Anda di halaman 1dari 12

MATERI

PENDIDIKAN KESEHATAN

CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)

DISUSUN OLEH:

MARINI YAHYA

NIM: 72.20.001.D.16.071

TINGKAT 2B

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

2017 / 2018

1|PENYULUHAN KESEHATAN
A. Definisi CKD

Penyakit ginjal kronis atau yang lebih dikenal di masyarakat dengan istilah
gagal ginjal kronis (GGK) adalah kondisi saat fungsi ginjal mulai menurun secara
bertahap. Indonesia Renal Registry mendefinisikan gagal ginjal kronis sebagai
kerusakan ginjal, dapat berupa kelainan jaringan, komposisi darah dan urine atau
tes pencitraan ginjal, yang dialami lebih dari tiga bulan. Chronic kidney disease
(CKD) atau penyakit ginjal kronis didefinisikan sebagai kerusakan ginjal untuk
sedikitnya 3 bulan dengan atau tanpa penurunan glomerulus filtration rate (GFR)
(Nahas & Levin,2010)
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan
gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah). (Brunner & Suddarth, 2001; 1448)
CKD atau gagal ginjal kronis (GGK) didefinisikan sebagai kondisi dimana
ginjal mengalami penurunan fungsi secara lambat, progresif, irreversibel, dan
samar (insidius) dimana kemampuan tubuh gagal dalam mempertahankan
metabolisme, cairan, dan keseimbangan elektrolit, sehingga terjadi uremia atau
azotemia (Smeltzer, 2009)

B. Penyebab Gagal Ginjal Kronis

Kondisi atau penyakit tertentu yang memberi tekanan pada ginjal menjadi
penyebab utama terjadinya penyakit ginjal. Tekanan berlebih yang dialirkan
jantung melalui pembuluh darah besar maupun kecil dapat merusak organ tubuh,
termasuk ginjal. Penyakit ginjal terutama disebabkan oleh tekanan darah tinggi
atau hipertensi dan diabetes.

1. Gangguan Ginjal pada Pengidap Diabetes

Diabetes merupakan salah satu penyebab utama terhadap penyakit gagal ginjal
kronis. Terdapat dua tipe utama diabetes:

2|PENYULUHAN KESEHATAN
 Diabetes tipe 1 adalah kondisi saat tubuh tidak atau sedikit memproduksi
insulin.
 Diabetes tipe 2 adalah kondisi saat produksi insulin cukup, tapi tubuh tidak
menggunakan insulin dengan efektif.

Insulin dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsi-fungsi berikut ini:

 Mengatur kadar glukosa (gula) dalam darah.


 Membatasi agar glukosa tidak meningkat terlalu tinggi setelah makan.
 Menjaga agar kadar glukosa tidak terlalu rendah pada jeda antara waktu
makan.

Jika glukosa dalam darah terlalu tinggi, ini dapat memengaruhi kemampuan ginjal
untuk menyaring kotoran dalam darah dengan merusak sistem penyaringan ginjal.
Maka itu sangat penting bagi penderita diabetes untuk menjaga tingkat glukosa
(gula darah) mereka melalui pola makan yang sehat dan mengonsumsi obat-obat
antidiabetes sesuai aturan dari dokter.

Gagal ginjal diperkirakan diderita sekitar 1-2 dari 5 pengidap diabetes tipe 1
sebelum umur mereka mencapai 50 tahun. Hal ini juga terjadi pada pengidap
diabetes tipe 2 yang 1 dari 3 di antaranya juga mengalami tanda-tanda kerusakan
ginjal.

Tes fungsi ginjal tahunan akan direkomendasikan oleh dokter agar gangguan
ginjal dapat dideteksi secepat mungkin.

2. Gangguan Ginjal pada Pengidap Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah adalah besarnya tekanan yang dihasilkan jantung saat memompa
darah ke pembuluh arteri dalam tiap denyut nadi. Tekanan darah kerap
diasosiasikan dengan penyakit ginjal karena tekanan darah yang berlebihan dapat
merusak organ tubuh Anda.

3|PENYULUHAN KESEHATAN
Hipertensi menghambat proses penyaringan dalam ginjal bekerja dengan baik.
Kondisi ini merusak ginjal dengan menekan pembuluh darah kecil dalam organ
tersebut.

Meski 9 dari 10 penyebab kasus tekanan darah tinggi tidak diketahui, namun ada
kaitan antara kondisi tersebut dengan kesehatan tubuh seseorang secara
menyeluruh, termasuk pola makan dan gaya hidup.

Orang yang mengidap kondisi atau memiliki kebiasaan tertentu lebih berisiko
mengidap hipertensi, yaitu: kurang berolahraga, kebiasaan merokok, stres,
obesitas, mengonsumsi minuman keras berlebihan, usia tua, terdapat anggota
keluarga yang dulu mengidap hipertensi, terlalu banyak garam dan lemak dalam
makanan yang dikonsumsi.

3. Hal-hal Lain yang Menyebabkan Gangguan Ginjal Kronis

Ada beberapa kondisi lain yang lebih tidak umum, tapi juga berisiko
menyebabkan penyakit ginjal kronis yaitu:

a. Gangguan ginjal polisistik: kondisi saat kedua ginjal berukuran lebih besar
dari normal karena pertambahan massa kista. Kondisi ini adalah kondisi
yang diturunkan.
b. Glomerulonefitis atau peradangan pada ginjal.
c. Pielonefritis atau infeksi pada ginjal.
d. Penyumbatan atau gangguan jangka panjang pada saluran kemih, seperti
yang disebabkan batu ginjal atau gangguan prostat
e. Suatu kondisi yang menyebabkan urin kembali ke dalam ginjal, disebut
dengan vesicoureteral reflux.
f. Penggunaan rutin obat-obatan tertentu dalam jangka panjang, seperti obat
anti-inflamasi non-steroid (non-steroidal anti-inflammatory
drugs/NSAIDs), termasuk aspirin dan ibuprofen.
g. Lupus eritematosus sistemik (kondisi saat sistem kekebalan tubuh
menyerang dan mengenali ginjal sebagai jaringan asing).
h. Kegagalan pertumbuhan ginjal pada janin saat dalam kandungan.

4|PENYULUHAN KESEHATAN
i. Umumnya penyakit ini tidak dapat dicegah sepenuhnya meski Anda dapat
mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko berkembangnya
penyakit gagal ginjal kronis atau GGK.
j. Pola Makan Sehat
k. Pola makan sehat penting untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah
dan menjaga tekanan darah tetap normal. Kedua kondisi ini penting untuk
mencegah terjadinya penyakit ginjal kronis. Konsumsilah makanan
berimbang meliputi banyak sayuran dan buah segar.
l. Selain itu, kontrol kadar kolesterol dengan menghindari makanan kaya
lemak jenuh tinggi seperti goreng-gorengan, mentega, keju, kue, biskuit,
serta makanan-makanan yang mengandung minyak kelapa atau minyak
sawit.
m. Sebaliknya, Anda disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya
lemak tidak jenuh yang dapat mengurangi kadar kolesterol, antara lain
minyak ikan, avocad, kacang dan biji-bijian, minyak bunga matahari,
minyak biji sesawi, minyak zaitun.
n. Selain itu, terlalu banyak garam juga akan meningkatkan tekanan darah.
Penting untuk membatasi konsumsi garam tidak lebih dari 6 gram sehari
yang setara dengan satu sendok teh penuh.
o. Hindari Rokok dan Minuman Keras
p. Selain meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke, merokok dan
mengonsumsi minuman keras dapat memperburuk kondisi gangguan
ginjal yang sudah terjadi. Selain meningkatkan kadar kolesterol dalam
darah, mengonsumsi minuman keras secara berlebihan akan meningkatkan
tekanan darah Anda.
q. Olahraga Teratur
r. Naiknya tekanan darah dan risiko berkembangnya GGK dapat
diminimalkan dengan olahraga teratur. Anda disarankan untuk
menjalankan aktivitas aerobik dengan intensitas menengah seperti
bersepeda atau jalan cepat selama setidaknya 150 menit tiap minggu.
s. Baca petunjuk obat

