Disusun oleh :
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Jika kulit-kulit atom dalam keadaan penuh terisi elektron beserta harga
bilangan kuantum azimuth dapat di gambarkan sebagai berikut:
2.1.3 Bilangan Kuantum Magnetik (m)
Dalam fisika atom, bilangan kuantum magnetik, yang dilambangkan oleh
huruf m, adalah bilangan kuantum ketiga dari empat bilangan kuantum (bilangan
kuantum utama, bilangan kuantum azimut, bilangan kuantum magnetik, dan
bilangan kuantum spin) yang menggambarkan keadaan kuantum unik suatu
elektron. Bilangan kuantum magnetik membedakan orbital yang ada di dalam
subkelopak, dan digunakan untuk menghitung komponen azimut orientasi orbital
di dalam ruang. Elektron dalam subkelopak tertentu (seperti s, p, d, atau f)
didefinisikan oleh nilai ℓ (0, 1, 2, atau 3). Nilai m dapat berkisar dari -ℓ sampai
+ℓ, termasuk nol. Jadi subkelopak s, p, d, dan f masing-masing mengandung
orbital 1, 3, 5, dan 7, dengan nilai m masing-masing berkisar 0, ±1, ±2, ±3.
Masing-masing orbital ini dapat menampung hingga dua elektron (dengan spin
yang berlawanan), membentuk dasar dari tabel periodik.
Berikut ini tabel hubungan bilangan kuantum magnetik dengan bilangan kuantum
lainnya :
2.1.4 Bilangan Kuantum Spin (s)
Bilangan kuantum spin (s) merupakan bilangan kuantum yang terlepas
dari pengaruh momentum sudut. Hal itu berarti bilangan kuantum spin tidak
berhubungan secara langsung dengan tiga bilangan kuantum yang lain.
Pada kulit electron terdapat sub kulit yang di dalamnya terdiri dari orbital-
orbital. Setiap orbital mempunyai bentuk-bentuk tertentu berkaitan dengan
bilangan kuantum azimuth. Orbital-orbital yang memiliki bilangan kuantum
azimuth yang sama misalnya orbital 1s, 2s dan 3s mempunyai bentuk yang sama,
tetapi ukurannya berbeda. Beberapa bentuk orbital diantaranya sebagai berikut:
2.1.4.1 Bentuk orbital s
Orbital s terletak pada subkulit s yang hanya mengandung satu orbital
sehingga jumlah electron yang terdapat dalam sub kulit s maksimal 2 elektron.
Orbital s berbentuk bola karena distribusi electron sama ke segala arah atau tidak
mempunyai orientasi orbital. Besarnya orbital s tergantung pada jaraknya dari inti
dan tidak tergantung pada arah dalam ruang. Semakin besar nilai n maka ukuran
bola akan semakin besar. Beberapa bentuk orbital s dapat dilihat pada gambar 1.3.
Dengan aturan ekslusi Pauli dapat dihitung jumlah maksimal dalam setiap
orbital, yaitu dengan mencari kombinasi yang dimungkinkan untuk dimiliki oleh
suatu orbital. Orbital s hanyadimungkinkan memiliki satu harga m(M=0), sedang
untuk setiap m hanya boleh memiliki dua harga s (s= + ½ dan s= - ½ ); sehingga
dalam orbital s hanya dibolehkan untuk dihuni dua elektron yang berpasangan.
Maka dengan demikian dengan cara serupa dapat ditulis :
Sebagai contoh konfigurasi elektron dan diagram orbital dari sulfur (S)
seperti di bawah ini :
Diagram Orbital
1s↿⇂
2s↿⇂2p↿⇂↿⇂↿⇂
3s↿⇂3p↿⇂↿ ↿
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hadi, M Solikul.2000. Buku Ajar Kimia Dasar. Surabaya: UPN Veteran Jatim