum. Setelah terjadi pembuahan, membran ovum segera
mengeras untuk mencegah sel sperma lain masuk.
3. Jelaskan 3 proses biologi penting dalam fertilisasi sehingga terbentuk zygotes berupa dua sel embrio baru(
genetic combination, tradisional genetic expression, maternal heredity)!
3 tahapan fase embrionik yaitu :
a. Morula
- Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan
antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.
- Morulasi yaitu proses terbentuknya morula
b. Blastula
- Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan.
- Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak
beraturan.
- Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel.
- Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula.
c. Gastrula
- Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan
mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh.
pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini
berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula.
4. Proses biologis apa yang terjadi shingga ada kelahiran bayi kembar 3 dari satu ovum?
Kembar identik terjadi ketika sel telur tunggal (ovum) terbuahi dan membentuk satu zigot (monozigotik).
Dalam perkembangannya, zigot tersebut membelah menjadi embrio yang berbeda. Kedua embrio
berkembang menjadi janin yang berbagi rahim yang sama. Dalam kasus tertentu, zigot dapat membelah
menjadi lebih dari dua bagian, contohnya tiga. Masing-masing embrio tersebut memiliki potensi yang sama
untuk tumbuh menjadi individu baru (totipotensi), oleh karena itulah lahir bayi kembar tiga.
5. Keberhasilan kloning domba dolly membuktikan apa dan apa tujuan awal percobaan tersebut?
Membuktikan : bahwa sel memiliki kemampuan totipotensi (sel memiliki kemampuan untuk tumbuh sendiri)
Tujuan : menjadikan sebuah sel telur domba yang telah direkayasa menjadi seekor domba tanpa ayah atau
tanpa perkawinan.
6. Apa maknanya bahwa mulai dari sel zygote 8 “stem sel embrionik” adalah “totipotent” ?
kemampuan suatu sel untuk dapat memperbanyak diri dalam keseluruhan (total) kemungkinan
perkembangan yang dimungkinkan.
7. Apa makna konsep “one body, one genome” ?
8. “gene expression” menghasilkan produk “protein”, apa peran/fungsi “epigenetic”?
Perubahan epigenetik juga bisa memodifikasi senyawa histon. Histon adalah protein yang dilingkupi molekul
DNA. Untai DNA membungkus di sekitar histon untuk mengecilkan ukuran. Perubahan epigenetik dapat
menyebabkan histon mengendur dan DNA menjadi lebih mudah diakses enzim dan protein untuk membaca
dan mengekspresikan gen tertentu.
9. Jelaskan makna “one body, many epigenome”!
10. Apa makna “epigenomic” sehingga dapat menentukan faktor health and disease?
Epigenetik adalah modifikasi eksternal DNA yang mengaktifkan atau menonaktifkan gen. Modifikasi ini tidak
mengubah urutan DNA, tetapi sebaliknya, mereka mempengaruhi bagaimana sel membaca gen.
Perubahan epigenetik ini dapat mengakibatkan perubahan pada metilasi DNA. Perubahan metilasi DNA
dapat menyebabkan gen dapat menjadi non aktif, meskipun gen tersebut tidak mengalami kerusakan.
Proses seperti inilah yang diperkirakan akan menyebabkan kanker.
11. Apa maksud stem cells dan hubungannya dengan epigenetic?
sebuah stem cell mampu berdiferensiasi menjadi sel kulit merupakan peristiwa deferisiensi sel. Diferensiasi
sel adalah proses pematangan suatu sel menjadi
sel yang spesifik dan fungsional, terletak pada posisi tertentu
di dalam jaringan. Epigenetik adalah alasan mengapa sel kulit terlihat berbeda dari sel otak atau sel otot.
padahal ketiga sel tersebut mengandung DNA yang sama, tetapi gen mereka disajikan secara berbeda (“On”
atau “off”), yang menciptakan jenis sel yang berbeda.
12. Jelaskan 3 jenis cell potency dalam tubuh manusia dewasa!
Sel-sel induk dapat digolongkan berdasarkan potensi yang dimiliki oleh sel tersebut.
a. Sel induk ber-totipotensi (toti=total) adalah sel induk yang memiliki potensi untuk berdiferensiasi menjadi
semua jenis sel, yaitu sel ekstraembrionik, sel somatik, dan sel seksual. Jenis sel ini dapat tumbuh menjadi
individu baru yang utuh bila diberikan dukungan maternal yang memadai. Sel induk ber-totipotensi
diperoleh dari sel induk embrio, hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma.
b. Sel induk ber-pluripotensi (pluri=jamak) adalah sel-sel yang memiliki potensi untuk berdiferensiasi menjadi
semua jenis sel dalam tubuh, namun tidak dapat membentuk individu baru.
c. Sel induk ber-multipotensi adalah sel-sel yang memiliki potensi untuk berdiferensiasi menjadi beberapa
jenis sel dewasa (bersifat terbatas).
13. Jelaskan dengan skema “tiga geala hidup sel”(pembelahan,pertumbuhan ,metabolisme), hubungannya
dengan “ekpresi genetik” dan “cell cycle”?
14. “Hela tumor cell line” adalah sel yang berasal dari pasien yang wafat, namun saat ini dikatakan “hidup di
sistem kultur sel “, apa yang menjadi dasar kehidupan sel nya?
Sel HeLa merupakan sel epitelial manusia yang berasal dari kanker serviks atau kanker leher rahim. Sel HeLa
diberi nama sesuai dengan nama pasien penyakit kanker serviks yang sel kankernya diambil yaitu, Henrietta
Lacks.Sel HeLa yang diambil kemudian diperbanyak dengan kultur sel dan banyak digunakan dalam penelitian.
Sel ini digunakan dalam pembentukan vaksin pertama polio yang dilakukan oleh Jonas Salk. Sel HeLa dapat
memperbanyak diri hingga jumlah yang tidak terbatas selama kondisi yang menunjang kehidupannya
tercukupi. Sel ini memiliki enzim telomerase yang aktif selama pembelahan sel, untuk mencegah terjadinya
pemendekan telomer. Telomer terlibat dalam penuaan sel yang akan menyebabakan kematian pada sel. Saat
ini telah ada beberapa cell line dari sel ini yang semuanya diturunkan dari sel HeLa awal. Sel-sel ini digunakan
sebagai model dari sel kanker dan juga digunakan untuk mempelajari mekanisme dari sinyal transmisi antar
sel.
atau
Kultur sel HeLa atau HeLa cell line merupakan continuous cell line yang diturunkan dari sel epitel kanker leher
rahim (cervix) seorang wanita penderita kanker leher rahim bernama Henrietta Lacks yang meninggal akibat
kanker pada tahun 1951 (Anonim, 2006a). Kultur sel ini memiliki sifat semi melekat (Anonim, 2000) dan
digunakan sebagai model sel kanker dan untuk mempelajari sinyal transduksi seluler (Anonim, 2006b). Sel
HeLa ini cukup aman dan merupakan sel manusia yang umum digunakan untuk kepentingan kultur sel
(LabWork, 2000).