5|PENYULUHAN KESEHATAN
t. Pastikan Anda mengikuti petunjuk pemakaian jika Anda memang harus
mengonsumsi obat pereda sakit. Konsumsi obat anti-inflamasi non-steroid
seperti aspirin dan ibuprofen dalam dosis berlebih dapat menyebabkan
gangguan ginjal.
u. Waspada Diabetes
v. Penyakit kronis (bersifat menetap dalam jangka panjang), seperti diabetes,
dapat berpotensi menyebabkan gagal ginjal kronis. Oleh karena itu sangat
penting untuk mengendalikan kadar gula darah bagi penderita diabetes.
Selain itu setiap tahun, pengidap diabetes disarankan untuk memeriksakan
fungsi ginjalnya. Ikuti saran dokter dan lakukan langkah-langkah untuk
menjaga kondisi Anda.

C. Gejala Gagal Ginjal Kronis

Umumnya tubuh dapat menoleransi berkurangnya fungsi ginjal, bahkan dalam


skala besar. Situasi ini membuat pengidap penyakit gagal ginjal kronis (GGK)
tidak merasa mengalami gejala apapun.

Jika salah satu ginjal Anda rusak, fungsi ginjal manusia masih tetap dapat
terpenuhi hanya dengan satu ginjal lain. Fakta ini membuktikan bahwa manusia
terlahir dengan kapasitas fungsi ginjal yang jauh lebih banyak dari yang
sebenarnya dibutuhkan untuk bertahan hidup.

Penurunan awal fungsi ginjal yang tanpa gejala ini membuat pengidap GGK kerap
tidak segera menyadari penyakitnya. Perubahan fungsi ginjal umumnya baru
dapat terdeteksi dari pemeriksaan urin dan darah secara rutin.

Pengidap penyakit ginjal yang telah terdiagnosis akan menjalani pemeriksaan


secara teratur untuk memantau fungsi ginjalnya. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan tes darah dan urin. Terapi perawatan juga dilakukan untuk mencegah agar
penyakit tidak berkembang.

6|PENYULUHAN KESEHATAN
Tes darah, urin, dan pemantauan rutin ini juga berfungsi untuk mendeteksi jika
ginjal mulai kehilangan fungsi dan mengarah kepada gagal ginjal. Gagal ginjal
menunjukkan gejala sebagai berikut:

1. Lebih sering ingin buang air kecil, terutama di malam hari.


2. Kulit gatal.
3. Adanya darah atau protein dalam urin yang dideteksi saat tes urin.
4. Kram otot dan kejang otot.
5. Kehilangan berat badan.
6. Kehilangan nafsu makan.
7. Cegukan.
8. Kelelahan atau merasa lemah.
9. Menurunnya ketajaman mental.
10. Tekanan darah yang sulit dikendalikan.
11. Penumpukan cairan yang mengakibatkan pembengkakan pada pergelangan
kaki, kaki, atau tangan.
12. Nyeri pada dada, akibat cairan menumpuk di sekitar jantung.
13. Sesak napas.
14. Mual dan muntah.
15. Gangguan tidur.
16. Disfungsi ereksi pada pria.

D. Pengobatan Gagal Ginjal Kronis

Penyakit ginjal tidak dapat disembuhkan. Perawatan difokuskan untuk mencegah


dan memperlambat agar penyakit tidak berkembang serta meredakan rasa sakit.
Selain itu, pengobatan juga bertujuan untuk mengurangi risiko munculnya
penyakit lainnya yang terkait.

Gagal ginjal kronis (GGK) yang berada pada stadium satu hingga tiga umumnya
bisa ditangani langsung oleh seorang dokter umum. Pada stadium yang lebih
lanjut, yaitu stadium empat dan lima, pasien biasanya akan dirujuk ke seorang
dokter spesialis.

7|PENYULUHAN KESEHATAN
1. Pengobatan sesuai Tingkat Keparahan

Tingkat keparahan gagal ginjal kronis (GGK) menentukan jenis pengobatan yang
diberikan. Dalam beberapa kasus, kerusakan pada ginjal dan sirkulasi tubuh dapat
dicegah dengan konsumsi obat-obatan untuk mengontrol tekanan darah dan
menurunkan kadar kolesterol dalam darah Anda.

