Toilet Training PDF
Toilet Training PDF
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar
mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besa
penting dalam perkembangan anak usia todler yang harus mendapat perhatian
orang tua dalam berkemih dan defekasi. Dan toilet training juga dapat menjadi
awal terbentuknya kemandirian anak secara nyata sebab anak sudah bisa untuk
melakukan hal-hal yang kecil seperti buang air kecil dan buang air besar
(Harunyahya, 2007).
Pada tahapan usia 1 sampai 3 tahun atau usia toddler, kemampuan sfingter
uretra untuk mangontrol rasa ingin berkemih dan sfingter ani untuk mengontrol
kemihnya dan perutnya pada umur 1 tahun hingga 2,5 tahun. Dan toilet training
ini dapat berlangsung pada fase kehidupan anak yaitu umur 18 bulan sampai 24
Latihan buang air besar atau buang air kecil pada anak atau dikenal dengan
nama toilet training merupakan suatu hal yang harus dilakukan pada orang tua
sendiri dalam melaksanakan buang air kecil dan buang air besar tanpa merasakan
perkembangan sesuai usia tumbuh kembang anak. Banyak cara yang dapat
dilakukan oleh orang tua dalam melatih anak untuk buang air besar dan kecil, di
antaranya:
1) Teknik lisan
pada anak dengan kata-kata sebelum atau sesudah buang air kecil dan buang air
besar. Cara ini kadang-kadang merupakan hal biasa yang dilakukan pada orang
tua akan tetapi apabila kita perhatikan bahwa teknik lisan ini mempunyai nilai
yang cukup besar dalam memberikan rangsangan untuk buang air kecil atau buang
air besar dimana lisan ini persiapan psikologis pada anak akan semakin matang
dan akhirnya anak mampu dengan baik dalam melaksanakan buang air kecil dan
2) Teknik modelling
Merupakan usaha untuk melatih anak dalam melakukan buang air besar
dengan cara meniru untuk buang air besar atau mamberikan contoh. Cara ini juga
dapat dilakukan dengan memberikan contoh-contoh buang air kecil dan buang air
besar atau membiasakan buang air kecil dan buang air besar secara benar.
Dampak yang jelek pada cara ini adalah apabila contoh yang diberikan salah
sehingga akan dapat diperlihatkan pada anak akhirnya anak juga mempunyai
kebiasaan salah. Selain cara tersebut di atas terdapat beberapa hal yang dapat
kecil dan buang air besar, tempatkan anak di atas pispot atau ajak ke kamar
mandi, berikan pispot dalam posisi aman dan nyaman, ingatkan pada anak bila
akan melakukan buang air kecil dan buang air besar, dudukkan anak di atas pispot
atau orang tua duduk atau jongkok di hadapannya sambil mengajak bicara atau
bercerita, berikan pujian jika anak berhasil jangan disalahkan dan dimarahi,
biasakan akan pergi ke toilet pada jam-jam tertentu dan beri anak celana yang
Orang tua harus diajarkan bagaimana cara melatih anak untuk mengontrol
rasa ingin berkemih, di antaranya pot kecil yang bisa diduduki anak apabila ada,
atau langsung ke toilet, pada jam tertentu secara regular. Misalnya, setiap dua jam
anak dibawa ke toilet untuk berkemih. Anak didudukkan pada toilet atau pot yang
bisa diduduki dengan cara menapakkan kaki dengan kuat pada lantai sehingga
mengejan ini dapat dilakukan selam 5 sampai 10 menit. Selama latihan, orang tua
harus mengawasi anak dan kenakan pakaian anak yang mudah untuk dibuka
(Supartini, 2002).
1) Kesiapan fisik
pakaian
2) Kesiapan mental
orang lain
3) Kesiapan psikologis
a. Dapat jongkok dan berdiri ditoilet selama 5-10 menit tanpa berdiri dulu
orang dewasa dalam buang air keci, dan buang air besar
c. Merasa tidak betah dengan kondisi basah dan adanya benda padat
4) Kesiapan orangtua
(Perceraian)
tangan dan kaki sebelum tidur dan cuci muka disaat bangun tidur.
1. Tidak mengompol dalam waktu beberapa jam sehari minimal 3-4 jam
4. Sudah mampu member tahu bila celana atau popok sekali pakainya
5. Bila ingin BAK dan BAB anak memberi tahu dengan cara memegang
orang sekitarnya
10. Mampu jongkok lima sampai sepuluh menit tanpa berdiri dulu
harus diperhatikan sebelum anak melakukan buang air kecil dan buang air besar,
mengingat anak yang melakukan buang air besar atau buang air kecil akan
air besar. Proses tersebut akan dialami oleh setiap anak, untuk mencegah
pengkajian inteletual.