Sel ini oleh George Gey. Sel ini diperlakukan sebagai sel kanker yang dipercaya berasal dari sel kanker leher
rahim Ms.Lacks, namun klasifikasi dari sel ini masih diperdebatkan. HeLa bersifat imortal yang tidak dapat
mati karena tua dan dapat membelah secara tidak terbatas selama memenuhi kondisi dasar bagi sel untuk
tetap hidup masih ada. Strain-strain baru dari sel HeLa telah dikembangkan dalam berbagai macam kultur
sel, tapi semua sel HeLa berasal dari keturunan yang sama. Sel HeLa telah mengalami transformasi akibat
infeksi human papillomavirus 18 (HPV 18) dan berbeda dengan sel leher rahim yang normal (Anonim, 2006c).
Sel HeLa dapat tumbuh dengan agresif dalam media kultur. Media yang digunakan adalah media RPMI
1640-serum. Di dalamnya terkandung nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan, yaitu asam amino, vitamin,
garam-garam anorganik, dan glukosa. Serum yang ditambahkan mengandung hormon-hormon yang mampu
memacu pertumbuhan sel. Albumin berfungsi sebagai protein transport, lipid diperlukan untuk
pertumbuhan sel, dan mineral berfungsi sebagai kofaktor enzim (Freshney, 1986).
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel akut atau trauma (misalnya:
kekurangan oksigen, perubahan suhu yang ekstrem, dan cedera mekanis), di mana kematian sel tersebut
terjadi secara tidak terkontrol yang dapat menyebabkan rusaknya sel, adanya respon peradangan dan sangat
berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Stimulus yang terlalu berat dan berlangsung lama
serta melebihi kapasitas adaptif sel akan menyebabkan kematian sel di mana sel tidak mampu lagi
mengompensasi tuntutan perubahan. Sekelompok sel yang mengalami kematian dapat dikenali dengan
adanya enzim-enzim lisis yang melarutkan berbagai unsur sel serta timbulnya peradangan. Leukosit akan
membantu mencerna sel-sel yang mati dan selanjutnya mulai terjadi perubahan-perubahan secara morfologis.
Nekrosis biasanya disebabkan karena stimulus yang bersifat patologis. Selain karena stimulus patologis
Apoptosis adalah kematian sel terprogram dengan tujuan untuk menghilangkan sel yang tidak diinginkan dan
mengurangi jumlah sel yang terlalu banyak, sehingga jumlah sel dalam jaringan organisme multiseluler dapat
dikendalikan. Selain itu apoptosis juga menghilangkan sel yang berbahaya bagi tubuh. Oleh karena itu,
apoptosis memiliki peranan penting untuk perkembangan, homeostasis jaringan, dan proteksi terhadap
patogen.
Anoikis adalah bentuk kematian sel terprogram yang terjadi pada sel yang bergantung pada anchorage ketika
terlepas dari matriks ekstraseluler di sekitarnya (ECM). [1] Biasanya sel-sel tetap dekat dengan jaringan di
mana mereka berasal karena komunikasi antara sel-sel proksimal serta antara sel dan ECM memberikan sinyal
penting untuk pertumbuhan atau kelangsungan hidup. Ketika sel terlepas dari ECM, ada hilangnya interaksi
sel-matriks normal, dan mereka mungkin mengalami anoikis. Namun, sel-sel tumor metastatik dapat melarikan
diri dari anoikis dan menyerang organ lain.
Pyroptosis adalah bentuk peradangan yang sangat tinggi dari kematian sel terprogram yang paling sering
terjadi setelah infeksi dengan patogen intraseluler dan cenderung membentuk bagian dari respon antimikroba.
Dalam proses ini, sel-sel kekebalan mengenali sinyal-sinyal bahaya asing di dalam diri mereka, melepaskan
sitokin pro-inflamasi, membengkak, meledak dan mati. Sitokin yang dilepaskan menarik sel kekebalan lain
untuk melawan infeksi dan berkontribusi pada peradangan di jaringan. Pyroptosis mempromosikan
pembersihan cepat berbagai infeksi bakteri dan virus dengan menghapus ceruk replikasi intraseluler dan
meningkatkan respon pertahanan tuan rumah. Namun, pada penyakit kronis patogenik, respon inflamasi tidak
membasmi rangsangan utama, seperti yang biasanya terjadi pada sebagian besar kasus infeksi atau cedera,
dan dengan demikian terjadi peradangan kronis yang akhirnya berkontribusi pada kerusakan jaringan.
Beberapa contoh pyroptosis termasuk makrofag yang terinfeksi Salmonella [1] dan sel T helper terinfeksi HIV
yang gagal.
Nekroptosis adalah bentuk nekrosis yang terprogram, atau kematian sel inflamasi. Secara konvensional,
nekrosis berhubungan dengan kematian sel yang tidak terprogram yang dihasilkan dari kerusakan sel atau
infiltrasi oleh patogen, berbeda dengan kematian sel yang diprogram secara teratur melalui apoptosis.
Penemuan nekroptosis menunjukkan bahwa sel-sel dapat mengeksekusi nekrosis secara terprogram dan
bahwa apoptosis tidak selalu lebih baik daripada kematian sel. Lebih lanjut, sifat nekroptosis yang imunogenik
menguntungkan partisipasinya dalam keadaan tertentu, seperti membantu patogen pertahanan oleh sistem
kekebalan. Necroptosis didefinisikan dengan baik sebagai mekanisme pertahanan virus, memungkinkan sel
untuk menjalani "bunuh diri seluler" dengan cara independen-caspase di hadapan inhibitor caspase virus
untuk membatasi replikasi virus. [1] Selain menjadi respons terhadap penyakit, nekroptosis juga telah dicirikan
sebagai komponen penyakit peradangan seperti penyakit Crohn, pankreatitis, dan infark miokard.
17. Jelaskan dengan skema terbentuknya sel tumor atau cancer dapat dimaknai dengan sel yang hidup
berubah tidak normal, dan diawali dengan “gene mutation”, “DNA repair serta “apoptosis
Biasanya manusia memiliki jenis sel dalam jumlah yang signifikan. Hal ini dikarenakan sel memiliki
sinyal-sinyal tertentu yang berfungsi untuk mengendalikan seberapa besar dan seberapa sering sel
tersebut membelah.
Jika salah satu dari sinyal tersebut melakukan pekerjaannya dengan salah ataupun hilang, sel tersebut
akan mulai tumbuh dan berkembang biak dalam jumlah yang terlalu banyak dan tak terkendali, yang
pada akhirnya akan membentuk suatu benjolan yang dikenal dengan sebutan tumor. Tumor
primer inilah yang nantinya bisa berkembang menjadi kanker.
Beberapa jenis kanker, seperti misalnya leukemia, perkembangannya memang agak sedikit berbeda,
karena biasanya dimulai dari sel darah. Jenis ini tidak terbentuk dari tumor padat.
Karena tidak berasal dari tumor, sebagai gantinya, sel kanker leukemia terbentuk di dalam darah dan
terkadang di sumsum tulang. Pada saat kanker mulai terbentuk, perubahan demi perubahan tertentu
akan terjadi di dalam sel-sel gen ataupun sekelompok sel tertentu.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas tadi, tubuh manusia ini tersusun
dari sel-sel yang jumlahnya sangat banyak. Berbagai jenis sel dalam
tubuh tersebut masing-masing memiliki dan melakukan tugas atau
pekerjaan yang berbeda-beda satu sama lain. Akan tetapi, pada dasarnya
semua sel tersebut adalah sama.
