Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Eksternalitas

Eksternalitas adalah kejadian yang menimbulkan keuntungan berarti (mengakibatkan


kerugian berarti) pada seseorang atau beberapa orang, yang tidak sepenuhnya merupakan
peserta pengambilan keputusan atau berbagai keputusan, yang secara langsung atau tidak
langsung memungkinkan kejadian bersangkutan dapat terjadi. (Meade dalam DJ.A.
Simamarta (1994 : 65))
Suatu eksternalitas terjadi bila aktivitas ekonomi seseorang yang membawa dampak
bagi keadaan ekonomi orang lain tidak direfleksikan dalam operasi pasar. Baumaol
menyatakan bahwa eksternalitas adalah saling ketergantungan yang tidak mempunyai
kompensasi yang bersangkutan dalam pasar. Sedangkan menurut Kolm eksternalitas satu
orang pada orang lain bila keputusan orang pertama mengenai orang kedua tanpa persetujuan
orang kedua (DJ.A.Simarmata 1994: 58-59).

2.2. Jenis-Jenis Eksternalitas

Eksternalitas dibagi atas dua jenis yaitu ;


1. Technical externality, yaitu tindakan konsumsi/ produksi mempengaruhi tindakan
konsumsi/ produksi orang lain tanpa kompensasi.
2. Pecunary externality, yaitu tindakan konsumsi/produksi yang lebih menenkankan
pada unsur harga dalam perekonomian yaitu kendala anggaran. Akibat tindakan
komsumsi /produksi seseorang maka harga input menjadi lebih rendah dari yang
seharusnya.

Jenis-Jenis eksternalitas menurut Jhon F.Due dan Ann Friedlaender yaitu :


1. Eksternalitas konsumsi, terjadi apabila kemakmuran dari suatu orang dipengaruhi
oleh pola-pola konsumsi orang lain.
2. Eksternalitas produksi, terjadi apabila keluaran (output) suatu perusahaan juga
bersifat sebagai masukan (input) bagi fungsi produksi perusahaan lain.
3. Eksternalitas keuangan, timbul karena adanya saling ketergantungan dari hubungan
hubungan produksi yang terdapat disetiap perekonomian,
4. Eksternalitas teknologi, terjadi apabila produsen dari suatu kegiatan tertentu tidak
dapat membuat semua keuntungan menjadi kenyataan atau tidak dipaksakan untuk
memikulsemua biaya yang timbul akibat dari kegiatannya yang diderita oleh
perusahaan perusahaan lain atau anggota-anggota masyarakat, sehingga timbul
keuntungan atau kerugian eksternal.
2.3. Faktor Penyebab Eksternalitas

1. Keberadaan Barang Publik


Karena sifat barang publik yang tidak ekslusif dan merupakan konsumsi
umum. Keadaan seperti akhirnya cendrung mengakibatkan berkurangnya insentif
atau rangsangan untuk memberikan kontribusi terhadap penyediaan dan pengelolaan
barang publik. Kalaupun ada kontribusi, maka sumbangan itu tidaklah cukup besar
untuk membiayai penyediaan barang publik yang efisien, karena masyarakat
cendrung memberikan nilai yang lebih rendah dari yang seharusnya (undervalued).

2. Sumber Daya Bersama


Keberadaan sumber daya bersama (common resources) atau akses terbuka terhadap
sumber daya tertentu ini tidak jauh berbeda dengan keberadaan barang publik.
Sumber-sumber daya milik bersama, sama halnya dengan barang-barang publik,
tidak ekskludabel. Sumber-sumber daya ini terbuka bagi siapa saja yang ingin
memanfaatkannya, dan cuma-cuma. Namun tidak seperti barang publik, sumber daya
milik bersama memiliki sifat bersaingan. Pemanfaatannya oleh seseorang, akan
mengurangi peluang bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Jadi,
keberadaan sumber daya milik bersama ini, pemerintah juga perlu
mempertimbangkan seberapa banyak pemanfaatannya yang efisien. Contoh klasik
tentang bagaimana eksternalitas terjadi pada kasus sumberdaya bersama ini adalah
seperti yang diperkenalkan oleh Hardin (1968) yang terkenal dengan istilah tragedi
barang umum (the tragedy of the commons).

3. Ketidaksempurnaan Pasar
Masalah lingkungan bisa juga terjadi ketika salah satu partisipan didalam suatu tukar
manukar hak-hak kepemilikan (property rights) mampu mempengaruhi hasil yang
terjadi (outcome). Hal ini bisa terjadi pada pasar yang tidak sempurna (imperfect
market) seperti pada kasus monopoli (penjual tunggal).

4. Kegagalan Pemerintah
Sumber ketidakefisienan dan atau eksternalitas tidak saja diakibatkan oleh kegagalan
pasar tetapi juga karena kegagalan pemerintah (government failure). Kegagalan
pemerintah banyak diakibatkan tarikan kepentingan pemerintah sendiri atau
kelompok tertentu (interest groups) yang tidak mendorong efisiensi. Kelompok
tertentu ini memanfaatkan pemerintah untuk mencari keuntungan (rent seeking)
melalui proses politik, melalui kebijaksanaan dan sebagainya

2.4. Bentuk Eksternalitas

1. Eksternalitas Positif
Eksternalitas positif adalah tindakan suatu pihak yang memberikan manfaat bagi
pihak lain, tetapi manfaat tersebut tidak dialokasikan di dalam pasar. Jika kegiatan
dari beberapa pihak menghasilkan manfaat bagi pihak lain dan pihak yang menerima
manfaat tersebut tidak membayar atau memberikan harga atas manfaat tersebut maka
nilai sebenarnya dari kegiatan tersebut tidak tercermin dalam kegiatan pasar.

2. Eksternalitas Negatif
Eksternalitas negative (Biaya Eksternal) adalah biaya terhadap pihak ketiga selain
pembeli dan penjual pada suatu macam barang yang tidak direfleksikan dalam harga
pasar. Ketika terjadi eksternalitas yang negatif, harga barang atau jasa tidak
menggambarkan biaya sosial tambahan (marginal social cost) secara sempurna pada
sumber daya yang dialokasikan dalam produksi. Baik pembeli maupun penjual barang
tidak memperhatikan biaya-biaya ini pada pihak ketiga. Contoh dari eksternalitas
negatif adalah pencemaran lingkungan. Misalnya di daerah industri, pabrik-pabrik
sering mencemari udara dan orang-orang di sekitarnya harus menderita konsekuensi
negatif dari udara yang tercemar meskipun mereka tidak ada hubungannya dengan
memproduksi polusi. Contoh eksternalitas negatif adalah ketika seseorang merokok
dan orang yang berada disampingnya mencium asap rokok tersebut. Itu berarti orang
yang mencium asap rokok tersebut menerima dampak negatif atau dengan kata lain
dirugikan karena tindakan orang yang merokok tersebut.
Daftar Pustaka

Mangkoesoebroto, Guritno. 2010. Ekonomi Publik. Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE


Yogyakarta

Samuelson, Paul.A. dan William, D.Nordhaus .1993. Ekonomi. Edisi Ke Dua Belas,Jakarta :
Erlangga.

Suparmoko. 2001. Ekonomi Publik. Edisi Pertama,Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai