Anda di halaman 1dari 24

BAB VIII

PERKAWINAN DAN
PERCERAIAN

Nur Siyam
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
FIK-Unnes
2013
siyamnur10@gmail.com
LOGO
KONSEP PERKAWINAN DAN
PERCERAIAN

UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 :

Perkawinan adalah ikatan bathin antara seorang


pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa.

Laki-laki minimal berusia 19 tahun,


perempuan minimal berusia 16 tahun

Analisa Kependudukan
KONSEP PERKAWINAN DAN
PERCERAIAN
Perceraian adalah perubahan dari status
kawin menjadi status cerai.

Janda adalah perubahan dari status kawin


karena salah satu pasangan meninggal
KEGUNAAN INDIKATOR PERKAWINAN
DALAM KEPENDUDUKAN
 Berguna bagi untuk pengembangan program-
program peningkatan kualitas keluarga dan
perencanaan keluarga.

 Perkawinan usia dini akan berdampak pada


rendahnya kualitas keluarga, baik ditinjau dari sisi
ketidak siapan secara psikis dalam menghadapi
persoalan sosial atau ekonomi rumah tangga,
maupun kesiapan fisik bagi calon Ibu remaja dalam
mengandung dan melahirkan bayinya.
KEGUNAAN INDIKATOR PERKAWINAN
DALAM KEPENDUDUKAN
 Diketahuinya berapa besar pasangan usia subur
(persentase perempuan usia subur yang menikah) 
akan memudahkan para perencana program KB
untuk mempersiapkan pelayanan KB dan Kesehatan
Reproduksi.
KEGUNAAN INDIKATOR PERKAWINAN
DALAM KEPENDUDUKAN
Data mengenai:
banyaknya pasangan suami isteri
rata-rata umur kawin laki-laki dan perempuan
 untuk menjadi bahan utama pengembangan
kebijakan penyediaan pelayanan dasar lainnya
seperti:
 pengembangan perumahan,
 kebutuhan peralatan rumah tangga
disesuaikan dengan kemampuan daya beli,
 keperluan alat transportasi dll.
ANGKA PERKAWINAN KASAR

Angka Perkawinan Kasar menunjukkan


persentase penduduk yang berstatus kawin
terhadap jumlah penduduk keseluruhan
pada pertengahan tahun untuk suatu
tahun tertentu.

Indikator ini dapat dijadikan patokan untuk


mengembangkan pelayanan yang
berkaitan dengan perkawinan dan
perceraian, pengembangan pelayanan
keluarga dan rumah tangga dll
Cara Menghitung APK

: Angka Perkawinan Kasar


M : Jumlah perkawinan dalam satu tahun
P : Jumlah penduduk pertengahan tahun

Analisa Kependudukan
Contoh
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000 menurut hasil sensus
penduduk (SP2000) BPS adalah 210.241.999 orang. Jika penduduk
berstatus kawin 91.274.893 orang maka Angka Perkawinan
Kasar adalah:

o Dari tiap-tiap 1000 penduduk Indonesia 434 orang diantaranya


berstatus kawin.
o Angka ini menunjukan rasio penduduk berstatus kawin tanpa
mempedulikan urutan perkawinannya.
o Angka ini juga tidak menunjukan rasio banyaknya perkawinan yang
terjadi selama tahun 2000.
o Angka ini tidak mempedulikan apakah “umur” dari penduduk yang
menjadi penyebut maupun pembilang adalah umur ‘yang sudah
pantas” menikah (marriageable age).
ANGKA PERKAWINAN UMUM
 Angka Perkawinan Umum (APU) menunjukkan
proporsi penduduk yang berstatus kawin terhadap
jumlah penduduk usia 15 tahun keatas pada
pertengahan tahun untuk suatu tahun tertentu.

 Angka Perkawinan Umum sedikit lebih cermat


dibandingkan dengan Angka Perkawinan Kasar,
karena faktor pembaginya adalah penduduk dalam
‘usia kawin’. Jadi dapat dipakai untuk keperluan
seperti pada Angka Perkawinan Kasar tetapi menjadi
agak lebih tepat sasarannya
Cara Menghitung APU

Mu = Angka Perkawinan Umum


M = Jumlah Perkawinan dalam satu tahun
P15 = Jumlah Penduduk pertengahan tahun usia 15+ tahun

Analisa Kependudukan
Contoh APU
Jumlah penduduk Indonesia usia 15+ pada tahun 2000
menurut hasil Sensus Penduduk tahun 2000 adalah
139.991.880, jika penduduk berstatus kawin 91.274.893
maka angka perkawinan umum adalah:

Dari 1000 penduduk Indonesia usia 15+ terdapat 652


orang berstatus kawin.
Artinya, lebih dari separuh penduduk usia 15 tahun
keatas sudah menikah, hal ini menunjukkan gejala
masih terdapatnya perkawinan usia muda.