Nukleus atau yang lebih dikenal dengan sebutan inti sel ini merupakan salah satu bagian utama sel
yang paling penting, karena nukleus ini merupakan sel yang mengendalikan seluruh aktivitas sel.
Nukleus juga merupakan salah satu organel terbesar yang dilindungi oleh membran plasma.
Dari gambar yang ditampilkan di atas, anda bisa lihat bahwa di dalam nukleus
terdapat kromosomyang terdiri dari ikatan DNA (asam deoksiribonukleat) yang panjang. DNA
tersebut mengandung ribuan gen, yang diberi kode pesan yang berfungsi untuk memberi tahu
bagaimana seharusnya sel-sel tersebut berperilaku atau melakukan tugas-tugasnya.
Setiap gen akan bertindak seperti seorang instruktur yang memberitahu sel untuk melakukan sesuatu.
Gen ini bisa jadi adalah protein, atau sejenis molekul yang disebut dengan RNA. Protein dan RNA ini
akan mengendalikan sel secara bersama. Mereka lah yang akan memutuskan jenis dari sel itu sendiri,
apa yang terjadi, kapan sel tersebut akan membelah dan kapan sel itu akan mati.
Di dalam sel, biasanya gen akan mengalami yang namanya mutasi (perubahan). Gen akan
memastikan bahwa sel tumbuh dan bereproduksi secara teratur dan terkendali. Mereka juga lah yang
memastikan bahwa beberapa sel diproduksi dalam jumlah yang lebih banyak atau sesuai dengan
kebutuhan untuk menjaga tubuh agar tetap dalam kondisi yang sehat.
Perubahan atau mutasi pada gen umumnya dilakukan jika gen telah rusak, hilang atau disalin dua
kali. Mutasi tersebut bisa terjadi secara kebetulan saat sel membelah. Beberapa mutasi yang terjadi
akan mengakibatkan sel tidak lagi memahami instruksinya dan mulai tidak terkendali. Jika terjadi
sekitar setengah lusin mutasi pada sel normal, maka sel tersebut akan berubah menjadi sel kanker.
Mutasi pada gen tertentu mungkin terjadi disebabkan karena terlalu banyaknya protein yang
diproduksi, sehingga memicu sel untuk membelah. Atau bisa jadi karena protein yang biasanya
bertugas memberi tahu sel untuk berhenti membelah mungkin tidak diproduksi. Protein abnormalini
biasanya diproduksi dengan cara yang berbeda dari cara normalnya.
Perlu anda ketahui bahwa kanker bukanlah penyakit yang bisa langsung diketahui dalam kurun waktu
yang singkat. Diperlukan waktu bertahun-tahun bagi sel tubuh yang rusak untuk
membelah, tumbuh serta membentuk tumor yang cukup besar sehingga menimbulkan gejala tertentu
atau bisa diidentifikasi melalui proses scanning.
Mutasi atau perubahan pada gen bisa terjadi secara kebetulan saat sel sedang membelah. Mereka juga
bisa disebabkan oleh faktor-faktor di dalam sel. Atau bisa juga disebabkan oleh hal-hal yang berasal
dari luar tubuh, seperti zat kimia dalam asap rokok. Beberapa orang yang mewarisi kesalahan pada gen
tertentu akan membuat mereka lebih mungkin terkena kanker.
Beberapa gen mengalami kerusakan setiap harinya dan sel-selnya sangat baik dalam memperbaiki
kerusakan tersebut. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, kerusakan yang terjadi bisa bertambah
parah. Dan jika sel mulai tumbuh terlalu cepat, biasanya mereka akan cenderung melakukan mutasi
lebih sering dan cenderung tidak memperbaiki gen-gen yang rusak.
Tapi meskipun demikian, tidak semua tumor berpotensi menyebabkan kanker, lho guys. Jadi jangan
langsung menarik persepsi yang salah jika anda masih belum membaca informasi yang disampaikan
artikel ini sampai selesai.
Agar anda lebih memahami bagaimana sebenarnya proses pertumbuhan sel hingga menjadi kanker,
ada baiknya jika anda membaca penjelasan yang telah disajikan di bawah ini:
Tumor adalah benjolan yang terbentuk dari pertumbuhan sel-sel tubuh yang abnormal. Tumor yang
terbentuk ini bisa jinak dan bisa juga ganas. Jika tumor tersebut masih dalam kategori jinak, maka itu
bukan kanker. Tapi jika sebaliknya, maka itulah yang dinamakan dengan kanker. Diantara keduanya
ada beberapa perbedaan ciri-ciri yang cukup signifikan, yaitu:
Tumor Jinak
Berbeda dengan tumor jinak di atas, tumor ganas akan berpotensi besar untuk membentuk sel kanker.
Adapun ciri-ciri dari tumor ganas atau kanker tersebut antara lain:
Pada awal pertumbuhannya, sel kanker berada di dalam jaringan tubuh dimana mereka akan
berkembang, misalnya pada lapisan kandung kemih atau saluran payudara. Dokter menyebut
pertumbuhan kanker ini sebagai pertumbuhan kanker superfisial, atau bisa juga disebut karsinoma in
situ.
Sel kanker tumbuh dan membelah diri untuk menciptakan sel yang lebih banyak dan akhirnya akan
membentuk tumor. Tumor tersebut akan mengandung jutaan sel. Pada umumnya, semua jaringan tubuh
memiliki lapisan yang berfungsi untuk menjaga sel-sel di dalam jaringan tersebut yang disebut
dengan membran basal.
Sel kanker yang berhasil menembus membran dasar itu disebut dengan kanker invasif. Kanker invasif
adalah kanker yang mulai menyebar ke daerah yang ada di sekitarnya.
Seiring dengan pertumbuhan tumor yang semakin besar, pusatnya akan semakin jauh dari pembuluh
darah di daerah dimana ia tumbuh. Jadi pusat tumor tersebut akan mendapat asupan oksigen dan
nutrisi lain dalam jumlah yang lebih sedikit dari yang biasa dibutuhkan oleh sel pada umumnya untuk
bertahan.
Seperti sel sehat, sel kanker juga tidak bisa hidup tanpa pasokan oksigen dan nutrisi. Jadi mereka
mengirimkan sinyal yang disebut dengan faktor angiogenik, untuk menyalurkan darah yang
dibutuhkan oleh tumor untuk tumbuh dan berkembang. Inilah yang disebut
dengan angiogenesis.Tanpa suplai darah, tumor tidak bisa tumbuh menjadi lebih besar.
Begitu kanker bisa merangsang pertumbuhan pembuluh darah, maka ia bisa tumbuh lebih besar dan
tumbuh lebih cepat. Ini akan merangsang pertumbuhan ratusan kapiler baru dari pembuluh darah yang
berada di dekatnya untuk membawakannya nutrisi dan oksigen.
