Anda di halaman 1dari 15

Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi

Ni Made Kenia, Dian Taviyanda

PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP


PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI

INFLUENCE OF RELAXATION THERAPY (ROSE AROMATHERAPY)


TOWARDS BLOOD PRESSURE CHANGE OF THE ELDERLY WITH
HYPERTENSION

Ni Made Kenia
Dian Taviyanda
STIKES RS Baptis Kediri
(stikesbaptisjurnal@ymail.com)

ABSTRAK

Terapi relaksasi (aromaterapi mawar) adalah salah satu terapi hipertensi. Tujuan
penelitian menganalisis pengaruh terapi relaksasi (aromaterapi mawar) terhadap
perubahan tekanan darah. Desain penelitian quasy eksperiment. Populasinya adalah lansia
hipertensi, sampelnya 44 responden menggunakan teknik purposive sampling. Variabel
penelitian adalah tekanan darah. Data dikumpulkan menggunakan sphygmomanometer air
raksa, untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi (aromaterapi mawar). Analisisnya
menggunakan uji paired sample t-test dan independent t-test dengan tingkat signifikasi α
< 0,05. Hasil menunjukkan tekanan darah sistolik dan diastolik mengalami penurunan
yang signifikan (p=sistolik 0,000 dan p=diastolik=0,000). Terapi relaksasi (aromaterapi
mawar) selama 10 menit dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan tekanan darah
diastolik, dengan nilai mean penurunan sistolik dan diastolik yaitu 10,63 mmhg, dan
10,18 mmhg dan nilai maxsimal penurunan sistolik dan diastolik 28,00 mmhg dan 20,00
mmhg. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan dari terapi
relaksasi (aromaterapi mawar) terhadap perubahan tekanan darah pada lansia hipertensi.

Kata kunci : lansia, hipertensi, aromaterapi mawar

ABSTRACT

The relaxation therapy (rose aromatherapy) is one of hypertension therapy. The


objective of this research was to analyze influence of relaxation therapy (rose
aromatherapy) towards blood pressure changes. The design was queasy experiment. The
population was elderly with hypertension, the samples were 44 respondents using
purposive sampling technique. The research variable was blood pressure. Data was
collected using mercury sphygmomanometer, to determine the influence of relaxation
therapy (rose aromatherapy). The analysis using paired sample t-test and independent t-
test with significant level α<0.05. The result showed that systolic and diastolic of blood
pressure decreased significantly (p=systolic=0.000 and p=diastolic=0.000). Relaxation
therapies (rose aromatherapy) for 10 minutes could decrease systolic of blood pressure
and diastolic of blood pressure, with mean value decreasing systolic and diastolic were
10.63 mmHg and 10.18 mmHg and maximal value of decreasing systolic and diastolic

84
Jurnal STIKES
Volume 6, No. 1, Juli 2013

were 28.00 mmHg and 20 , 00 mmHg. The conclusion of this research is there was a
significant influence of relaxation therapy (rose aromatherapy) towards blood pressure
changes to the elderly with hypertension.

Keywords : the elderly, hypertension, rose aromatherapy.

Pendahuluan wangi, dan therapy yang dapat diartikan


sebagai cara pengobatan atau
penyembuhan, sehingga aromaterapi
Tekanan darah tinggi dianggap dapat diartikan sebagai “suatu cara
sebagai faktor resiko utama bagi perawatan tubuh dan atau penyembuhan
berkembangnya penyakit jantung dan penyakit dengan menggunakan minyak
berbagai penyakit vaskuler pada orang- essential (essential oil)”. Banyaknya
orang yang telah lanjut usia, hal ini lansia yang mengalami hipertensi dan
disebabkan ketegangan yang lebih tinggi sebagian besar keluarga maupun lansia
dalam arteri sehingga menyebabkan tidak mengetahui terapi relaksasi dengan
hipertensi. Lansia sering terkena pemberian aromaterapi sebagai salah satu
hipertensi disebabkan oleh kekakuan cara penurunan tekanan darah, cara ini
pada arteri sehingga tekanan darah juga efektif selain obat yang terus-terusan
cenderung meningkat. Selain itu diminum oleh penderita bahkan bisa
penyebab hipertensi pada lansia juga bertahun-tahun.
disebabkan oleh perubahan gaya hidup Hipertensi lansia di dunia
dan yang lebih penting lagi kemungkinan didapatkan pada tahun 2010 di Amerika
terjadinya peningkatan tekanan darah menunjukkan penderita hipertensi di
tinggi karena bertambahnya usia lebih seluruh dunia berkisar satu miliar. Di
besar pada orang yang banyak bagian Asia tercatat 38,4 juta penderita
mengkonsumsi makanan yang banyak hipertensi pada tahun 2000 dan diprediksi
mengandung garam (Ritu Jain, 2011). akan menjadi 67,4 juta orang pada tahun
Tekanan darah tinggi atau hipertensi 2025 (Muhammadun, 2010). Menurut
ditandai dengan meningkatnya tekanan penelitian yang dilakukan Boedi
darah secara tidak wajar dan terus- Darmojo pada tahun 2011 di Indonesia
menerus karena rusaknya salah satu atau diperoleh terjadi peningkatan lansia yang
beberapa faktor yang berperan menderita hipertensi sekitar 50% di jawa
mempertahankan tekanan darah tetap sekitar 42,6%. Dari data diatas dapat
normal (Ritu Jain, 2011). Badan disimpulkan tahun ke tahun terdapat
kesehatan dunia atau WHO (world health meningkatan lansia yang menderita
organization) juga memberikan batasan hipertensi dan ini perlu menangganan
bahwa seseorang, dengan beragam usia yang serius. Sedangkan data yang
dan jenis kelamin, apabila tekanan diperoleh peneliti dari KMS di GBI setia
darahnya berada pada satuan 140/90 bakti pada tanggal 14 November 2011
mmHg atau diatas 160/90 mmHg, maka sejumlah 58 lansia, dibadingkan jumlah
ia sudah dapat dikatagorikan sebagai lansia yang hipertensi 50 orang sekitar
penderita hipertensi (Rusdi dan Nurlaena 86% dan tanpa hipertensi 8 orang sekitar
Isnawati, 2009). Pengobatan hipertensi 13%. Data tersebut di atas memberikan
ada 2 cara pengobatan secara gambaran bahwa masalah hipertensi
farmakologis dan non farmakologis. perlu mendapatkan perhatian dan
Pemberian terapi non farmakologis relatif penanganan yang baik, mengingat
praktis dan efisien yaitu dengan cara prevalensi yang tinggi dan komplikasi
pemberian aromaterapi. Menurut yang ditimbulkan cukup berat.
(Jaelani, 2009) aromaterapi berasal dari Penyakit hipertensi merupakan
kata aroma yang berarti harum atau penyakit kelainan jantung yang ditandai