Di samping itu, obat-obatan juga diberikan untuk mengontrol atau mencegah


perburukan GGK hingga tubuh kehilangan hampir semua fungsi ginjal. Kondisi
ini disebut dengan gagal ginjal permanen (End-Stage Renal Disease/ESRD) atau
established renal failure (ERF).

Setidaknya 1 dari 100 pengidap GGK stadium tiga akan mengidap gagal ginjal.
Pengidap gagal ginjal membutuhkan perawatan lebih lanjut untuk menggantikan
sejumlah fungsi ginjal. Untuk mengetahui lebih banyak informasi, Anda dapat
mengunjungi Registrasi Ginjal Indonesia atau Perhimpunan Nefrologi Indonesia
(PERNEFRI).

a. Menjaga Tekanan Darah

Tekanan darah tinggi dapat mempercepat perkembangan kerusakan ginjal. Oleh


sebab itu penting untuk mengontrol tekanan darah, yang dapat dilakukan dengan
mengubah gaya hidup seperti mengurangi konsumsi garam dan mengurangi berat
badan.

Namun jika perubahan ini belum cukup untuk mengontrol tekanan darah, Anda
mungkin membutuhkan obat-obat antihipertensi seperti penghambat ACE
(angiotensin converting enzyme inhibitor). Obat penghambat ACE memberikan
perlindungan tambahan pada ginjal dan mengurangi tekanan pada pembuluh
darah. Contoh penghambat ACE adalah ramipril dan lisinorpil. Golongan obat ini
dapat menyebabkan efek samping berupa batuk kering, sakit kepala, dan lemah.
Gejala-gejala ini dapat hilang setelah beberapa hari pemakaian, meski pada
beberapa penderita batuk kering tetap muncul.

8|PENYULUHAN KESEHATAN
Selain itu terdapat juga obat anti-hipertensi yang disebut angiotensin-II receptor
blocker (ARB) meliputi: valsartan, irbesartan, dan losartan. Efek samping dari
jenis obat ini jarang namun tetap ada, misalnya rasa pusing.

b. Perubahan Gaya Hidup

Selain konsumsi obat-obatan, perkembangan GGK dan tekanan darah tinggi dapat
dicegah dengan perubahan gaya hidup sebagai berikut:

 Mengurangi berat badan, terutama jika Anda mengalami obesitas.


 Berolahraga teratur.
 Berhenti merokok.
 Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang dan rendah lemak
 Membatasi konsumsi minuman keras.
 Menjaga konsumsi garam tidak lebih dari 6 gram.
 Kecuali diresepkan oleh dokter, hindari konsumsi obat anti-inflamasi non-
steroid seperti ibuprofen.

c. Perbaikan Keseimbangan Fosfat

Kelebihan fosfat pada tubuh biasanya disaring oleh ginjal. Namun penumpukan
fosfat akan terjadi pada ginjal yang tidak berfungsi dengan baik, seperti yang
dapat terjadi pada pengidap penyakit ginjal stadium empat atau lima. Maka dari
itu, pengidap penyakit ginjal stadium menengah ke atas akan disarankan untuk
mengurangi konsumsi fosfat yang umumnya terkandung dalam daging merah,
makanan produk susu, telur, dan ikan.

Selain itu, penderita akan disarankan untuk mengonsumsi obat-obatan yang


disebut pengikat fosfat. Contoh pengikat fosfat yang paling umum digunakan
adalah kalsium karbonat. Walau jarang terjadi, pengikat fosfat dapat
menimbulkan efek samping yang meliputi: konstipasi, diare, mual, sakit perut,
perut kembung, ruam serta gatal-gatal pada kulit.

d. Mengurangi Kadar Kolesterol

9|PENYULUHAN KESEHATAN
Beberapa faktor risiko GGK seperti tekanan darah tinggi dan tingginya kadar
kolesterol dalam darah, sama dengan faktor risiko serangan jantung dan stroke.

Dengan memiliki faktor risiko yang sama, pengidap GGK berisiko lebih tinggi
menderita sakit jantung, termasuk serangan jantung atau stroke.

Oleh sebab itu, Anda akan disarankan mengonsumsi statin untuk membantu
mengurangi risiko serangan jantung atau stroke. Statin bekerja dengan
menghambat efek enzim dalam hati Anda yang berguna untuk membentuk
kolesterol, pemicu serangan jantung.

