PENDAHULUAN
manusia adalah makhluk yang unik, tiap individu akan mengalami fase kehidupan,
mulai dari fase perinatal, bayi, toddles, preschool, sekolah, remaja, hingga fase
dewasa muda menengah dan tua. Dalam fase kehidupannya tiap individu pasti akan
cara untuk menghadapi masalah tersebut. Sebagian orang ada yang mampu
keluarga/orang terdekat untuk mendapatkan dukungan, ada juga yang bahkan tidak
mempengaruhi kondisi kesehatan jiwa tiap individu yang mana akan menimbulkan
perasaan cemas, gelisah, bahkan depresi. Kesehatan jiwa bagi manusia berarti
bahagia, dan mampu diri (Azizah, Zainuri & Akbar 2016). Keluarga adalah dua
orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan kedekatan emosional serta
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain, fungsi ini dibutuhkan untuk
1
Ketika individu mendapatkan stressor dimana dirinya tidak dapat
menyeseuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat dan lingkungan.
Karakteristik gangguan jiwa sangat beragam, salah satunya gangguan jiwa yang
Skizofrenia adalah sautu bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama pada
waham dan halusinasi; asosiasi terbagi-bagi sehingga timbul inkoherensi, afek dan
emosi perilaku bizar. Halusinasi adala salah satu gejala gangguan jiwa di mana
klien mengalami perubahan persepsi sensori, merasakan sensasi palsu berupa suara,
Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi,
60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 terkena
usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk
400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1000 penduduk. Berdasarkan data dari Dinas
Sosial Jawa Timur, penderita gangguan jiwa di Jatim pada tahun 2016 mencapai
2
2369 orang. Jumlah itu naik sebesar 750 orang dibandingkan tahun 2015 lalu yang
hanya 1619 penderita. Fakta empiris yang didapatkan di ruang jiwa VI Rumkital
Dr. Ramelan Surabaya mulai bulan Januari sampai bulan Mei 2018, terdapat 96
presipitasi. Faktor predisposisi adalah faktor yang mempengaruhi jenis dan jumlah
sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress. Faktor
psikologis dan genetik. Faktor presipitasi adalah stimulus yang dipersepsikan oleh
individu sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan yang memerlukan energi ekstra
curiga, ketakutan, perasaan tidak aman, gelisah dan bingung, perilaku menarik diri,
mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik selain itu bisa juga dengan
bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan aktifitas yang terjadwal bisa juga
mengurangi resiko halusinasi muncul lagi, minum obat secara teratur dapat
3
mengontrol halusinya selain cara yang telah disebutkan diatas dukungan keluarga
untuk klien yang mengalami halusinasi sangatlah penting karena dengan dukungan
keluarga kepercayaan diri klien bisa kembali dan klien bisa termotivasi untuk
Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini, maka penulis
akan melakukan kajian lanjut dengan melakukan asuhan keperawatan jiwa dengan
jiwa dengan masalah utama Halusinasi Tn.Y dengan diagnosa medis Skizofrenia di
masalah utama Halusinasi pada Tn.Y dengan diagnosa medis Skizofrenia di ruang
Surabaya.
4
2. Merumuskan diagnosa keperawatan jiwa pada klien dengan masalah utama
1.4 Manfaat
Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberi
manfaat :
1.4.1 Akademis
Halusinasi
5
1.4.2 Secara praktis, tugas akhir ini akan bermanfaat bagi :
Hasil karya tulis ilmiah ini, dapat menjadi masukan bagi pelayanan di rumah
2. Bagi penulis
Hasil karya tulis ilmiah ini dapat menjadi salah satu rujukkan bagi penulis
pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan jiwa pada klien
1.5.1 Metode
atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi kepustakaan yang
6
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Data diambil diperoleh melalui percakapan baik dengan klien, keluarga, file
2. Observasi
Data yang diambil melalui percakapan baik dengan klien, keluarga maupun
1. Data primer
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga, orang terdekat
lain.
Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami
studi kasus ini, secara keseluruhan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
7
2. Bagian inti terdiri dari lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub
BAB 2 : Tinjauan pustaka, berisi tentang konsep penyakit dari sudut medis
kerangka masalah.