85
Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi
Ni Made Kenia, Dian Taviyanda

oleh meningkatnya tekanan darah dalam hipertensi dapat dilakukan pengobatan


tubuh (Rusdi dan Nurlaena Isnawati, farmakologis, pengobatan ini bersifat
2009). Telah diketahui bahwa tekanan jangka panjang. Obat-obatan hipertensi
darah tinggi adalah penyakit yang berupa diuretik, betabloker, ACE
berbahaya, karena dapat mempersingkat inhibitor, angiotensin II receptor blocker,
masa hidup seseorang dan meningkatkan antagonis kalsium, vasodilator (Rusdi
kemungkinan terkena serangan jantung, dan Nurlaena Isnawati, 2009). Disamping
stroke, gangguan penglihatan, kerusakan itu juga ada pengobatan secara alternatif.
fungsi ginjal, dan pembengkakan arteri Beberapa jenis terapi alternatif (terapi
terbesar di tubuh (Ritu Jain, 2011). nonfarmakologis) meliputi: 1) Akupresur
Gejalanya berupa sakit kepala, nyeri atau (akupuntur tanpa jarum), 2) Pengobatan
sesak pada dada, pusing, gangguan tidur, herbal dari cina, 3) Terapi jus, 4) Terapi
terengah-engah saat beraktifitas, jantung herbal, 5) Pijat, 6) Yoga, 7) Aromaterapi,
berdebar-debar, mimisan, kebal atau 8) Pernafasan dan relaksasi, 9)
kesemutan, gelisah dan mudah marah, Pengobatan pada pikiran dan tubuh;
keringat berlebihan, kram otot, badan biofeedback meditasi, hypnosis, 10)
lesu, pembekakan di bawah mata pada Perawatan di rumah (Ritu Jain, 2011).
pagi hari (Ritu Jain, 2011). Komplikasi Masalah-masalah yang berhubungan
jangka panjang tekanan darah tinggi dengan stress seperti hipertensi, sakit
berupa stroke, penyakit ginjal, gagal kepala, insomnia dapat dikurangi atau
jantung, penyakit arteri koroner (Samuel diobati dengan relaksasi, relaksasi dapat
Gardner, 2007). Jika bertahun-tahun menurunkan tekanan darah sistolik dan
darah terus-menerus lebih tinggi dari diastolik pada penderita hipertensi
normal, seperti pada kasus hipertensi (Subandi, 2003). Banyak terapi alternatif
yang tidak diobati, akan timbul untuk penyakit tekanan darah tinggi
kerusakan pada pembuluh arteri dan berfokus pada teknik relaksasi. Dari hasil
organ – organ yang memerlukan pasokan wawancara dengan dengan 20 lansia
darah terutama jantung, otak, ginjal dan yang hipertensi didapatkan 15 orang
ini merupakan masalah kesehatan (Ritu menyukai aroma mawar. Maka dari itu
Jain, 2011). Karena itu, berbagai peneliti menggunakan terapi non
tindakan antisipasi dengan menerapkan farmakologis yaitu terapi relaksasi
kebiasaan-kebisaan dan pola hidup (aromaterapi mawar) dalam menurunan
positif menjadi penting untuk diterapkan tekanan darah. Manfaat dari aromaterapi
(Rusdi dan Nurlaena Isnawati, 2009). dapat menumbuhkan perasaan tenang
Akan tetapi yang harus diingat bahwa (rileks) pada jasmani, pikiran, dan rohani
sebagian efek buruk tekanan darah tinggi (soothing the physical, mind and
dapat dicegah jika tekanan darah spiritual), dapat menciptakan suasana
dinormalkan kembali melalui perawatan yang damai, serta dapat menjauhkan dari
tertentu, penting pula untuk dipahami perasaan cemas dan gelisah (Jaelani,
bahwa faktor-faktor seperti merokok, 2009). Sedangkan efek farmakologis
kolesterol tinggi, dan diabetes dapat mawar diantaranya melancarkan sirkulasi
menyebakan kerusakan yang sama darah, anti radang, menghilangkan
kepada tubuh dan harus pula diawasi bengkak, dan menetralisir racun (Arief
(Ritu Jain, 2011). Hariana, 2009). Berdasarkan hal tersebut
Peran perawat dalam pemberian peneliti perlu untuk melaksanakan
asuhan keperawatan adalah membantu penelitian guna menganalisis pengaruh
penderita hipertensi untuk terapi relaksasi (aromaterapi mawar)
mempertahankan tekanan darah pada terhadap perubahan tekanan darah pada
tingkat normal dan meningkatkan lansia hipertensi di GBI setia bakti yang
kualitas kesehatanya secara maksimal didapat lansia yang terkena hipertensi
dengan cara memberi intervensi asuhan sebanyak 50 orang dengan pembanding
keperawatan, sehingga dapat terjadi pada kelompok kontrol.
perbaikan kesehatan. Dalam mengatasi

86
Jurnal STIKES
Volume 6, No. 1, Juli 2013

Metodologi Penelitian Tabel 1 Karakteristik Responden


berdasarkan Jenis Kelamin
di Posyandu Lansia GBI
Pada penelitian ini rancangan Setia Bakti pada Tanggal 12
penelitian yang akan dilakukan adalah Maret-12 April 2012
berdasarkan rancangan penelitian Jenis kelamin Frekuensi %
eksperimen (Quasy Experiment) dimana Laki-laki 19 43,2
penelitian ini mencari hubungan sebab- Perempuan 25 56,8
akibat dengan cara melibatkan kelompok Jumlah 44 100
kontrol disamping kelompok
eksperimental, pemilihan kedua Berdasarkan tabel 1 diatas
kelompok ini tidak menggunakan teknik diketahui bahwa lebih dari 50% berjenis
acak. Populasi dalam penelitian ini kelamin perempuan yaitu sebanyak 25
adalah semua lansia yang menderita responden (56,8%).
hipertensi di GBI Setia Bakti berjumlah
50 lansia penderita hipertensi. Pada
penelitian ini sampel diambil dari lansia Tabel 2 Karakteristik Responden
yang menderita hipertensi di GBI Setia berdasarkan Usia di
Bakti yang memenuhi kriteria inklusi. Posyandu Lansia GBI
Dalam penelitian ini sampling yang Setia Bakti pada Tanggal
digunakan adalah Purposive Sampling 12 Maret – 12 April 2012
dimana teknik pengambilan sampel tidak Umur Frekuensi %
memberi peluang atau kesempatan sama 60 – 74 tahun 32 72,3
bagi setiap anggota populasi untuk dipilih 75 – 90 tahun 12 27,2
(hasil dari sampel mewakili dirinya >90 tahun 0 0
sendiri tidak dapat di generalisasikan) Jumlah 44 100
dengan cara memilih sampel diantara
populasi sesuai dengan yang dikehendaki Berdasarkan tabel 2 diatas
peneliti (tujuan atau masalah dalam diketahui bahwa sebagian besar
penelitian) (Nursalam, 2008). Variabel responden berumur 60-74 tahun yaitu
indenpenden penelitian ini adalah teknik sebanyak 32 responden (72,3%). Hal ini
relaksasi (aromaterapi mawar). Variabel dikarenakan umur harapan hidup di
dependen penelitian ini adalah perubahan Indonesia berada di rentang 60-74 tahun.
tekanan darah pada lansia hipertensi.