Penelitian mengenai angiogenesis ini memang sudah banyak dilakukan oleh para ahlinya. Penelitian
telah menemukan bahwa jumlah faktor angiogenik sangat tinggi di tepi luar kanker. Beberapa jenis
obat tertentu bisa menghentikan pertumbuhan kanker menyebar ke pembuluh darah (obat anti
angiogenik) dapat menghentikan kanker tumbuh atau menyebar.
Obat tersebut biasanya tidak bisa menyingkirkan atau menghilangkan sel kanker tersebut sepenuhnya,
tapi mungkin bisa mengecilkan atau menghentikannya untuk tumbuh dalam beberapa kasus tertentu.
Beberapa obat anti angiogenik yang dapat mengendalikan beberapa jenis kanker ini masih sedang
dikembangkan dan diuji hingga saat ini.
Ketika tumor mulai berkembang menjadi semakin besar, maka dia akan mengambil alih sebagian besar
ruang di dalam tubuh. Kemudian kanker tersebut akan menyebabkan tekanan pada struktur tubuh yang
ada di sekitarnya.
Kanker tersebut juga bisa tumbuh langsung ke struktur tubuh di dekatnya. Inilah yang disebut
dengan invasi lokal. Bagaimana kanker sebenarnya tumbuh menjadi sekitar jaringan tubuh normal
belum sepenuhnya dipahami.
Beberapa jenis kanker tumbuh di tempat-tempat tertentu, yang dimulai dari tempat di mana ia pertama
kali tumbuh. Namun, tumor bisa menyebar ke beberapa jaringan dengan lebih mudah daripada yang
lain. Misalnya saja pembuluh darah besar yang memiliki dinding yang sangat kuat dan jaringan
padat seperti tulang rawan.
Kedua tempat ini adalah tempat yang sulit bagi tumor untuk tumbuh dan berkembang. Jadi dengan
kata lain, tumor ini bisa tumbuh di beberapa tempat yang paling rentan.
Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya telah membagi cara pertumbuhan tumor ke dalam 3
cara. Beberapa jenis tumor tertentu mungkin akan menggunakan salah satu dari ketiga cara
penyebaran ini. Cara manakah kira-kira yang paling banyak digunakan? Jawabannya bergantung
pada jenis tumor itu sendiri dan di bagian tubuh mana dia tumbuh.
Seiring dengan pertumbuhannya, tumor akan memakan lebih banyak tempat dan akan mulai menekan
jaringan tubuh normal yang ada di dekatnya. Pertumbuhan tumor akan memaksa dirinya masuk
melalui jaringan normal, seperti yang terlihat pada diagram di bawah ini:
18. Terapi dengan stem cell untuk menggantikan sel yang death and aging IPTEK terbaru digunakan “patient
specicfic induced pluripotent stem cell (IPSC)”, jelaskan penemuan baru tersebut
Sel IPS (Induced Pluriprotein Stem) atau dalam bahasa Indoneisa dapat kita terjemahkan 'Sel induk pluripoten
diinduksi' biasa disingkat sebagai sel iPS atau iPSCs adalah jenis sel induk berpotensi majemuk artifisial berasal
dari sel non-pluripoten - biasanya orang dewasa sel somatik - dengan menginduksi "paksa" ekspresi gen
tertentu.
Sel pluripotent stem mirip dengan sel-sel induk berpotensi majemuk alami, seperti sel-sel induk embrionik
(ES), dalam banyak aspek, seperti ekspresi gen sel induk tertentu dan protein, pola metilasi kromatin,
menggandakan waktu, pembentukan tubuh embryoid, pembentukan teratoma , formasi chimera layak, dan
potensi dan diferensiabilitas, tetapi sepenuhnya hubungan mereka dengan sel induk berpotensi majemuk
alami masih sedang dinilai. Sel pluripotent diinduksi telah dibuat dari perut orang dewasa, hati, sel-sel kulit
dan sel-sel darah.
iPSCs merupakan kemajuan penting dalam penelitian stem cell, karena dapat memungkinkan peneliti untuk
memperoleh sel induk berpotensi majemuk, yang penting dalam penelitian dan berpotensi memiliki kegunaan
terapi, tanpa menggunakan embrio kontroversial. Karena iPSCs dikembangkan dari sel pasien sendiri somatik,
diyakini bahwa pengobatan iPSCs akan menghindari setiap tanggapan imunogenik, namun, Zhao et al. telah
menantang asumsi ini.
Metallomics is the systematic study of a metallome and of the functional connections and interactions of the
metal ion with the genome, proteome, metabolome, and other biomolecules in an organism.
Metallomics adalah studi sistematis dari metallome dan fungsional koneksi dan interaksi ion logam dengan
genom, proteome, metabolome, dan biomolekul lainnya dalam suatu organisme.
Lipidomics adalah studi skala besar jalur dan jaringan lipid seluler dalam sistem biologis [1] [2] [3] Kata
"lipidome" digunakan untuk menggambarkan profil lipid lengkap dalam sel, jaringan, organisme, atau
ekosistem dan adalah bagian dari "metabolome" yang juga mencakup tiga kelas utama lainnya dari
molekul biologis: protein / asam amino, gula dan asam nukleat. Lipidomics adalah bidang penelitian yang
relatif baru yang telah didorong oleh kemajuan pesat dalam teknologi seperti spektrometri massa (MS),
spektroskopi resonansi magnetik nuklir (NMR), spektroskopi fluoresensi, interferometri polarisasi ganda dan
metode komputasi, ditambah dengan pengakuan peran lipid di banyak penyakit metabolik seperti obesitas,
atherosclerosis, stroke, hipertensi dan diabetes. Bidang yang berkembang pesat ini [4] melengkapi kemajuan
besar yang dibuat dalam genomik dan proteomik, yang semuanya merupakan keluarga sistem biologi
Proteomika merupakan kajian secara molekular terhadap keseluruhan protein yang dihasilkan dari ekspresi
gen di dalam sel, terutama mengenai struktur dan fungsinya.[1][2] Keseluruhan protein di dalam sel
diistilahkan sebagai proteom.[3]Istilah proteomik pertama kali dikenal pada tahun 1997, yang juga dibuat
berdasarkan analogi genetika untuk ilmu yang mempelajari mengenai gen.[4] Untuk istilah proteom sendiri
berasal dari gabungan istilah protein dan genom yang dikemukakan oleh Marc Wilkins pada tahun 1994 pada
saat mengambil gelar PhD.[3][5] Salah satu alat yang umumnya digunakan untuk ilmu ini adalah matrix-
assisted laser desorption/ionization (MALDI).
Metilasi DNA adalah proses biologis dimana gugus metil, yang merupakan gugus fungsional organik dengan
rumus CH3, ditambahkan ke nukleotida DNA. DNA, atau asam deoksiribonukleat, adalah asam nukleat
penting yang menyimpan informasi genetik untuk setiap organisme tertentu.
Hal ini terdiri dari empat molekul yang berbeda yang dikenal sebagai nukleotida, ini disebut sebagai adenin,
sitosin, guanin, dan timin. Melalui metilasi DNA, kelompok metil dapat berikatan dengan atom karbon pada
sitosin atau ke atom nitrogen pada adenin. Penambahan kelompok metil untuk nukleotida ini dapat melayani
berbagai tujuan biologis penting, seperti menekan berpotensi informasi genetik virus berbahaya yang hadir
dalam genom manusia.
DNA dalam berbagai jenis organisme dapat mengalami metilasi DNA, meskipun tidak selalu harus melayani
fungsi yang sama. Pada tumbuhan, misalnya, para ilmuwan percaya bahwa metilasi terjadi untuk
menonaktifkan gen yang dinyatakan bisa menyebabkan mutasi berbahaya. Dalam jamur, metilasi DNA
digunakan untuk memoderasi dan mengendalikan ekspresi gen tertentu berdasarkan kondisi tertentu yang
mempengaruhi jamur. Metilasi pada mamalia sama memoderasi dan menghambat ekspresi gen tertentu,
selain itu, ia terlibat dalam produksi kromatin, kompleks protein-DNA yang membentuk struktur kromosom.
Berbagai enzim, atau protein yang mengkatalisis reaksi biokimia, yang diperlukan dalam rangka untuk
memasang kelompok metil untuk nukleotida DNA. Keluarga spesifik enzim yang diperlukan untuk metilasi DNA
yang dikenal sebagai metiltransferase DNA. Metilasi DNA cenderung mengikuti pola, sekali nukleotida suatu
termetilasi, salinan nukleotida yang juga akan termetilasi setelah replikasi DNA yang terjadi secara normal
selama pembelahan sel. Metiltransferase bertanggung jawab atas metilasi awal yang terjadi selama
pengembangan awal. Metiltransferase memeliharaan menambahkan grup metil untuk nukleotida yang
dihasilkan melalui replikasi DNA, mereka memastikan bahwa salinan DNA termetilasi juga termetilasi.
Para ilmuwan menggunakan metode yang berbeda untuk mendeteksi metilasi DNA dalam sampel DNA.
Metode tersebut dapat digunakan untuk menentukan metilasi dari untai DNA tertentu dan untuk menentukan
gen-gen tertentu dipengaruhi oleh metilasi. Dua tujuan utama dari berbagai teknik analisis metilasi DNA
profiling dan pengetikan. Profiling bertujuan untuk mencirikan metilasi dari seluruh genom atau sampel
genetik sama besar. Pengetikan ditujukan untuk memeriksa metilasi dari beberapa gen atau segmen DNA lebih
banyak sampel untuk memastikan akurasi dan untuk mendeteksi perbedaan dalam sampel yang berbeda.
Gen non-coding RNA (ncRNA) menghasilkan molekul RNA fungsional daripada pengkodean protein. Namun,
hampir semua alat identifikasi gen berasumsi bahwa gen menyandi protein, sehingga bahkan pada era sekuens
genom lengkap, gen ncRNA telah secara efektif tidak terlihat. Baru-baru ini, beberapa layar sistematis yang
berbeda telah mengidentifikasi sejumlah besar gen ncRNA baru yang mengejutkan. RNA non-coding
tampaknya sangat melimpah dalam peran yang membutuhkan pengenalan asam nukleat yang sangat spesifik
tanpa katalisis kompleks, seperti dalam mengarahkan regulasi pasca-transkripsi ekspresi gen atau dalam
memandu modifikasi RNA.
RNA non-coding (ncRNA) adalah molekul RNA yang tidak diterjemahkan ke dalam protein. Urutan DNA dari
mana RNA non-coding fungsional yang ditranskripsi sering disebut gen RNA. Jenis RNA non-coding yang sangat
penting dan fungsional termasuk transfer RNA (tRNA) dan RNA ribosom (rRNA), serta RNA kecil seperti
microRNA, siRNA, piRNA, snoRNA, snRNA, exRNA, scaRNA dan ncRNA panjang seperti Xist dan HOTAIR.
Jumlah RNA non-coding dalam gen manusia tidak diketahui; Namun, studi transcriptomic dan bioinformatik
baru-baru ini menunjukkan bahwa ada ribuan dari mereka. [1] [2] [3] [4] [5] [6] Banyak ncRNA yang baru
diidentifikasi belum divalidasi untuk fungsi mereka. [7] Kemungkinan juga banyak ncRNA tidak berfungsi
(kadang-kadang disebut sebagai RNA sampah), dan merupakan produk dari transkripsi palsu. [8] [9]
24. Apa yang dimaksud dengan “Microbiome” setiap manusia berbeda dan apa wujud/akibatnya?
Mikrobioma dalam tubuh manusia dapat berinteraksi membentuk hubungan komensalisme, mutualisme, dan
pathobion. Mikrobioma juga memiliki aktivitas krusial dalam kegiatan biologis manusia seperti berperan dalam
perkembangan organ manusia, fisiologi, sistem pertahanan dan produksi beberapa jenis toksin yang mampu
menyebabkan penyakit (Dickson dan Huffnagle 2015).
Beberapa mikrobiota anggota mikrobioma tubuh manusia yang bersifat patogen (pathobion) seperti beberapa
jenis virus dan bakteri dicurigai mampu memicu perkembangan kanker dalam jaringan sehat via mutasi
genetik (Thomas dan Jobin 2015), contohnya adalah beberapa jenis virus seperi Human Papiloma Virusyang
memicu kanker serviks. Sedangkan beberapa bakteri, seperi yang dipostulatkan oleh Virchow, mampu memicu
kanker dengan memproduksi beberapa toksin yang mampu memicu inflamasi, kerusakan sel bahkan stress
oksidatif (Schwabe dan Jobin 2013).
Stress oksidatif ini, seperti yang dijelaskan oleh Hardbower et al. (2013), mampu mengakibatkan kerusakan
DNA yang memicu perkembangan jaringan kanker atau karsinogenesis.
Keterlibatan mikrobioma manusia dengan perkembangan kanker yang banyak menarik perhatian ilmuwan
dewasa ini disebut Oncobiome. Selain keterlibatan mikrobioma dalam perkembangan kanker, perubahan
kesetimbangan profil mikrobiota dalam tubuh saat kanker menyerang juga menjadi fokus kajian dari interaksi
antara mikrobioma manusia dengan jaringan kanker.
KESIMPULAN
Mikrobiome dalam manusia sebagai inang berevolusi bersama membentuk superorganisme yang saling
menguntungkan satu sama lain, namun hubungan erat keduanya juga dapat memicu berbagai macam
penyakit, termasuk kanker. Microbiome dalam tubuh manusia dapat memodulasi perkembangan sel kanker
dari jaringan yang rusak atau tumor saat terjadi disbiosis, produksi genotoksin dan metabolisme tertentu
yang menghasilkan senyawa karsinogen. Ketiga faktor tersebut dapat memodulasi perkembangan kanker
dengan memicu inflamasi, stress oksidatif yang merusak DNA pada sel dan mencegah sel yang abnormal
atau rusak seperti tumor untuk melakukan apoptosis.
