Anda di halaman 1dari 10

PARAGRAF DALAM BAHASA INDONESIA

1.1 Pengertian Paragraf


Paragraf ialah suatu kumpulan dari kesatuan pikiran yang
kedudukannya lebih tinggi serta lebih luas dari pada kalimat. Atau dapat
diartikan pula paragraf adalah bagian dari sebuah karangan yang terdiri dari
beberapa kalimat, yang berisiskan tentang informasi dari penulis untuk
pembaca dengan pikiran utama sebagai pusatnya dan juga pikiran penjelas
sebagai pendukungnya. Paragraf terdiri dari beberapa kalimat yang
berhubungan antara satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang
mengahasilkan sebuah informasi. Paragarf juga dapat disebut sebagai
penuangan ide dari penulis melalui beberapa kalimat yang berkaitan dan
memiliki satu tema. Paragraf juga dapat disebut sebagai karangan yang
singkat. Adapun Pengertian Paragraf Menurut Para Ahli :
1. Akhaidah dkk
Menurut Akhaidah dkk (1999:144), pengertian paragraf adalah inti
penuangan buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam
paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau
kalimat topik, kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup.
Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk
membentuk suatu gagasan.
2. Arifin dan S. Amran Tasai
Menurut Arifin dan S. Amran Tasai (2006:125), pengertian
paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan
atau topik. Kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran
atau mempunyai Secara Umum keterkaitan dalam membentuk gagasan
atau topik tersebut.

1
1.2 Fungsi Paragraf
Paragraf memiliki beberapa fungsi di dalam suatu tulisan atau
karangan. Adapun fungsi paragaf adalah sebagai berikut:
1. Mengekspresikan Gagasan; maksudnya, paragraf dapat memberikan
suatu gagasan atau perasaan melalui rangkaian kalimat yang disusun
sehingga menjadi membentuk suatu kesatuan ide pokok.
2. Menandai Peralihan Gagasan Baru; maksudnya, setiap tulisan atau
karangan terdiri dari beberapa paragraf dan di dalam setiap paragraf
tersebut terdapat gagasan yang berbeda namun masih berhubungan
dengan ide pokok.
3. Memudahkan Menulis dan Membaca: maksudnya, dengan adanya
paragraf maka seorang penulis dapat lebih mudah dalam menuangkan
gagasannya. Di samping itu, paragraf juga lebih mudah memahami ide
pokok di dalam suatu tulisan bila penulisannya dibuat dalam paragraf
yang baik.
4. Membantu Pengembangan Topik; maksudnya, pengembangan topik
tulisan dalam bentuk yang lebih kecil akan lebih mudah disampaikan
melalui pembagian paragraf.
5. Mengendalikan Variabel; paragraf juga memudahkan penulis untuk
mengendalikan variabel di dalam karangannya sehingga lebih mudah
dimengerti.

1.3 Pengertian Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas


Kalimat utama atau disebut juga dengan kalimat topik adalah kalimat
yang mengandung gagasan utama mengenai suatu topik yang sedang
dibahas di dalam sebuah paragraf. Kalimat utama menjadi acuan untuk
mengembangkan suatu paragraf.

2
 Ciri-ciri kalimat utama:
1. Kalimat utama mengandung suatu permasalahan yang bisa
dikembangkan secara terperinci.
2. Kalimat utama merupakan suatu kalimat yang utuh atau bisa berdiri
sendiri tanpa adanya penghubung baik penghubung antar kalimat
maupun penghubung intra kalimat.
3. Biasanya kalimat utama terletak di awal paragraf. Namun pada
kalimat induktif kalimat utama terletak di akhir suatu paragraf dan
biasanya menggunakan kata-kata berupa: “Sebagai kesimpulan,
Jadi…, Dengan demikian…”
4. Mempunyai arti yang jelas walaupun tanpa dihubungkan dengan
kalimat lain.

Kalimat penjelas adalah kalimat-kalimat yang isinya merupakan


penjelasan, uraian, atau berupa rincian-rincian detail tentang kalimat utama
suatu paragraf.

 Ciri-ciri kalimat penjelas:


1. Berupa pendukung suatu kalimat utama yang menyajikan deskripsi,
contoh, perbandingan, alasan dan penjelasan mengenai topic yang
dibahas.
2. Merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
3. Kalimat penjelas memerlukan kata-kata penghubung seperti “Bahkan,
contohnya, terlebih lagi, misalnya, contohnya dan lain-lain”. kalimat-
kalimat penjelas membutuhkan kata penghubung agar suatu paragraf
menjadi Koherence atau berkesinambungan antar kalimat.
 Contoh Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas
Demam berdarah merupakan ancaman bagi manusia di seluruh belahan
dunia. Banyak kasus demam berdarah yang terjadi di seluruh dunia. Jumlah
kasus demam berdarah yang paling tinggi di tempati oleh Asia terutama di
Asia timur dan selatan. Hal ini disebabkan oleh curah hujan yang sangat

3
tinggi sehingga memungkinkan nyamuk dengue berkembang. Sedangkan
Australia dan Amerika menempati peringkat ke 2 dan ke 3 dalam kasus
demam berdarah. Jumlah kasus demam berdarah di benua ini lebih kecil
karena letak geografis dan iklimnya yang membuat nyamuk dengue susah
untuk berkembang.