Tabel 3 Karakteristik Responden


Hasil Penelitian berdasarkan Tingkat
Pendidikan di Posyandu
Lansia GBI Setia Bakti
Data Umum pada Tanggal 12 Maret –
12 April 2012
Tingkat Frekuensi %
Data umum akan menyajikan pendidikan
karakteristik responden penderita SD 22 50
hipertensi di posyandu lansia GBI setia SMP 9 20,4
bakti berdasarkan jenis kelamin, umur, SMA 11 25
riwayat pendidikan, riwayat hipertensi SARJANA 2 4,5
Jumlah 44 100

Dari tabel 3 didapatkan bahwa


paling setengah dari responden memiliki
tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 22
responden (50%).

87
Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi
Ni Made Kenia, Dian Taviyanda

Tabel 4 Karakteristik Responden Data Khusus


berdasarkan Riwayat
Hipertensi di Posyandu
Lansia GBI Setia Bakti Data khusus akan menyajikan
pada Tanggal 12 Maret – karakteristik penderita hipertensi
12 April 2012 kelompok kontrol yaitu dengan
Riwayat hipertensi Frekuensi % mengidentifikasi tekanan darah awal, dan
Ya 37 84,1 menganalisis perubahan tekanan darah
Tidak 7 15,9 awal dan 10 menit setelah pengukuran
Jumlah 44 100 tekanan darah awal. Sedangkan pada
penderita hipertensi kelompok
Dari tabel 4 didapatkan bahwa eksperimen yaitu dengan
sebagian besar responden memiliki mengidentifikasi tekanan darah sebelum
riwayat hipertensi yaitu sebanyak 37 dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi
responden (84,1%). Hal ini bisa mawar), tekanan darah sesudah dilakukan
dipengaruhi oleh faktor degeneratif, terapi relaksasi (aromaterapi mawar)
herediter, life style dari Lansia. terhadap perubahan tekanan darah, dan
menganalisis perbedaan tekanan darah
pada kelompok eksperimen setelah
dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi
mawar) dan pada kelompok kontrol 10
menit setelah pengukuran tekanan darah
awal.

Tabel 5 Descriptive Statistic-Frequency Tekanan Darah Awal pada Penderita


Hipertensi Kelompok Kontrol di Posyandu Lansia GBI Setia Bakti pada
Tanggal 12 Maret – 12 April 2012.
Tekanan Uji Normalitas Descriptive Statistic-Frequency (mmHg)
Darah Shapiro-Wilk Mean Median Mode Minimum Maximum
Sistolik p=0,157 145,81 146,00 138,00 136,00 156,00
Diastolik p=0,287 90,54 90,00 86,00 82,00 98,00

Dari data diatas didapatkan bahwa nilai median, mode, minimum, maximum, dan
mean tekanan darah sistolik awal pada penderita hipertensi kelompok kontrol yaitu
146,00 mmHg, 138,00 mmHg, 136,00 mmHg, 156,00 mmHg, dan 145,81 mmHg. Nilai
median, minimum, dan maximum tekanan darah diastolik awal pada penderita hipertensi
kelompok kontrol yaitu 90,00 mmHg, 82,00 mmHg, 98,00, mode-nya yaitu 86,00 mmHg,
mean-nya adalah 90,54 mmHg.

Tabel 6 Descriptive Statistic-Frequency Tekanan Darah 10 Menit Setelah


Pengukuran Tekanan Darah Awal pada Penderita Hipertensi Kelompok
Kontrol di posyandu lansia GBI setia bakti pada Tanggal 12 Maret – 12
April 2012.
Tekanan Uji Normalitas Descriptive Statistic-Frequency (mmHg)
Darah Shapiro-Wilk Mean Median Mode Minimum Maximum
Sistolik p=0,252 145,63 146,00 150,00 136,00 156,00
Diastolik p=0,252 90,54 91,00 94,00 82,00 98,00

Dari data diatas didapatkan bahwa nilai median, mode, minimum, maximum dan
mean tekanan darah sistolik 10 menit setelah pengukuran tekanan darah awal pada
penderita hipertensi kelompok kontrol yaitu 146,00 mmHg, 150,00 mmHg, 136,00

88
Jurnal STIKES
Volume 6, No. 1, Juli 2013

mmHg, 156,00 mmHg, dan 145,63 mmHg. Nilai median, mode, minimum, maximum dan
mean tekanan darah diastolik 10 menit setelah pengukuran tekanan darah awal pada
penderita hipertensi kelompok kontrol yaitu 91,00 mmHg, 94,00 mmHg, 82,00 mmHg,
98,00 mmHg, dan 90,54 mmHg.

Tabel 7 Descriptive Statistic-Frequency Tekanan Darah Sebelum Dilakukan Terapi


Relaksasi (aromaterapi mawar) pada Penderita Hipertensi Kelompok
Eksperimen di posyandu lansia GBI setia bakti pada Tanggal 12 Maret –
12 April 2012.
Tekanan Uji Normalitas Descriptive Statistic-Frequency (mmHg)
Darah Shapiro-Wilk Mean Median Mode Minimum Maximum
Sistolik p=0,160 146,27 146,00 146,00 136,00 158,00
Diastolik p=0,069 92,90 93,00 90,00 88,00 98,00

Dari data diatas didapatkan bahwa nilai median, mode, minimum, maximum, dan
mean tekanan darah sistolik sebelum terapi relaksasi (aromaterapi mawar) pada penderita
hipertensi kelompok eksperimen yaitu 146,00 mmHg, 146,00 mmHg, 136,00 mmHg,
158,00 mmHg, dan 145,09 mmHg. Nilai median, minimum,dan maximum tekanan darah
diastolik sebelum terapi relaksasi (aromaterapi mawar) pada penderita hipertensi
kelompok eksperimen yaitu 93,00 mmHg, 88,00 mmHg, dan 98,00 mmHg, mode-nya
yaitu 90,00 mmHg, mmHg, dan mean-nya adalah 92,90 mmHg.

Tabel 8 Descriptive Statistic-Frequency Tekanan Darah Sesudah Dilakukan Terapi


Relaksasi (aromaterapi mawar) pada Penderita Hipertensi Kelompok
Eksperimen di posyandu lansia GBI setia bakti pada Tanggal 12 Maret –
12 April 2012.
Tekanan Uji Normalitas Descriptive Statistic-Frequency (mmHg)
darah Shapiro-Wilk Mean Median Mode Minimum Maximum
Sistolik p=0,147 135,63 136,00 130,00 130,00 146,00
Diastolik p=0,050 82,72 82,00 82,00 74,00 90,00

Dari data diatas didapatkan bahwa nilai median, mode, minimum, maximum, dan
mean tekanan darah sistolik sesudah terapi relaksasi (aromaterapi mawar) pada penderita
hipertensi kelompok eksperimen yaitu 136,00 mmHg, 130,00 mmHg, 130,00 mmHg,
146,00 mmHg, dan 135,63 mmHg. Nilai median, minimum, dan maximum tekanan darah
diastolik sesudah terapi (aromaterapi mawar) pada penderita hipertensi kelompok
eksperimen yaitu 82,00 mmHg, 74,00 mmHg, dan 90,00 mmHg, mode-nya yaitu 82,00
mmHg dan 90,00 mmHg, dan mean-nya adalah 82,72 mmHg.

Tabel 9 Tabulasi Silang dan Uji Statistik Tekanan Darah Awal dan 10 Menit
Setelah Pengukuran Tekanan Darah Awal pada Penderita Hipertensi
Kelompok Kontrol di posyandu lansia GBI setia bakti pada Tanggal 12
Maret – 12 April 2012.
Paired Sample T-Test
Uji Statistik
p=0,665 p=1,000
Mean Perubahan 0,18 0,00
Nilai Minimum Perubahan -4,00 -4,00
Nilai Maximum Perubahan 6,00 6,00
Keterangan Perubahan (Sistolik atau diastolik) :
Nilai positif (+) : penurunan dalam mmHg.
Nilai negatif (-) : peningkatan dalam mmHg.

89
Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi
Ni Made Kenia, Dian Taviyanda

Dari data diatas didapatkan bahwa nilai mean, nilai perubahan minimum, dan
maximum tekanan darah sistolik awal dan 10 menit setelah pengukuran tekanan darah
awal pada penderita hipertensi kelompok kontrol yaitu 0,18 mmHg, -4,00 mmHg, dan
6,00 mmHg dan dari data diatas pula didapatkan bahwa nilai mean, nilai perubahan
minimum, dan maximum tekanan darah diastolik awal dan 10 menit setelah pengukuran
tekanan darah awal pada penderita hipertensi kelompok kontrol yaitu 0,00 mmHg, -4,00
mmHg, dan 6,00 mmHg.

Tabel 10 Tabulasi Silang dan Uji Statistik Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
Dilakukan Terapi Relaksasi (aromaterapi mawar) terhadap Perubahan
Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi Kelompok Eksperimen di posyandu
lansia GBI setia bakti pada Tanggal 12 Maret – 12 April 2012.
Paired Sample T-Test
Uji Statistik
p=0,000 p=0,000
Mean Perubahan 10,63 10,18
Nilai Minimum Perubahan 6,00 2,00
Nilai Maximum Perubahan 28,00 20,00

Dari data diatas didapatkan bahwa nilai mean, nilai perubahan minimum dan
maximum, dan perubahan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah terapi relaksasi
(aromaterapi mawar) pada penderita hipertensi kelompok eksperimen yaitu 10,63 mmHg,
8,00 mmHg, dan 28,00 mmHg dan dari data diatas pula didapatkan bahwa nilai mean,
nilai perubahan minimum dan maximum tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah
terapi relaksasi (aromaterapi mawar) pada penderita hipertensi kelompok eksperimen
yaitu 10,18 mmHg, 2,00 mmHg, dan 20,00 mmHg.

Tabel 11 Tabulasi Silang dan Uji Statistik Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
Dilakukan Terapi Relaksasi (aromaterapi mawar) terhadap Perubahan
Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi Kelompok Eksperimen di posyandu
lansia GBI setia bakti pada Tanggal 12 Maret – 12 April 2012.
Independent Samples T-Test
Levene’s test (sig.)
Uji
p=0,096 p=0,680
Statistik
Equal Variances Assumed Sig. (2-tailed)
p=0,000 p=0,000

Tekanan darah kelompok eksperimen adalah tekanan darah kelompok eksperimen


sesudah dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi mawar). Tekanan darah kelompok
kontrol adalah tekanan darah kelompok kontrol dan 10 menit setelah pengukuran awal.
Maka diambil kesimpulan bahwa distribusi keempat kelompok data tersebut adalah
normal sehingga ujinya adalah Independent Samples T-Test.

90
Jurnal STIKES
Volume 6, No. 1, Juli 2013

Pembahasan Hipertensi sistolik terisolasi ≥140 mmHg


dan <90.
Dari 22 responden kelompok
Tekanan Darah Awal pada Penderita kontrol kebanyakan termasuk hipertensi
Hipertensi Kelompok Kontrol di tahap 1 dengan usia lansia 60-74 tahun.
Posyandu Lansia GBI Setia Bakti Dimana dengan keadaan ini para
responden mengatakan malas untuk cek
up kesehatan atau kontrol ke puskesmas
Berdasarkan hasil penelitian dan RS terdekat disebabkan malas karena
didapatkan 2 hasil yaitu tekanan darah jarak yang jauh. Keadaan hipertensi pada
sistolik dan diastolik awal pada penderita penderita kelompok kontrol banyak
hipertensi kelompok kontrol di posyandu disebabkan oleh faktor usia. Hasil ini
lansia GBI setia bakti nilai median, menyatakan bahwa kemungkinan
mode, minimum, maximum, dan mean penderita hipertensi kelompok kontrol
tekanan darah sistolik awal pada disebabkan oleh hipertensi esensial.
penderita hipertensi kelompok kontrol Berdasarkan observasi tekanan darah
yaitu 146,00 mmHg, 138,00 mmHg, awal penderita hipertensi kelompok
136,00 mmHg, 156,00 mmHg, dan kontrol mengeluhkan sakit kepala, nyeri
145,81 mmHg. Nilai median, minimum, dada, aktivitas terengah-engah dan sulit
dan maximum tekanan darah diastolik tidur, keadaan umum menyeringai.
awal pada penderita hipertensi kelompok
kontrol yaitu 90,00 mmHg, 82,00 mmHg,
98,00, mode-nya yaitu 86,00 mmHg, Tekanan Darah 10 Menit Setelah
mean-nya adalah 90,54 mmHg. Pengukuran Tekanan Darah Awal
Tekanan darah tinggi atau pada Penderita Hipertensi Kelompok
hipertensi berarti meningkatnya tekanan Kontrol di posyandu lansia GBI setia
darah secara tidak wajar dan terus- bakti
menerus karena rusaknya salah satu atau
beberapa faktor yang berperan
mempertahankan tekanan darah tetap Berdasarkan hasil penelitian
normal (Ritu Jain, 2011). Faktor-faktor didapatkan 2 hasil yaitu tekanan darah
resiko tertentu yang berhubungan dengan sistolik dan diastolik 10 menit setelah
hipertensi esensial adalah faktor pengukuran tekanan darah awal pada
keturunan, usia dan ras, kelebihan berat penderita hipertensi di posyandu lansia
badan, konsumsi alkohol yang tinggi dan GBI setia bakti. Nilai median, mode,
gaya hidup (Ritu Jain, 2011). Lansia minimum, maximum dan mean tekanan
sering mengalami hipertensi, hal ini darah sistolik 10 menit setelah
disebabkan oleh katup jantung menebal pengukuran tekanan darah awal pada
dan menjadi kaku, elastisitas dinding penderita hipertensi kelompok kontrol
aorta menurun, curah jantung menurun, yaitu 146,00 mmHg, 150,00 mmHg,
kinerja jantung lebih rentan terhadap 136,00 mmHg, 156,00 mmHg, dan
kondisi dehidrasi dan pendarahan, 145,63 mmHg. Nilai median, mode,
tekanan darah meningkat akibat resitensi minimum, maximum dan mean tekanan
pembuluh darah perifer meningkat akibat darah diastolik 10 menit setelah
dari proses menua (Arjatmo, 2003). pengukuran tekanan darah awal pada
Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus penderita hipertensi kelompok kontrol
Perhimpunan Hipertensi Indonesia yaitu 91,00 mmHg, 94,00 mmHg, 82,00,
adalah Pre hipertensi 120-139 mmHg dan dan 90,54 mmHg.
80-89 mmHg, Hipertensi tahap 1 140- Berbagai promotor pressor-growth
159 mmHg dan 90-99 mmHg, Hipertensi bersama dengan kelainan fungsi
tahap 2 ≤160 mmHg dan ≥100 mmHg, membrane sel yang mengakibatkan
hipertrofi vaskuler akan menyebabkan
peninggian tahanan perifer dan