Microbiome juga
Penelitian telah membuktikan bahwa kita berbagi hidup dengan sekitar 100 triliun organisme yang terdiri dari
campuran sel-sel mikroba dan gen-gen yang dikandungnya ini, yang secara kolektif dikenal sebagai
Microbiome. Untuk setiap satu dari sel-sel kita, ada 10 sel mikroba yang hidup di dalam tubuh kita, dan
membantu kita melakukan fungsi mempertahankan hidup kita. Ketergantungan kita pada mikrobiome dalam
diri kita telah menyebabkan banyak ahli mengamati bahwa kita benar-benar lebih dari super organisme
daripada sekedar manusia.
Perubahan pada mikroba ini memiliki korelasi dengan banyak masalah kesehatan, dari penyakit pencernaan
dengan diabetes, obesitas dan peradangan.
“Mikroba yang tinggal bersama kami memiliki banyak dampak pada kesehatan kita baik positif maupun
negatif”, kata Gary Andersen, seorang ahli mikrobiologi di Lawrence Berkeley National Laboratory dan pendiri
Second Genome. “Tapi sangat sulit untuk mencari tahu dalam seorang individu apakah microbiome tersebut
positif atau hanyalah komunitas organisme, ” katanya lagi, itu karena dari orang ke orang , struktur
masyarakat sangat bervariasi.
HUMAN MICROBIOME
Mulut, Pharynx, Sistem Pernafasan. Banyak mikroba yang hidup dalam tubuh kita datang dari makanan
yang kita makan. Setidaknya 600 spesies hidup di mulut dan tenggorokan, sekitar 280 diantaranya diisolasi
dan diberi nama. Ketidakseimbangan mikroorganisme dalam mulut dapat menyebabkan gigi berlubang,
penyakit gusi dan infeksi saluran akar.
Kulit. Diantara banyak fungsinya, kulit berfungsi sebagai basis pertahanan pertama terhadap penyakit yang
disebabkan oleh mikroorganisme. Bagian yang berbeda dari kulit menjadi tuan rumah bagi spesies-spesies
bakteri yang kehadirannya ada yang membantu, merugikan atau tidak ada pengaruhnya bagi tuan rumah,
tergantu pada seberapa baik kerja sistem kekebalan tubuh kita dan apakah ada luka tusukan.
Perut. Relatif lebih sedikit bakteri yang dapat bertahan hidup di lingkungan yang asam seperti lambung
untuk jangka waktu yang lamaJHGFDS
Usus. Sekitar 3,3 juta gen terkandung dalam bakteri di usus manusia, jauh melebihi 20.000 – 25.000 gen
yang kita warisi dari orang tua kita.
Urogenital. Sampai saat ini , lebih banyak penelitian telah dilakukan pada microbiome dari perempuan
daripada saluran urogenital pria. Hal ini disebabkan karena pada kelamin wanita banyak menjadi pelabuhan
bagi koloni Ureaplasma.
Membran protein tersusun atas glikoprotein atau protein yang bersenyawa dengan karbohidrat. Protein
ini tersusun pada posisi tertentu pada lipid bilayer. Protein pada membran tersusun dengan posisi
berbeda-beda. Tidak simetris pada bagian luar dan dalam membrane. Posisi ini memungkinkan protein
bagian luar untuk berinteraksi dengan ligan ekstraseluler seperti hormone dan faktor pertumbuhan.
Sedangkan protein bagian dalam dapat bereaksi dengan molekul sitoplasma seperti protein G atau
protein kinase. Terdapat dua lapisan utama membrane protein, yaitu protein integral dan protein perifer.
Protein integral (protein intrinsik) adalah protein yang menembus lipid bilayer sehingga memiliki
domain pada sisi ekstaseluler dan sitoplasmik dari membran. Sedagkan protein perifer (protein
ekstrinsik) terdapat di bagian luar lipid bilayer, baik di permukaan ekstraseluler maupun sitoplasmik.
Protein ini terikat secara longgar pada permukaan membrane, sering juga pada bagian protein integral
yang dibiarkan terpapar.
Protein yang berada di luar sel (ekstraseluler) berfungsi untuk komunikasi atau interaksi antarsel.
Protein yang berada di dalam membran membentuk saluran atau pori-pori yang berfungsi sebagai jalur
penyebrangan molekul. Protein yang berada di dalam sel (yang berhubungan dengan sitosol) dapat
menjadi jangkat untuk sitoskeletal (kerangka sel) dan terlibat dengan sinyal intraseluler.
5. Eksositosis sebagai proses biologis keluarnya materi dan molekul dari dalam sel, apa persamaan
dan perbedaan antara sekresi dan ekskresi?
Persamaan antara sekresi dan ekskresi adalah sama-sama mengeluarkan zat sisa. Namun perbedaannya
adalah zat sisa yang dikeluarkan dari proses ekskresi tidak digunakan kembali dan mengandung racun,
sedangkan zat yang dikeluarkan dari proses sekresi dapat digunakan kembali oleh tubuh. Produk sekresi
inilah yang diangkut sel dari dalam sel dengan cara eksositosis, yaitu dengan menggabungkan vesikula
berisi molekul yang akan disekresi dengan membrane plasma.
6. Endositosis sebagai proses biologis masuknya materi dan molekul, apa persamaan dan perbedaan
fagositosis dan pinositosis?
Fagositosis dan pinositosis sama-sama merupakan transport aktif, yaitu proses perpindahan zat yang
melawan gradien konsentrasi dan memerluka energi selama prosesnya. Perbedaannya adalah zat yang
dimasukkan. Fagositosis adalah peristiwa pemasukan zat padat ke dalam sel, contohnya pada protozoa
sebagai salah satu usaha untuk mendapat makanan. Sedangkan pinositosis merupakan proses
pemasukkan zat cair termasuk zat-zat yang larut didalamnya (protein, as.amino, ion-ion) ke dalam sel
seperti yang dilakukan darah putih, epitel usus, makrofag hati, dll.
Lisosom dan peroksisom sama-sama merupakan vesikel membrane kecil yang berisi enzim dan
menyertakan zat sis yang berasal dari internal atau eksternal untuk di degradasi. Perbedaanya lisosom
bertangung jawab atas pencernaan sel sementara peroksisom bertanggung jawab untuk melindungi sel
dari hydrogen peroksida dengan memecahnya menjadi air dan oksigen. Lisosom mengandung enzim
hydrolase yang bertanggung jawab untuk pencernaan, sedangkan peroksisom mengandung tiga enzim
oksidatif (katalase, oksidase asam D-amino dan asam urat oksidase).
8. Lisosom dan peroksisom terbentuknya (biogenesis) dari organel apa saja? Jelaskan.
Pembentukan lisosom melibatkan dua organel sel, yaitu Retikulum Endoplasma dan Badan Golgi.
Enzim lisosom yang sebelumnya diproduksi di ribosom akan dibawa masuk ke retikulum endoplasma.
Di RE, enzim tersebut akan dimasukan ke membrane dan kemudian dikeluarkan ke sitoplasma dan
menjadi lisosom. Selain melalui RE, enzim lisoso juga masuk ke Golgi yang kemudian dibungkus
membrane dan dikeluarkan ke sitoplasma dalam bentuk lisosom.