1) Pengkajian Fisik
Pengkajian fisik yang harus diperhatikan pada anak yang akan melakukan
buang air kecil dan buang air besar dapat meliputi kemampuan motorik kasar
seperti berjalan, duduk, meloncat dan kemampuan motorik halus seperti mampu
melepas celana sendiri. Kemampuan motorik ini harus mandapat perhatian karena
kemampuan untuk buang air besar ini lancar dan tidaknya dapat dilihat dari
kesiapan fisik sehingga ketika anak berkeinginan untuk buang air kecil dan buang
air besar sudah mampu dan siap untu melakukannya. Selain itu, yang harus dikaji
adalah pola buang air besar yang sudah teratur, sudah tidak mengompol setelah
tidur.
2) Pengkajian Psikologis
pada anak ketika akan melakukan buang air kecil dan buang air besar seperti anak
tidak rewel ketika akan buang air besar, anak tidak menangis sewaktu buang air
besar atau buang air kecil, ekspresi wajah menunjukan kegembiraan dan ingin
melakukan secara sendiri, anak sabar dan sudah mau ke toilet selama 5 sampai 10
3) Pengkajian Intelektual
Pengkajian intelektual pada latihan buang air kecil dan buang air besar antara
lain kemampuan anak untuk mengertibuang air kecil dan buang air besar,
kemampuan mengkomunikasikan buang nair kecil dan buang air besar, anak
menyadari timbulnya buang air kecil dan buang air besar, mempunyai
kemampuan kognitif untuk meniru prilaku yang tepat seperti buang air kecil dan
buang air besar pada tempatnya serta etika dalam buang air kecil dan buang air
besar. Dalam melakukan pengkajian kebutuhan buang air kecil dan buang air
besar, terdapat beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan selama toilet training,
diantaranya: hindari pemakain popok sekali pakai dimana anak akan merasa
aman, ajari anak mengucapkan kata-kata yang khas yang berhubungan dengan
buang air besar, mendorong anak melakukan rutinitas ke kamar mandi seperti cuci
muka saat bangun tidur, cuci muka, cuci kaki, dan lain-lain.
2.2 Eliminasi
kandung kemih terisi. Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu : Kandung
nilai ambang, yang kemudian mencetuskan langkah kedua. Timbul refleks saraf
medula spinalis, refleks ini bisa juga dihambat atau ditimbulkan oleh pusat
berkemih ini biasanya secara spontan berelaksasi setelah beberapa detik, otot
detrusor berhenti berkontraksi, dan tekanan turun kembali ke garis basal. Karena
kandung kemih terus terisi, refleks berkemih menjadi bertambah sering dan
Sekali refleks berkemih mulai timbul, refleks ini akan menghilang sendiri.
kontraksi kandung kemih lebih lanjut, jadi siklus ini berulang dan berulang lagi
beberapa detik sampai lebih dari semenit, refleks yang menghilang sendiri ini
mulai melemah dan siklus regeneratif dari refleks miksi ini berhenti,
Peningkatan tekanan yang cepat dan progresif, Periode tekanan dipertahankan dan
terjadi tetapi tidak berhasil mengosongkan kandung kemih, elemen saraf dari
satu jam atau lebih sebelum refleks berkemih lainnya terjadi. Karena kandung
kemih menjadi semakin terisi, refleks berkemih menjadi semakin sering dan
semakin kuat. Sekali refleks erkemih menjadi cukup kuat, hal ini juga
eksternus untuk menghambatnya. Jika inhibisi ini lebih kuat dalam otak daripada
sinyal konstriktor volunter ke sfingter eksterna, berkemih pun akan terjadi. Jika
tidak, berkemih tidak akan terjadi sampai kandung kemih terisi lagi dan refleks
berkemih menjadi makin kuat.Pada umumnya anak kecil masih tidak mampu
terjadi pada malam hari, nocturnal enuresis dapat terjadi satu kali atau lebih dalam
umur dua tahun dan umur tiga tahun, mereka juga tidak mengompol pada malam
hari. Beberapa anak sengaja menanyakan toiletnya setiap beberapa menit sekali;
anak yang lainnya akan mengompol setelah beranjak dari toiletnya. Beberapa
kelompok anak sengaja buang air kecil untuk beberapa lama. Untuk semua hal ini
mungkin lebih baik untuk mencari penyebab masalah prilaku ini. Perlu untuk
orang tua melakukan sesuatu yang khusus untuk mengoreksi hal ini. Anda akan
mencari nasehat medis jika dicurigai ada penyakit. Jika anak mulai buang air
setiap menit. Dokter akan mencari tahu kemungkinan anak ini mengalami
yang tinggi berhubungan dengan rasa haus dan rasa lapar mungkin disebabkan
pada sistem gastrointestinal dan sistem tubuh lainnya. Pengeluaran feses yang
sering, dalam jumlah besar dan karakteristiknya normal biasanya berbanding lurus
feses dan flatus yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus.
feses yang masuk rektum sehingga terjadi distensi rektum, yang kemudian
akan merangsang saraf rektum yang kemudian diteruskan ke spinal cord, dan dari
spinal cord kemudian dikembalikan ke kolon desenden, sigmoid dan rektum yang
defekasi.
femur dan posisi jongkok. Feses normal berwarna coklat karena pengaruh
sterkobilin, mobilin, dan aktivitas bakteri. Bau khas karena pengaruh dari
belum berkembang). Pada usia lanjut gigi mulai berkurang, jumlah enzim dalam
defekasi. Tonus otot abdomen, pelvis dan diafragma akan sangat membantu
Selama masa latihan buang air besar, perhatikan bahwa anak tidak
mengalami kostipasi. Feses yang keras khususnya satu feses besar dengan
diameter yang besar bisa menyebabkan sakit. Terkadang kejadian seperti ini bisa
mengakibatkan robekan pada anus, yang biasa disebut retak anus yang cukup
sakit. Ternyata hasilnya masih merupakan feses yang lebih keras. Siklus yang
memastikan anan anda mendapat cukup minuman dan makanan yang dapat
menyebabkan feses keras. Hindari menggunakan obat pencuci perut atau obat
pencahar.
Jika anak yang sudah dilatih menjadi tidak teratur buang air besarnya,
misalnya diare. Akan munculnya gigi, marah, perubahan keadaan sekitar, dan
Sebaliknya, dorong dia secara ramah untuk mengatasi kesulitan dan kembali ke
Todler adalah anak antara rentang usia 12 sampai 36 bulan. Toddler tersebut
mobilitas fisik dan kognitif lebih besar (Harunyahya, 2007). Dan menurut Suryani
(2002) toddler adalah anak yang berusia dibawah lima tahun dalam masa tumbuh
(Soetjiningsih, 2002).
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang
(Soetjiningsih, 2002).
cm sampai 50 cm, lingkar dada lebih besar dari lingkar kepala, peningkatan berat
badan 1,8 kg sampai 2,7 kg, peningkatan tinggi badan biasanya 10 cm sampai
12,5 cm, tinggi badan dewasa dua kali tinggi pada usia 2 tahun, gigi geligi utama
16 gigi, dan telah siap untuk mulai kontrol usus dan kandung kemih di siang hari.
melempar bola dari satu tangan ke tangan lain tanpa jauh, naik dan turun tangga
sendiri dengan dua kaki pada setiap langkah, berlari dengan seimbang, dengan
langkah lebar, menangkap objek tanpa jatuh, menendang bola tanpa gangguan
keseimbangan.
halaman dalam buku, dua atau tiga lembar, dalam menggambar membuat tekanan
sesuai tiruan, mengatur sendok tanpa memutar, menyusun dua atau leih kotak
seperti sepatu atau bola, dan dua atau tiga bagian tubuh, mempunyai
pembendaharaan kata kira-kira 30 kata, menggunakan dua sampai tiga kata untuk
kalimat, menggunakan kata ganti saya, aku, dan kamu, memahami perintah
kaki, dan sepatu serta resleting, mulai sadar kepemilikan, mendorong orang untuk
atau melangkah, berdiri sebentar pada langkah pada ujung ibu jari kaki, melempar
lubang asap pada kereta dari kotak, koordinasi jari baik, memegang krayon
oblong.
kata jamak, menyebutkan satu warna, mengenal seorang teman dengan sebuah
nama, melakukan percakapan dengan dua atau tiga kalimat, menggunakan kata
mendorong dengan kendali yang baik, mulai mengakui perbedaan jenis kelamin
daerah anal nya, dan dapat mencuci dan mengeringkan tangan nya sendiri.