91
Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi
Ni Made Kenia, Dian Taviyanda

peningkatan tekanan darah. Telah 146,00 mmHg, 146,00 mmHg, 136,00


membuktikan adanya defek transport mmHg, 158,00 mmHg, dan 145,09
Na+ dan Ca++ lewat membrane sel, mmHg. Nilai median, minimum,dan
defek tersebut dapat disebabkan oleh maximum tekanan darah diastolik
faktor genetik atau peninggian hormon sebelum terapi relaksasi (aromaterapi
natriuretik akibat peninggian volume mawar) pada penderita hipertensi
intravaskuler. Hormon natriuretik ini kelompok eksperimen yaitu 93,00
adalah penghambat pompa natrium yang mmHg, 88,00 mmHg, dan 98,00 mmHg,
bersifat vasokontriktor. Kenaikan kadar mode-nya yaitu 90,00 mmHg, dan mean-
natrium intraseluler yang disebabkan nya adalah 92,90 mmHg.
oleh penghambatan pompa natrium akan Penyakit hipertensi merupakan
meninggikan kadar kalsium intrasel. penyakit kelainan jantung yang ditandai
Berbagai faktor tersebut diatas, baik oleh meningkatnya tekanan darah dalam
akibat perubahan dinding pembuluh tubuh seseorang (Rusdi dan Nurlaela
darah maupun konstriksi fungsional Isnawati, 2009). Penyebab peningkatan
akibat peninggian kadar kalsium intrasel, tekanan darah tinggi, meliputi :
akan menyebabkan peninggian tahanan keturunan, konsumsi garam berlebih, usia
perifer dan peningkatan tekanan darah dan jenis kelamin, kelebihan berat badan
yang menetap (Arjatmo, 2003). (obesitas), stres, konsumsi alkohol, obat-
Setelah pengukuran tekanan darah obatan (seperti pil KB), olahraga yang
10 menit kelompok kontrol ternyata terlalu berat, tembakau, kalsium dan
masih banyak masuk dalam kategori kalium (Ritu Jain, 2006). Kasus
hipertensi tahap 1. Setelah di observasi hipertensi pada usia kurang dari 50 tahun
kelompok kontrol masih merasakan tidak lebih banyak ditemukan pada laki-laki
ada penurunan tekanan darah dan dari pada perempuan karena pada
mengeluhkan sakit kepala, nyeri dada, perempuan mempunyai hormone
aktivitas terengah-engah, dan sulit tidur, estrogen yang mencegah hipertensi,
keadaan umum menyeringai. Keadaan ini setelah 55 tahun atau 60 tahun hipertensi
masih bisa diperbaiki dengan banyak ditemukan pada perempuan dari
penatalaksanaan farmakologis atau pada laki-laki. Banyak terapi alternatif
nonfarmakologis dan mengubah perilaku untuk penyakit tekanan darah tinggi
tidak sehat menjadi perilaku hidup yang berfokus pada teknik relaksasi, sebagian
sehat. yang lain berupaya mencari akar
permasalahan dari segi fisiologinya baik
dengan cara mengubah kebiasaan atau
Tekanan Darah Sebelum Dilakukan gaya hidup. Masalah-masalah yang
Terapi Relaksasi (aromaterapi mawar) berhubungan dengan stres seperti
pada Penderita Hipertensi Kelompok hipertensi, sakit kepala, insomnia dapat
Eksperimen di posyandu lansia GBI dikurangi atau diobati dengan relaksasi
Setia Bakti (Subandi, 2003). Salah satu terapi
relaksasi yaitu mengunakan terapi
relaksasi aromaterapi mawar yang dapat
Berdasarkan hasil penelitian digunakan untuk penataksanaan dalam
didapatkan 2 hasil yaitu tekanan darah menurunkan hipertensi (Jaelani, 2009).
sistolik dan diastolik sebelum dilakukan Terapi relaksasi (aromaterapi mawar)
terapi relaksasi (aromaterapi mawar) adalah suatu cara perawatan tubuh dan
pada penderita hipertensi kelompok atau penyembuhan penyakit dengan
eksperimen di posyandu lansia GBI setia menggunakan minyak esensial (Jaelani,
bakti. Nilai median, mode, minimum, 2009).
maximum, dan mean tekanan darah Dari 22 responden kelompok
sistolik sebelum terapi relaksasi eksperimen kebanyakan masuk dalam
(aromaterapi mawar) pada penderita kategori hipertensi tahap 1. Pada
hipertensi kelompok eksperimen yaitu kelompok eksperimen kasus hipertensi

