Pengarahan merupakan aspek hubungan antar manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para
bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaga kerja efektif serta efesien untuk
mencapai tujuan.
Dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia,
juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai
tingkah laku yang berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola hidup yang berbeda pula. Oleh karena
itu, pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses
pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan
tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan
dukungan/bantuan dari factor-faktor lain seperti :perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang
cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan
bawahan.
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan
tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang
terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan
kepentingan perusahaan.
Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang baik akan mendorong orang-
orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi
apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan
kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
CARA-CARA PENGARAHAN
Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu agar supaya kegiatan
dapat dilakukan dengan baik. Biasanya, orientasi ini diberikan kepada pegawai baru dengan tujuan untuk
mengadakan pengenalan dan memberikan pengerian atas berbagai masalah yang dihadapinya. Informasi
yang diberikan dalam orientasi dapat berupa diantara lain, :
Delegasi wewenang
Perintah
Kemampuan bawahan untuk menerima perintah sangata mempengaruhi apakan perintah harus
diberikan secara tertulis atau lisan saja. Perintah tertulis memberikan kemungkinan waktu yang lebih
lama untuk memahaminya, sehingga dapat menghindari adanya salah tafsir. Sebaliknya, perintah lisan
akan lebih cepat diberikan walaupun mengandung resiko lebih besar. Biasanya perintah lisan ini hanya
diberikan untuk tugas-tugas yang relatif mudah.
Perintah formal merupakan perintah yang diberikan kepada bawahan sesuai dengan tugas/aktivitas
yang telah ditetapkan dalam organisasi. Sedangkan perintah informal lebih banyak mengandung saran
atau dapat pula berupa bujukan dan ajakan.
“marilah kita mulai mengerjakan pekerjaan ini lebih dulu”, dan sebagainya.
2. Delegasi wewenang
Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum jika dibandingkan dengan pemberian perintah. Dalam
pendelegasian wewenang ini, pemimpin melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada
bawahan.
Kesulitan-kesulitan akan muncul bilamana tugas-tugas akan diberikan kepada bawahan itu tidak jelas,
misalnya kesulitan-kesulitan dalam menafsirkan wewenang. Ini dapat menimbulkan keengganan
bawahan untuk mengambil suatu tindakan. Sebagai contoh, seorang Kepala Bagian Pembelian
mengadakan perjanjian pembelian dengan pihak penyedia (supplier) dengan wewenang yang kurang
jelas itu, ia akan menanyakan kepada pimpinan, yang jawabannya belum tentu memuaskan. Hal ini dapat
diatasi dengan membuat suatu bagan wewenang untuk menyetujui perjanjian.
Fungsi actuating tidak terlepas dari fungsi manajemen melalui bagan dibawah ini :
ELEMEN PENGARAHAN
COORDINATING
Koordinasi adalah fungsi yang harus dilakukan oleh seorang manajer agar terdapat suatu komunikasi
atau kesesuaian dari berbagai kepentingan dan perbedaan kepentingan sehingga tujuan perusahaan
dapat tercapai .
MOTIVATING
Memberi motivasi kepada karyawan merupakan salah satu elemen penting dalam manajemen
perusahaan, dengan memberikan fasilitas yang bagus dan gaji yang cukup maka kinerja para karyawan
dalam perusahaan pun akan optimal.
COMMUNICATION
Komunikasi antara para pimpinan dan karyawan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Dengan menjalin komunikasi yang baik maka akan menimbulkan suasana kerja yang kondusif di
perusahaan dan akan menumbuhkan teamwork atau kerjasama yang baik dalam berbagai kegiatan
perusahaan.
COMMANDING
Dengan pengarahan yang baik dari para atasan dan tujuan , visi dan misi yang jelas dari suatu manajer
perusahaan dapat menimbulkan efek yang positif untuk perusahaan itu sendiri, antara lain teamwork
yang baik dan dapat memunculkan decision maker yang bagus. Karena decision makin dan teamwork
dalam suatu perusahaan adalah kunci kesuksesan suatu perusahaan untuk mencapai goal atau tujuan
perusahaan seefektif dan seefisien mungkin.
