Abstrak
Hospitalisasi dapat menimbulkan kecemasan pada anak. Anak menjadi semakin cemas dan hal ini
berpengaruh pada proses penyembuhan. Oleh karena itu, bagi anak yang sakit dan dirawat dirumah
sakit, untuk menghilangkan kecemasannya dapat dilakukan pemanfaatan buku sebagai media terapi
yang disebut juga dengan Biblioterapi. Penilitian bertujuan mengidentifikasi pengaruh biblioterapi
dengan buku cerita bergambar terhadap tingkat kecemasan efek hospitalisasi pada anak prasekolah
diruangan anak. Jenis penilitian Quasi Eksperiment dengan desain penilitian yang digunakan yaitu
One group pre test post test design dengan sampel 19 responden. Teknik pengambilan sampel adalah
accidential sampling. Alat pengumpulan data berupa kuesioner dan observasi. Analisa data
mengunakan analisa univariat dan bivariat. Hasil penilitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat
kecemasan sebelum dilakukan pemberian biblioterapi dengan buku cerita bergambar 23,3, sedangkan
setelah dilakukan pemberian biblioterapi dengan buku cerita bergambar menjadi 18,6. Dengan uji T-
test diperoleh p=0,001 (p<0,05), ini berarti Ho ditolak artinya ada hubungan yang bermakna antara
pengaruh biblioterapi dengan buku cerita bergambar terhadap tingkat kecemasan efek hospitalisasi
pada anak prasekolah diruangan anak di RSUD Bangkinang. Diharapkan bagi rumah sakit dapat
melakukan program terapi bermain menggunakan biblioterapi dengan buku cerita bergambar selama
anak dirawat di rumah sakit setiap kali menjelang dilakukan tindakan keperawatan secara kontinue
dan terprogram untuk menurunkan kecemasan anak selama hospitalisasi.
Abstract
Hospitalization might causes anxious on the children. The children became increasingly anxious and
might affect the healing process. Therefore, to decrease the children’s anxiety during the healing
process, the use of the book as a therapy media, known as Bibliotherapy is suggested. This research is
aimed at identifying the effect of Bibliotherapy by using storybooks on the anxiety level of
hospitalization effect on preschool children in children’s room. This research employed Quasi-
Experimental with One Group pre-test and post-test design, and the total sample was 19 respondents.
The sampling technique was accidental sampling. The instruments used in this research were
questionnaire and observation. The data were analyzed through univariat and bivariate. The findings
showed that the average score on the level anxiety before treated by Bibliotherapy by using the
storybooks was 23.2, while after giving the therapy was 18.6. The T-test obtained p+0,001 (p<0.05), it
means that Ho is rejected, there is a relationship between the effect of Bibliotherapy by using story
books on the children’s level of anxiety as the effect of the hospitalization on the preschool children in
children’s room at RSUD Bangkinang. It is expected for the Hospital to give therapy program while
children care by Bibliotherapy by using the storybooks to decrease the children’s anxiety.
pada anak pada saat menjalani hingga Maret 2016 berjumlah 30 anak,
hospitalisasi. dengan jumlah pasien anak dengan usia 0
Selain itu teknik yang bisa sampai 12 bulan sebanyak 3 anak, usia 1
digunakan untuk mengurangi kecemasan sampai 3 tahun sebanyak 8 anak dan usia 4
adalah mendengarkan musik dan bisa juga sampai 6 tahun sebanyak 7 anak ( Rekap
dengan teknik bercerita bergambar atau data profil ruang rawat inap anak, Maret
disebut juga dengan Biblioterapi. Teknik 2016)
cerita bergambar yang disampaikan supaya Hasil studi yang dilakukan peneliti
anak tidak bosan mendengarnya dan dapat diruang rawat inap anak di RSUD
ditambah dengan kelucuan dan hiburan Bangkinang didapatkan bahwa anak yang
dalam cerita tersebut. dirawat dirumah sakit sering menunjukkan
Pemanfaatan buku sebagai media reaksi kecemasan. Anak yang menjalani
terapi disebut dengan biblioterapi perawatan, anak menjadi sering gelisah,
(Suparyo, 2010 dalam (Anita Apriliawati, rewel dan selalu ingin ditemani saat
2011). Biblioterapi adalah aktivitas menjalani proses perawatan. Anak sering
menggunakanbuku yang sesuai dengan juga menangis dan mengatakan ingin
usia dalam terapi pengobatan, dan biasanya pulang. Penyebab kecemasan yang dialami
dilanjutkan dengan diskusi sesuai topik juga beragam, mulai dari rasa cemas
masalah kehidupan yang sesuai dengan terhadap petugas kesehatan serta tindakan
kondisi saat itu (Greenberg, 2007 dalam medis, cemas karena nyeri yang dialami,
Oppenheimer, 2010 dalam (Anita rasa cemas karena berada pada tempat dan
Apriliawati, 2011). lingkungan baru, rasa cemas akibat
Dengan menggunakan buku, anak perpisahan dengan teman dan saudaranya.
dapat menghubungkan pengalaman Hasil observasi dan wawancara
personalnya seperti yang ada dicerita dengan perawat, didapatkan bahwa
dalam buku dan selanjutnya dapat penerapan Biblioterapi dengan buku cerita
digunakan sebagai dasar untuk diskusi bergambar belum pernah dilakukan oleh
(Clough, 2005 dalam (Anita Apriliawati, perawat. Pada ruang rawat inap anak di
2011). Penilitian yang dilakukan oleh RSUD Bangkinang diruang kelas III tidak
(Ramadini Marniaty de Breving, 2015), ada hiasan dinding untuk menarik
yang berjudul “Pengaruh penerapan perhatian anak. Tempat tidur rawat inap
Atraumatic care terhadap respon anak diruang kelas III sudah memiliki
kecemasan anak yang mengalami tempat tidur yang baru dan pagar
hospitalisasi, menunjukkan adanya pembatas.
pengaruh penerapan atraumatic care Untuk mengurangi kecamasan pada
terhadap respon kecemasan anak yang anak saat di rawat di rumah sakit maka
mengalami hospitalisasi. peneliti tertarik untuk meneliti adakah
Hasil studi pendahuluan yang Pengaruh Biblioterapi Dengan Buku Cerita
dilakukan peneliti di RSUD Bangkinang Bergambar Terhadap Tingkat Kecemasan
didapatkan hasil bahwa RSUD Bangkinang Efek Hospitalisasi Pada Anak Prasekolah.
memiliki ruang perawatan pada anak yaitu
kelas III. Daya tampung dari ruang rawat METODE
inap di RSUD Bangkinang di kelas III Jenis penelitian ini menggunakan
adalah 7 tempat tidur. Desain penelitian ini menggunakan metode
Data satu tahun terakhir ruang eksperimen semu (Quasi experimen)
rawat inap anak RSUD Bangkinang, dengan rancangan (one group pre-test –
menunjukkan bahwa pada tahun 2015 one group post test design). Penelitian ini
jumlah pasien anak yang mendapatkan dilaksanakan pada tanggal 9 Mei sampai
perawatan sebanyak 804 Berdasarkan data 22 Mei 2016 diruangan rawat inap anak
bulanan ruang rawat inap anak RSUD Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang.
Bangkinang selama tiga bulan terakhir Populasi dalam penelitian ini anak
sangat bervariasi, yaitu pada bulan Januari prasekolah (usia 2,5 sampai 5 tahun) yang
108 | Pengaruh Biblioterapi Dengan Buku Cerita Bergambar Terhadap Tingkat Kecemasan
Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa rata- Kecemasan selama hospitalisasi
rata nilai mean adalah 4,68 dengan standar dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu usia,
deviasi 5,40, didapatkan nilai p =0,001. Maka pengalaman hospitalisasi sebelumnya dan
dapat disimpulkan ada perbedaan yang dukungan keluarga. Karakteristik kecemasan
signifikan rata-rata tingkat kecemasan anak terbesar anak usia prasekolah adalah
prasekolah sebelum dan sesudah memberiakan kecemasan akan injuri pada tubuhnya
biblioterapi dengan buku cerita bergambar. (ancaman terhadap integritas tubuh) karena
keterbatasan pemahaman mereka tentang body
PEMBAHASAN integrity (Potter & Perry’s, 2016).
Pengaruh Biblioterapi dengan Buku Hal ini juga didukung oleh penilitian
Cerita Bergambar Terhadap Tingkat (Hartini, 2013), bahwasanya Biblioterapi bisa
Kecemasan Efek Hospitalisasi Pada Anak menurunkan kecemasan pada anak, anak dapat
Prasekolah Diruangan Anak di RSUD mengeksprsikan perasaan mereka melalui
Bangkinang Tahun 2016 permainan tersebut, salah satunya
Berdasarkan hasil penelitian diketahui menggunakan buku cerita bergambar atau
bahwa data tentang perbedaan tingkat buku ilustrasi.
kecemasan responden sebelum dan setelah Berdasarkan penelitian (Anita
pemberian biblioterapi adalah sebesar 4,7 Apriliawati, 2011), Biblioterapi dapat
dengan menggunakan uji Paired Sample T- membantu anak untuk mengidentifikasi dan
Test menunjukkan nilai p= 0,001< α = 0,05 mengekspresikan perasaannya yang didukung
yang berarti ada perbedaan yang bermakna dengan hubungan yang nyaman antara perawat
terhadap tingkat kecemasan antara sebelum dan anak.
dan setelah pemberian biblioterapi. Hasil Dalam penelitian (Dera, 2014),
penelitian menunjukkan kecemasan setelah menyimpulkan bahwa kecemasan dalam
pemberian biblioterapi didapat rerata 18,6. hospitalisasi dapat diminimalisasi dengan
Terjadinya penurunan atau selisih sebanyak pemberian terapi bermain sebagai persiapan
4,7. untuk melakukan prosedur medis maupun
Berdasarkan hasil observasi yang tindakan keperawatan.
dilakukan di RSUD Bangkinang yang Kemudian penelitian ini sejalan
menyebabkan kecemasan pada anak dapat dengan penelitian (Yitnawanti, 2013),
disebabkan karena kondisi pasien mulai dari mengingat begitu besar dampak kecemasan
rasa cemas terhadap petugas kesehatan serta yang terjadi pada anak maka perawat dapat
tindakan medis, cemas karena nyeri yang melakukan teknik terapi bermain, disini ada
dialami, rasa cemas karena berada pada tempat beberapa teknik terapi bermain yaitu salah
dan lingkungan baru, rasa cemas akibat satunya terapi Biblioterapi dengan
perpisahan dengan teman dan saudaranya. menggunakan buku cerita bergambar, karena
Rata-rata lama rawat saat pengambilan data dengan gambar, anak akan dapat dengan
sebelum dan sesudah hampir sama, masing- mudah mengeksplorasikan cerita tersebut,
masing 2 sampai 3 hari. sehingga anak akan terhibur dan tertarik untuk
Hasil penilitian yang dilakukan di melihat dengan senang hati.
RSUD Bangkinang terdapat beberapa jenis Menurut Syakir (2004 dalam (Hartini,
penyakit yang dialami oleh anak diantaranya, 2013), bagi anak yang sakit dan dirawat
diare, cacingan, dehidrasi sedang, asma, dirumah sakit, untuk menghilangkan
anemia, dan lain-lain. Hal ini dapat kecemasannya bukan saja bisa dengan
disimpulkan dari hasil tersebut menunjukkan bermain, mendengarkan musik, tetapi bisa juga
biblioterapi dapat menurunkan tingkat dengan teknik bercerita bergambar atau disebut
kecemasan anak prasekolah yang menjalani juga dengan Biblioterapi, karena melalui cerita
hospitalisasi, karena biblioterapi dengan buku dengan tema yang sangat menghibur sesuai
cerita bergambar dapat membantu anak dengan kebutuhan dan daya tangkap anak,
mengidentifikasi dan mengekspresikan dapat memberikan respon terhadap anak untuk
perasannya yang didukung dengan hubungan mengamati, mendengarkan dan
yang lebih nyaman, anak tidak menangis dan mengimajinasikan apa yang ia tangkap tanpa
menjerit saat diberikan tindakan, tidak memperhatikan hal sekelilingnya.
menolak ketika perawat atau dokter melakukan Dikatakan juga oleh (Wong, 2008),
tindakan. dalam aktivitas ini, anak diajari teknik
mengatasi kecemasan sebagai mekanisme
koping, misalnya teknik distraksi atau
110 | Pengaruh Biblioterapi Dengan Buku Cerita Bergambar Terhadap Tingkat Kecemasan