Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat kepada kita semua
sehingga makalah dengan judul “HAM DAN DEMOKRASI DI ISLAM” dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat dalam rangka untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah agama islam pada semester 1 ini.

Dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada


Ibu Erwin Kusumastuti, S.Th.L,M.Pd. yang merupakan dosen mata kuliah agama islam.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami semua
dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan. Karya tulis ini diharapkan
bisa bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan.

Dalam menyusun makalah ini, penyusun banyak memperoleh bantuan dari


berbagai pihak, maka penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
terkait. Dalam menyusun karya tulis ini penulis telah berusaha dengan segenap
kemampuan untuk membuat karya tulis yang sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah
ini, oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi
lebih baik.
Demikianlah kata pengantar karya tulis ini dan penulis berharap semoga karya
ilmiah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya. Aamiin.

Surabaya,10 September 2018

Penyusun

1|Page
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................(1)

Daftar Isi.........................................................................................................................(2)

BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................................(3)

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................(3)


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................(3)

BAB II : PEMBAHASAN..............................................................................................(4)

2.1 Pengertian Hukum Dalam Islam...............................................................................(4)

2.2 Ruang Lingkup Hukum Islam...................................................................................(4)

2.3 Sumber Hukum Islam...............................................................................................(5)

2.4 Tujuan Hukum Islam................................................................................................(6)

2.5 HAM Dalam Islam....................................................................................................(7)

2.6 Demokrasi Dalam Islam...........................................................................................(9)

2.7 Perbedaan Ham Dalam Pandangan Islam dan Barat...............................................(10)

BAB III : KESIMPULAN............................................................................................(11)

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................(12)

2|Page
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Hukum, HAM, dan Demokrasi Dalam islam berisi tentang penjelasan konsep-
konsep hukum islam, HAM menurut islam dan demokrasi dalam Islam meliputi prinsip
bermusyawarah dan prinsip dalam ijma’. HAM dan Demokrasi merupakan konsepsi
kemanusiaan dan relasi sosial yang dilahirkan dari sejarah peradaban manusia di seluruh
penjuru dunia. HAM dan demokrasi juga dapat dimaknai sebagai hasil perjuangan
manusia untuk mempertahankan dan mencapai harkat kemanusiaannya, sebab hingga saat
ini hanya konsepsi HAM dan demokrasilah yang terbukti paling mengakui dan menjamin
harkat kemanusiaan.Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan seperangkat
hak yang menjamin derajatnya sebagai manusia. Hak-hak inilah yang kemudian disebut
dengan hak asasi manusia, yaitu hak yang diperoleh sejak kelahirannya sebagai manusia
yang merupakan karunia Sang Pencipta.
Karena setiap manusia diciptakan kedudukannya sederajat dengan hak-hak yang sama,
maka prinsip persamaan dan kesederajatan merupakan hal utama dalam interaksi sosial.
Namun kenyataan menunjukan bahwa manusia selalu hidup dalam komunitas sosial
untuk dapat menjaga derajat kemanusiaan dan mencapai tujuannya. Hal ini tidak mungkin
dapat dilakukan secara individual. Akibatnya, muncul struktur sosial. Dibutuhkan
kekuasaan untuk menjalankan organisasi sosial tersebut

1.2RUMUSAN MASALAH
 Pengertian Hukum Dalam Islam
 Ruang Lingkup Hukum Islam
 Sumber Hukum Islam
 Tujuan Hukum Islam
 HAM Dalam Islam
 Demokrasi Dalam Islam
 Perbedaan Ham Dalam Pandangan Islam dan Barat

3|Page
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Dalam Islam

Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui wahyu-Nya yang kini
terdapat dalam Al Qur’an dan dijelaskan oleh Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya
melalui Sunnah beliau yang kini terhimpun dengan baik dalam kitab-kitab hadits.
Terdapat perbedaan pendapat antara ulama ushul fiqh dan ulama fiqh dalam memberikan
pengertian hukum syar’i karena berbedanya sisi pandang mereka. Ulama fiqh
berpendapat bahwa hukum adalah akibat yang ditimbulkan oleh tuntutan yaitu wajib,
sunnah, haram, makruh dan mubah. Sedangkan ulama ushul fiqh mengatakan bahwa yang
disebut hukum adalah dalil itu sendiri. Mereka membagi hukum tersebut kepada dua
bagian besar yaitu hukum taklifi dan hukum wadh’i. Hukum taklifi berbentuk tuntutan
dan pilihan yang disebut dengan wajib, sunnat, haram, makruh dan mubah.
Dan hukum wadh’i terbagi kepada lima macam yaitu sabab, syarat, mani’, shah dan
bathal. Masyarakat Indonesia disamping memakai istilah hukum Islam juga
menggunakan istilah lain seperti syari’at Islam, atau fiqh Islam. Istilah-istilah tersebut
mempunyai persamaan dan perbedaan. Syari’at Islam sering dipergunakan untuk ilmu
syari’at dan fiqh Islam dipergunakan istilah hukum fiqh atau kadang-kadang

2.2 Ruang Lingkup Hukum Islam

Dari kacamata syariat ataupun fiqih hukum Islam dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
ketetapan Mahdhah dan Muamalah (Ghairu Mahdhah).

Kedua dasar hukum inilah yang nantinya akan menjadi filter pertama dalam menyikapi
segala macam fenomena dan problematika yang terjadi dalam masyarakat.

a. Mahdhah

Membahas khusus mengenai tata cara dan ritual yang wajib dilaksanakan bagi
umat muslim dalam menjalankan hubungannya dengan Allah, seperti membaca kalimat
syahadat, shalat, membayar zakat, puasa dan haji.

4|Page
Tata cara dan ritual ini bersifat tetap, tidak bisa ditambah, dikurangi dan tidak boleh
berubah sampai kapanpun. PasAl pasalnya sudah diatur oleh Allah yang dijelaskan
melalui Rasul-Nya.

Maka dengan ini tidak mungkin terjadi sebuah proses perubahan atau perombakan yang
bersifat asasi oleh siapapun mengenai hukum, tata cara dan susunan beribadah.

b. Muamalah

Berisi tentang ketetapan Allah yang menyangkut hubungan manusia dengan


masyarakat. Ketetapan ini bersifat terbatas dalam hal yang paling mendasar.

Namun, hukum muamalah lebih terbuka untuk dikaji dan dikembangkan melalui ijtihad
oleh manusia yang mempunyai kualifikasi dan syarat tertentu untuk melakukan usaha
tersebut.

2.3 Sumber Hukum Islam

Ada 2 sumber hukum dalam islam yaitu :[2]

1. Al-Qur’an sebagai sumber hukum


2. Definisi: al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Muhammad dalam
bahasa Arab yang berisi khitab Allah dan berfungsi sebagai pedoman bagi umat Islam.
Tiga Fungsi: sebagai petunjuk bagi umat manusia, yang berupa:
a. doktrin atau pengetahuan tentang struktur kenyataan dan posisi manusia di
dalamnya, seperti: petunjuk moral dan hukum yang menjadi dasar syari’at,
metafisika tentang Tuhan dan kosmologi alam, dan penjelasan tentang sejarah dan
eksistensi manusia.
b. Ringkasan sejarah manusia baik para raja, orang-orang suci, nabi,kaum
c. Mukjizat, yaitu kekuatan yang berbeda dengan apa yang dipelajari.
3. Penjelasan Al-Qur’an:
a. Ijmali (global): yaitu penjelasan yang masih memerlukan penjelasan
lebih lanjut dalam pelaksanaannya. Contoh: masalah shalat, zakat
b. Tafshili (rinci): yaitu keterangannya jelas dan sempurna, seperti masalah
akidah, hukum waris dan sebagainya.
c. Kategori Ayat Hukum dan Ayat Non-hukum: berdasarkan kandungan ayat,
jika mengandung ketetapan hukum maka disebut dengan ayat hukum dan dapat
menjadi dalil fiqh. Dalalah atau petunjuk al-Qur’an dibagi dua:

5|Page
1. Qat’y (definitive text): lafal yang mengandung pengertian tunggal dan
tidak bisa dipahami dengan makna lainnya. Lafal ini tidak membutuhkan
ijtihad dan takwil.
2. Zanny (speculative text): lafal yang mengandung pengertian lebih dari
satu dan memungkinkan untuk ditakwil, dan dapat menerima ijtihad.
4. Hadis sebagai sumber Hukum:
Definisi: Hadis adalah penuturan sahabat tentang Rasulullah baik
mengenai perkataan, perbuatan, dan taqrirnya.
Keshahihan Hadis: Hadis yang dapat digunakan sebagai sumber adalah hadis yang
sahih dan hasan. Hadis dha’if tidak dapat dipakai sebagai sumber hukum. Sebagian ulama
membolehkan menggunakan hadis dha’if sebagai dalil dengan syarat:
1. Kedha’ifanya tidak terlalu lemah
2. Memiliki beberapa jalur sanad
3. Tidak mengatur masalah yang pokok, hanya sampai hukum sunnah atau makruh.
Penentuan kesahihan hadis dibuat oleh ulama sehingga terjadi perbedaan pendapat.