Pada paragraf di atas semua kalimat membicarakan tentang demam


berdarah. Berdasarkan ciri-ciri yang telah kita pelajari sebelumnya. kita bisa
melihat kalimat pertama merupakan sebuah kalimat yang utuh. sedangkan
kalimat-kalimat setelahnya bersifat mendukung dengan memberikan contoh,
alasan, dan bukti yang merupakan ciri dari kalimat penjelas.
Jadi bisa di pastikan bahwa kalimat utama pada paragraf di atas ada pada
kalimat pertama sehingga paragraf ini disebut paragraf deduktif.
 Kalimat utama: Demam berdarah merupakan ancaman bagi manusia di
seluruh belahan dunia.
 Kalimat Penjelas: Ada di kalimat ke 2 hingga ke 6.
1.4 Jenis – Jenis Paragraf
2. Jenis Paragraf Berdasarkan Fungsi
 Paragraf pembuka; yaitu paragraf awal di dalam suatu karangan yang
berfungsi untuk mengundang rasa penasaran pembaca terhadap seluruh
isi suatu tulisan.
 Paragraf isi; yaitu paragraf di dalam suatu karangan yang berisi
bagian-bagian utama dalam tulisan tersebut.
 Paragraf penghubung; yaitu paragraf yang berfungsi untuk
menghubungkan setiap paragraf di dalam suatu karangan sehingga
menjadi satu kesatuan.
 Paragraf penutup; yaitu paragraf yang berisi kesimpulan, ringkasan,
harapan, saran, atau penegasan kembali tentang poin-poin penting di
dalam suatu karangan.

4
2. Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Gagasan Utama
 Paragraf deduktif; yaitu paragraf yang gagasan utamanya berada
pada bagian awal paragraf.
 Paragraf induktif; yaitu paragraf yang gagasan utamanya berada
pada bagian akhir paragraf.
 Paragraf ineratif; yaitu paragraf yang gagasan utamanya terdapat
pada bagian tengah paragraf.
 Paragraf campuran; yaitu paragraf yang gagasan utamanya
terdapat pada bagian awal dan akhir paragraf.
3. Jenis Paragraf Berdasarkan Isi
 Paragraf eksposisi; yaitu paragraf yang isinya bertujuan untuk
menjelaskan suatu informasi secara singkat dan padat kepada
pembacanya.
 Paragraf deskripsi; yaitu paragraf yang memberikan pemaparan
mengenai suatu peristiwa atau keadaan dimana tulisan tersebut
membuat pembacanya seolah-olah dapat melihat, merasakan, dan
mendengar peristiwa atau keadaan yang dipaparkan.
 Paragraf narasi; yaitu paragraf yang isinya menceritakan suatu
peristiwa dengan cara tertentu sehingga pembaca merasa terharu atau
terhibur.
 Paragraf persuasi; yaitu paragraf yang berisi kalimat bujukan atau
rayuan untuk mempengaruhi pembacanya sehingga tertarik dengan
gagasan yang disampaikan penulis.
 Paragraf argumentasi; yaitu paragraf yang berisi argumentasi yang
meyakinkan terhadap suatu masalah sehingga pembaca mau
menerima gagasan yang disampaikan penulis.
1.5 Syarat Paragraf
1. Kejelasan
Uraian yang dikemukakan dalam paragraph memiliki kejelasan urutan
penjelasan antar komponen atau satuan Bahasa yang digunakan secara
seimbang sehingga alur pikir penulis dapat diikuti dan mudah dimengerti.
Lebih lanjut, Dietsch mengatakan dalam bukunya, kejelasan adalah hasil

5
akhir dari tujuan anda menulis ( clarity is the end result of knowing your
purpose ). Aspek kejelasan menjadi aspek formal di dalam penulisan formal
di dalam penulisan paragraf. Kejelasan di isi adalah pikiran atau ide terjalin
dengan lancar, pemilihan kata yang tepat, dan penyusunan kalimat yang
efektif yang ditandai dengan pemberian penekanan pada bagian-bagian
tertentu yang menggambarkan keseluruhan isi paragraf.
2. Ketertarikan
Syarat ini tidak kalah penting untuk diperhatikan oleh penulis. Aspek
ketertarikan ini mendapat perhatian tersendiri bagi pembaca, sebab bukan
tidak mungkin apa yang ditulis tidak akan dibaca jika topik atau pokok
persoalan yang ditulis tidak membangkitkan minat dan hasrat pembaca
untuk pembacanya. Dietsch menyatakan bahwa sebuah topik dapat
membuat pembaca ingin mengetahui keseluruhan isi paragraph. ( topic can
make the reader eager to know the whole of the paragraph ). Oleh karena
itu pilihlah topik yang menarik bagi anda sehingga anda dapat menyalurkan
ketertarikan anda kepada pembaca dengan baik melalui tulisan anda.
3. Kesatuan (Kohesi)
Yang dimaksud dengan kesatuan dalam paragraf adalah bahwa sebuah
paragraf yang baik, hanya boleh mengandung satu gagasan. Jika kalimat-
kalimat yang ada dalam sebuah paragraf saling berhubungan dan saling
mendukung dalam menjelaskan gagasan pokok paragraf, maka paragraf
tersebut dapat dikatakan memiliki kesatuan gagasan. Sebuah paragraf yang
memiliki lebih dari satu gagasan akan menimbulkan ketidakjelasan sehingga
paragraf tersebut tidak bisa menyatu.
4. Kepaduan (Koherensi)
Kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf yang terangkai secara logis dan
saling mendukung gagasan utama disebut dengan kepaduan atau koherensi.
Kepaduan ini bisa kita dapatkan dengan penggunaan konjungsi baik intra
kalimat maupun antar kalimat. Koherensi atau kepaduan merupakan salah
satu syarat penting dalam membangun suatu paragraf.

6
5. Kelengkapan
Kelengkapan sebuah paragraf diwujudkan dengan terpenuhinya semua
unsur pembentuk paragraf, yaitu :
a. Gagasan utama
Tema atau ide yang menjadi dasar pengembangan paragraph
b. Kalimat utama
Setelah mendapatkan ide atau gagasan utama, langkah selanjutnya
adalah menuangkan gagasan utama tersebut ke dalam sebuah kalimat
utama. Jadi dalam kalimat utama tersirat gagasan utama. Kita bisa
meletakkan kalimat utama di awal, di akhir ataupun di awal dan di akhir
sebuah paragraph.
c. Kalimat Penjelas
Sebuah kalimat utama yang mengandung gagasan utama belum
bisa dikatakan sebuah paragraf, karena itu paragraf membutuhkan
kalimat penjelas. Kalimat penjelas ini berfungsi menjelaskan ide dari
kalimat utama sehingga menjadi jelas, rinci dan lengkap. Yang harus
diperhatikan dalam membuat kalimat penjelas adalah, jangan sampai
kalimat penjelas tersebut menyimpang dari ide pokok. Semua kalimat
penjelas harus saling mendukung gagasan utama.Dengan terpenuhinya
semua unsur ini maka sebuah paragraph akan menjadi paragraph yang
baik.
6. Kebenaran
Maksud syarat ini berkaitan dengan berbagai aspek formal bahasa, seperti
kebenaran penggunaan tata Bahasa ( grammar ) dan struktur kalimat (
sentence structure ) sehingga membantu pembanca memahami isi dan pesan
yang disampaikan dalam paragraph agar terhindar dari kesalahpahaman (
misunderstanding ). Aspek penting lain yang ingin dikemukakan dalam
syarat ini adalah kebenaran informasi yang dikemukakan sehingga memberi
nilai manfaat (Alek, 2009:143).

7
1.6 Pengembangan Paragraf

Secara garis besar teknik pengembangan paragraf ada dua macam. Teknik
pertama, menggunakan “ilustrasi“. Apa yang dikatakan kalimat topik itu
dilukiskan dan digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga di
depan pembaca tergambar dengan nyata apa yang dimaksud oleh penulis.
Teknik kedua, dengan “analisis”, yaitu apa yang dinyatakan kalimat topik
dianalisis secara logika sehingga penyataan tadi merupakan suatu yang
meyakinkan.

Dalam praktek pengembangan paragraf, kedua teknik di atas dapat dirinci


lagi menjadi beberapa cara yang lebih praktis, di antaranya :

a. Memaparkan hal-hal yang khusus (umum-khusus/khusus-umum)


b. Memberikan contoh
c. Menampilkan fakta-fakta
d. Memberikan alasan-alasan
e. Dengan bercerita, definisi luas, atau campuran.

Kelima cara tersebut dapat dilihat pada contoh-contoh berikut:

1. Pengembangan paragraf dengan pemberian contoh


Dalam jenis pengembangan ini dikemukakan suatu pernyataan, kemudian
disebutkan rincian-rincian berupa contoh-contoh kongkret. Berikut ini
contoh pengembangan paragraf dengan memberikan contoh-contoh:
Kesalahan dalam penulisan karya ilmiah, pada umumnya terletak pada
pemilihan kata (diksi) dan penyusunan kalimat efektif. Kesalahan
pemilihan kata yang tepat, di antaranya digunakannya kata sering,
mungkin, kadang-kadang, sangat, danmemang yang mengarah pada
ketidakyakinan penulis akan hal yang dikemukakan. Adapun kesalahan
penyusunan kalimat efektif, misalnya menulis kalimat yang panjang yang
di dalamnya terdapat kata yang tidak perlu, seperti penulisan kata dapat,
telah, dan adalah pada kalimat dalam bab ini dapat dituliskan dua hal yang
telah menjadi temuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Untuk itu
dalam menggunakan cara ini, penulis hendaknya pandai memilih contoh-

8
contoh yang umum, representatif, dan dapat mewakili keadaan
sebenarnya.

2. Pengembangan Paragraf dengan definisi luas


Definisi luas (definisi formal yang diperluas) dapat dipakai untuk
mengembangkan pokok pikiran. Semua penjelasan atau uraian menuju
pada perumusan definisi itu. Berikut contoh pengembangan paragraf
dengan definisi luas. Karangan eksposisi adalah karangan yang berusaha
menerangkan suatu hal atau sesuatu gagasan. Dalam memaparkan sesuatu,
kita dapat menjelaskan dan memberi keterangan belaka, dapat pula
mengembangkan sebuah gagasan sehingga menjadi luas dan gampang
dimengerti. Panjang karangan tidak dibatasi, bergantung pada kemampuan
pengarang dalam memaparkan atau memberikan penjelasan ide atau
gagasan yang disampaikan.
3. Pengembangan Alamiah
Pengembangan secara alamiah ini seorang penulis dapat menggunakan
pola yang sudah ada pada obyek atau kajian yang dibicarakan. Penulis
dapat menggunakan dua pola. Pertama, pola spesial atau urutan ruang,
misalnya gambaran dari depan ke belakang, dari luar kedalam dan
sebagainya. Kedua, pola kronologis atau urutan waktu, misalnya gambaran
urutan terjadinya peristiwa, perbuatan atau tindakan, tadi sekarang, nanti,
besok, dan sebagainya.
4. Pengembangan Klimaks dan Anti Klimaks
Pembuatan klimaks dilakukan dengan penampilan gagasan utama yang
rinci dari persoalan yang paling rendah kedudukannya. Sementara itu
pengembangan antiklimaks merupakan kebalikan dari klimaks.
5. Pengembangan Perbandingan dan Pertentangan
Paragraf perbandingan dan pertentangan ialah cara pengarang
menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang , subjek atau
gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu (Keraf dalam Mudlofar
2002: 99).

9
6. Pengembangan Analogi
Pengembangan analogi biasanya digunakan untuk membandingkan
sesuatu yang sudah terkenal umum dengan yang tidak dikenal umum.
7. Pengembangan contoh-contoh
Gagasan yang terlalu umum sifatnya sulit dipahami. Agar pembaca
menjadi jelas diperlukan ilustrasi-ilustrasi konkret. Ilustrasi konkret inilah
yang nantinya dikembangkan menjadi contoh-contoh.
8. Pengembangan Akibat-sebab akibat
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berupa hubungan sebab
akibat dan akibat sebab. Sebab dapat bertindak sebagai kalimat utama
sedangkan akibat merupakan kalimat penjelas. Dapat pula sebaliknya ,
akibat sebagai pikiran utama dan sebab sebagai pikiran penjelas.
9. Pengembangan Klasifikasi
Dalam pengembangan karangan kadang-kadang diperlukan
pengelompokan hal-hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokan ini
bekerja kedua arah yang berlawanan, yaitu pertama mempersatukan
satuan-satuan kedalam satu kelompok., dan kedua, memisahkan satuan-
satuan tadi dari kelompok yang lain (keraf dalam Mudlofar 2002: 103).
10. Pengembangan Umum Khusus-Khusus Umum
Cara pengembangan paragraf umum khusus-khusus umum merupakan
cara yang paling umum dipakai. Paragraf umum khusus dikembangkan
dengan meletakkan pikiran utama pada awal paragraf kemudian rician-
rincian berada pada kalimat-kalimat berikutnya. Sebaliknya paragraf
khusus umum, mula-mula dikembangkan rincian-rincian kemudian pada
akhir paragraf disampaikan generalisasinya. Jadi paragraf umum khusus
bersifat deduktif, sedangkan paragraf induktif bersifat khusus umum.

10

Anda mungkin juga menyukai