Sedangkan untuk pembentukan peroksisom terdapat dua teori. Teori pertama disebut model klasik yang
menyatakan bahwa protein peroksisom disintesis dengan bantuan ribosom yang menempel pada RE,
kemudian protein peroksisomal tersebut masuk ke dalam sisternae dari RE dan membentuk kantung
yang selanjutnya menggenting dan akhirnya memisahkan diri membentuk peroksisom bebas. Teori
kedua menyatakan bahwa protein peroksisomal disintesis dengan bantuan ribosom bebas, kemudia
protein peroksisomal tersebut dibebaskan ke sitoplasma dan berkembang menjadi peroksisom.
9. Rough Endoplasmic Reticulum relevan dengan keberadaan ribosom, jelaskan relevansinya dengan
post-translation.
RE kasar identic dengan keberadaan ribosom yang berkaitan dengan proses replikasi DNA yang terdiri
dari proses transkripsi dan kemudian translasi. Translasi bukan akhir dari ekspresi genom. Polipeptida
muncul dari ribosom non aktif, dan sebelum menerima perannya yang fungsional di dalam sel itu haris
mengalami proses post translasi.
10. Smooth Endoplasmic Reticulum relevan dengan keberadaan enzyme, jelaskan relevansinya
dengan drug/medication tolerance yang berakhir dengan fenomena overdose.
Toleransi merupakan penurunan efek farmakologik akibat pemberian yang berulang. Toleransi ini
terbagi menjadi toleransi farmakokinetik, yang terjadi akibat obat meningkatkan metabolismenya
sendiri (dikarenakan obat merupakan self inducer bagi proses metabolism dirinya sendiri); dan toleransi
farmakodinamik, akibat terjadi adaptasi sel dan reseptor terhadap ligan (obat) yang terus menerus
berada di sekitar sel tersebut berada. Sensitifitas reseptor-reseptor ini umumnya menurun di tengah
kelimpahan ligan. Jumlah ligan yang berikatan tidak berkurang, namun sensitiiftas reseptor berkurang
sehingga efek farmakologis. Salah satu penyebab toleransi obat ini adalah peningkatan degradasi
metabolik karena induksi enzim. Karena reseptor tidak sensitive terhadap obat, maka dilakukan
peningkatan dosis. Hal ini yang lama kelamaan dapat menyebabkan over dosis.
25. Organel sel “vault-particles” berkaitan dengan dasar mekanisme “chemotheurapics resistance”
jelaskan!
Vault adalah partikel ribonukleoprotein yang ditemukan di sitoplasma sel eukariotik. Partikel MDa
13 terdiri dari beberapa salinan tiga protein: Mr 100 000 mayor vault protein (MVP) dan dua minor
vault proteins Mr 193 000 (polymolymer (ADP-ribose) polymerase) dan Mr 240 000 (telomerase-
protein terkait 1), serta molekul RNA kecil yang tidak diterjemahkan dari sekitar 100 basa.
Meskipun keberadaan vault pertama kali dilaporkan pada pertengahan 1980-an, belum ada fungsi
yang dikaitkan dengan organel ini. Gagasan bahwa vault mungkin memainkan peran dalam
resistensi obat disarankan oleh identifikasi molekuler protein yang terkait dengan resistensi paru
(LRP) sebagai MVP manusia. MVP / LRP ditemukan diekspresikan dalam banyak garis sel kanker
kemoresisten dan sampel tumor primer asal histogenetik yang berbeda. Beberapa, tetapi tidak
semua, studi klinis-patologis menunjukkan bahwa ekspresi MVP pada diagnosis adalah faktor
prognosis independen yang independen untuk respon terhadap kemoterapi. Struktur berbentuk
barel berongga dari kompleks lemari besi dan lokalisasi subselular menunjukkan fungsi dalam
transportasi intraseluler. Oleh karena itu dipostulasikan bahwa vault berkontribusi terhadap
resistansi obat dengan mengangkut obat jauh dari target intraseluler dan / atau sekuestrasi obat.
Di sini, kami meninjau pengetahuan saat ini di kompleks lemari besi dan secara kritis
mendiskusikan bukti yang menghubungkan vaults dengan resistensi obat.
26. Organel sel "proteasome" dan "lysosome" adalah bagian dari sistem degradasi protein, jelaskan
perbedaannya!
Lisosom adalah paket enzim yang diapit dalam selaput unit yang mirip dengan membran plasma
pada permukaan sel.
Lisosom adalah organel berbentuk bola di dalam sel yang mengandung enzim, yang mampu
mendegradasi semua jenis biomolekul, termasuk protein, karbohidrat, asam nukleat, lipid, dan
puing-puing seluler
Proteasom tidak memiliki membran di sekitarnya, tetapi merupakan kumpulan protein silindris
yang menerima dan menurunkan protein lain (tua, rusak, atau tidak lagi diperlukan) menjadi asam
amino yang dapat didaur ulang untuk keperluan lain. Ribosom dan proteasom adalah seperti mitra
yang membangun protein baru sesuai kebutuhan dan kemudian membuangnya ketika mereka
tidak lagi diperlukan.
Proteasom sedikit berbeda. Mereka hadir di sitoplasma (seperti dua di atas) dan nukleus juga.
Proteasom lebih spesifik karena proteasom hanya mendegradasi protein (dengan memecah ikatan
peptida, membantu memeriksa konsentrasi protein tertentu dan yang salah lipat), dan bukan jenis
biomolekul lainnya.
(1) Protein di dalam sel memiliki struktur, dibagi menjadi 4 golongan (struktur primer,
sekunder, tersier, kuartener) dengan berbagai reaksi biokimia sehingga aktif berfungsi.
Sebutkan 2 contoh mekanismenya.
1. Pada struktur primer tidak ada antaraksi karena merupakan struktur linear dari rantai protein.
2. Pada struktur sekunder terjadi 'folding' akibat ikatan hidrogen antara gugus-gugus polar dari
asam amino dalam rantai protein.
3. Pada struktur tersier terjadi 'folding' karena antaraksi van der Waals dan antaraksi gugus
nonpolar yang mendorong terjadi lipatan.
4. Pada struktur kuartener, protein membentuk molekul kompleks, tidak terbatas hanya pada satu
rantai protein, tetapi beberapa rantai protein bergabung membentuk seperti bola. Jadi, pada
struktur kuartener molekul protein di samping memiliki ikatan hidrogen, gaya van der Waals,
dan antaraksi gugus nonpolar, juga terjadi antaraksi antar rantai protein baik melalui antaraksi
polar, nonpolar, maupun van der Waals. Contoh dari struktur ini adalah molekul Hemoglobin,
tersusun dari empat subunit rantai protein.
(2) Protein berada di cell-membrane, padahal dibuat di ribosome, jelaskan struktur molekul
tersebut!
Bentar guys gak paham w sama yang ini
(5) fibroblast mensekresi ‘collagen’ dan terkait ‘remodelling’ pada proses penyembuhan luka.
Fibroblas merupakan sel induk yang berperan membentuk dan meletakkan serat-serat dalam
matrik, terutama serat kolagen. Kolagen akan memberikan kekuatan dan integritas pada semua
luka yang menyembuh dengan baik.
Proses penyembuhan luka:
Inflamasi -> fibrosis atau fibroplasias -> remodeling jaringan -> pembentukan jaringan parut.