Analisa Kependudukan
ANGKA PERKAWINAN SPESIFIK

 Angka Perkawinan Spesifik (age specific marriage


rate) atau Angka Perkawinan Menurut Kelompok
Umur adalah angka yang menunjukkan berapa
banyaknya penduduk pada suatu umur tertentu yang
berstatus menikah untuk tiap tiap 1000 penduduk
pada kelompok umur yang sama.
ANGKA PERKAWINAN SPESIFIK
 Cara menghitung :

: Angka Perkawinan Menurut Kelompok Umur (i) dan jenis


kelamin (s)
: Jumlah penduduk kawin menurut kelompok umur (i) dan jenis
kelamin (s)
: Jumlah penduduk menurut kelompok umur (i) dan jenis
kelamin (s)
Soal
1. Jika diketahui jumlah penduduk Laki-laki
Indonesia usia 15-19 dari hasil Sensus
Penduduk 2000 (SP 2000) adalah 10.649.348
orang dan jumlah penduduk berstatus kawin
untuk kelompok yang sama adalah sebesar
247.152 orang, maka angka perkawinan
penduduk laki-laki usia 15-19 tahun adalah
CCCCC.
Soal
2. Jika diketahui jumlah penduduk
perempuan usia 15-19 tahun dari SP
2000 adalah sebanyak 10.500.169
orang dan penduduk yang berstatus
kawin adalah sebanyak 1.335.881
orang, maka Angka Perkawinan
Menurut Umur pada penduduk
perempuan usia 15-19 tahun adalah
……………..
SINGULATE MEAN AGE AT MARRIAGE (SMAM)

 Singulate Mean Age at Marriage (SMAM) adalah


perkiraan (estimasi) rata-rata umur kawin pertama
berdasarkan jumlah penduduk yang tetap lajang
(belum kawin).
 Sebagai Program untuk pendewasaan usia
perkawinan bagi perempuan juga dapat
dikembangkan sesuai dengan keadaan daerah.
 Bagi pelaksanaan program KB diketahuinya rata rata
SMAM akan memudahkan para perencana program
untuk mengembangkan kegiatan penyuluhan
penundaan kehamilan anak pertama dan persiapan
menjadi orangtua yang bertanggung jawab.
 Indikator SMAM juga berguna untuk pengembangan
kespro untuk remaja.
KONSEP DASAR RUMAH TANGGA

 BPS (2000) membagi rumah tangga menjadi dua


yaitu rumah tangga biasa dan rumah tangga khusus.
 Rumah tangga biasa adalah seseorang atau
sekelompok orang yang mendiami sebagian atau
seluruh bangunan fisik atau sensus dan umumnya
tinggal bersama serta makan dari satu dapur.
 Istilah ”satu dapur” adalah bahwa pembiayaan
keperluan jika pengurusan kebutuhan sehari-hari
dikelola bersama-sama.
KONSEP DASAR RUMAH TANGGA

 Rumah tangga khusus adalah sekelompok orang


yang tinggal di asrama atau tempat tinggal yang
pengurusan sehari-harinya diatur oleh yayasan atau
badan, misalnya asrama mahasiswa, lembaga
pemasyarakatan, orang-orang yang berjumlah lebih
dari 10 orang yang kos dengan makan, asrama TNI
dan lain sebagainya.
KONSEP DASAR KELUARGA

 Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan


orang yang tinggal dalam satu rumah yang
masih mempunyai hubungan
kekerabatan/hubungan darah karena
perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain
sebagainya.
KONSEP DASAR KELUARGA

 Keluarga dapat dibagi menjadi 2 tipe yaitu:


Keluarga Inti (Nuclear family)
Keluarga luas (extended family)
KONSEP DASAR KELUARGA

 Keluarga dapat dibagi menjadi 2 tipe yaitu:


Keluarga Inti (Nuclear family), yaitu keluarga
yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak kandung,
anak angkat maupun adopsi yang belum kawin, atau
ayah dengan anak-anak yang belum kawin atau ibu
dengan anak-anak yang belum kawin.

Keluarga luas (extended family), yaitu


keluarga yang terdiri dari ayah, ibu anak-anak
baik yang sudah kawin atau belum, cucu, orang
tua, mertua maupun kerabat-kerabat lain yang
menjadi tanggungan kepala keluarga.
DELAPAN FUNGSI
KELUARGA
Fungsi Agama

Fungsi Sosial Budaya

Fungsi Cinta & Kasih Sayang

Fungsi Perlindungan

Fungsi Reproduksi

Fungsi Sosialisasi & Pendidikan

Fungsi Ekonomi

Fungsi Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai