Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kegemukan dan obesitas terjadi akibat asupan energi lebih tinggi daripada

energi yang dikeluarkan. Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi

makanan sumber energi dan lemak tinggi, sedangkan pengeluaran energi yang

rendah disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan sedentary life style.

Obesitas telah menjadi masalah kesehatan dan gizi masyarakat dunia, baik

di negara maju maupun di negara berkembang. Kegemukan atau obesitas terjadi

akibat ketidakseimbangan kalori di dalam tubuh, yakni kalori yang masuk

melebihi kalori yang dikeluarkan dalam bentuk energi (tenaga) dan kelebihan ini

ditimbun dalam lemak tubuh dalam jangka waktu tertentu. Obesitas yang muncul

pada usia anak sekolah, remaja cenderung berlanjut hingga dewasa dan lansia.

Dampak obesitas akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit degeneratif,

seperti jantung koroner, diabetes mellitus, hipertensi, dan penyakit hati.

Kegemukan dan obesitas terutama disebabkan oleh faktor lingkungan.

Faktor genetik meskipun diduga juga berperan tetapi tidak dapat menjelaskan

terjadinya peningkatan prevalensi kegemukan dan obesitas. Pengaruh faktor

lingkungan terutama terjadi melalui ketidakseimbangan antara pola makan,

perilaku makan dan aktivitas fisik. Hal ini terutama berkaitan dengan perubahan

gaya hidup yang mengarah pada sedentary life style.

1
Pola makan yang merupakan pencetus terjadinya kegemukan dan obesitas

adalah mengkonsumsi makanan porsi besar (melebihi dari kebutuhan), makanan

tinggi energi, tinggi lemak, tinggi karbohidrat sederhana dan rendah serat.

Sedangkan perilaku makan yang salah adalah tindakan memilih makanan berupa

junk food, makanan dalam kemasan dan minuman ringan (soft drink).

Selain pola makan dan perilaku makan, kurangnya aktivitas fisik juga

merupakan faktor penyebab terjadinya kegemukan dan obesitas pada anak

sekolah. Keterbatasan lapangan untuk bermain dan kurangnya fasilitas untuk

beraktivitas fisik menyebabkan anak memilih untuk bermain di dalam rumah.

Selain itu, kemajuan teknologi berupa alat elektronik seperti video games,

playstation, televisi dan komputer menyebabkan anak malas untuk melakukan

aktivitas fisik.

Penerapan pola makan seimbang dan peningkatan aktivitas fisik pada anak

sekolah, remaja, dewasa dan lansia tidaklah mudah. Diperlukan dukungan dari

orang tua, guru, tenaga kesehatan dan pihak lainnya. Berkaitan dengan hal itu

maka upaya penanggulangan ini harus menjadi komitmen nasional yang harus

dilakukan secara sistimatis dan terpadu serta berkelanjutan.

2
1.2. ANALISIS SITUASI

Berdasarkan Riskesdas 2010 prevalensi kegemukan lebih tinggi di

perkotaan dibandingkan dengan prevalensi di pedesaan yaitu berturut-turut

sebesar 10,4% dan 8,1 %. Prevalensi balita gemuk hasil Riskesdas tahun 2001,

2010 dan 2013 menunjukkan angka 12,2%, 14,0% dan 11,9%. Angka ini sudah

jauh di atas prevalensi balita kurus (7,4%; 7,3% dan 6,8%) maupun balita gizi

buruk (5,4%; 4,9% dan 5,7%). Pada kelompok anak usia sekolah (5 – 12 tahun),

prevalensi anak gemuk kelompok perempuan tahun 2013 sebesar 10,7% dan

prevalensi anak obesitas sebesar 6,6%, sehingga total prevalensi anak usia sekolah

kegemukan sebesar 17,3%. Pada kelompok laki-laki, angka ini lebih besar, yaitu

10,8% dan 9,7%, sehingga prevalensi kegemukan anak laki-laki sebesar 20,5%.

Kegemukan dan obesitas pada remaja laki-laki jika digabung yaitu 10.8%

+ 9.7% = 20.5%. Sedangkan pada remaja perempuan adalah 10.7%+6.6%=

17.3%. Jumlah yang melebihi angka remaja kurus dan sangat kurus, yaitu 11.1%

remaja laki-laki dan 10.2% remaja perempuan.

Kejadian peningkatan Gizi lebih ini akan memberikan beban

pembangunan bidang kesehatan yang semakin berat dengan masih adanya

masalah gizi kurang. Makin meningkatnya masalah kesehatan yang bersumber

dari masalah gizi lebih perlu diantisipasi dengan melakukan perubahan kebijakan

yang mendasar dalam upaya pelayanan kesehatan. Dengan terbatasnya

sumberdaya yang ada dan semakin terbatasnya kemampuan pemerintah

menyediakan anggaran disaat beban pembangunan kesehatan meningkat maka

kebijakan berimbang dan simultan dengan meningkatkan partisipasi masyarakat

3
secara luas merupakan hal yang krusial dan pendekatan yang sensible untuk

kebijakan pencegahan dan penanggulangan kegemukan dan obesitas salah satunya

dengan konsultasi gizi

1.3. TUJUAN KEGIATAN

1.3.1. Tujuan umum

Agar masyarakat mengetahui cara mencegah dan mengatasi obesitas

dengan pola hidup.

1.3.2. Tujuan khusus

1. Agar masyarakat mengetahui status gizinya

2. Agar masyarakat mengetahui pengertian obesitas

3. Agar masyarakat mengetahui tujuan diet obesitas

4. Agar masyarakat mengetahui cara mengatur diet obesitas

5. Agar masyarakat mengetahui strategi makan obesitas

6. Agar masyarakat mengetahui hal yang perlu diperhatikan ketika

mengalami obesitas

7. Agar masyarakat mengetahui cara pengaturan makan ketika

mengalami obesitas.

1.4. MANFAAT

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Masyarakat

Kegiatan ini bermanfaat agar masyarakat mengetahui tentang obesitas dan

bahayanya juga mengetahui makanan yang di anjurkan dan tidak

dianjurkan kemudian mengetahui pencegahannya.

4
2. Pemerintah

Hasil kegiatan ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam

pelaksanaan program-program pemerintah khususnya terkait dengan

kesehatan masyarakat

3. Pelaksana

Melaksanakan salah satu tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni

Pengabdian kepada Masyarakat.

5
BAB II

METODE PELAKSANAAN

2.1 Bentuk Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk:

1. Konsultasi gizi

Memberikan pengetahuan mengenai pentingnya gizi seimbang dan

aktivitas fisik dalam mencegah dan menangani obesitas.

2. Pengukuran status gizi

Memberikan pengetahuan tentang status gizi masyarakat di lapangan

Wirabraja Bukittinggi.

2.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan dilaksanakan pada:

Hari / Tanggal : Minggu/ 13 Mei 2018

Pukul : 07.00 WIB s/d selesai

Tempat : Lapangan Wirabraja Bukittinggi

Tema : Konsultasi gizi

Sasaran : Masyarakat Bukittinggi yang berkunjung ke lapangan Wirabraja

Bukittinggi

6
BAB III

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

3.1. Anggaran Biaya

1. Pembelian bahan habis pakai (60%)

Justifikasi Harga satuan Harga peralatan


Material Kuantitas
pembelian (Rp) penunjang
Microtoa 1 50.000 50.000
Pita LILA 1 20.000 20.000
Meteran 1 10.000 10.000
Spanduk 1 100.000 100.000
Konsumsi 5 175.000 175.000
ATK Unit 1 500.000 500.000
855.000

2. Perjalanan (21%)

Justifikasi Harga Satuan Biaya


Material Kuantitas
Pembelian (Rp) (Rp)
Pulsa 1 100.000 100.000
Transportasi 200.000 200.000

Subtotal (Rp) 300.000

3. Sewa (9%)

Justifikasi Harga Satuan Biaya


Material Kuantitas
Pembelian (Rp) (Rp)
Timbangan BB 1 100.000 100.000
Buku foto 1 50.000

7
Food model 1 50.000
Subtotal (Rp) 200.000
4. Biaya tak terduga
100.000
(10%)
Subtotal (Rp) 100.000

TOTAL ANGGARAN YANG DIPErLKUAN (Rp) 1.455.000

3.2. Susunan Acara

Hari/Tanggal Waktu Susunan acara Penanggung Jawab

Minggu/13 30 menit Persiapan alat/sarana Iza Ayu Saufani, S.Pt., M.Si.

Mei 2018 konsultasi gizi

10 menit Pengukuran status gizi Iza Ayu Saufani, S.Pt., M.Si

10 menit Anamnesa riwayat gizi Tika Dwita Adfar, S.ST,

M.Biomed

15 menit Terapi diet dan Tika Dwita Adfar, S.ST,

Konsultasi gizi M.Biomed

8
DAFTAR HADIR PESERTA
KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
DI LAPANGAN WIRABRAJA BUKITTINGGI

HARI/ TANGGAL : MINGGU/ 13 MEI 2018

PUKUL : 07.00 WIB s/d SELESAI

TEMA KEGIATAN : KONSULTASI GIZI

No Nama BB TB IMT Alamat Tanda

Tangan

Anda mungkin juga menyukai