Laporan PKL Puskesmas Limpasu Tahun 2014
Laporan PKL Puskesmas Limpasu Tahun 2014
PENDAHULUAN
1
belajar, tatanan yang nyata dan komprehensif sehingga siswa dapat lebih siap dan
mandiri, maka dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan pada siswa SMK Farmasi
Pangeran Suryanata Barabai. Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan para siswa
dapat mengetahui langsung kondisi dan situasi pada dunia kerja, sehingga mampu
belajar menghadapi berbagai tantangan dalam dunia kerja dan belajar untuk
menganalisis suatu gejala dan masalah agar kelak dapat diaplikasikan langsung
pada pasien dengan diberi bimbingan dan pengarahan.
1.2 TUJUAN
1. Mengetahui peran, fungsi, posisi, dan tanggung jawab seorang Tenaga
Teknis Kefarmasian di Puskesmas.
2. Mengetahui manajemen kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi di
apotek Puskesmas yang meliputi perencanaan, pengadaan,dan pelaporan.
1.3 MANFAAT
1. Menambah wawasan mengenai nama obat dan jenis obat yang beredar di
masyarakat.
2. Menambah pengetahuan kami dengan berbagai macam tulisan dokter.
3. Menambah pengetahuan kami tentang bagaimana peranan seorang asisten
apoteker di Puskesmas.
4. Meningkatkan keterampilan farmasi baik farmasi klinik maupun informasi.
2
teori maupun praktek sehingga memperoleh gambaran nyata dan jelas
mengenai peran asisten apoteker.
1.5 PENGERTIAN-PENGERTIAN
1. Kesehatan UU No.23 tahun 1992
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial
yang memungkinkan seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.
2. Apotek
Menurut PERMENKES No. 922/Menkes/Per/X/1993, Apotek
adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian
dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat.
3. Puskesmas
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang
langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat
dalam suatu wilayah kerja tertentu.
4. Alat kesehatan
Adalah instrument, mesin yang digunakan untuk mencegah,
mendiagnosa, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat
orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia.
5. Obat
Menurut SK Menkes RI tanggal 9 Juni 1971, Obat adalah suatu
bahan atau bahan-bahan yang digunakan dalam menetapkan diagnosa,
mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau
gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan tanaman pada manusia
dan hewan, memperelok badan atau bagian badan manusia.
6. Resep
Menurut PERMENKES RI No. 022/Menkes/Per/X/1993, Resep
adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan, kepala
Apoteker, pengelola Apotek untuk menyediakan dan menyerahkan obat
bagi penderita sesuai peraturan perundang - undangan yang berlaku.
3
7. Apoteker
Menurut PERMENKES RI No. 022/Menkes/Per/X/1993, Apoteker
adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang - undangan yang
berlaku melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai Apoteker.
8. Apoteker Pengelola Apotek
Menurut PERMENKES RI No. 022/Menkes/Per/X/1993, Apoteker
pengelola apotek adalah apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek
(SIA).
9. Apoteker Pengganti
Menurut PERMENKES RI No. 022/Menkes/Per/X/1993, Apoteker
Pengganti adalah apoteker yang menggantikan apoteker pengelola
apotek selama apoteker pengelola apotek tersebut tidak berada ditempat
lebih dari tiga bulan secara terus-menerus, telah memiliki Surat Izin
Kerja (SIK) dan tidak bertindak sebagai Apoteker di apotek lain.
10. Asisten Apoteker
Menurut PERMENKES RI No. 022/Menkes/Per/1993, Asisten
Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian
sebagai asisten apoteker.
11. Narkotika
Menurut UU No. 22 Tahun 1997, Narkotika adalah zat atau obat
yang berasal dari tanaman maupun bukan tanaman baik sintesis maupun
semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri dan dapat menimmbulkan ketergantungan.
12. Psikotropika
Menurut UU No. 5 Tahun 1997, Psikotropika adalah zat atau obat
baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
4
13. Tablet
Adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi.
14. Kapsul
Adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut.
15. Syrup
Adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa.
5
BAB II
PUSKESMAS LIMPASU
Wilayah Kerja
6
2.3 MISI PUSKESMAS
Tabel 1.1. Data penduduk, luas wilyah, dan jumlah penduduk di Puskesmas
Limpasu tahun 2013.
7
Luas Jumlah Penduduk
No. Nama Desa
Wilayah Laki2 Perempuan Jumlah
1. Limpasu 887 819 1.706
2. Karau 669 690 1.359
3. Tapuk 629 638 1.267
4. Hawang 633 638 1.271
5. Pauh 380 350 730
6. Kabang 405 367 772
7. Abung 466 466 932
8. Karatungan 557 568 1.125
9. Abung Surapati 357 302 659
Jumlah 77,79 4.983 4.838 9.821
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. HST dan BPS Kab. HST tahun 2013
1. Promosi kesehatan
2. Kesehatan lingkungan
3. Kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
4. Perbaikan gizi masyarakat
5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
6. Pengobatan
8
B. Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas Limpasu
Desa Siaga adalah suatu kondisi masyarakat desa atau kelurahan yang
memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah
dan mengatasi masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan
secara mandiri (Kepmenkes RI Nomor 564/Menkes/SK/VIII/2006).
9
6. Adanya upaya menciptakan dan terwujudnya lingkungan sehat.
7. Adanya upaya menciptakan dan terwujudnya perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS).
8. Adanya upaya menciptakan dan terwujudnya keluarga sadar
gizi (Kadarzi).
D.Upaya Kesehatan Inovasi
Upaya kesehatan inovasi adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan inovasi yang dilaksanakan di Puskesmas Limpasu
sebagai berikut :
1. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
2. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Daerah (Jamkesda)
3. Jaminan Persalinan (Jampersal)
10
1. Poliklinik gigi
2. Poliklinik umum
3. KIA/ Gizi
4. Apotik
5. Laboratorium
6. Imunisasi
TENAGA KESEHATAN
Tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Limpasu dan jaringannya
pada tahun 2013 sebanyak 22 orang (PTT = 1 orang). Tenaga Bidan Desa 8 orang,
hampir ada di semua desa kecuali Desa Tapuk, sedangkan yang bertugas di
Puskesmas 14 orang, lihat tabel 5.1
Tabel 5.1. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan di Puskesmas Limpasu tahun 2013
11
Tabel 5.2. Data tenaga kesehatan di Puskesmas Limpasu tahun 2013
N KATEGORI
NAMA NIP/NRPTT
O TENAGA
Priyo Wibisono, SKM, 19690315199203101
1. Sarjana Keperawatan
MPH 2
19660923198603100
2. Rahmadinoor, S.Sos Kasubag Tata Usaha
4
19611015198603101
3. H. Ahmad Ilmi Perawat Gigi Penyelia
2
19641006198802100
4. Ahmadi Saniatarian Pelaksana
1
19690311199003200 Perawat Pelks
5. Mariatul Kusna
5 Lanjutan
19720801199303100
6. M.Saleh Iwan Perawat Pelaksana
4
19840102200501100
7. Edy Suwarto,SKM Perawat Pelaksana
3
19820918200604201
8. Eka Mustikawati, AMG Nutrisionis Pelaksna
6
Yayuk Umarsih, 19860310200801100 Perawat Pelaksana
9.
AMKep 3
10 M.Yuli Irdiansyah, 19750726200604101 Perawat Pelaksana
. AMKep 3
11 19750816200604101 Perawat Pelaksana
Hamsan, AMKep
. 2
12 19720813200604201
HJ.Marlinah, AMKeb Koordinator Bidan
. 2
13
Rini Nailasari 540016008 Asisten Apoteker
.
14 Suryaningsih 19710115200604201 Bidan Puskesmas
12
. 5
15 19720626200604201
Ida Norliani, AMKeb Bidan Desa Abung
. 9
16 19740512200604202
Wahidah, AMKeb Bidan Desa Hawang
. 7
17 19780624200604202 Bidan Desa
Nisa Herawati, AMKeb
. 2 Karatungan
18 19790101200701200 Bidan Desa Abung
Salmina, AMKeb
. 3 Sur
19 19791027200701200
Faridah, AMKeb Bidan Desa Pauh
. 3
20 19851015200903200
Mardiana, AM,Keb Bidan Desa Kabang
. 6
21 Amy 19870716200903200
Bidan Desa Karau
. Hidayati.S.P,AM.Keb 1
22 Bidan Desa PTT
Husnul Khatima
. Limpasu
13
2.9 STRUKTUR ORGANISASI
STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA
PUSKESMAS LIMPASU KECAMATAN LIMPASU KAB.HST
KEPALA PUSKEMAS
PRIYO WIBISONO,SKM,
KASUBAG TU
RAHMADI NOOR.SSoS
PP DATA DAN
UMUM DAN KEUANGAN PEREN CANAAN
INFORMASI
KEPEG DAN PENILAIAN
RAHMADI NOOR
HAMSAN,AM RAHMADI
EDY SUWARTO
JARINGAN PELAYANAN
UNIT PELAYANAN PUSKESMAS PUSKESMAS
POLI UMUM
PUSTU ABUNG POSKESDES
LAB MEDIS
PROMKES SP2TP M.SALEH IHWAN SURAPATI ABUNG
M.SALEH IHWAN
HAMSAN, AM SALMINA, A M Keb IDA NORLIANI,
Kep A M Keb
APOTIK
PUSTU KARAU
PERKESMAS POLI GIGI ANSHARI
AMY H IDAYANTI
KESLING (PN) SITORUS PANE, A POSKESDES
YAYUK GUDANG OBAT
AHMADI AHMAD ILMI M Keb KARATUNGAN
UMARSI, AMK
NISA
UKS/UKGS PUSTU TAPUK HERAWATI,
KIA KIA
AHMAD ILMI A M Keb
HJ.MARLINA, HJ.MARLINA, AM
AM Keb KES REMAJA Keb
POSKESDES
HAWANG
PERBAIKAN KB WAHIDAH,
KES SUSILA
GIZI SURYANINGSIH A M Keb
EKA
MUSTIKAWATI, POSKESDES
MTBS PAUH
AMG KES JIWA
(YAYUK UMARSHI, FARIDA , AM
AMK) Keb
P2M SURYANINGSIH
EDY POSKESDES
SUWARTO,SKM KABANG
KLINIK
(SURVEILAN) MARDIANA
((YAYUK SANITASI ,AM Keb
UMARSIH, AHMADI
A M Kep)
(P2 POLI GIZI
ISPA,DIARE,DBD
,MALARIA)
EKA
M.SALEH
MUSTIKAWATI
IHWAN
,AMG
(P2 TB, KUSTA)
PUSLING
HAMSAN, AM Kep
PENGOBAT
AN
MARIATUL
HUSNA
P2M
IMUNISASI
PUSLING 14
2.10 KEGIATAN UMUM TEMPAT PKL
Tugas pokok :
1. Wawancara
Mengajukan pertanyaan langsung kepada petugas puskesmas mengenai
masalah yang berhubungan dengan laporan praktek kerja lapangan.
2. Observasi
Melihat langsung kondisi yang terjadi di tempat praktek kerja yaitu
Puskesmas Limpasu.
1. Pembagian Waktu
Menggunakan waktu sebaik mungkin, seperti bertanya dan mencari data
ke unit pendukung.Sehingga pada waktunya PKL berakhir siswa telah siap
dengan segala data – data untuk membuat laporan akhir.
15
2. Pengenalan lokasi
16
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
17
Cara penataan
1. Pengaturan
Pengaturan dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaan dan disusun secara
alfabetis dan berdasarka nama generiknya.
1. Penerapan system FIFO dan FEFO
2. Obat yang sudah diterima disusun sesuai denga pengelompokannya
3. Pemindahan harus hati-hati untuk menghindari terjadinya
kerusakan/obat pecah.
4. Golongan antibiotic disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat
kering, terhindar dari cahaya matahari.
2. Pendistribusian
Penyaluran atau pendistribusian adalah kegiatan pengeluaran dan
penyerahan obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub-sub
unit pelayanan kesehatan seperti Sub Unit Pelayanan Kesehatan di lingkungan
puskesmas (Kamar Obat, Laboratorium), Puskesmas Pembantu, Puskesmas
Keliling, Posyandu, dan Polindes.
3. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan dengan cara menulis pengeluaran obat di kartu stok
obat dan setiap obat yang ada di resep di rekap ke buku bantu harian untuk
dijumlah dan dimasukan ke LPLPO.
Pelaporan dilakukan secara periodic, setiap awal bulan.Untuk puskesmas
yang mendapatkan distribusi setiap bulan LPLPO dikirim setiap awal bulan.
1.6 Pemesanan Obat
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di masing-masing
puskesmas diajukan oleh kepala puskesmas kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota
dengan menggunakan format LPLPO.
18
3.2 PERENCANAAN KEBUTUHAN OBAT
19
4. Tahap proyeksi kebutuhan obat, dengan kegiatan-kegiatan :
1. Menetapkan perkiraan stok akhir periode yang akan datang, dengan
mengalikan waktu tunggu dengan estimasi pemakaian rata-
rata/bulan ditambah stok pengaman.
2. Menghitung perkiraan kebutuhan pengadaan obat periode tahun
yang akan datang.
3. Menghitung perkiraan anggaran untuk total kebutuhan obat dengan
melakukan analisis ABC-VEN, menyusun prioritas kebutuhan dan
penyesuaian kebutuhan dengan anggaran yang tersedia.
4. Pengalokasian kebutuhan obat berdasarkan sumber anggaran
dengan melakukan kegiatan : menetapkan kebutuhan anggaran
untuk masing-masing obat berdasarkan sumber anggaran;
menghitung persentase anggaran masing-masing obat terhadap
total anggaran dan semua sumber.
5. Mengisi lembar kerja perencanaan pengadaan obat, dengan
menggunakan formulir lembar kerja perencanaan pengadaan obat.
20
bukti bahwa yang diantarkan dari UPTD Gudang Farmasi Kabupaten HST telah
diterima oleh apotek Puskesmas Limpasu.
PUSKESMAS
PASIEN P
L POLIKLINIK
APOTEK
UMUM/ BP U
O GIGI/KIA
KLIEN L
K
MASYARAKAT
KLINIK A
UMUM E SANITASI
N
T
G
21
dan minuman yang harus dihindari, kemungkinan efek samping,
cara penyimpanan obat.
1. Kepala Pukesmas
Tugas :
1. Membina petugas pengelola obat
2. Menyampaikan laporan bulanan pemakaian obat kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.
3. Melaporkan dan mengirimkan kembali semua obat yang rusak/
kadaluwarsa dan atau obat yang tidak dibutuhkan kepada Kepala
Dinkes Kabupaten/Kota setempat.
4. Melaporkan obat hilang kepada Kepala Dinkes Kabupaten/Kota.
5. Mengajukan permintaan obat dan perbekalan kesehatan kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.
Tanggung Jawab :
Pengelolaan dan pencatatan pelaporan obat dan perbekalan kesehatan di
Puskesmas.
22
2. Petugas Gudang Obat di Pukesmas
1. Penerimaan obat dan perbekalan kesehatan dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
2. Pemeriksaan kelengkapan obat dan perbekalan kesehatan
3. Penyimpanan dan pengaturan obat dan perbekalan kesehatan
4. Pendistribusian obat dan perbekalan kesehatan untuk sub unit pelayanan
5. Pengendalian penggunaan persediaan
6. Pencatatan dan pelaporan
7. Menjaga mutu dan keamanan obat dan perbekalan kesehatan
8. Penyusunan persediaan obat dan perbekalan kesehatan
9. Permintaan obat dan perbekalan kesehatan ke Dinas Kesehatan Kab/Kota
10. Penyusunan laporan ke Dinkes Kabupaten/Kota
23
5. Petugas Lapangan Puskesmas Keliling dan petugas Lapangan Posyandu
1. Setiap kali melaksanakan kegiatan lapangan mengajukan permintaan obat
yang diperlukan kepada Kepala Puskesmas.
2. Mencatat pemakaian dan sisa obat serta perbekalan kesehatan
3. Setelah selesai dengan kegiatan lapangannya, segera mengembalikan sisa
obat kepada Kepala Puskesmas melalui petugas gudang obat.
24
A. Sarana pencatatan dan pelaporan :
Sarana yang digunakan untuk pencatatan dan pelaporan obat di Puskesmas
adalah LPLPO dan kartu stok.LPLPO yang dibuat oleh petugas Puskesmas harus
tepat data, tepat isi dan dikirim tepat waktu serta disimpan dan diarsipkan dengan
baik.LPLPO juga dimanfaatkan untuk analisis penggunaan, perencanaan
kebutuhan obat, pengendalian persediaan dan pembuatan laporan pengelolaan
obat.
1. Di gudang obat Puskesmas :
1. Kartu stok obat
2. LPLPO
2. Di kamar obat Puskesmas :
1. Catatan penggunaan obat
2. LPLPO
3. Di Puskesmas pembantu :
1. Catatan penggunaan obat
2. LPLPO Sub unit
4. Di kamar suntik :
1. LPLPO Sub unit
2. Catatan harian penggunaan obat suntik
5. Di pelayanan kesehatan/pengobatan :
1. Catatan obat-obat yang diberikan kepada pasien pada kartu
berobat/status.
6. Di tempat pelayanan P3K dan tempat rawat inap :
1. Catatan harian penggunaan obat
2. LPLPO Sub unit
7. Di kamar suntik :
1. Laporan pemakaian obat dan sisa stok
8. Di Puskesmas keliling :
2. Laporan pemakaian obat dan sisa stok
9. Di Posyandu / Polindes / Bidan desa :
3. Laporan pemakaian obat dan sisa stok
25
B. Penyelenggaraan pencatatan :
Di gudang Puskesmas :
1. Setiap obat yang diterima dan dikeluarkan dari gudang dicatat di
dalam Kartu Stok
2. Laporan penggunaan dan lembar permintaan obat dibuat berdasarkan :
a. Kartu Stok Obat
b. Catatan harian penggunaan obat
C. Alur Pelaporan
Data LPLPO merupakan kompilasi dari data LPLPO sub unit dan
Puskesmas Induk, LPLPO dibuat 3 (tiga) rangkap, yaitu :
1. Dua rangkap diberikan ke Dinkes Kabupaten/Kota melalui Instalasi
Farmasi Kabupaten/Kota, untuk diisi jumlah yang diserahkan. Setelah
ditanda tangani disertai satu rangkap LPLPO dan satu rangkap lainnya
disimpan di Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota.
2. Satu rangkap untuk arsip Puskesmas
D. Periode Pelaporan
Pelaporan dilakukan secara periodik, setiap awal bulan.
Untuk Puskesmas yang mendapatkan distribusi setiap bulan LPLPO dikirim setiap
awal bulan, begitu juga untuk Puskesmas yang mendapatkan distribusi setiap
triwulan.
Output dari pencatatan dan pelaporan ini adalah sebuah data dan informasi
yang berharga dan bernilai bila menggunakan metode yang tepat dan benar. Jadi,
data dan informasi merupakan sebuah unsur terpenting dalam sebuah organisasi,
karena data dan informasilah yang berbicara tentang keberhasilan atau
perkembangan organisasi tersebut .
26
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas mencakup 3 hal:
1. Pencatatan, pelaporan, dan pengolahan.
2. Analisis.
3. Pemanfaatan. Pencatatan hasil kegiatan oleh pelaksana dicatat dalam buku-
buku register yang berlaku untuk masing-masing program.
27
BAB IV
4.1 HASIL
1. Memahami dan mengetahui sistem pengadaan dan pelaporan obat
di Puskesmas Limpasu.
2. Mengetahui tugas dan tanggung jawab sebagai asisten apoteker di
apotik.
3. Mengenal lebih jauh tentang obat-obatan dan dapat berhadapan
langsung dengan pasien dilingkungan kerja.
4. Mengetahui khasiat obat dan cara pakai serta dapat menjelaskan
kepada pasien.
4.2 PEMBAHASAN
Sistem pengadaan obat dapat dicatat dalam sebuah registrasi kartu stok
obat penerimaan obat, setiap obat yang masuk atau keluar dicatat dan kemudian
dibuat laporan dengan sistem FIFO dan FEFO.
Pelaporan obat dilakukan setiap bulan dan dilaporkan ke Dinas
Kesehatan, sedangkan pencatatan dilakukan setiap obat yang keluar setiap harinya
dan obat yang masuk setiap harinya.
Tugas seorang Asisten Apoteker yaitu melayani pasien dengan sebaik-
baiknya berdasarkan resep dari dokter dan bertanggung jawab penuh atas
pekerjaan yang dilakukan.
Mengenal lebih jauh yang dimaksud yaitu pengenalan pada obat -obatan
yang sebelumnya belum diketahui atau dipelajari waktu disekolah dan ditemui
waktu praktek kerja lapangan ini beserta khasiat dan cara penggunaannya serta
kami dapat berhadapan langsung dengan pasien di puskesmas, melihat kondisi
pasien dan melakukan edukasi pasien.
Dengan adanya praktek kerja lapangan ini dan membaca resep dari dokter
serta mempelajarinya selama 10 hari kami lebih mengetahui cara pakai dan
khasiat dari obat yang akan diserahkan kepada pasien yang bersangkutan.
28
Misalnya pada penggunaan obat antibiotik harus dihabiskan dalam jangka 1
minggu untuk sediaan sirup, jika lebih dari 1 minggu obat sebaiknya jangan
digunakan lagi.
29
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Obat merupakan komponen utama dalam intervensi mengatasi masalah
kesehatan, maka pengadaan obat dalam pelayanan kesehatan juga merupakan
indikator untuk mengukur tercapainya efektifitas dan keadilan dalam pelayanan
kesehatan.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.
Dari kesimpulan pada unit pelayanan kesehatan, maka dapat di ambil
keputusan akhir yaitu :
1. PKL merupakan program yang tepat untuk mempersiapkan lulusan
Asisten Apoteker yang benar-benar siap pakai dan siap terjun ke
masyarakat dengan ilmu dan pengalaman yang di dapat.
2. Dengan adanya PKL ini, siswa dapat melihat dan mengetahui
proses pelayanan kepada masyarakat.
5.2 SARAN
a. Saran Untuk Sekolah
1. Meningkatkan kerjasama antar pihak sekolah dengan puskesmas, Rumah
Sakit ataupun perusahan lainnya, agar dapat menjalin silaturahmi dengan
baik dan mempermudah program praktek kerja lapangan untuk tahun-
tahun berikutnya.
2. Lebih ditumbuh kembangkannya program sosialisasi Praktek Kerja
Lapangan.
3. Lebih memperkenalkan diri ke masyarakat, supaya sekolah kita lebih di
kenal lagi.
4. Hal-hal yang menyangkut Praktek Kerja Lapangan (PKL) diharapkan
dipersiapkan sebelum PKL dilaksanakan.
30
5. Persiapan dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (terutama dalam
hal penempatan dan persiapan siswa atau siswi seharusnya terorganisasi
secara baik sebelum Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan).
b. Saran Untuk Apotek Puskesmas Limpasu
1. Pelayanan terhadap pasien lebih ditingkatkan lebih baik lagi.
2. Lebih mempertahankan Kualitas pelayanan kefarmasian yang telah
dilaksanakan.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana.
4. Keberagaman jenis obat - obatan perlu ditingkatkan, agar permintan
pasien terpenuhi.
5. Lebih Meningkatkan Kerapihan dalam penyusunan obat, karena hal ini
dilakukan untuk meningkatkan kelancaran dan kecepatan dalam
pelayanan.
31
DAFTAR PUSTAKA
32