Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penelitian merupakan suatu kegiatan untuk mencari jawaban dari sebuah
persoalan melalui pengumpulan data berdasarkan hasil analisa dalam proses
penelitian. Penelitian dipandang sebagai upaya menjawab permasalahan secara
sistematik dengan metode-metode tertentu melalui pengmpulan data empiris,
mengolah, dan menarik kesimpulan atas jawaban suatu masalah. Dalam melakukan
penelitian seseorang dihadapkan pada permasalahan dan harus mencari jalan
keluarnya, dengan cara mengumpulkan data dan informasi yang relevan. Dugaan
atau perkiraan semacam ini biasanya disebut dengan hipotesis.
Hipotesis berasal dari bahasa yunani yang mempunyai dua arti kata yaitu kata
“hipo” berarti lemah atau kurang atau dibawah (sementara) dan “thesis” berarti
(pernyataan atau teori, proposisi atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti.).
Jadi, hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah
kebenarannya dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih
sementara.. Kemudian para ahli menafsirkan arti hipotesis sebagai perkiraan
terhadap hubungan antara dua buah variable atau lebih. Sehingga dapat diartikan
bahwa hipotesis adalah jawaban atau perkiraan (dugaan) sementara yang harus
diuji lagi kebenarannya. Hipotesis ini akan diterima jika hasil pengujian
membenarkan pernyataan, dan akan ditolak jika terjadi penyangkalan dari
pernyataan. Uji hipotesis ini merupakan sebuah prosedur yang memungkinkan
untuk menentukan untuk menerima atau menolak sebuah hipotesa. Dengan
mempelajari uji hipotesis ini, seorang peneliti diharapkan bisa melakukan atau
mengambil keputusan yang tepat karena pada dasarnya uji hipotesis merupakan
suatu proporsi atau anggapan yang mungkin benar dan sering digunakan sebagai
dasar pengambilan suatu keputusan, pembuatan keputusan ini didasari dengan hasil
uji terlebih dahulu menggunakan data hasil observasi.

1
B. RUMUSAN MASALAH
 Apa yang dimaksud dengan uji hipotesis ?
 Apa saja ciri ciri hipotesis yg baik?
 Apa saja kegunaan dari uji hipotesis?
 Bagaimana langkah-langkah dalam melakukan uji hipotesis, serta jenis-
jenis pengujian hipotesis?

C. TUJUAN
 Menjelaskan tentang uji hipotesis
 Menjelaskan ciri ciri hipotesisi yg baik
 Menjelaskan kegunaan dari uji hipotesisi
 Menjelaskan langkah-langkah pengujian hipotesis, serta jenis-jenis
pengujian hipotesis, dan lain-lain.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Uji Hipotesis


Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk membantu
pengambilan keputusan apakah cukup meyakinkan untuk menolak atau tidak menolak
suatu hipotesis yang diajukan seperti perbedaan atau hubungan. Dalam pengujian
hipotesis, keputusan yang dibuat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan bisa
benar atau salah, sehingga menimbulkan risiko. Besar kecilnya risiko dinyatakan
dalam bentuk probabilitas berdasarkan pada besarnya peluang untuk memperoleh
hubungan tersebut secara kebetulan (by chance). Semakin kecil peluang tersebut
(peluang adanya by chance), semakin besar keyakinan bahwa hubungan tersebut
memang ada. Pengujian hipotesis merupakan bagian terpenting dari statistik inferensi
(statistik induktif), karena berdasarkan pengujian tersebut, pembuatan keputusan atau
pemecahan persoalan sebagai dasar penelitian lebih lanjut dapat terselesaikan.
Prinsip uji hipotesis adalah melakukan perbandingan antara nilai sampel (data
hasil penelitian) dengan nilai hipotesis (nilai populasi) yang diajukan. Peluang untuk
diterima atau ditolaknya suatu hipotesis tergantung besar kecilnya perbedaan antara
nilai sampel dengan nilai hipotesis. Bila perbedaan tersebut cukup besar, maka
peluang untuk menolak hipotesis besar pula, sebaliknya bila perbedaan tersebut kecil,
maka peluang untuk menolak hipotesis menjadi kecil. Jadi, makin besar perbedaan
antara nilai sampel dengan nilai hipotesis, makin besar pula peluang untuk menolak
hipotesis. Kesimpulan yang didapat dari hasil pengujian hipotesis ada dua
kemungkinan yaitu menolak hipotesis dan menerima hipotesis (gagal menolak
hipotesis).

2.2 Hipotesis
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, Hupo berarti lemah atau kurang atau di
bawah. Thesis berarti teori, proposisi atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti.
Hipotesis juga dapat diartikan sebagai pernyataan keadaan populasi yang akan diuji
kebenarannya menggunakan data/informasi yang dikumpulkan melalui sampel, dan
dapat dirumuskan berdasarkan teori, dugaan, pengalaman pribadi/orang lain, kesan

3
umum, kesimpulan yang masih sangat sementara. Berdasarkan definisi di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus
diuji lagi kebenarannya. Untuk menguji kebenaran sebuah hipotesis digunakan
pengujian yang disebut pengujian hipotesis.
Pada pengujian hipotesis terdapat dua jenis hipotesis yaitu hipotesis nol (Ho)
dan hipotesis alternatif (Ha), sebagai berikut :

2.2.1 Hipotesis Nol (Ho)


Hipotesis nol adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan
yang akan diuji. Hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan sesuatu kejadian
antara kedua kelompok. Atau hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan atau
pengaruh antara variabel satu dengan variabel lain yang diteliti. Contoh:
- Tidak ada perbedaan berat badan bayi antara mereka yang dilahirkan dari ibu
yang merokok dengan mereka yang dilahirkan dari ibu yang tidak merokok.
- Tidak ada hubungan merokok dengan berat badan bayi.
- Perawatan dengan obat Anti retroviral tidak mempunyai efek untuk
meningkatkan kualitas hidup penderita HIV
- Tidak ada hubungan status pekerjaan ibu dengan status ASI Eksklusif
- Ketersediaan jamban umum tidak meningkatkan perilaku penduduk di
pinggiran sungai Musi untuk BAB di jamban umum.

2.2.2 Hipotesis Alternatif (Ha)


Hipotesis alternative adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai lawan atau
tandingan dari hipotesis nol. Hipotesis alternatif menyatakan ada perbedaan atau
hubungan atau pengaruh atau korelasi antara variabel satu dengan variabel lainnya
yang diteliti.
Contoh :
- Ada perbedaan berat badan bayi antara mereka yang dilahirkan dari ibu yang
merokok dengan mereka yang dilahirkan dari ibu yang tidak merokok.
- Ada hubungan merokok dengan berat badan bayi.
- Perawatan dengan obat Anti retroviral mempunyai efek untuk meningkatkan
kualitas hidup penderita HIV
- Ada hubungan status pekerjaan ibu dengan status ASI Eksklusif

4
- Ketersediaan jamban umum meningkatkan perilaku penduduk di pinggiran
sungai Musi untuk BAB di jamban umum.

Dari hipotesis alternatif akan diketahui apakah uji statistik menggunakan satu
arah (one tail) atau dua arah (two tail).

2.3 Kegunaan hipotesis

Ada beberapa Kegunaan yang terdapat dari hipotesis antara lain:


 Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala.
 Hipotesis sebagai pengetahuan dalam suatu bidang.
 Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji
dalam penelitian.
 Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
 Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.

2.4 Ciri-ciri hipotesis

Ciri-ciri hipotesis yang baik:


 Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
 Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-
variabel.
 Hipotesis harus dapat diuji
 Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
 Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.

2.5 Penggolongan Uji Hipotesis


2.5.1 Uji Hipotesis Komparatif
Pernyataan yang menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel atau
lebih pada sampel yang berbeda. Contoh rumusan hipotesis komparatif:

- Apakah ada perbedaan rata-rata Hb darah ibu yang melahirkan bayi prematur
dan ibu yang melahirkan bayi normal

5
- Apakah ada perbedaan bayi berat lahir rendah yang dilahirkan oleh ibu yang
mengalami KEK dengan non KEK

Rumusan hipotesis:

- Tidak terdapat perbedaan rata-rata Hb darah ibu yang melahirkan bayi


prematur dan ibu yang melahirkan bayi normal.
Ho: x1 = x2 ; Ha: x1 ≠ x2

- Tidak ada perbedaan bayi berat lahir rendah yang dilahirkan oleh ibu yang
mengalami KEK dengan non KEK
Ho: x1 = x2 ; Ha: x1 ≠ x2

2.5.2 Uji Hipotesis Asosiasi / Korelatif


Pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel
atau lebih. Contoh rumusan hipotesis asosiatif:
- Apakah ada hubungan status pekerjaan ibu dengan status ASI Eksklusif?
- Apakah ada hubungan riwayat hipertensi dengan BBLR?

Rumusan hipotesis:

- Tidak terdapat hubungan status pekerjaan ibu dengan status ASI


Eksklusif
Ho: p = 0 ; Ha: p ≠ 0
- Tidak ada hubungan riwayat hipertensi dengan BBLR
Ho: p = 0 ; Ha: p ≠ 0

2.6 Arah dan Bentuk Hipotesis

Bentuk hipotesis alternatif akan menentukan arah uji statistik apakah satu
arah (one tail) atau dua arah (two tail).

1 One Tail atau satu sisi, bila hipotesis alternatifnya menyatakan adanya
perbedaan dan ada pernyataan yang mengatakan hal satu lebih tinggi/rendah

6
dari hal lain. Ha: x1 > x2 ; Ha: x1 < x2 . Contoh: Berat badan bayi dari ibu
yang KEK lebih kecil dibanding berat badan bayi dari ibu tidak KEK.
2 Two Tail atau dua sisi, bila hipotesis alternatif menyatakan perbedaan tanpa
melihat apakah hal satu lebih tinggi/rendah dari hal lain. Ha: x1 ≠ x2. Contoh:
Berat badan bayi dari ibu yang KEK berbeda dibanding berat badan bayi dari
ibu tidak KEK. Atau dengan kata lain: ada perbedaan berat badan bayi antara
mereka yang dilahirkan dari ibu yang KEK dibandingkan dari ibu yang tidak
KEK.

2.7 Contoh penulisan hipotesis


Suatu penelitian ingin mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan tekanan
darah, maka hipotesisnya adalah sbb:
Ho : µ A = µ B
 Tidak ada perbedaan mean tekanan darah antara lakilaki dan perempuan, atau
 Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan tekanan darah
Ha : µ A = µ B
 Ada perbedaan mean tekanan darah antara laki-laki dan perempuan, atau
 Ada hubungan antara jenis kelamin dengan tekanan darah

2.8 Kesalahan pengambilan keputusan


Dalam pengujian hipotesis kita selalu dihadapkan pada suatu kesalahan pengambilan
keputusan. Ada dua jenis kesalahan pengambilan keputusan dalam uji statistik, yaitu:
 Kesalahan Tipe I (α)
Merupakan kesalahan menolak Ho padahal sesungguhnya Ho benar. Artinya:
menyimpulkan adanya perbedaan padahal sesungguhnya tidak ada perbedaan.
Peluang kesalahan tipe satu (I) adalah α atau sering disebut Tingkat signifikansi
(significance level). Sebaliknya peluang untuk tidak membuat kesalahan tipe I
adalah sebesar 1- α, yang disebut dengan Tingkat Kepercayaan (confidence
level).
 Kesalahan Tipe II (β)
Merupakan kesalahan tidak menolak Ho padahal sesungguhnya Ho salah.
Artinya: menyimpulkan tidak ada perbedaan padahal sesungguhnya ada
perbedaan. Peluang untuk membuat kesalahan tipe kedua (II) ini adalah sebesar β.

7
Peluang untuk tidak membuat kesalahan tipe kedua (II) adalah sebesar 1-β, dan
dikenal sebagai Tingkat Kekuatan Uji (power of the test).
Kesalahan Pengambilan Keputusan
Keputusan Populasi
H0 Benar H0 Salah
Tidak Menolak Ho Benar (1- α) Kesalahan Tipe II (β)
Menolak Ho Kesalahanan Tipe I (α) Benar (1-β)

2.9 Meminimalkan Kesalahan


Dalam pengujian hipotesis dikehendaki nilai α dan β kecil atau (1-) besar.
Namun hal ini sulit dicapai karena bila α makin kecil nilai β akan semakin besar.
Berhubung harus dibuat keputusan menolak atau tidak menolak Ho maka harus
diputuskan untuk memilih salah satu saja yang harus diperhatikan yaitu α atau β yang
diperhatikan. Pada umumnya untuk amannya dipilih nilai α.

2.10 Menentukan tingkat kemaknaan (level of significance)


Tingkat kemaknaan, atau sering disebut dengan nilai α, merupakan nilai yang
menunjukkan besarnya peluang salah dalam menolak hipotesis nol. nilai α
merupakan batas toleransi peluang salah dalam menolak hipotesis nol. nilai α
merupakan nilai batas maksimal kesalahan menolak Ho. Nilai α dapat diartikan pula
sebagai batas maksimal kita salah menyatakan adanya perbedaan.
2.10.1 Penentuan nilai α (alpha)
Tergantung dari tujuan dan kondisi penelitian. Nilai α (alpha) yang sering
digunakan adalah 10 %, 5 % atau 1 %. Bidang kesehatan masyarakat
biasanya digunakan nilai α (alpha) sebesar 5 %. Pada Pengujian obat-obatan
digunakan batas toleransi kesalahan yang lebih kecil misalnya 1 %, karena
mengandung risiko yang fatal. Misalkan seorang peneliti yang akan
menentukan apakah suatu obat bius berkhasiat akan menentukan α yang kecil
sekali, peneliti tersebut tidak akan mau mengambil resiko bahwa ketidak
berhasilan obat bius besar karena akan berhubungan dengan nyawa seseorang
yang akan dibius.

8
2.11 Pemilihan jenis uji paramertik atau non parametric
Dalam pengujian hipotesis sangat berhubungan dengan distribusi data populasi
yang akan diuji. Bila distribusi data populasi yang akan diuji berbentuk
normal/simteris/Gauss, maka proses pengujian dapat digunakan dengan pendekatan
uji statistik parametrik. Bila distribusi data populasinya tidak normal atau tidak
diketahui distribusinya maka dapat digunakan pendekatan uji statistik Non
Parametrik.
 Parametrik
Kenormalan suatu data dapat juga dilihat dari jenis variabelnya, bila
variabelnya berjenis numerik/kuantitatif biasanya distribusi datanya mendekati
normal/simetris. Sehingga dapat digunakan uji statistik parametrik.
 Non Parametrik
Bila jenis variabelnya katagori (kualitatif), maka bentuk distribusinya tidak
normal, sehingga uji non parametrik dapat digunakan. Penentuan jenis uji juga
ditentukan oleh jumlah data yang dianalisis, bila jumlah data kecil (< 30)
cenderung digunakan uji Non paramterik.

2.12 Perbedaan substansi/klinis & perbedaan statistic


Perlu dipahami/disadari bagi peneliti bahwa perbedaan bermakna/signifikan
secara statistik tidak berarti (belum tentu) bahwa perbedaan tersebut juga bermakna
dipandang dari segi substansi/klinis. Seperti diketahui bahwa semakin besar sampel
yang dianalisis akan semakin besar menghasilkan kemungkinan berbeda bermakna.
Dengan sampel besar perbedaan-perbedaan sangat kecil, yang sedikit atau bahkan
tidak mempunyai manfaat secara substansi/klinis dapat berubah menjadi bermakna
secara statistik. Oleh karena itu arti kegunaan dari setiap penemuan jangan hanya
dilihat dari aspek statistik semata, namun harus juga dinilai/dilihat dari kegunaan
dari segi klinis/substansi.

9
2.13 Prosedur / Langkah Uji Hipotesis
2.13.1 Menentukan Hipotesis
 Hipotesis Nol (Ho)
Tidak ada perbedaan berat badan bayi antara mereka yang dilahirkan dari
ibu yang merokok dengan mereka yang dilahirkan dari ibu yang tidak
merokok.
 Hipotesis Alternatif (Ha)
Ada perbedaan berat badan bayi antara mereka yang dilahirkan dari ibu
yang merokok dengan mereka yang dilahirkan dari ibu yang tidak merokok.

2.13.2 Penentuan Uji Statistik yang sesuai


Ada beragam jenis uji statistik yang dapat digunakan. Setiap uji statistik
mempunyai persyaratan tertentu yang harus dipenuhi. Oleh karena itu harus
digunakan uji statistik yang tepat sesuai dengan data yang diuji. Jenis uji
statistik sangat tergantung dari:
 Jenis variabel yang akan dianalisis
 Jenis data apakah dependen atau independen

 Jenis distribusi data populasinya apakah mengikuti distribusi normal atau


tidak.
Sebagai gambaran, jenis uji statistik untuk mengetahui perbedaan mean akan
berbeda dengan uji statistik untuk mengetahui perbedaan proporsi/persentase.
Uji beda mean menggunakan uji T atau inova, sedangkan uji untuk mengetahui
perbedaan proporsi digunakan uji Kai kuadrat.

2.13.3 Menentukan Batas atau Tingkat Kemaknaan (Level of Significance)


Batas/tingkat kemaknaan, sering juga disebut dengan nilai α. Penggunaan
nilai alpha tergantung tujuan penelitian yang dilakukan, untuk bidang
kesehatan masyarakat biasanya menggunakan nilai alpha 5%.

2.13.4 Penghitungan Uji Statistik


Penghitungan uji statistik adalah menghitung data sampel ke dalam uji hipotesis
yang sesuai. Misalnya kalau ingin menguji perbedaan mean antara dua

10
kelompok, maka data hasil pengukuran dimasukkan ke rumus uji t. Dari hasil
dengan nilai populasi untuk mengetahui apakah ada hipotesis ditolak atau gagal
menolak hipotesis.

2.7.4 Keputusan Uji Statistik


Hasil pengujian statistik akan menghasilkan dua kemungkinan keputusan yaitu
menolak hipotesis nol (Ho) dan gagal menolak hipotesisi nol. Keputusan uji
statistik dapat dicari dengan 2 pendekatan yaitu:
a. Pendekatan Klasik
Keputusan statistik dilakukan dengan cara membandingkan nilai
perhitungan uji statistik dengan nilai pada tabel. Besarnya nilai tabel
dipengaruhi oleh nilai α dan jenis hipotesis yang digunakan one tail (satu
arah/satu sisi) atau two tail (dua arah/dua sisi).
 Uji two tail (dua arah/dua sisi)
Ho: x1 = x2 ; Ha: x1 ≠ x2
Uji ini menggunakan uji dua arah sehingga untuk mencari nilai Z di
tabel kurva normal, nilai α-nya harus dibagi dua arah, yaitu ujung kiri
dan kanan dari suatu kurva normal
 Uji one tail (satu arah/satu sisi)
Ho: x1 = x2 ; Ha: x1 > x2
Maka ujinya adalah satu arah, nilai α-nya tetap 5% karena tidak perlu
dibagi dua.

11
Ketentuan yang berlaku adalah:
 Nilai hitung > nilai tabel, keputusannya adalah Ho ditolak
 Nilai hitung < nilai tabel, keputusannya adalah Ho gagal ditolak
b. Pendekatan Probabilitas
Setiap kita melakukan uji statistik melalui program komputer seperti SPSS
maka yang akan kita cari adalah nilai p (p value), digunakan untuk
keputusan uji statistik dengan cara membandingkan nilai p dengan α
(alpha). Ketentuan yang berlaku adalah:
 Bila nilai p ≤ α, maka keputusannya adalah Ho ditolak
 Bila nilai p > α, maka keputusannya adalah Ho gagal ditolak

Perlu diketahui bahwa nilai p two tail adalah 2 kali nilai p one tail berarti
kalau tabel yang digunakan adalah tabel one tail sedangkan uji statistik
yang dilakukan adalah two tail maka nilai p dari tabel harus dikalikan 2.
Dengan demikian rumus: nilai p two tail = 2 x nilai p one tail. Pendekatan
probabilistik ini sekarang sudah mulai digunakan oleh para ahli statistik
dalam pengambilan keputusan uji statistik.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN.
Uji Hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisa
data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak terkontrol).
Dalam statistik sebuah hasil bisa dikatakan signifikan secara statistik jika kejadian
tersebut hampir tidak mungkin disebapkan oleh factor yang kebetulan, sesuai dengan
batas probabilitas yang sudah ditentukan sebelumnya.
Hipotesis yakni dugaan yang mungkin benar, atau mungkin juga salah. Dia akan
ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika faktor-faktor membenarkannya.
Penolakan dan penerimaan hipotesis, dengan begitu sangat tergantung kepada hasil-
hasil penyelidikan terhadap faktor-faktor yang lain.

B. SARAN.
Adapun saran yang dapat penyusun sampaikan yaitu kita sebagai calon pendidik,
harus selalu menggali potensi yang ada pada diri kita. Cara menggali potensi dapat
dilakukan salah satunya dengan cara mempelajari makalah ini. mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat untuk kita ke depannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Bahri, syamsul. 2015. Makalah Pengertian dan Bentuk-Bentuk Hipotesis.


2. Najmah. 2011. Managemen & Analisa Data Kesehatan.Yogyakarta: Nuha Medika.
3. Pawana,Zia Z. 2012 .Makalah Statistika Uji Hipotesis. online.
4. Purba, Imelda G.2013. Mata Kuliah Statistik Non Parametrik.Indralaya:
5. FKM Universitas Sriwijaya.
6. Sabri L, Sutanto P. 2008. Statistik Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
7. http://www.academia.edu/29223057/MANAJEMEN_ANALISIS_DATA_I_MAKAL
AH_UJI_HIPOTESIS diakses pada tanggal 12 May 2018. Pukul 09.00 .

14

Anda mungkin juga menyukai