PENDAHULUAN
Kegemukan dan obesitas terjadi akibat asupan energi lebih tinggi daripada
makanan sumber energi dan lemak tinggi, sedangkan pengeluaran energi yang
rendah disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan sedentary life style.
Obesitas telah menjadi masalah kesehatan dan gizi masyarakat dunia, baik
melebihi kalori yang dikeluarkan dalam bentuk energi (tenaga) dan kelebihan ini
ditimbun dalam lemak tubuh dalam jangka waktu tertentu. Obesitas yang muncul
pada usia anak sekolah, remaja cenderung berlanjut hingga dewasa dan lansia.
Faktor genetik meskipun diduga juga berperan tetapi tidak dapat menjelaskan
perilaku makan dan aktivitas fisik. Hal ini terutama berkaitan dengan perubahan
1
Pola makan yang merupakan pencetus terjadinya kegemukan dan obesitas
tinggi energi, tinggi lemak, tinggi karbohidrat sederhana dan rendah serat.
Sedangkan perilaku makan yang salah adalah tindakan memilih makanan berupa
junk food, makanan dalam kemasan dan minuman ringan (soft drink).
Selain pola makan dan perilaku makan, kurangnya aktivitas fisik juga
Selain itu, kemajuan teknologi berupa alat elektronik seperti video games,
aktivitas fisik.
Penerapan pola makan seimbang dan peningkatan aktivitas fisik pada anak
sekolah, remaja, dewasa dan lansia tidaklah mudah. Diperlukan dukungan dari
orang tua, guru, tenaga kesehatan dan pihak lainnya. Berkaitan dengan hal itu
maka upaya penanggulangan ini harus menjadi komitmen nasional yang harus
2
1.2. ANALISIS SITUASI
sebesar 10,4% dan 8,1 %. Prevalensi balita gemuk hasil Riskesdas tahun 2001,
2010 dan 2013 menunjukkan angka 12,2%, 14,0% dan 11,9%. Angka ini sudah
jauh di atas prevalensi balita kurus (7,4%; 7,3% dan 6,8%) maupun balita gizi
buruk (5,4%; 4,9% dan 5,7%). Pada kelompok anak usia sekolah (5 – 12 tahun),
prevalensi anak gemuk kelompok perempuan tahun 2013 sebesar 10,7% dan
prevalensi anak obesitas sebesar 6,6%, sehingga total prevalensi anak usia sekolah
kegemukan sebesar 17,3%. Pada kelompok laki-laki, angka ini lebih besar, yaitu
10,8% dan 9,7%, sehingga prevalensi kegemukan anak laki-laki sebesar 20,5%.
Kegemukan dan obesitas pada remaja laki-laki jika digabung yaitu 10.8%
17.3%. Jumlah yang melebihi angka remaja kurus dan sangat kurus, yaitu 11.1%
dari masalah gizi lebih perlu diantisipasi dengan melakukan perubahan kebijakan
3
secara luas merupakan hal yang krusial dan pendekatan yang sensible untuk
mengalami obesitas
mengalami obesitas.
1.4. MANFAAT
1. Masyarakat
4
2. Pemerintah
Hasil kegiatan ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam
kesehatan masyarakat
3. Pelaksana
5
BAB II
METODE PELAKSANAAN
1. Konsultasi gizi
Wirabraja Bukittinggi.
Bukittinggi
6
BAB III
2. Perjalanan (21%)
3. Sewa (9%)
7
Food model 1 50.000
Subtotal (Rp) 200.000
4. Biaya tak terduga
100.000
(10%)
Subtotal (Rp) 100.000
M.Biomed
8
DAFTAR HADIR PESERTA
KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
DI LAPANGAN WIRABRAJA BUKITTINGGI
Tangan