92
Jurnal STIKES
Volume 6, No. 1, Juli 2013

pada usia 60-74 tahun lebih banyak mmHg, 146,00 mmHg, dan 135,63
ditemukan pada laki-laki dari pada mmHg. Nilai median, minimum, dan
perempuan. Hal ini disebabkan kebiasaan maximum tekanan darah diastolik
pada laki-laki yang mempunyai sesudah terapi (aromaterapi mawar) pada
kebiasaan pola hidup yang tidak baik. penderita hipertensi kelompok
Hipertensi ini termasuk hipertensi eksperimen yaitu 82,00 mmHg, 74,00
esensial. Ternyata pada kelompok mmHg, dan 90,00 mmHg, mode-nya
eksperimen kebanyakan tamat SD, yaitu 82,00 mmHg dan 90,00 mmHg, dan
diketahui bahwa hal ini mempengaruhi mean-nya adalah 82,72 mmHg.
tingkat pengetahuan kesehatan yang Menurut (Sumeet Sharma (2009))
diperoleh, semakin rendah pengetahuan aroma itu memasuki hidung kita dan
maka tingkat pengetahuan tentang berhubungan dengan cilia, rambut-
kesehatan juga berkurang. Banyak terapi rambut halus di lapisan sebelah dalam
alternatif untuk penyakit tekanan darah hidung kita reseptor dalam cilia
tinggi berfokus pada teknik relaksasi, berhubungan dengan tonjolan olfaktorius
sebagian yang lain berupaya mencari yang berada di ujung saluran pencium.
akar permasalahan dari segi fisiologinya Ujung dari saluran penciuman itu
baik dengan cara mengubah kebiasaan berhubungan dengan otak. Bau di ubah
atau gaya hidup. Berdasarkan hasil oleh cilia menjadi impuls listrik yang di
observasi penderita hipertensi kelompok teruskan ke otak lewat sistem olfaktorius.
eksperimen sebelum dilakukan terapi Semua impuls mencapai sistem limbik.
relaksasi (aromaterapi mawar) Sistem limbik adalah bagian dari otak
mengeluhkan sakit kepala, susah tidur, yang di kaitkan dengan suasana hati,
kesemutan pada kaki dan tangan saat emosi, dan belajar kita. Semua bau yang
beraktivitas. Lansia sangat rentan maka mencapai sistem limbik memiliki
dari itu asuhan keperawatan yang dapat pengaruh kimia langsung pada suasana
di berikan yaitu penatalaksanaan hati.
nonfarmakologi adalah terapi relaksasi Dari data observasi respon
(aromaterapi mawar). Secara teori kelompok eksperimen yang setelah diberi
apabila dapat dilaksanakan dengan baik terapi relaksasi (aromaterapi mawar)
terapi relaksasi (aromaterapi mawar) mengalami perubahan tekanan darah
maka tekanan darah dapat menurun. sistolik dan diastolik 135,63 mmHg dan
82 mmHg termasuk pre hipertensi.
Berdasarkan hasil observasi setelah
Tekanan Darah Sesudah Dilakukan dilakukan terapi relaksasi (aromaterapi
Terapi Relaksasi (aromaterapi mawar) mawar) pada penderita hipertensi
pada Penderita Hipertensi Kelompok kelompok eksperimen beberapa keluhan
Eksperimen di posyandu lansia GBI yang dirasakan sudah mulai berkurang,
Setia Bakti secara keseluruhan responden kelompok
eksperimen tampak lebih rileks, senang
dan nyaman. Minyak aroma mempunyai
Berdasarkan hasil penelitian sifat membuat rileks, menenangkan,
didapatkan 2 hasil yaitu tekanan darah merangsang, atau menyembuhkan. Terapi
sistolik dan diastolik sesudah terapi relaksasi (aromaterapi mawar) dapat
relaksasi (aromaterapi mawar) pada dilakukan di rumah dengan mudah dan
penderita hipertensi kelompok praktis.
eksperimen di posyandu lansia GBI setia
bakti. nilai median, mode, minimum,
maximum, dan mean tekanan darah
sistolik sesudah terapi relaksasi
(aromaterapi mawar) pada penderita
hipertensi kelompok eksperimen yaitu
136,00 mmHg, 130,00 mmHg, 130,00

93
Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi
Ni Made Kenia, Dian Taviyanda

Tekanan Darah Awal dan 10 Menit meninggikan kadar kalsium intrasel.


Setelah Pengukuran Tekanan Darah Berbagai faktor tersebut diatas, baik
Awal pada Penderita Hipertensi akibat perubahan dinding pembuluh
Kelompok Kontrol di posyandu lansia darah maupun konstriksi fungsional
GBI Betia Bakti. akibat peninggian kadar kalsium intrasel,
akan menyebabkan peninggian tahanan
perifer dan peningkatan tekanan darah
Dari hasil penelitian didapatkan yang menetap (Arjatmo, 2003).
hasil tekanan darah sistolik awal dan 10 Maka dari hasil penelitian dari
menit setelah pengukuran tekanan darah kelompok kontrol di Posyandu Lansia
awal pada penderita lansia hipertensi GBI Setia Bakti tidak ada perubahan
kelompok kontrol di Posyandu Lansia tekanan darah awal dan 10 menit setelah
GBI Setia Bakti. Setelah dilakukan uji pengukuran tekanan tekanan darah awal
statistik Paired Sample T-Test didapatkan dengan perubahanya hanya 0,18 mmHg
nilai p=0,665 karena hasil p > α yang dan 0,00 mmHg dan termasuk hipertensi
berarti H0 diterima dan H1 ditolak, maka tahap 1. Pada kelompok kontrol termasuk
dapat disimpulkan bahwa tekanan darah jenis hipertensi esensial yang dipengaruhi
sistolik awal dan 10 menit setelah faktor keturunan, jenis kelamin, usia dan
pengukuran tekanan darah awal tidak ada ras, kelebihan berat badan, konsumsi
perubahan pada penderita hipertensi alkohol yang tinggi. Selain itu juga
kelompok kontrol di Posyandu Lansia dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak
GBI Setia Bakti dengan nilai mean baik. Kelompok kontrol dengan
perubahan 0,18 mmHg, sedangkan nilai hipertensi yang telah dilakukan
minimum -2,00 mmHg dan nilai pengukuran tekanan darah 10 menit
maximum 6,00 mmHg. ternyata setelah di observasi kelompok
Dari hasil penelitian didapatkan kontrol masih merasakan tidak ada
hasil tekanan darah diastolik awal dan 10 penurunan tekanan darah dan
menit setelah pengukuran tekanan darah mengeluhkan sakit kepala, nyeri dada,
awal pada penderita lansia hipertensi aktivitas terengah-engah, dan sulit tidur.
kelompok kontrol di Posyandu Lansia Mungkin ini disebabkan oleh Hormon
GBI Setia Bakti. Setelah dilakukan uji natriuretik ini adalah penghambat pompa
statistik Paired Sample T-Test didapatkan natrium yang bersifat vasokontriktor, ini
nilai p=1,000 karena hasil p > α yang menyebakan tekanan darah tinggi.
berarti H0 diterima dan H1 ditolak, maka Keadaan ini masih bisa diperbaiki dengan
dapat disimpulkan bahwa tekanan darah penatalaksanaan farmakologis atau
diastolik awal dan 10 menit setelah nonfarmakologis dan mengubah perilaku
pengukuran tekanan darah awal tidak ada tidak sehat menjadi perilaku hidup yang
perubahan pada penderita hipertensi sehat.
kelompok kontrol di Posyandu Lansia
GBI Setia Bakti dengan nilai mean
perubahan 0,00 mmHg, sedangkan nilai Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
minimum -2,00 mmHg dan nilai Dilakukan Terapi relaksasi
maximum 4,00 mmHg. (aromaterapi mawar) terhadap
Adanya defek transport Na+ dan Perubahan Tekanan Darah pada
Ca++ lewat membrane sel, defek tersebut Lansia Hipertensi Kelompok
dapat disebabkan oleh faktor genetik atau Eksperimen di Posyandu Lansia GBI
peninggian hormon natriuretik akibat Setia Bakti
peninggian volume intravaskuler.
Hormon natriuretik ini adalah
penghambat pompa natrium yang bersifat Dari hasil penelitian didapatkan
vasokontriktor. Kenaikan kadar natrium hasil tekanan darah sistolik sebelum dan
intraseluler yang disebabkan oleh sesudah dilakukan terapi relaksasi
penghambatan pompa natrium akan (aromaterapi mawar) kelompok