Fungsi fundamental ke tiga dalam perusahaan setelah menata perencanaan dan pengorganisasian
adalah bagaimana cara menggerakan manusia secara sukarela untuk melakukan aktiftas personal yang
sesuai dengan tujuan perusahaan. “Menggerakan merupakan usaha untuk menggerakan anggota
kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran
perusahaan yang bersangkutan dan anggota perusahaan tersebut oleh karena anggota itu ingin
mencapai sasaran tersebut” (Terry:2006:313)
Fungsi pundamental ketiga dari fungsi manajerial adalah menggerakan orang untuk melaksanakan
aktifitas organisasi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Menggerakan jelas membutuhkan adanya kematangan pribadi dan pemahaman terhadap karakter
manusia yang memiliki kecenderungan berbeda dan dinamis, sehingga membutuhkan adanya
sinkronisasi. Sehingga bisa dikatakan fungsi actuating jauh lebih rumit oleh karena harus berhadapan
langsung sehingga fungsi leadershif begitu kentara sekali dibutuhkan sekalipun semuanya melalui proses
planning dan pengorganisasian terlebih dulu.
Premis yang begitu fenomenal diungkapkan Doghlas McGregor bahwa seorang karyawan selalu
diasumsikan negatif dan positif :
Kebanyakan karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan bekerja sesedikit mungkin dan mereka
umumnya menentang perubahan,
Kebanyakan karyawan harus dibujuk.dipersuasi, diberikan penghargaan, diuhkum dan diawasi untuk
mengubah kelakuan mereka agar sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan organisasi.
Kebanyakan karyawan ingin diberikan pengarahan oleh seorang menejer formal dan dimana ada
kesempatan mereka berusaha untuk menghindari tanggungjawab.
Teori Y menyatakan :
Kebanyakan karyawan memiliki kapasitas untuk menerima tanggungjawab dan potensi untuk
pengembangan tetapi manajemen melalui tindakan-tindakannya harus membuat mereka sadar tentang
sifat-sifat tersebut.
Kebanyakan karyawan ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial, kebutuhan akan pengahrgaan dan
kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri sendiri.
Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf
Fungsi penggerakan
Koordinasi kegiatan
Untuk setiap kegiatan yang akan diterapkan sesuai rencana, manajemen harus memastikan bahwa
semua kegiatan sebelumnya telah dilaksanakan tepat pada waktunya. Untuk mengkoordinasi pekerjaan
tim kesehatan, pekerja kesehatan yang bertugas harus :
Menyampaikan keputusan
Penempatan
orang dalam jumlah, waktu dan tempat yang tepat meliputi mengorganisasikan, mengarahkan dan
mengawasi
Mobilisassi dan alokasi sumber daya fisik dan dana yang diperlukn meliputi :
Akuntasi
Organisasi
Berkaitan dengan pembuatan keputusan secara umum dan khusus dengan koordinasi kegiatan,
manajemen tenaga kerja dan sumber daya selama penerapan.
Kegagalan manajer dalam menumbuhkan motivasi stafnya, hal ini terjadi karena manajer kurang
memahami hakekat perilaku dan hubungan antar manusia. Seperti konsep perilaku manusia yang
dikemukakan oleh Maslow, dinegara berkembang yang menjadi prioritas adalah kebutuhan fisik, rasa
aman, dan diterima oleh lingkungan sedangkan dinegara maju kebutuhan yang menonjol adalah
aktualisasi diri dan self esteem. Perbedaan tersebut juga akan mempengaruhi etos kerja dan
produktifitas kerja.
FAKTOR – FAKTOR PENDUKUNG FUNGSI PENGGERAKAN
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar berusaha dengan ikhlas untuk
mencapai tujuan bersama. Sifat-sifat kepemimpinan menurut Harold koontz, diantaranya sebagai berikut
:
Sikap ialah suatu cara memandang hidup, suatu cara berpikir, berperasaan dan bertindak. Beberpa sikap
manajer diantaranya yaitu :
Manajer yang bersikap kediktatoran akan berpikir berperasaan dan bertindak sebagai dictator yang
mempunyai kekuasaan mutlak, sehingga bawahan, pekerja akan menjadi sasaran daripada
kekuasaannya.
(a). Komunikasi intern yaitu komunikasi yang dilakukan dalam organisasi itu sendiri baik antara atasan
dengan atasan atau bawahan dengan bawahan atau antara atasan dengan bawahan atau sebaliknya.
(c). Komunikasi Horizontal yaitu komunikasi yang dilakukan baik intern maupun ekstern antar jabatan
yang sama.
(d). Komunikasi Vertikal yaitu komunikasi yang dilakukan dalam intern organisasi antara atasan dan
bawahan atau sebaliknya dalam suasana formil.
(4). Perangsang (Incentive) ; insentif ialah sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan seseorang
bertindak.
Supervisi dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan pengawasan, sehingga suka timbul kekacauan
pengertian dengan kata pengawasan sebagai terjemah dari kata control. Menurut Terry Supervsi ialah
kegiatan pengurusan dalam tingkatan organisasi dimana anggota manajemen dan bukan anggota
manajemen saling berhubungan secara langsung. Dengan demkian tugas supervisor cukup berat karena
ia harus dapat menemukan kesalahan-kesalahan dan memperbaikinya, serta memberi petunjuk untuk
menyelesaikan sesuatu pekerjaan dan memberi nasehat-nasehat kepada pegawai yang mengalami
kesulitan.
Manajer harus mempunyai tekat mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungan
MOTIVASI
PENGERTIAN
Motivasi sebagai “proses psikologikal yang yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya dan terjadinya
persistensi kegiatan sukarela yang diarahkan kearah tujuan tertentu” (Mitchell, 1982:81)
Motivasi sebagai “kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi
yang dikondisi oleh kemampuan upaya demikian untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu”
(Robbins et.al, 1999:50)
Motivasi adalah “hasil proses-proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu yang
menimbulkan sikap entusias dan persistensi untuk mengikuti arah tindakan tindakan tertentu” (Gray,
1984:69)
Teori Motivasi
Menurut Landy & Becker (1987) teori motivasi dikategorikan dalam 5 macam yaitu : teori kebutuhan
(need theory), teori keadilan (equity theory), teori ekpektansi (expectancy theory) dan teori penetapan
tujuan (goal-setting theory)
Teori kebutuhan
Teori hirarkhi kebutuhan
Abraham Maslow yang mengungkapkan Motivasi manusia berhubungan dengan 5 macam kebutuhan
yang berhirarkhi yaitu :
Kebutuhan psikologis
Teori Erg dari Clayton P. Alderifer (1972) yaitu terkenal dengan teori (ERG yaitu Existence needs=E,
Relatedness needs = R dan Growth needs = G)
Teori kebutuhan mencapai prestasi dan McClelland (1940) (motivasi berbeda-beda sesuai dengan
kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi
Teori Higiene motivator dari Frederick Herzberg (1959) yang berpendapat bahwa motivasi merupakan
dampak langsung dari kepuasan kerja dimana didalamnya ada motivator kerja dan ada faktor higiene
dalam bekerja.
Yang berpendapat orang-orang berupaya mendapatkan kelayakan dan keadilan dalam pertukaran-
pertukaran sosial atau hubngan memberi dan menerima. Tendensi keadilan dan ketidakadilan :
Seorang individu akan berupaya untuk memaksimalisasi jumlah hasil positif yang diterima olehnya.
Orang-orang menolak untuk memperbesar masukan-masukan apabila hal tersebut memerlukan upaya
atau biaya besar.
Orang menolak perubahan behavioral atau kognitif dalam masukan-masukan yang penting bagi konsep
diri mereka atau harga diri mereka.
Daripada mengubah kognisi tentang diri sendiri seorang individu cenderung mengubah kognisi tentang
perbandingan mengenai masukan dan hasil pihak lain.
Meninggalkan lapangan ahanya akan dilakukan apabila ketidak adilan hebat, tidak dapat diatas dengan
metode lain.
Teori ekpektansi
kekuatan motivasi tergantung pada ekpektansi (keyakinan sendiri untuk melakukan sesuatu) sesorang
dengan konsep pokok ekpektansi (apakah kiranya saya dapat mencapai tingkat kinerja tugas yang
diinginkan), instrumentalis (hasil kerja apakah akan saya peroleh sebagai hasil kinerja saja) dan valensi
(bagaimankah penilaian saya tentag hasil-hasil kerja) dengan membuat persamaan bahwa motivasi
merupakan hasil dari ekpektansi kali instrumentalitas kali valensi.
Teori ekpektansi memprediksi bahwa motivasi untuk bekerja keras untuk kenaikan upah akan rendah
apabila :
Ekpektansi rendah-seseorang merasa bahwa ia tidak mampu mencapai tingkat kenerja yang diperlukan.
Instrumentalis rendah-orang yang bersangkutan tidak yakin bahwa sutau tingkat kinerja tugas akan
menyebabkan kenaikan dalam imbalan
Teori ini diaplikasikan dalam teknik manajemen berdasarkan sasaran (Management by Objective) dan
Locke berpendapat “kinerja cenderung meningkat sewaktu tujuan me