Pada beberapa kasus, statin dapat menyebabkan sakit otot, lemas, dan nyeri.
Sementara efek samping lebih ringan yang dapat timbul adalah sakit perut,
konstipasi, diare, dan sakit kepala.

e. Penumpukan Cairan (Edema)

Ginjal yang tidak berfungsi membuat tubuh sulit membuang cairan. Akibatnya
terjadi penumpukan cairan pada pergelangan kaki yang dapat memicu
peningkatan tekanan darah. Oleh karena itu dokter akan menyarankan pengidap
sakit ginjal untuk membatasi konsumsi cairan dan garam. Selain itu, kelebihan
cairan dalam tubuh juga dapat dikurangi dengan konsumsi obat diuretik, seperti
furosemida.

f. Konsumsi Suplemen Zat besi dan Vitamin D

Anemia atau kondisi saat tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah, banyak
diderita pengidap GGK stadium tiga ke atas. Suplemen zat besi untuk produksi
sel-sel darah merah biasanya akan diberikan untuk mengatasinya. Zat ini dapat
diberikan dalam bentuk tablet seperti ferri sulfat.

Hormon eritropoietin yang membantu tubuh memproduksi sel darah merah juga
bisa disuntikkan jika langkah-langkah di atas tidak dapat mengatasi
anemia. Hormon ini bisa diberikan dalam bentuk suntikan ke dalam pembuluh
darah atau di bawah kulit (subkutan).

10 | P E N Y U L U H A N K E S E H A T A N
Selain itu, pengidap penyakit ginjal berisiko kekurangan vitamin D yang penting
untuk tulang. Ini dikarenakan ginjal tidak dapat berfungsi mengaktifkan vitamin D
dari makanan dan sinar matahari. Sehingga umumnya Anda akan mendapatkan
suplemen vitamin D seperti calcitriol

g. Pengobatan untuk Gagal Ginjal: Cuci Darah atau Transplantasi

Dalam beberapa kasus, penyakit ginjal kronis dapat berkembang menjadi gagal
ginjal tahap akhir (End-Stage Renal Disease/ESRD) atau established renal failure
(ERF). Pada tahap ini, ginjal berhenti bekerja dan mengancam hidup. Kondisi ini
terjadi secara perlahan-lahan dan jarang terjadi secara tiba-tiba. Namun banyak
pengidap penyakit ginjal tetap dapat memiliki ginjal yang berfungsi dengan baik
sepanjang hidup mereka, namun dengan menjalani perawatan.

Diskusikan dengan dokter Anda tentang pilihan-pilihan pengobatan, seperti cuci


darah atau dialisis, transplantasi ginjal, atau perawatan pendukung. Cuci darah
atau dialisis adalah proses pembuangan atau penyaringan cairan atau limbah dari
darah yang sudah tidak bisa dilakukan lagi oleh ginjal yang rusak. Tranplantasi
ginjal akan menggantikan ginjal yang rusak dengan ginjal baru dari seorang donor
organ yang memiliki kriteria sesuai dengan pasien.

Perawatan pendukung bertujuan terbatas, yaitu hanya untuk meringankan gejala


yang dirasakan penderita stadium akhir. Pada umumnya perawatan pendukung
diberikan pada penderita gagal ginjal yang tidak ingin melakukan cuci darah atau
transplantasi ginjal.

11 | P E N Y U L U H A N K E S E H A T A N
DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia & M. Wilson, Lorraine. 2005. Edisi 6. Vol.2. Gagal Ginjal
Kronik. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC.
(Diakses pada tanggal : 4 Januari 2018)

www.aladokter.com (Diakses pada tanggal : 4 Januari 2018)

www.alodokter.com/gagal-ginjal-kronis (Diakses pada tanggal : 4 Januari 2018)

W Sudoyo, dkk. 2009. Jilid 3. Edisi V. Penyakit Ginjal Kronik. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam.Jakarta : Interna Publishing. (Diakses pada tanggal : 4 Januari
2018)

12 | P E N Y U L U H A N K E S E H A T A N

Anda mungkin juga menyukai