94
Jurnal STIKES
Volume 6, No. 1, Juli 2013

eksperimen di Posyandu Lansia GBI dengan indra penciuman. Respons ini


Setia Bakti. Setelah dilakukan uji statistik akan dapat merangsang peningkatan
Paired Sample T-Test didapatkan nilai produksi masa penghantar saraf otak
p=0,000 karena hasil p < α yang berarti (neurotransmiter), yaitu yang berkaitan
H0 ditolak dan H1 diterima, maka dapat dengan pemulihan kondisi psikis (seperti
disimpulkan bahwa ada pengaruh emosi, perasaan, pikiran, dan keinginan),
sebelum dan sesudah terapi relaksasi maka dari itu minyak ensensial sangat
(aromaterapi mawar) terhadap perubahan efektif untuk menurunkan tekanan darah.
tekanan darah pada penderita hipertensi Hasil dari penelitian menyatakan
kelompok eksperimen di Posyandu ada penurunan tekanan darah sistolik dan
Lansia GBI Setia Bakti dengan nilai diastolik yaitu 10,63 mmHg dan 10,18
mean perubahan 10,63 mmHg, mmHg sesudah dilakukan terapi
sedangkan nilai minimum 8,00 mmHg relaksasi (aromaterapi mawar) pada
dan nilai maximum 28,00 mmHg. penderita hipertensi kelompok
Dari hasil penelitian didapatkan eksperimen, akibat dari perubahan
hasil tekanan darah diastolik sebelum dan tersebut responden kelompok eksperimen
sesudah dilakukan terapi relaksasi masuk ke tahap pre hipertensi. Ini
(aromaterapi mawar) kelompok membuktikan bahwa terapi relaksasi
eksperimen di Posyandu Lansia GBI (aromaterapi mawar) terbukti efektif
Setia Bakti. Setelah dilakukan uji statistik dalam menurunkan tekanan darah pada
Paired Sample T-Test didapatkan nilai penderita hipertensi kelompok
p=0,000 karena hasil p < α yang berarti eksperimen di Posyandu Lansia GBI
H0 ditolak dan H1 diterima, maka dapat Setia Bakti. Dari hasil observasi dari
disimpulkan bahawa ada pengaruh peneliti pada lansia hipertensi kelompok
sebelum dan sesudah terapi relaksasi eksperimen setelah dilakukan terapi
(aromaterapi mawar) terhadap perubahan relaksasi (aromaterapi mawar) keluhan
tekanan darah pada penderita hipertensi sakit kepala, susah tidur, kesemutan saat
kelompok eksperimen di Posyandu beraktivitas mulai berkurang, keadaan
Lansia GBI Setia Bakti dengan nilai umum terlihat lebih rileks. Hal tersebut
mean perubahan 10,18 mmHg, sesuai dengan teori bahwa
sedangkan nilai minimum 2,00 mmHg penatalaksanaan terapi relaksasi
dan nilai maximum 20,00 mmHg. (aromaterapi mawar).
Proses menua adalah sebuah
proses yang mengubah orang dewasa
sehat menjadi rapuh dan disertai dengan Perbedaan Tekanan Darah pada
menurunnya cadangan hampir semua Kelompok Eksperimen Sesudah
sistem fisiologis dan disertai pula dengan Dilakukan Terapi Relaksasi
meningkatnya kerentanan terhadap (aromaterapi mawar) dan pada
penyakit atau kematian (Arjatmo, 2003). Kelompok Kontrol 10 Menit Setelah
Namun dengan dilakukan terapi relaksasi Pengukuran Tekanan Darah Awal di
(aromaterapi mawar) bau yang di ubah posyandu lansia GBI Setia Bakti
oleh cilia menjadi impuls listrik yang di
teruskan ke otak lewat sistem olfaktorius.
Semua impuls mencapai sistem limbik. Dari hasil penelitian didapatkan
Sistem limbik adalah bagian dari otak hasil tekanan darah sistolik sebelum dan
yang di kaitkan dengan suasana hati, sesudah dilakukan terapi relaksasi
emosi, dan belajar kita. Semua bau yang (aromaterapi mawar) kelompok
mencapai sistem limbik memiliki eksperimen di Posyandu Lansia GBI
pengaruh kimia langsung pada suasana Setia Bakti. Setelah dilakukan uji statistik
hati dan dapat menurunkan tekanan Paired Sample T-Test didapatkan nilai
darah. Selain itu, minyak ini dapat p=0,000 karena hasil p < α yang berarti
mempengaruhi aktivitas fungsi kerja otak H0 ditolak dan H1 diterima, maka dapat
melalui sistem saraf yang berhubungan disimpulkan bahwa ada pengaruh

95
Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi
Ni Made Kenia, Dian Taviyanda

sebelum dan sesudah terapi relaksasi pengukuran tekanan darah awal


(aromaterapi mawar) terhadap perubahan didapatkan p=0,096 dan p=0,680. Karena
tekanan darah pada penderita hipertensi hasil kedua kelompok data adalah p > α
kelompok eksperimen di Posyandu yang berarti kedua kelompok data
Lansia GBI Setia Bakti dengan nilai tersebut mempunyai varian data yang
mean perubahan 10,63 mmHg dan, sama maka untuk melihat hasil uji
sedangkan nilai minimum 6,00 mmHg statistik Independent Samples T-Test
dan nilai maximum 28,00 mmHg. memakai hasil equal variances assumed.
Dari hasil penelitian didapatkan Hasil uji statistik Independent Samples T-
hasil tekanan darah diastolik sebelum dan Test pada hasil equal variances assumed
sesudah dilakukan terapi relaksasi dengan taraf signifikansi yang ditetapkan
(aromaterapi mawar) kelompok α < 0,05 pada tekanan darah sistolik dan
eksperimen di Posyandu Lansia GBI diastolik sesudah terapi relaksasi
Setia Bakti. Setelah dilakukan uji statistik (aromaterapi mawar) pada penderita
Paired Sample T-Test didapatkan nilai hipertensi kelompok eksperimen dengan
p=0,000 karena hasil p < α yang berarti tekanan darah sistolik dan diastolik 10
H0 ditolak dan H1 diterima, maka dapat menit setelah pengukuran awal pada
disimpulkan bahawa ada pengaruh penderita hipertensi kelompok kontrol
sebelum dan sesudah terapi relaksasi didapatkan p=0,000 dan p=0,000. Karena
(aromaterapi mawar) terhadap perubahan hasil kedua kelompok data adalah p < α
tekanan darah pada penderita hipertensi yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima
kelompok eksperimen di Posyandu maka dapat disimpulkan ada perbedaan
Lansia GBI Setia Bakti dengan nilai antara tekanan darah kelompok
mean perubahan 10,18 mmHg, eksperimen sesudah dilakukan terapi
sedangkan nilai minimum 2,00 mmHg relaksasi (aromaterapi mawar) dan pada
dan nilai maximum 20,00 mmHg. kelompok kontrol 10 menit.
Dari hasil penelitian didapatkan Menurut (Jaelani, 2009) minyak
hasil tekanan darah diastolik awal dan 10 esensial ini dapat mempengaruhi
menit setelah pengukuran tekanan darah aktivitas fungsi kerja otak melalui sistem
awal pada penderita lansia hipertensi saraf yang berhubungan dengan indra
kelompok kontrol di Posyandu Lansia penciuman. Respons ini akan dapat
GBI Setia Bakti. Setelah dilakukan uji merangsang peningkatan produksi masa
statistik Paired Sample T-Test didapatkan penghantar saraf otak (neurotransmiter),
nilai p=1,000 karena hasil p > α yang yaitu yang berkaitan dengan pemulihan
berarti H0 diterima dan H1 ditolak, maka kondisi psikis (seperti emosi, perasaan,
dapat disimpulkan bahwa tekanan darah pikiran, dan keinginan). Efek
diastolik awal dan 10 menit setelah farmakologis bunga mawar di antaranya
pengukuran tekanan darah awal tidak ada melancarkan sirkulasi darah,
perubahan pada penderita hipertensi menormalkan siklus haid, antiradang,
kelompok kontrol di Posyandu Lansia mehilangkan bengkak, dan menetralisir
GBI Setia Bakti dengan nilai mean racun (Arief Hariana, 2009).
perubahan 0,00 mmHg, sedangkan nilai Dari data tersebut terlihat jelas
minimum-4,00 mmHg dan nilai perbedaan antara Tekanan Darah pada
maximum 6,00 mmHg. Kelompok Eksperimen Sesudah
Setelah dilakukan uji statistik Dilakukan Terapi Relaksasi (aromaterapi
Independent Samples T-Test dengan mawar) dan pada Kelompok Kontrol 10
SPSS versi 19 didapatkan hasil Levene’s Menit Setelah Pengukuran Tekanan
test dengan taraf signifikansi yang Darah Awal di posyandu lansia GBI setia
ditetapkan α > 0,05 pada tekanan darah bakti. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil
sistolik dan diastolik kelompok observasi kelompok eksperimen keluhan
eksperimen setelah dilakukan terapi sakit kepala, susah tidur, kesemutan saat
relaksasi (aromaterapi mawar) dan pada beraktivitas mulai berkurang, secara
kelompok kontrol 10 menit setelah keseluruhan kelompok eksperimen

96
Jurnal STIKES
Volume 6, No. 1, Juli 2013

terlihat lebih rileks, nyaman dan senang. perubahan. Tekanan darah sistolik dan
Ini dibuktikan ada penurunan tekanan diastolik sebelum dan sesudah dilakukan
darah sistolik dan diastolik pada terapi relaksasi (aromaterapi mawar)
kelompok eksperimen di posyandu lansia pada lansia hipertensi pada kelompok
GBI setia bakti. Sedangkan pada kontrol di posyandu lansia GBI Setia
kelompok kontrol tekanan darah 10 Bakti. Disimpulkan bahwa ada pengaruh
Menit Setelah Pengukuran Tekanan sebelum dan sesudah dilakukan terapi
Darah Awal di posyandu lansia GBI setia relaksasi (aromaterapi mawar) terhadap
bakti yang tidak diberikan terapi relaksasi perubahan tekanan darah. Dengan mean
(aromaterapi mawar), dibuktikan dari perubahan 10,63 mmHg dan 10,18
hasil observasi masih mengeluhkan sakit mmHg. Tekanan darah sistolik dan
kepala, nyeri dada, aktivitas terengah- diastolik pada kelompok eksperimen
engah dan sulit tidur. Mungkin ini setelah dilalukan terapi relaksasi
disebabkan oleh Hormon natriuretik ini (aromaterapi mawar) dan pada kelompok
adalah penghambat pompa natrium yang kontrol 10 menit setelah pengukuran
bersifat vasokontriktor, ini menyebakan tekanan darah awal di posyandu lansia
tekanan darah tinggi. sejahtera GBI Setia Bakti Kediri terjadi
Hasil penelitian menyatakan ada perbedaan terapi relaksasi (Aromaterapi
perbedaan tekanan darah yang signifikan Mawar) menurunkan tekanan darah pada
antara tekanan darah pada kelompok lansia.
eksperimen sesudah terapi relaksasi
(aromaterapi mawar) dan pada kelompok
kontrol 10 menit setelah pengukuran Saran
tekanan darah awal di posyandu lansia
GBI setia bakti.
Terapi relaksasi (aromaterapi
mawar) merupakan alternative pilihan
Kesimpulan yang baik di dalam menurunkan tekanan
darah karena selain efektif dan efisian
dapat dilakukan di rumah. Dapat menjadi
Tekanan darah sistolik dan program tambahan di posyandu lansia
diastolik awal pada lansia hipertensi sejahtera GBI setia bakti untuk
kelompok kontrol di posyandu lansia meningkatkan derajat kesehatan bagi
GBI Setia Bakti, termasuk hipertensi para lansia, misalnya dengan
tahap 1. Tekanan darah sistolik dan menggunakan aromaterapi pada saat
diastolik 15 menit setelah pengukuran kegiatan posyandu lansia. Dapat
tekanan darah awal pada hipertensi dijadikan sebagai rekomendasi dalam
kelompok kontrol di posyandu lansia pemberian intervensi pada asuhan
GBI Setia Bakti termasuk hipertensi keperawatan dalam menurunkan tekanan
tahap 1. Tekanan darah sistolik dan darah dengan relaksasi aromaterapi
diastolik sebelum dilakukan terapi mawar. Hasil penelitian dapat sebagai
relaksasi (aromaterapi mawar) pada rekomendasi referensi dalam pemeberian
lansia hipertensi di posyandu lansia GBI bahan ajar terhadap mahasiswa bahwa
Setia Bakti, termasuk hipertensi tahap 1. terapi nonfarmakologis dapat
Tekanan darah sistolik dan diastolik menurunkan tekanan darah yaitu dengan
sesudah dilakukan terapi relaksasi aromaterapi mawar. Sebagai referensi
(aromaterapi mawar) pada lansia untuk peneliti selanjutnya yang
hipertensi di posyandu lansia GBI Setia berhubungan dengan terapi relaksasi
Bakti, termasuk tahap pre hipertensi. aromaterapi mawar yang bermanfaat
Tekanan darah sistolik dan diastolik awal untuk menurunkan tekanan darah secara
dan 10 menit dapat diambil kesimpulan nonfarmakologis.
tekanan darah awal dan tekanan darah 10
menit setelah pengukuran awal tidak ada

97
Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar) Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi
Ni Made Kenia, Dian Taviyanda

Daftar Pustaka

Arief Hariana, (2009). Tumbuhan Obat


dan Khasiatnya. Jakarta : Penebar
Swadaya
Arjatmo, (2003). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI
Darmojo, R. Boedhi. (2006). Geriatri
(Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).
Jakarta : FKUI.
Gardner, Samuel. (2007). Panduan Sehat
Mengatasi Tekanan Darah Tinggi.
Jakarta : Prestasi Pustakaraya
Jaelani, (2009). Aromaterapi. Jakarta :
Pustaka Populer Obor
Muhammadun, (2010). Hidup Bersama
Hipertensi : Seringai Darah Tinggi
Sang Pembunuh Sekejap.
Yogyakarta : In Books
Nursalam, (2008). Konsep dan
Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Ritu Jain, (2006). Pengobatan Alternatif
untuk Mengatasi Tekanan Darah.
Jakarta : Gramedia
Ritu Jain, (2011). Pengobatan Alternatif
untuk Mengatasi Tekanan Darah.
Jakarta : Gramedia
Rusdi, Nurlaela Isnawati. (2009). Awas
Anda Bisa Mati Cepat Akibat
Hipertensi dan Diabetes.
Yogyakarta : Powerbooks
publishing
Subandi, (2003). Psikoterapi.
Pendekatan Konsevensional dan
Kontemporer. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Summet, Sharma, (2009). Aromaterapi.
Tangerang : Karisma Publising
Group

98

Anda mungkin juga menyukai