Proses fibrosis atau fibroplasia dan pembentukan jaringan parut merupakan proses perbaikan
yang melibatkan jaringan ikat yang memiliki empat komponen, yaitu : (a) pembentukan
pembuluh darah baru, (b) migrasi dan proliferasi fibroblas, (c) deposisi ECM (extracellular
matrix), dan (d) maturasi dan organisasi jaringan fibrous (remodeling).
Proses akhir dari penyembuhan luka adalah pembentukan jaringan parut, yaitu jaringan
granulasi yang berbentuk spindel, kolagen, fragmen dari jaringan elastik dan berbagai
komponen matriks ekstraselular. Jadi, pada saat jaringan mengalami perlukaan, maka fibroblas
yang akan segera bermigrasi ke arah luka, berproliferasi dan memproduksi matriks kolagen
dalam jumlah besar yang akan membantu mengisolasi dan memperbaiki jaringan yang rusak.
Ada dua kategori dari adhesi sel: (1) adhesi sel ke matriks ekstraselular seperti fibronektin dan
vitronektin (2) adhesi sel ke sel-sel lain.
Selektin adalah keluarga molekul adhesi sel (atau CAM). Semua selektin adalah glikoprotein
transmembran rantai tunggal yang memiliki sifat yang sama dengan lektin tipe-C karena
terminal amino yang berkaitan dan ikatan yang bergantung pada kalsium. Selectins terikat ke
moieties gula dan dianggap sebagai tipe lektin, protein adhesi sel yang mengikat polimer gula.
Selektin terlibat dalam pembentukan limfosit konstitutif, dan dalam inflamasi kronis, termasuk
peradangan pasca-iskemik di otot, ginjal dan jantung, peradangan kulit, aterosklerosis,
glomerulonefritis dan lupus eritematosus dan metastasis kanker.
(10) Sel tumor/kanker dapat berpindah tempat (metastase) di tempat/tissue yang spesifik
Apakah metastase berkembang dari sejumlah sel tumor yang secara random berhasil bertahan
hidup? Ataukah adanya kemampuan yang unik dari sel tumor untuk terjadinya proses
metastase?
Serangkain percobaan oleh Fidler dan kawan-kawan, secara kuat mendukung pernyataan yang
terakhir.
Dari percobaannya disimpulkan bahwa, setiap tumor mempunyai beberapa subclone dengan
tingkatan yang berbeda untuk berpotensi mengalami metastase. Populasi sel yang terlepas dari
tumor primer, masuk ke jaringan kemudian ke sirkulasi, bertahan hidup, keluar dari sirkulasi,
bertumbuh dan berkembang ditempat yang baru dan berhasil membentuk metastase.
(12) fagositosis makrofag : sel makrofag mengenali, membunuh sel mikroba pathogen dan
respon imun seluler, humoral
Makrofag adalah jenis sel darah putih yang membersihkan tubuh dari partikel mikroskopis
yang tidak diinginkan seperti bakteri dan sel-sel mati.
Makrofag menggunakan proses yang disebut fagositosis untuk menghancurkan dan
menyingkirkan partikel yang tidak diinginkan dalam tubuh. Fagositosis secara harfiah berarti sel
‘makan.’ Proses ini bekerja seperti ini: karena makrofag menelan partikel, kantongnya disebut
fagosom terbentuk di sekitarnya. Kemudian, enzim yang dilepaskan ke fagosom oleh organel
dalam makrofag disebut lisosom. Sama seperti enzim dalam perut kita sendiri dilepaskan untuk
mencerna makanan kita, enzim yang dikeluarkan oleh lisosom mencerna partikel. Puing-puing
yang tersisa, atau apa yang tersisa dari partikel, keluar dari makrofag yang akan diserap
kembali ke dalam tubuh.
Jawab :
- Kolesterol-LDL : kadar LDL yang tinggi dapat disebabkan ada gangguan pada proses biologis
reseptor mediated endocytosis.
- Reseptor mediated endocytosis : pengambilan makromolekul (ligand) yang spesifik dari bagian
luar. Makromolekul ini akan terikat pada reseptor yang terletak pada bagian luar membran
plasma.
Jawab :
Hiperkolesterolemia adalah adanya tingkat tinggi kolesterol dalam darah dalam bentuk
“hiperlipidemia” (peningkatan kadar lipid dalam darah) atau “hipolipoproteinemia” (peningkatan
kadar lipoprotein dalam darah). Hiperkolesterolemia merupakan kelainan genetik tersering
penyebab terjadinya penyakit jantung koroner/aterosklerosis.
(15) Exosome, vesicle, structure
(16) Exosome function
Jawab :
Exosomes berfungsi sebagai pembawa untuk menghantarkan obat, protein, RNA, atau molekul
lain ke jaringan spesifik ataupun ke tipe sel tertentu. Exosom berpotensi digunakan untuk
prognosis, terapi, dan sebagai biomarker untuk kesehatan dan penyakit.
Jawab :
Pada sel normal, saat membelah setiap duplikasi atau replikasi, telomere memendek dikarenakan
terbaginya telomere menjadi 2 bagian dalam sel. Jika telomer dalam sel normal membelah secara
terus menerus, maka telomer akan habis sehingga sel berhenti membelah dan mati/rusak. Karena
syarat sel membelah adalah adanya telomer di dalam nukleus. Semakin pendek telomer, maka
akan terjadi proses penuaan (CELL AGING).
Jawab :
Telomer pada sel kanker/tumor dapat memanjang telomernya sendiri, sehingga sel tumor/kanker
dapat terus membelah tanpa berhenti (TELOMERASE).
Telomerase adalah suatu enzim yang menambahkan urutan DNA berulang ("TTAGGG" pada
semua vertebrata) di ujung 3' utas DNA pada bagian telomer, yaitu bagian ujung kromosom
eukariota. Telomer mengandung bahan DNA rapat dan memberikan kestabilan pada kromosom.
Enzim ini tergolong transkriptase balik (reverse transcriptase) yang membawa molekul RNA-nya
sendiri, yang selanjutnya digunakan sebagai cetakan sewaktu mengulur telomer, yang memendek
setiap siklus replikasi.
Jawab :
Data longitudinal pada panjang telomere dan DNA-Methylome untuk menentukan apakah :
(28) Biological Clock didasarkan pada 3 domain, sebutkan (Telomere, Mutasi p16, Epigenetis)
Jawab :
Telomere adalah bagian paling ujung dari DNA linear. Meskipun termasuk dalam untai
DNA, telomer tidak mengkode protein apa pun, sehingga ia tidak termasuk dalam kategori
gen. Telomer berperan penting dalam menjaga kestabilan genom tiap sel.
Mutasi p16 adalah perubahan urutan nukleotida rangkaian DNA gen p16 normal berupa missense,
nonsense, insersi, delesi, frameshift maupun ekspansi pengulangan pada ekson 1 dan 2 dari pemeriksaan
sekuensing jaringan tumor primer KNF.
Epigenetis adalah studi tentang perubahan fenotipe atau ekspresi genetika yang disebabkan oleh
mekanisme selain perubahan sekuens DNA dasar.