2.4 Tujuan Hukum Islam

Tujuan hukum islam secara umum adalah Dar-ul mafaasidiwajalbul mashaalihi


(mencegah terjadinya kerusakan dan mendatangkan kemaslahatan). Abu Ishaq As-Sathibi
merumuskan lima tujuan hukum islam:[3]
1. Memelihara agama
Agama adalah sesuatu yang harus dimilki oleh setiap manusia oleh
martabatnyadapat terangkat lebih tinggi dan martabat makhluk lain danmemenuhi
hajat jiwanya. Agama islam memberi perlindungan kepada pemeluk agam lain
untuk menjalankan agama sesuai dengan keyakinannya.
2. Memelihara jiwa
Menurut hukum islam jiwa harus dilindungi. Hukum islam wajib memelihara hak
manusia untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya. Islam melarang
pembunuhan sebagai penghilangan jiwa manusia dan melindungi berbagai sarana
yang dipergunakan oleh manusia untuk mempertahankan kemaslahatannya
hidupnya (Qs.6:51,17:33)

6|Page
3. Memelihara akal
Islam mewajibkan seseorang untuk memlihara akalnya, karena akal mempunyai
peranan sangat penting dalam hidup dan kehidupan manusia. Seseorang tidak
akan dapat menjalankan hukum islam dengan baik dan benar tanpa
mempergunakan akal sehat. (QS.5:90)
4. Memelihara keturunan
Dalam hukum islam memlihara keturunan adalah hal yang sangat penting. Karena
itu, meneruskan keturunan harus melalui perkawinan yang sah menurut ketentuan
Yang ada dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah dan dilarang melakukan
perzinahaan.(qs4:23)
5. Memelihara harta
Menurut ajaran islam harta merupakan pemberian Allah kepada manusia untuk
kelangsungan hidup mereka. Untuk itu manusia sebagai khalifah di bumi
dilindungi haknya untuk memperoleh harta dengan cara-cara yang halal, sah
menurut hukum dan benar menurut aturan moral. Jadi huku slam ditetapkan oleh
Allah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia itu sendiri, baik yang bersifat
primer, sekunder, maupun tersier (dloruri, haaji, dan tahsini).

2.5 HAM Dalam Islam

Hak Asasi Manusia merupakan hak pokok yang harus mendapatkan


perlindungan pada diri manusia sejak ia berada dalam rahim hingga ia meninggal dunia.

Menurut Tolchach Mansoer, sejak lahirnya Universal Declaration of Human Rights


pada 10 Desember 1948, istilah HAM mulai populer diperbincangkan. Meskipun ide
HAM sendiri sudah ada sekitar abad ke 17 dan 18 sebagai perlawanan dari hukum
absolut zaman feodal kala itu.

Di dalam Islam sendiri pemikiran tentang HAM bukanlah barang baru, hal ini bisa
dilihat dalam ajaran tauhid.

Prinsip utama HAM yang termaktub dalam Universal Declaration of Human Rights
diuangkap secara indah dalam ayat-ayat Al Quran, diantaranya:

1. Martabat Manusia

Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sudah dengan gamblang


dijelaskan dalam Al Quran sebagaimana dikutip dari ayat di bawah ini

7|Page
Q.S Al Isra’ (17) ayat 70. Artinya: ” Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak
Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan…”

Q.S Al Maidah (5) ayat 32. Artinya: ” …Barang siapa yang membunuh seorang
manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat
kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia
seluruhnya…”

Mengenai martabat manusia ini telah digariskan dalam Universal declaration of Human
Rights dalam Pasal 1 dan Pasal 3.

Pasal 1 menyebutkan, “…Semua makhluk manusia dilahirkan merdeka dan mempunyai


hak-hak serta maratabat yang sama …”

Pasal 3 menyebutkan, “…Setiap orang berhak untuk hidup, berhak akan kemerdekaan
dan jaminan pribadi…”

2. Persamaan

Q.S Al Hujurat (49) ayat 13. Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari jenis laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Prinsip persamaan ini dalam Universal Declaration of Human Rights terdapat dalam
Pasal 6 dan Pasal 7.

Pasal 6 menyebutkan, “…Setiap orang berhak mendapat pengakuan di mana saja


sebagai seorang pribadi di muka hukum…”

Pasal 7 menyebutkan, “…Semua orang sama di muka hukum dan berhak atas
perlindungan yang sama di muka hukum tanpa perbedaan…”

3. Kebebasan Menyatakan Pendapat

Q.S Ali Imran (3) ayat 110. Artinya: “…Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar…”

Hak untuk menyatakan pendapat dengan bebas dinyatakan dalam Universal Declaration
of Human Rights Pasal 19 “…Semua orang berhak atas kemerdekaan mempunyai dan
melahirkan pendapat…”

4. Kebebasan Beragama

Prinsip kebebasan beragama ini dengan jelas disebutkan dalam Al Quran surat
Al Baqarah (2) ayat 256. Artinya: “Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam…”

8|Page
Dan Q.S Al Kafirun (109) ayat 6. Artinya: “Untukmulah agamamu dan untukkulah
agamaku.”

Dari ayat-ayat tersebut dapat dipahami bahwa agama Islam sangat menjunjung tinggi
kebebasan beragama. Hal ini sejalan dengan Pasal 18 dari Universal Declaration of
Human Rights, yang menyatakan “…Setiap orang mempunyai hak untuk merdeka
berfikir, berperasaan, dan beragama …”

5. Hak Jaminan Sosial

Seperti dinyatakan Allah dalam Al Quran surat Az-Zariyat (51) ayat 19. Artinya:
“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang
miskin yang tidak meminta.”

Q.S Al Ma’arij (70) ayat 24. Artinya: ” Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia
bagian tertentu.”

Hal ini jelas sesuai dengan Pasal 22 dari Universal Declaration of Human Rights, yang
menyebutkan “Sebagai anggota masyarakat, setiap orang mempunyai hak atas jaminan
sosial…”

6. Hak Atas Harta Benda

Sebagaimana dinyatakan dalam surat Al Maidah (5) ayat 38. Artinya: “Laki-laki
yang mecuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya sebagai
pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah …”

Hal ini sesuai dengan Pasal 17 dari Universal Declaration of Human Rights
menyebutkan:

Ayat (1) Setiap orang berhak mempunyai hak milik, baik sendiri maupun bersama orang
lain.

Ayat (2) Tidak seorangpun hak miliknya boleh dirampas dengan sewenang-wenang.

2.6 Demokrasi Dalam Islam

Demokrasi secara bahasa berasal dari Yunani, demos yang artinya rakyat dan
kratein yang berarti kekuasaan. Jadi pengertian utuh dari demokrasi adalah kekuasan
yang berasal dari tangan rakyat atau bisa juga dikatakan sebagai kedaulatan rakyat.

Islam memberi perhatian khusus terhadap aspek-aspek yang ditekankan pada demokrasi
mulai dari ranah sosial sampai politik. Karena semua sistem pemerintahan tidak akan
bisa berjalan dengan baik jika tidak mempunyai pondasi yang kuat.

9|Page
Diantara poin-poin yang ditekankan adalah musyawarah untuk mendapatkan kata
mufakat (syura), persetujuan dari berbagai kalangan (ijma) dan penilaian interpretatif
yang mandiri (ijtihad).

Kesemua yang telah dibahas diatas menunjukan bagaimana keseriusan Islam dalam
memandang kehidupan masyarakat agar bisa menjadi baldatun tayyibatun wa rabbun
ghaffur.

2.7 Perbedaan Ham Dalam Pandangan Islam dan Barat

Hukum menurut Islam adalah hukum yang ditetapkan Allah melalui wahyu-Nya,
dalam Al-Quran dijelaskan nabi Muhammad saw sebagai rasulnya melalui sunah beliau
yang kini terhimpun dengan baik dalam al-qur’an dan hadist.[6] HAM terbagi menjadi 2
HAM Menurut barat dan menurut islam.
HAM barat bersifat anthroposentris: segala sesuatu berpusat pada manusia sehingga
menempatkan manusia sebagai tolak ukur segala sesuatu. HAM islam bersifat
theosentris: segala sesuatu berpusat pada Allah. Dalam konsep demokrasi modern,
kedaulatan rakyat merupakan inti dari demokrasi sedang demokrasi islam meyakini
bahwa kedaulatan Allah-lah yang menjadi inti dari demokrasi.[7]

10 | P a g e
BAB 3

Kesimpulan

1. Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui wahyu-Nya yang
kini terdapat dalam Al Qur’an dan dijelaskan oleh Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya
melalui Sunnah beliau yang kini terhimpun dengan baik dalam kitab-kitab hadits.
2. Sumber hukum islam adalah Al-Qur’an, As-Sunnah, Ijma’, Qiyas
3. Tujuan hukum islam secara umum adalah Dar-ul mafaasidiwajalbul mashaalihi
(mencegah terjadinya kerusakan dan mendatangkan kemaslahatan). Abu Ishaq As-Sathibi
merumuskan lima tujuan hukum islam.
4. Hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh tuhan yang maha
pencipta (hak-hak yang bersifat kodrati), oleh karena itu, tidak ada kekuasaan apapun
yang dapat mencabutnya.
5. Hukum menurut Islam adalah hukum yang ditetapkan Allah melalui wahyu-Nya,
dalam Al-Quran dijelaskan nabi Muhammad saw sebagai Rasul Nya melalui sunah beliau
yang kini terhimpun dengan baik dalam Al-Qur’an dan Hadits

11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

http://serbamakalah.blogspot.com/2013/03/hukum-ham-dan-demokrasi-dalam-
islam_6683.html

https://islamedia.web.id/blog/2017/05/03/hukum-ham-dan-demokrasi-dalam-
islam/

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai