Dosen Pembimbing:
Erni Buston, SST, M. Kes
Kelompok 1:
Hesti Karmila
Khairani
Ruth Kristiani Doloksaribu
Wisti Agustina
1. Latar Belakang
Kecelakaan dapat terjadi di mana saja, di rumah, di kantor,
dalam perjalanan, bahkan kecika melakukan acara santai sekalipun.
Sebuah kecelakaan dapat terjadi karena faktor ketidaksengajaan. Hal
yang terjadi di luar dugaan ini menimbulkan rasa kaget dan dapat
menyebabkan kepanikan. Kepanikan yang terjadi dapat
menyebabkan seseorang tidak dapat berpikir secara sehat untuk
mengatasi masalah yang terjadi.
Mengarasi sebuah kecelakaan tidak hanya dibutuhkan
ketenangan dalam bertiodak melainkan juga harus memiliki
keterampilan yang memadai agar tindakan yang diarnbil adalah
tindakan yang tepat. Ketcrampilan ini sangatlah peming karena dalam
proses pertolongan juga mempertimbangkan keselamatan setiap orang
yang tcrlibat dalam peristiwa penyelamatan, Jangan sarnpai dalam
proses pertolongan terjadi penambahan korban yang berasal dari
penolong, sehingga ketcrarnpilan menyelamatkan korban kecelakaan
sangatlah pen ting dan harus diketahui olch setiap orang karcna
kccelakaan tidak memilih waktu, tempat, dan siapa yang menjadi
korban.
Pemberian perrolongan pertama pada korban kecelakaan adalah
satu hal yang paling penting karena dengan penanganan secara
tepat pada korban kemungkinan cedera yang dialami korban dapat
diminimalisasi. Keterampilan menangani atau memberikan
pertolongan kepada korban kecelakaan sudah familiar di masyarakat.
Proses penyarnpaian informasi melalui ban yak cara, antara lain melalui
materi keseharan pada pelajaran Pcnjaskes di bangku sekolah atau
melalui kcgiatan ekstrakurikuler scperti UKS, PMR, clan KSR. Namun
demikian, rnateri pelatihan yang diberikan dalam kegiatan tersebut
menitik beratkan pada kecelakaan yang terjadi di darat. Memang
sebagian besar orang beraktivitas di darat, namun tidak menutup
kemungkinan seseorang beraktivitas di air, sehingga kemungkinan
terjadinya kecelakaan di air juga ada. Oleh karena itu, keterampilan
penyelamatan di air juga harus diketahui clan dikuasai.
Keterampilan penyelamatan kecelakaan di air memiliki prinsip
yang sama dengan proses penyelamatan di darat, yaitu menolong tanpa
menambah korban baru. Keterampilan ini dapat digunakan untuk
menyelamatkan diri sendiri maupun orang lain dari kecelakaan.
Pembahasan kali ini menekankan pada tindakan pertama dalam
proses penyelamatan baik untuk mempertahankan diri maupun untuk
menyelamatkan orang lain clan hanya membatasi pada pembahasan
teknik pernyelamatan di air.
2. Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana teknik pencarian dan
penyelamatan korban di air.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Teknik Pencarian Korban Di Air
A. Search and rescue
Cari dan selamatkan personil maupun materil yang alami
kecelakaan, yang dapat berakibat timbul kerugian baik personil
maupun materil. Tujuan SAR yaitu memberikan pertolongan dan
penyelamatan terhadap personil, materil yang alami celaka secara
cepat, tepat dan aman.
B. Persiapan SAR Darat
1. Perencanaan tepat tentang kecelakaan terutama daerah yang jarang
dilalui manusia.
2. Briefing, jenis celaka, sas pencarian, jenis pencarian, komunikasi
dengan unit darat ditempat pencarian dan keterangan lain yang
perlu.
C. Persiapan SAR Laut
1. Perencanaan Penentuan posisi yang tepat didasarkan metode
navigasi laut.
2. Faktor keadaan/cuaca setempat yang mempengaruhi keadaan laut.
3. ketahui keberadaan kapal-kapal lain disekitar lokasi celaka.
4. Penyiapan pangkalan pendukung dan aju untuk SAR Laut.
D. Persiapan SAR Udara
Persiapan kendaraan udara seperti helikopter dll.
Peruntukan pencarian dari udara, pengangkatan Tim Rescue
menuju TKP
Evakuasi Korban
E. Teknik Pencarian
teknik pencarian adalah cara yang akan dilakukan pada saat
pencarian orang atau benda yang hilang di alam.
F. MetodeTeknikPencarian
Tahap Awal (PreliminaryMode) Proses mengumpulkan semua
informasi awal saat tim diminta bantuan sampai di lokasi.
Tahap Pemagaran (Confinement Mode)
Cara membuat batasan untuk menuntun orang hilang ke jalur yang
sudah ditandai oleh tim rescue, agar korban berada dalam area
pencarian. metode ini bertujuan menjebak orang yang
hilang terperangkap dalam satu area yang diketahui batasnya.
Tahap Pengenalan (DetectionMode)
Tindakan pencarian yang berdasarkan pada besarnya kemungkinan
ditemukannya barang/bendasikorban dan korban Pada metode
detection apabila ditentukan barang/benda sikorban maka harus
dibuat marker(tanda).
G. MetodeDetection
Pencarian Type 1
pencarian atau pemeriksaan yang segera (Hasty Search) pada
daerah yang mempunyai kemungkinan ditemukannya korban.
melakukan penyelidikan yang datanya akan dipergunakan untuk
pencarian berikut. Pencarian cepat di area yang luas.
Pencarian Type 2
Pencarian yang cepat atas daerah pencarian yang luas,
pencarian menyapu secara lurus dan bersama antara anggota tim
pencari dan tim pencari lainnya, dimana jarak antara anggota tim 3 m
s/d 5 m, disesuaikan dengan jumlah tim yang terlibat dan luas daerah
pencarian. penyapuan dengan jarak personil lebar, area penyapuan
luas personil sedikit.
Pencarian Type 3
Pencarian yang cermat atas area yang khusus, digunakan bila
tipe 2 telah dilakukan tetapi Probality of Detection (POD) tidak
berhasil. Penyapuan dengan jarak antar pesonil rapat. Areal
penyapuan sempit jumlah personil banyak.
H. TahapPelacakan(TrackingMode)
Tindakan pencarian dengan memanfatkan personil yang memiliki
kemampuan dalam membaca jejak
I. TahapEvakuasi(EvacuationMode)
Tindakan memberikan pertolongan segera kepada korban.
J. ORGANISASI SAR
SC (SAR Coordinator) : Biaanya Pejabat pemerintah yang
mempunyai wewenang dalam penyediaan fasilitas.
SMC (SAR Mission Coordinatior) : Harus orang yang
mempunyai pengetahuan dan kemampuan tinggi dalam
menentukan area pencarian, strategi pencarian (berapa unit, teknik
dan fasilitas).
OSC (on Scene Commander) : tidak mutlak ada, tapi juga biasa
lebih dari satu, tergantung wilayah komunikasi dan kesulitan
jangkauannya. SRU (Search And Rescue Unit)
Tiga Langah ketika korban ditemukan
Berikan pertolongan pertama.
Berikan kepercayaan diri pada korban.
Pelajari situasi lingkungan korban ditemukan dan kondisi
korban.
Tiga kondisi dasar ketika ditemukan
luka ringan, korban masih bisa jalan.
luka yang menyebabkan korban tidak bisa berjalan.
meninggal dunia.
Evakuasi dapat dilakukan dengan cara antara lain :
tandu yang telah disediakan
tandu darurat
dengan helikopter
Perlengkapan wajib SRU
1. Perorangan
- Ponco atau jas hujan
- Golok tebas
- Peluit
- Tempat air
- senter dan Batrey cadangan
- Makanan untuk 4 hari (bila rencana mengikuti SAR 3 hari)
2. Team/Regu
Tenda
Peta
Kompas
Altimetr
Penggaris busur
Peralatan masak (kompor+bahan bakar, Nesting)
Peralatan Rock Climbing (karmentel, harness, jumar,
piton hammer, descender, sling dsb)
Alat komunikasi (HT, dsb)
Benang (untuk stringline) sejumlah 4 kelos @500 m
Tali rafiah 500 gr
Obat-obatan dan peralatan P3K
jerigen air 5 lt
senter besar/lampu penerangan (neon baterai, lampu
bandai)
1. Kesimpulan
Peristiwa kecelakaan dapat terjacli di mana saja dan dapat
menimpa siapa saja. Dibutuhkan suatu keterampilan khusus agar dapar
menyelamatkan korban. Dengan demikian, proses pcnyelarnatan bagi
diri sendiri maupun orang lain sangat perlu untuk dipelajari dan
sangat bermanfaat untuk diterapkan di masyarakat.
Beberapa teknik dapar digunakan, baik untuk mcnyelamatkan
diri sendiri maupun untuk menyelamatkan orang lain. Teknik yang
cligunakan untuk mempertahankan diri di perairan dengan cara
menggunakan pelampung yang terbuat dari pakaian. Pakaian yang dapat
digunakan sebagai pelampung antara lain celana, kemeja dan rok. Teknik
yang cligunakan untuk membawa korban antara lain adalah the hip
carry rescue, armpit tow, wrist tow, dan tired swimmer tow. Penguasaan
teknik penyelamatan diri sebaiknya dikuasai agar dapat
mempertahankan diri.
DAFTAR PUSTAKA